Anda di halaman 1dari 17

“MAKALAH ADAPTASI FISIOLOGIS BAYI BARU LAHIR”

DOSEN PEMBIMBING:

SEKAR HANDAYANI M. Keb

DISUSUN OLEH:

NOVIANTI LIMBONGAN

(P07224120020)

D-III KEBIDANAN BALIKPAPAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN

KALIMANTAN TIMUR
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat
dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini. Maksud dan tujuan dibuat makalah
ini adalah agar lebih memahami materi mengenai “Adaptasi Fisiologi Bayi Baru Lahir” yang
akan di bahas dalam makalah ini.

Makalah ini dibuat berdasarkan beberapa sumber yang bersangkutan dengan materi.
Dalam penyusunan makalah ini, tentulah saya banyak menemukan berbagai hambatan dan
kendala karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang saya punya. Saya menyadari
bahwa makalah ini jauh dari sempurna baik secara penyajian ataupun kelengkapannya. Oleh
karena itu, saya siap menerima segala kritik dan saran demi sempurnanya makalah-makalah
yang lainnya.

Balikpapan, 24 Agustus 2021

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................................................i

KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii

DAFTAR ISI............................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................4

1.1 LATAR BELAKANG.............................................................................................4

1.2 RUMUSAN MASALAH.........................................................................................5

1.3 TUJUAN PEMBAHASAN.....................................................................................5

1.4 MANFAAT PENULISAN......................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................7

2.1 PENGERTIAN........................................................................................................7

2.2 ADAPTASI ATAU PERUBAHAN FISIOLOGI PADA BBL............................7

2.3 PENILAIAN AWAL & LANGKAH ESENSIAL BBL.....................................12

2.4 PEMERIKSAAN FISIK PADA BBL..................................................................14

BAB III PENUTUP.................................................................................................................16

3.1 KESIMPULAN......................................................................................................16

3.2 SARAN...................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................17
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sebagai seorang bidan harus mampu memahami tentang beberapa adaptasi atau
perubahan fisiologi bayi baru lahir (BBL). Hal ini sebagai dasar dalam memberikan
asuhan kebidanan yang tepat. Setelah lahir, BBL harus mampu beradaptasi dari keadaan
yang sangat tergantung (plasenta) menjadi mandiri secara fisiologi. Setelah lahir, bayi
harus mendapatkan oksigen melalui sistem sirkulasi pernapasannya sendiri, mendapatkan
nutrisi per oral untuk mempertahankan kadar gula darah yang cukup, mengatur suhu
tubuh dan melawan setiap penyakit /infeksi.
Periode adaptasi ini disebut sebagai periode transisi, yaitu dari kehidupan di dalam
rahim ke kehidupan di luar rahim. Periode ini berlangsung sampai 1 bulan atau lebih.
Transisi yang paling cepat terjadi adalah pada sistem pernapasan, sirkulasi darah.
termoregulasi, dan kemampuan dalam mengambil dan menggunakan glukosa.
Pada saat lahir, bayi baru lahir akan mengalami masa yang paling dinamis dari
seluruh siklus kehidupan. Bayi mengalami suatu proses perubahan dikenal sebagai
periode transisi yaitu periode yang dimulai ketika bayi keluar dari tubuh ibu harus
beradaptasi dari keadaan yang sangat bergantung menjadi mandiri secara fisiologis,
selama beberapa minggu untuk sistem organ tertentu.
Jadi adaptasi merupakan suatu penyesuaian bayi baru lahir dari dalam uterus keluar
uterus, prosesnya disebut periode transisi atau masa transisi. Secara keseluruhan, adaptasi
di luar uterus harus merupakan sebagai proses berkesinambungan yang terjadi selama
keseluruhan. Maka pada setiap kelahiran, bidan harus memikirkan tentang faktor-faktor
kehamilan atau persalinan yang dapat menyebabkan gangguan pada jam-jam pertama
kehidupan di luar rahim seperti partus lama, trauma lahir, infeksi, keluar mekonium,
penggunaan obat-obatan.
Bidan mempunyai tanggung jawab terhadap ibu dan bayi baru lahir, tidak hanya
melewati fase kehidupan dalam uterus menuju kehidupan luar uterus seaman mungkin,
tetapi juga adaptasi fisik terhadap kehidupan luar uterus. Oleh karena itu bidan harus
mengetahui bagaimana proses adaptasi bayi baru lahir, memfasilitasi proses adaptasi
tersebut sehingga dapat melakukan tindakan-tindakan yang tepat untuk melahirkan bayi
baru lahir yang sehat.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian BBI. dan adaptasi fisiologis BBL?


2. Bagaimana adaptasi bayi baru lahir pada sistem pernafasan?
3. Bagaimana adaptasi bayi baru lahir pada sistem peredaran darah?
4. Bagaimana adaptasi bayi baru lahir pada suhu?
5. Bagaimana adaptasi bayi baru lahir pada metabolisme glukosa?
6. Bagaimana adaptasi bayi baru lahir pada sistem gastrointestinal?
7. Bagaimana adaptasi bayi baru lahir pada sistem imun?

1.3 Tujuan

1. Tujuan Umum
a. Agar mahasiswi mengetahui dan memahami adaptasi fisiologis pada bayi baru
lahir.
b. Mampu mengidentifikasi penilaian awal dan langkah esensial bayi baru lahir

2. Tujuan khusus
Agar mahasiswa mengetahui dan memahami tentang:
a. Pengertian BBL dan adaptasi fisiologis pada BBL.
b. Adaptasi bayi baru lahir pada sistem pernafasan.
c. Adaptasi bayi baru lahir pada sistem peredaran darah.
d. Adaptasi bayi baru lahir pada suhu.
e. Adaptasi bayi baru lahir pada metabolisme glukosa.
f. Adaptasi bayi baru lahir pada Sistem gastrointestinal.
g. Adaptasi bayi baru lahir pada sistem imun.

1.4 Manfaat Penulisan


a. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan informasi dan wahana untuk menambah kepustakaan tentang adaptasi
fisiologi pada bayu baru lahir.
b. Bagi Penulis
Dengan dilakukannya asuhan kebidanan pada bayi baru lahir normal ini penulis
mendapat pengalaman nyata di lapangan serta dapat mengaplikasikan ilmu
pengetahuan yang telah didapatkan selama menempuh pendidikan di DIII Kebidanan.
c. Bagi Lahan Praktek Sebagai masukan terhadap tenaga kesehatan dalam meningkatkan
pelayanan dan memahami adaptasi fisiologis pada BBL.
d. Bagi Klien. Dapat mengetahui dan memahami adaptasi fisiologis pada BBL.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
Bayi adalah individu baru yang lahir di dunia. Dalam keadaannya yang terbatas, maka
individu baru ini sangat lah membutuhkan perawatan dari orang lain. Adaptasi adalah
penyesuaian diri seseorang terhadap lingkungan baru.
Banyak perubahan yang akan dialami oleh bayi yang semula berada dalam
lingkungan interna (dalam kandungan Ibu) yang hangat dan segala kebutuhannya
terpenuhi (02 dan nutrisi) ke lingkungan eksterna (di luar kandungan ibu) yang dingin dan
segala kebutuhannya memerlukan bantuan orang lain untuk memenuhinya. Jadi dapat
disimpulkan adaptasi bayi baru lahir (BBL) adalah penyesuaian diri individu (BBL) dari
keadaan yang sangat tergantung menjadi mandiri secara fisiologis.
Periode adaptasi ini disebut sebagai periode transisi, yaitu dari kehidupan di dalam
rahim ke kehidupan di luar rahim. Periode ini berlangsung sampai 1 bulan atau lebih,
Transisi yang paling nyata dan cepat terjadi adalah pada sistem pernafasan dan sirkulasi
sistem termoregulasi, dan dalam kemampuan mengambil serta menggunakan glukosa.

2.2 Adaptasi Atau Perubahan Fisiologi Pada BBL


Bayi akan mengalami adaptasi sehingga yang semula bersifat bergantung kemudian
menjadi mandiri secara fisiologis karena :
a. Mendapatkan oksigen melalui system sirkulasi pernapasannya yang baru
b. Mendapatkan nutrisi oral untuk mempertahankan kadar gula darah yang cukup
c. Dapat mengatur suhu tubuh d. Dapat melawan setiap penyakit dan infeksi
Sebelum diatur oleh tubuh bayi sendiri, fungsi tersebut dilakukan oleh
placenta yang kemudian masuk keperiode transisi. Periode transisi terjadi segera
setelah lahir dan dapat berlangsung hingga 1 bulan atau lebih (untuk beberapa
system).
Menurut Pusdiknakes (2003) perubahan fisiologis pada bayi baru lahir adalah:

1. Perubahan sistem pernapasan/respirasi


Selama dalam uterus, janin mendapatkan oksigen dari pertukaran gas melalui
plasenta. Setelah bayi lahir, pertukaran gas harus melalui paru-paru.
a. Perkembangan paru-paru
Paru-paru berasal dari titik tumbuh yang muncul dari pharynx yang bercabang
dan kemudian bercabang kembali membentuk struktur percabangan bronkus
proses ini terus berlanjut sampai sekitar usia 8 tahun. Paru-paru yang tidak
matang akan mengurangi kelangsungan hidup BBL sebelum usia 24 minggu.
Hal ini disebabkan karena keterbatasan permukaan alveolus.
b. Awal adanya napas
Faktor-faktor yang berperan pada rangsangan nafas pertama bayi adalah: 1)
Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan luar rahim
yang merangsang pusat pernafasan di otak.
2) Tekanan terhadap rongga dada, yang terjadi karena kompresi paru-paru
selama persalinan, yang merangsang masuknya udara ke dalam paru-paru
secara mekanis.
3) Penimbunan karbondioksida (CO2). Setelah bayi lahir, kadar CO2
meningkat dalam darah dan akan merangsang pernafasan.
4) Perubahan suhu. Keadaan dingin akan merangsang pernapasan..
c. Surfaktan dan upaya respirasi untuk bernapas.
Upaya pernafasan pertama seorang bayi berfungsi untuk:
1) Mengeluarkan cairan dalam paru-paru
2) Mengembangkan jaringan alveolus paru-paru untuk pertama kali.
Agar alveolus dapat berfungsi, harus terdapat survaktan (lemak
lesitin /sfingomielin) yang cukup dan aliran darah ke paru-paru. Produksi
surfaktan dimulai pada 20 minggu kehamilan, dan jumlahnya meningkat
sampai paru-paru matang (sekitar 30-34 minggu kehamilan). Fungsi surfaktan
adalah untuk mengurangi tekanan permukaan paru dan membantu untuk
menstabilkan dinding alveolus sehingga tidak kolaps pada akhir pernapasan.
d. Dari cairan menuju udara
Bayi cukup bulan mempunyai cairan di paru-parunya. Pada saat bayi melewati
jalan lahir selama persalinan, sekitar sepertiga cairan ini diperas keluar dari
paru-paru. Seorang bayi yang dilahirkan secara sectio cesaria kehilangan
keuntungan dari kompresi rongga dada dan dapat menderita paru-paru basah
dalam jangka waktu lebih lama
e. Fungsi sistem pernapasan dan kaitannya dengan fungsi kardiovaskuler
Oksigenasi yang memadai merupakan faktor yang sangat penting dalam
mempertahankan kecukupan pertukaran udara. Jika terdapat hipoksia,
pembuluh darah paru-paru akan mengalami vasokontriksi. Jika hal ini terjadi,
berarti tidak ada pembuluh darah yang terbuka guna menerima oksigen yang
berada dalam alveoli, sehingga menyebabkan penurunan oksigen jaringan,
yang akan memperburuk hipoksia.
2. Perubahan pada sistem peredaran darah
Setelah lahir darah BBL harus melewati paru untuk mengambil oksigen dan
mengadakan sirkulasi melalui tubuh guna mengantarkan oksigen ke jaringan.
Untuk membuat sirkulasi yang baik, kehidupan di luar rahim harus terjadi 2
perubahan besar :
a. Penutupan foramen ovale pada atrium jantung
b. Perubahan duktus arteriousus antara paru-paru dan aorta.
Perubahan sirkulasi ini terjadi akibat perubahan tekanan pada seluruh
sistem pembuluh. Oksigen menyebabkan sistem pembuluh mengubah tekanan
dengan cara mengurangi meningkatkan resistensinya, sehingga mengubah
aliran darah.

Dua peristiwa yang mengubah tekanan dalam system pembuluh darah


1) Pada saat tali pusat dipotong resistensi pembuluh sistemik meningkat
dan tekanan atrium kanan menurun, tekanan atrium menurun karena
berkurangnya aliran darah ke atrium kanan tersebut. Hal ini menyebabkan
penurunan volume dan tekanan atrium kanan itu sendiri. Kedua kejadian ini
membantu darah dengan kandungan oksigen sedikit mengalir ke paru-paru
untuk menjalani proses oksigenasi ulang.
2) Pernafasan pertama menurunkan resistensi pada pembuluh darah paru
paru dan meningkatkan tekanan pada atrium kanan oksigen pada pernafasan
ini menimbulkan relaksasi dan terbukanya system pembuluh darah paru.
Peningkatan sirkulasi ke paru-paru mengakibatkan peningkatan volume darah
dan tekanan pada atrium kanan dengan peningkatan tekanan atrium kanan ini
dan penurunan pada atrium kiri, toramen kanan ini dan penusuran pada atrium
kiri. foramen ovali secara fungsional akan menutup.
Vena umbilikus, duktus venosus dan arteri hipogastrika dari tali pusat
menutup secara fungsional dalam beberapa menit setelah lahir dan setelah tali
pusat diklem. Penutupan anatomi jaringan fibrosa berlangsung 2-3 bulan.
3. Pengaturan Suhu
Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuhnya, sehingga akan
mengalami stress dengan adanya perubahan lingkungan dari dalam rahim ibu ke
lingkungan luar yang suhunya lebih tinggi. Suhu dingin ini menyebabkan air
ketuban menguap lewat kulit, pada lingkungan yang dingin, pembentukan suhu
tanpa mekanisme menggigil merupakan usaha utama seorang bayi untuk
mendapatkan kembali panas tubuhnya. Pembentukan suhu tanpa menggigil ini
merupakan hasil penggunaan lemak coklat untuk produksi panas. Timbunan
lemak coklat terdapat di seluruh tubuh dan mampu meningkatkan panas tubuh
sampai 100% Untuk membakar lemak coklat, sering bayi harus menggunakan
glukosa guna mendapatkan energi yang akan mengubah lemak menjadi panas.
Lemak coklat tidak dapat diproduksi ulang oleh seorang BBI.. Cadangan lemak
coklat ini akan habis dalam waktu singkat dengan adanya stress dingin. Semakin
lama usia kehamilan semakin banyak persediaan lemak coklat bayi.
Jika seorang bayi kedinginan, dia akan mulai mengalami hipoglikemia,
hipoksia dan asidosis. Sehingga upaya pencegahan kehilangan panas merupakan
prioritas utama dan tenaga kesehatan (perawat dan bidan) berkewajiban untuk
meminimalkan kehilangan panas pada BBL.
4. Metabolisme Glukosa
Untuk memfungsikan otak memerlukan glukosa dalam jumlah tertentu.
Dengan tindakan penjepitan tali pusat dengan klem pada saat lahir seorang bayi
harus mulai mempertahankan kadar glukosa darahnya sendiri. Pada setiap bayi
baru lahir, glukosa darah akan turun dalam waktu cepat (1 sampai 2 jam).
Koreksi penurunan kadar gula darah dapat dilakukan dengan 3 cara :
a. melalui penggunaan ASI
b. melalui penggunaan cadangan glikogen
c. melalui pembuatan glukosa dari sumber lain terutama lemak.
BBL yang tidak mampu mencerna makanan dengan jumlah yang cukup, akan
membuat glukosa dari glikogen (glikogenisasi). Hal ini hanya terjadi jika bayi
mempunyai persediaan glikogen yang cukup. Bayi yang sehat akan menyimpan
glukosa dalam bentuk glikogen terutama di hati, selama bulan-bulan terakhir
dalam rahim. Bayi yang mengalami hipotermia, pada saat lahir yang
mengakibatkan hipoksia akan menggunakan cadangan glikogen dalam jam-jam
pertama kelahiran. Keseimbangan glukosa tidak sepenuhnya tercapai dalam 3-4
jam pertama kelahiran pada bayi cukup bulan. Jika semua persediaan glikogen
digunakan pada jam pertama, maka otak dalam keadaan berisiko. Bayi yang lahir
kurang bulan (prematur), lewat bulan (post matur). bayi yang mengalami
hambatan pertumbuhan dalam rahim dan stres janin merupakan risiko utama,
karena simpanan energi berkurang (digunakan sebelum lahir).
Gejala hipoglikemi dapat tidak jelas dan tidak khas meliputi: kejang-kejang
halus, sianosis, apneu, tangis lemah, letargi, lunglai dan menolak makanan.
Hipoglikemi juga dapat tanpa gejala pada awalnya. Akibat jangka panjang
hipoglikemi adalah kerusakan yang meluas di seluruh di sel-sel otak.
5. Perubahan sistem gastrointestinal
Sebelum lahir, janin cukup bulan akan mulai menghisap dan menelan. Reflek
gumoh dan reflek batuk yang matang sudah terbentuk baik pada saat lahir.
Kemampuan bayi baru lahir cukup bulan untuk menelan dan mencerna
makanan (selain susu) masih terbatas. Hubungan antara esofagus bawah dan
lambung masih belum sempurna yang mengakibatkan "gumoh" pada bayi baru
lahir dan neonatus, kapasitas lambung masih terbatas kurang dari 30 cc untuk bayi
baru lahir cukup bulan. Kapasitas lambung ini akan bertambah secara lambat
bersamaan dengan tumbuhnya bayi baru lahir. Pengaturan makanan yang sering
oleh bayi sendiri penting contohnya memberi ASI on demand.
6. Sistem kekebalan tubuh/ imun
Sistem imunitas bayi baru lahir masih belum matang, sehingga menyebabkan
neonatus rentan terhadap berbagai infeksi dan alergi. Sistem. imunitas yang
matang akan memberikan kekebalan alami maupun yang di dapat. Kekebalan
alami terdiri dari struktur pertahanan tubuh yang mencegah atau meminimalkan
infeksi. Berikut beberapa contoh kekebalan alami:
a. perlindungan oleh kulit membran mukosa
b. fungsi saringan saluran napas
c. pembentukan koloni mikroba oleh kulit dan usus
d. perlindungan kimia oleh lingkungan asam lambung
Kekebalan alami juga disediakan pada tingkat sel yaitu oleh sel darah yang
membantu BBL membunuh mikroorganisme asing. Tetapi pada BBL sel-sel darah ini
masih belum matang, artinya BBL tersebut belum mampu melokalisasi dan
memerangi infeksi secara efisien.
Kekebalan yang didapat akan muncul kemudian. BBL dengan kekebalan pasif
mengandung banyak virus dalam tubuh ibunya. Reaksi antibodi keseluruhan terhadap
antigen asing masih belum dapat dilakukan sampai awal kehidupan anak. Salah satu
tugas utama selama masa bayi dan balita adalah pembentukan sistem kekebalan
tubuh.

2.3 Penilaian Awal Dan Langkah Esensial BBL


Bayi baru lahir normal (BBLN) adalah bayi yang baru lahir dengan usia kehamilan
atau masa gestasinya dinyatakan cukup bulan (aterm) yaitu 36 40 minggu. Bayi baru lahir
normal harus menjalani proses adaptasi dari kehidupan di dalam rahim ke kehidupan di
luar rahim. Pemahaman terhadap adaptasi dan fisiologi bayi baru lahir sangat penting
sebagai dasar dalam memberikan asuhan. Perubahan lingkungan dari dalam uterus ke luar
rahim depengaruhi oleh banyak faktor seperti kimiawi, mekanik, dan termik yang
menimbulkan perubahan metabolik, pernapasan dan sirkulasi pada bayi baru lahir.
Karakteristik Bayi Baru Lahir Normal :
a. Usia 36-42 minggu.
b. Berat badan lahir 2500-4000 gr.
e. Dapat bernafas dengan teratur dan normal.
d. Organ fisik lengkap dan dapat berfungsi dengan baik.

1. Penilaian awal bayi baru lahir


Penilaian awal dilakukan pada bayi baru lahir untuk menilai kondisi bayi apakah :
1) Bayi dinyatakan cukup bulan, jika usia gestasinya lebih kurang 36-40 minggu.
Maturitas bayi mempengaruhi kemampuannya untuk beradaptasi di luar rahim
(uterus)
2) Air ketuban jernih, tidak bercampur mekonium. Tinja bayi pada 24 jam pertama
kelahiran hingga 2 atau 3 hari berbentuk mekonium yang berwarna hijau tua yang
berada di dalam usus bayi sejak dalam kandungan ibu, Mekonium mengandung
sejumlah cairan amnion, verniks, sekresi saluran pencernaan, empedu, lanugo dan zat
sisa dari jaringan tubuh.
3) Bayi menangis atau bernapas. Sebagian besar bayi bernapas spontan. Perhatikan
dalamnya pernapasan, frekuensi pemapasan, apnea, napas cuping hidung, reaksi otot
dada. Dapat dikatakan normal bila frekuensi pernapasan bayi jam pertama berkisar 80
kali per menit dan bayi segera menangis kuat pada saat lahir.
4) Tonus otot bayi baik atau bayi bergerak aktif. Pada saat lahir otot bayi lembut dan
lentur. Otot-otot tersebut memiliki tonus, kemampuan untuk berkontraksi ketika ada
rangsangan, tetapi bayi kurang mempunyai kemampuan untuk mengontrolnya. Sistem
neurologis bayi secara anatomi dan fisiologis belum berkembang sempurna, sehingga
bayi menunjukkan gerakan-gerakan tidak terkoordinasi, kontrol otot yang buruk,
mudah terkejut, dan tremor pada ekstremitas.
5) Warna kulit bayi normal. Perhatikan warna kulit bayi apakah warna merah muda,
pucat, kebiruan, atau kuning, timbul perdarahan dikulit atau adanya edema. Warna
kulit bayi yang normal, bayi tampak kemerah-merahan. Kulit bayi terlihat sangat
halus dan tipis, lapisan lemak subkutan belum melapisi kapiler. Kemerahan ini tetap
terlihat pada kulit dengan pigmen yang banyak sekalipun dan bahkan menjadi lebih
kemerahan ketika bayi menangis.
2. Diagnosis bayi baru lahir.
Diagnosis bayi baru lahir pada dasarnya berguna untuk mencari atau
mendeteksi sedini mungkin adanya kelainan pada janin. Kegagalan untuk mendeteksi
kelainan janin dapat menimbulkan masalah pada jam-jam pertama kehidupan bayi di
luar rahim. Dengan mengetahui kelainan pada janin dapat membantu untuk
mengambil tindakan serta memberikan asuhan keperawatan yang tepat sehingga dapat
membantu bayi baru lahir sehat untuk tetap sehat sejak awal kehidupannya.
Penilaian bayi pada kelahiran adalah untuk mengetahui derajat vitalitas fungsi
tubuh. Derajat vitalitas adalah kemampuan sejumlah fungsi tubuh yang bersifat
essensial dan kompleks untuk kelangsungan hidup bayi seperti pernapasan, denyut
jantung, sirkulasi darah dan refleks-refleks primitive seperti menghisap dan mencari
putting susu. Bila tidak ditangani secara tepat, cepat dan benar keadaan umum bayi
akan menurun dengan cepat dan bahkan mungkin meninggal. Pada beberapa bayi
mungkin dapat pulih kembali dengan spontan dalam 10-30 menit sesudah lahir namun
bayi tetap mempunyai resiko tinggi untuk cacat.
Umumnya penilaian pada bayi baru lahir dipakai nilai APGAR (APGAR
Score). Penilaian APGAR skor ini dilakukan pada menit pertama kelahiran untuk
memberi kesempatan kepada bayi memulai perubahan kemudian menit ke-5 serta
pada menit ke-10. Penilaian dapat dilakukan lebih sering jika ada nilai yang rendah
dan perlu tindakan resusitasi. Penilaian menit ke-10 memberikan indikasi morbiditas
pada masa mendatang, nilai yang rendah berhubungan dengan kondisi neurologis.
Pelaksanaannya APGAR cukup kompleks karena pada saat bersamaan
penolong persalinan harus menilai lima parameter yaitu denyut jantung, usaha napas,
tonus otot, gerakan dan warna kulit. Dari lima variable nilai APGAR hanya
pernapasan dan denyut jantung yang berkaitan erat dengan terjadinya hipoksia dan
anoksia.

2.4 Pemeriksaan Fisik Pada BBL


Dalam waktu 24 jam setelah bayi lahir lakukan pemeriksaan fisik pada bayi. Ketika
melakukan pemeriksaan fisik pada bayi lahir normal hal-hal yang harus diperhatikan oleh
petugas adalah informasikan prosedur terlebih dahulu pada orang tua, gunakan tempat
yang hangat dan bersih untuk pemeriksaan, cuci tangan sebelum dan sesudah
pemeriksaan, gunakan sarung tangan dan bertindak lembut pada saat menangani bayi,
lepaskan pakaian hanya pada area yang diperiksa, untuk mencegah kehilangan panas,
lakukan prosedur yang mengganggu seperti menguji refleks pada tahap akhir, lakukan
secara cepat untuk menghindari stress pada bayi. Petugas dapat melihat, mendengarkan
dan merasakan tiap-tiap daerah yang akan diperiksa yang dimulai dari kepala dan
berlanjut secara sistematik menuju kaki. Jika ditemukan faktor resiko atau masalah,
petugas dapat meminta bantuan yang memang diperlukan. Rekam dan catatlah hasil
pengamatan setiap hasil pemeriksaan dan setiap tindakan yang diperlukan lebih lanjut.
Tujuan Pemeriksaan Fisik pada bayi baru lahir :
(1) Mengidentifikasi riwayat kesehatan bayi
(2) Mengobservasi karakteristik bayi
(3) Memperkirakan usia gestasi
(4) Mengkaji perilaku bayi
(5) Mengkaji integritas neuromuscular
(6) Mengidentifikasi masalah kesehatan
(7) Merencanakan tindakan
(8) Menggunakan hasil pengkajian untuk mengajarkan orang tua tentang bayinya

Langkah-langkah dalam pemeriksaan fisik bayi


1. Pemeriksaan Umum
Pemeriksaan umum dilakukan pada bayi baru lahir adalah pengukuran anthopometri
yaitu pengukuran lingkar kepala yang dalam keadaan normal berkisar 33-35 cm,
lingkar dada 30,5-33 cm, panjang badan 45-50 cm, berat badan bayi 2500 gram-4500
gram.
2. Pemeriksaan Tanda-tanda vital
Suhu tubuh, nadi, pernapasan, tekanan darah.

3. Pemeriksaan fisik secara sistematik (head to toe)


Kepala, telinga, mata, hidung dan mulut, leher, dada, bahu lengan dan tangan, perut,
kelamin.
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Perubahan fisiologis yang terjadi pada bayi baru lahir meliputi: Perubahan
sistim pernapasan/ respirasi, Perubahan pada sistem peredaran darah, Pengaturan
Suhu. Metabolisme Glukosa. Perubahan sistem gastrointestinal dan Sistem kekebalan
tubuh/ imun.
Penilaian bayi pada kelahiran adalah untuk mengetahui derajat vitalitas fungsi
tubuh. Derajat vitalitas adalah kemampuan sejumlah fungsi tubuh yang bersifat
essensial dan kompleks untuk kelangsungan hidup bayi seperti pernapasan, denyut
jantung, sirkulasi darah dan refleks-refleks primitive seperti menghisap dan mencari
putting susu. Bila tidak ditangani secara tepat, cepat dan benar keadaan umum bayi
akan menurun dengan cepat dan bahkan mungkin meninggal. Pada beberapa bayi
mungkin dapat pulih kembali dengan spontan dalam 10-30 menit sesudah lahir namun
bayi tetap mempunyai resiko tinggi untuk cacat. Tujuan Pemeriksaan Fisik pada bayi
baru lahir :
(1) Mengidentifikasi riwayat kesehatan bayi
(2) Mengobservasi karakteristik bayi
(3) Memperkirakan usia gestasi
(4) Mengkaji perilaku bayi
(5) Mengkaji integritas neuromuscular
(6) Mengidentifikasi masalah kesehatan
(7) Merencanakan tindakan
(8) Menggunakan hasil pengkajian untuk mengajarkan orang tua tentang bayinya
3.2 SARAN

Setelah memahami tentang bayi baru lahir tentunya bisa dilakukan penerapan
yang baik untuk dapat melakukan pemeriksaan yang spesifik pada bayi baru lahir
sehingga dapat menetapkan diagnosis yang benar agar dapat dilakukan perawatan
yang lebih intensif jika ditemukan adanya masalah.

DAFTAR PUSTAKA

http://bidanlia.blogspot.com/2008/12/adaptasi-bayi-baru-lahir.html
http://bidandhila.blogspot.com/2009/01/perubahan-fisiologi-adaptasi-fisik-pada.html
http://silchaper.blogspot.com/2011/03/pengkajian-bayi-baru-lahir-bbl.html
https://id.scribd.com/doc/81444984/Adaptasi-Bayi-Baru-Lahir

Anda mungkin juga menyukai