Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

Perkembangan masa Bayi (0-12 bulan)


Dosen Pengampu: Ibu Rahmawati Ohi S.Pd, M.Sn

DISUSUN OLEH:

ISMAIL MOKODOMPIT_341420003

WIDA H. SAISALI_341420010

WINDA MAHAPUTRI_341420015

JURUSAN SENDRARATASIK
FAKULTAS SASTRA DAN BUDAYA
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kami selaku kelompok 1dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya .

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Ibu Rahmawati
Ohi S.Pd, M.Sn selaku dosen pengampuh pada mata kuliah perkembangan peserta didik.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan seputar perkembangan bayi
(0-12 bulan) baik bagi pembaca dan terutama untuk diri kami sendiri selaku penulis.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Rahmawati Ohi S.Pd, M.Sn selaku dosen
pengampu mata kuliah perkembangan peserta didik yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini. Kami dari kelompok 1
menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI

Kata pengantar…………………………………………………………………………………i

Daftar isi………………………………………………………………………………………...ii

BAB I : PENDAHULUAN

1. Latar belakang…………………………………………………………………………iii

BAB II : PEMBAHASAN

A. Ciri-ciri bayi neonatal………………………………………………………………….1


B. Penyesuaian bayi neonatal…………………………………………………………….1-2
C. Kondisi yang mempengaruhi penyesuaian pascanatal………………………………..2
D. Kemampuan sensorik bayi neonatal………………………………………………….2-3
E. Arti tangisan bayi…………………………………………………………………….3-5
F. Perkembangan emosi pada bayi………………………………………………………..5
G. Bayi usia 5 bulan…………………………………………………………………….5-6
H. Bayi usia 6 bulan………………………………………………………………………6
I. Bayi usia 7 bulan……………………………………………………………………..6-7
J. Bayi usia 8 bulan……………………………………………………………………..7-8
K. Bayi usia 9 bulan……………………………………………………………………….8
L. Bayi usia 10 bulan………………………………………………………………………9
M. Bayi usia 11 bulan……………………………………………………………………9-10
N. Bayi usia 12 bulan……………………………………………………………………...10
O. Gangguan perkembagan pada bayi…………………………………………………11-14

BAB III : PENUTUP

Kesimpulan……………………………………………………………………………………15

Saran……………………………………………………………………………………………15

Daftar isi
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Masa bayi adalah masa keemasan sekaligus masa kritis perkembangan seseorang.di
katakan masa kritis karena pada masa ini bayi sangat peka terhadap lingkungan dan
dikatakan masa keemasan karena masa bayi berlangsung sangat singkat dan tidak dapat
di ulang kembali (departemen kesehatan,2009).

Usia perkembangan bayi terbagi 2 yaitu, neonates sejak lahir sampai usua 28 hari dan
bayi dari usia 29 sampai 12 bulan (WHO,2013). Sedangkan menurut Rusli (2013) bayi
adalah anak usia 0-12 bulan. Setiap bayi mengalami tahap pertumbuhan dan
perkembangan merupakan proses yang berkesinambungan, bersifat continue dan
pertumbuhan merupakan bagian dari peruses perkembangan (Wong,2009). Pertumbuhan
yang meliputi perubahan tinggi badan, berat badan, gigi, struktur tulang, dan karakteristik
seksual. Pertumbuhan ini bersifat kuantitatif. Sedangkan perkembangan seperti
perkembangan motorik, sensorik, koknitif dan psikososial bersifat kualitatif (Potter &
Terry 2005).

Bayi adalah individu yang lemah dan memerlukan proses adaptasi. Bayi harus dapat
melakukan 4 penyesuaian agar dapat tetap hidup yauti penyesuaian perubahan sushu,
menghisap dan menelan, bernafas dan membuang kotoran. Keselitan penyesuaian atau
adaptasi akan menyebabkan bayi mengalami penurunan berat badan, keterlambatan
perkembangan bahkan bisa sampai meninggal dunia (Mansur,2009).

Untuk mengetahui tumbuh kembang anak terutama pertumbuhan fisiknya digunakan


parameter antropometri. Jenis antropometri yaitu (umur, berat badan, tinggi badan,
lingkar lengan atas, lingkar kepala, lingkar dada, jaringan lunak).

Dari latar belakang tersebut maka kami tertarik untuk mengamati perkembagan
sekaligus permasalahan/gangguan yang terjadi pada pertumbuhan di masa bayi usia 0-12
bulan.
BAB II

POKOK PEMBAHASAN

.PERKEMBANGAN BAYI 0-12 BULAN

Perkembangan Bayi Neonatal

A. Ciri-ciri bayi neonatal

Dalam Neonatal bayi harus menyesuaikan keadaan yang ada pada luar rahim.
Mengingat bahwa selama ini bayi hidup dalam rahim pada saat lahir seluruh organ tubuh
pada bayi harus bisa melakukan penyesuaian dengan keadaan di luar rahim

Pada masa perubahan paling besar terjadi pada jam ke 24- 72 pertama setelah bayi
lahir. Pada saat itu seluruh organ tubuh mengalami penyesuaian akan tetapi penyesuaian
yang paling ppenting terjadi pada sistem pernafasan, ginjal, dan hepar.

Dari pengikatan sampai dengan pemotongan tali pusar dilakukan sekitar minggu ke-
2 dari kehidupan pascamatur.Selama masa ini periode bayi disesuaikan dengan keadaan
yang ada dalam luar rahim.

Pada masa persalinan perawatan saat hamil pada ibu juga mempengaruhi
perkembangan janin, serta komplikasi pada saat persalinan sehingga pada saat mengalami
persalinan ibu mengalami kelahiran prematur, atau bahkan dapat menyebabkan kematian
pada bayi.

a. Periode neonatal terbagi menjadi dua periode,yakni:


 Periode Partunate (kelahiran – 15/30 menit stlh lahir)
periode ini bermula dari keluarnya janin dari Rahim ibu dan berakhirnya setelah
tali pusar dipotong. Sampai hal ini selesai dilakukan, bayi masih merupakan
pascamatur, yi lingk di luar tubuh ibu
 Periode neonate
Periode ini dari pemotongan dan pengikatan tali pusar sampai sekitar akhir
minggu kedua dari kehidupan pascamatur. Bayi sudah menjadi individu
terpisah,mandiri,bukan lagi parasite. Selama periode ini bayi harus mengadakan
penyusuaian pada lingkungan baru di luar tubuh ibu.
b. Penyesuaian radikal
penyesuaian radikal yakni peralihan dari lingkungan dalan ke lingkungan luar.
Semua peralihan memerlukan penyesuaian dri bayi.Ada bayi yang mudah
menyesuaikan diri namun ada yang mengalami kegagalan.

B. Penyesuaian bayi neonatal


1. Perubahan Suhu, di dalam rahim suhunya tetap,tapi di luar rahim suhunya tidak tetap.
2. Bernafas , bila tali pusar diputus, maka bayimulahi harus bernafas sendiri.
3. Mengisap dan menelan, perolehan makanan daridua kegiatan ini. Refleks2 blm
berkembang sempurna sehingga seringkali si bayi tdk mendapatmakanan yg cukup
4. Pembuangan, alat-alat pembuangan bayi mulai berfungsi segera setelah dilahirkan,
sebelumnya pembuangan dilakukan melalui tali pusar

Namun para bayi tersebut mengalami semua kesulitan penyesuaian di atas, paling hanya di
beberapa bagian. Krn ada bayi yang sehat ada yg tidak sehat.bayiyang sehat kesulitan pssu
hanya sesaat, akan berbeda bila bayi lahir prematur, pssu harus lama.

C. kondisi yang mempengaruhi penyesuaian pascanatal


a. Lingkungan prenatal yang sehat akan memberi penyesuaian yang baik pada kehidupan
pascanatal. Di pihak lain lingkungan pranatal yang ditandai oleh tekanan kuat yang
dialami ibunya dan dalam jangka waktu yang lama dapat menimbulkan kesulitan
penyesuaian bayi pascanatal. Selain terjadinya komplikasi selama pranatal yang
mempengaruhi persalinan, tekanan yang dialami ibu dapat menyebabkan janin
hiperaktif selama bulan-bulan terakhir kehamilan dan kondisi ini cenderung mapan
setelah kelahiran, yang gejalanya nampak dalam kesulitan makan, gagal menambah
berat badan, sulit tidur, peka, cepat terganggu, dan kondisi-kondisi lain yang membuat
penyesuaian pada kehidupan pascanatal menjadi sulit.
b. Jenis persalinan termasuk salah satu jenis penyesuaian bayi pasca natal. Ada lima
macam jenis persalinan Hurlock, 1992, yakni: alamiah atau spontan, sungsang,
melintang, menggunakan bantuan alat, pembedahan caesar. Bayi yang dilahirkan
spontan biasanya lebih cepat menyesuaikan diri dari pada bayi yang kelahirannya cukup
sulit, sehingga harus menggunakan alat atau pembedahan caesar.
c. Pengalaman yang berhubungan dengan persalinan dapat mempengaruhi penyesuaian
bayi pasca lahir, yakni seberapa besar ibu terpengaruh obat- obatan selama proses
persalinan dan mudah atau sulitnya bayi dapat bernapas. Ibu yang harus banyak minum
obat selama proses persalinan dapat menyebabkan bayinya menunjukkan perilaku tidak
teratur dan mengantuk selama 3 hari atau lebih. Obat anestesi dan analgesik dapat
mengganggu penyesuaian diri bayi terutama pada pernafasan secara spontan.
d. Lamanya periode kehamilan. Hanya sedikit bayi yang dilahirkan secara tepat 280 hari
setelah konsepsi. Bayi yang lahir sebelum waktunya disebut prematur yang di rumah
sakit disebut preemies, sedangkan yang lahir terlambat disebut postmatur atau bayi
postterm. Lamanya persalinan ini mempengaruhi bayi dalam penyesuaian pascanatal.
e. Sikap orangtua dapat mempengaruhi penyesuaian bayi pascanatal. Beberapa kondisi
yang mempengaruhi antara lain persaingan tugas sebagai orangtua, pengalaman
melahirkan, kondisi fisik ibu setelah melahirkan, kecemasan tentang biaya, cacat,
penyesuaian diri bayi pascanatal, tangisan bayi, kebencian orangtua pada perawatan,
privasi, dan beaya pengeluaran, gelisah tentang kenormalan bayi, gelisah tentang
kelangsungan hidup bayi.

D. kemampuan sensorik bayi neonatal


Apa sih kemampuan sensorik ini? Kemampuan sensorik ini mencakup kemampuan
panca indera bayi, seperti kepekaan penglihatan, pendengaran, penciuman, pengecapan, dan
perabaan.Semua kemampuan ini sudah ada semenjak bayi dilahirkan, kecuali pada bayi
dengan kelainan bawaan pada panca indera.Kemampuan sensorik merupakan kemampuan
vital yang mempengaruhi semua aspek perkembangan bayi, baik intelektual maupun
emosional bayi.Jadi boleh dibilang kemampuan sensorik merupakan 'jendela' bagi
perkembangan intelektual dan emosional bayi. Dengan kemampuan inilah bayi
mendapatkan pengalaman yang akan menjadi dasar tingkah lakunya kelak.

Bila diamati, kemampuan sensorik juga merupakan alat komunikasi awal antara bayi
dengan lingkungannya.Ini dapat diamati, ketika bayi baru pertama kali dilahirkan.Ia akan
menangis dengan kencang. Itu terjadi karena bayi harus melalui jalan lahir yang sempit saat
akan dilahirkan, sehingga ia merasakan adanya tekanan yang menyakitkan di permukaan
kulit pada tubuhnya. Tekanan itu terjadi karena ukuran jalan lahir yang memang kecil,
namun dipaksa untuk mengeluarkan bayi yang memiliki ukuran lumayan besar.Wajar bila
akhirnya bayi menangis karena merasa sangat kesakitan ketika harus melalui jalan lahir
yang sempit.Itulah komunikasi pertama bayi dengan lingkungannya.

Selain sebagai alat komunikasi, kemampuan sensorik yang dimiliki bayi juga
bermanfaat untuk mengungkapkan emosi psikologisnya terhadap orang terdekat di
sekitarnya.Seperti, rasa senang atau tidak senang yang kemudian diungkapkan melalui
ekspresi wajah atau berupa tangisan. Stimulasi dini penting untuk merangsang kemampuan
sensorik pada bayi. Kemampuan sensorik akan berkembang seiring dengan bertambahnya
usia bayi.

Pada bayi yang normal kepekaan ini akan menunjukan kemajuan dari waktu ke waktu.
Namun, akan lebih berkembang dengan optimal bila mendapatkan stimulasi dini dari
lingkungannya. Sebuah penelitian menyebutkan, bayi yang mendapatkan stimulasi lebih
dini maka kemampuan sensoriknya akan lebih aktif, sehingga anak akan mudah
mengembangkan kemampuan-kemampuan lainnya. Oleh karena itu stimulasi penting
dimulai semenjak bayi baru lahir, bahkan semenjak dalam kandungan.

Pemberian stimulasi pada kemampuan sensorik ini juga bertujuan untuk perkembangan
dan pematangan susunan saraf pusatnya.secara terus menerus dan berkala serta bila
dilakukan lebih dini semenjak bayi baru lahir juga bermanfaat untuk mengetahui ada
tidaknya gangguan pada kemampuan sensoriknya.

E. Arti tangis bayi


Ketika bayi menangis, insting pertama orang tua tentu ingin menenangkannya sesegera
mungkin. Namun tidak selalu mudah untuk menerjemahkan apa yang diinginkan oleh buah
hati. Jadi bagaimana cara membedakan tangisan bayi yang lapar, ingin dimanja, atau sakit?
1. Tangisan karena Lapar
Lapar adalah salah satu alasan umum bayi menangis, terutama pada bayi baru lahir.
Tangisan si Kecil saat merasa lapar biasanya terdengar pendek-pendek, bernada rendah, dan
naik-turun.Anda bisa memberikan ASI pada bayi untuk melihat apakah ia benar-benar lapar
atau tidak. Jikapun bayi tidak lapar, mungkin ia hanya ingin mengisap sesuatu untuk
membuatnya merasa nyaman.
2. Tangisan karena masalah dengan perut
Tumpukan gas dalam perut maupun kolik dapat membuat bayi menangis tanpa henti.
Bayi yang mengalami kolik bisa menangis setidaknya tiga jam per hari selama tiga minggu
berturut-turut.Biasanya, bayi yang memiliki masalah kesehatan tersebut akan tetap
menangis meski sudah menyusu. Anda dapat mencoba mengusap punggungnya dan
menggerakkan kedua kakinya seperti sedang mengayuh sepeda secara perlahan-lahan. Anda
pun dapat memberikan obat untuk membantu mengeluarkan gas dari dalam perutnya.Tapi
langkah ini tentu saja harus dikonsultasikan ke dokter anak terlebih dulu.Pasalnya, tidak
semua obat cocok untuk Si Kecil dan efektif untuk menangani gangguan perutnya.
3. Tangisan karena kelelahan
Arti tangisan yang satu ini mungkin akan sedikit membingungkan. Karena tak seperti
orang dewasa, bayi yang kelelahan justru tidak mudah tertidur. Justru sebaliknya, mereka
akan rewel dan menangis di malam hari.Cobalah untuk menidurkan bayi dengan
membedongnya menggunakan selimut, sehingga bayi akan merasa nyaman seperti di dalam
rahim. Mengajak buah hati berjalan-jalan ke luar rumah dengan kereta bayi juga akan
membantu.
4. Tangisan karena butuh bersendawa
Saat menyusu lewat payudara sang ibu maupun botol, tak hanya susu yang ditelan bayi,
tetapi juga udara. Udara yang tak dikeluarkan dengan cara sendawa bisa membuat bayi tak
nyaman. Jadi apabila bayi Anda menangis setelah disusui, mungkin ia perlu disendawakan.
Meski begitu, bersendawa sebenarnya tidak harus dilakukan setiap saat.Pasalnya, ada
sebagian bayi perlu rutin disendawakan, sementara sebagian bayi lainnya tidak.
5. Tangisan karena alergi
Bayi bisa mengalami alergi terhadap komponen dalam ASI yang berasal dari makanan
sang ibu maupun susu formula. Jika bayi Anda sering menangis setelah menyusu, mungkin
ini dikarenakan ia sedang mengalami alergi.Sementara beberapa jenis makanan yang dapat
menyebabkan alergi pada bayi meliputi susu sapi, kacang-kacangan, kerang, telur, ikan, dan
banyak lagi.Periksakan bayi Anda ke dokter untuk mengetahui apakah ia alergi atau tidak.
Dokter kemungkinan menyarankan Anda untuk menghindari konsumsi susu atau makanan
tertentu selama seminggu.Apabila bayi sudah jarang menangis setelah penerapan langkah
tersebut, berarti ia memang mengalami alergi. Ini berarti, Anda sebaiknya menghindari susu
maupun makanan itu.
6. Tangisan karena ingin dimanja
Terkadang, bayi menangis bukan karena lapar, lelah, atau masalah lain dalam tubuhnya.
Tapi Si Kecil merengek karena ingin dipeluk dan dimanja. Jadi Anda harus pintar-pintar
mengenal arti tangisan bayi yang satu ini.Gendonglah buah hati dan ajak ia mengobrol
untuk membuatnya tenang. Ia juga akan senang saat melihat, mendengar, dan merasakan
kehadiran orang tuanya.
7. Tangisan karena tumbuh gigi
Umumnya, gigi pertama bayi muncul saat usianya menginjak 4-7 bulan. Proses tumbuh
gigi ini bisa membuat gusi bayi terasa sakit. Jika bayi Anda sering menangis di usia-usia
tersebut, Anda bisa menyelipkan satu jari ke permukaan gusinya.Dengan ini, Anda bisa
meraba ada tidaknya tonjolan yang menandakan Si Kecil tumbuh gigi.
8. Tangisan karena kesakitan
Salah satu alasan bayi menangis adalah karena ia sedang kesakitan. Kulit bayi lebih
sensitif, sehingga ia bisa menangis karena hal-hal yang mungkin sepele bagi orang dewasa.
Misalnya, ada seutas rambut yang tersangkut di jarinya atau merasa tidak nyaman dengan
label pakaian yang mengenai kulitnya.
9. Tangisan karena sedang sakit
Tangisan bayi yang sedang sakit berbeda dengan tangisan lapar atau lainnya. Orang tua
pun biasanya langsung tahu kalau tangisan bayi mereka terasa tidak ‘wajar’.Karena itu,
apabila berbagai cara menenangkan bayi sudah dilakukan dan ia masih rewel, bisa jadi ia
sedang sakit atau tidak enak badan.Anda perlu memeriksakan kondisi buah hati ke dokter
untuk mengetahui penyebab di balik tangisannya secara pasti.
10. Tangisan karena terlalu banyak stimulus
Untuk melatih perkembangan fisik, emosi, sosial, dan bahasa, beberapa orang tua yang
melakukan stimulasi terhadap bayi. Stimuasi memang penting, tetapi ternyata ada banyak
orang tua yang tidak memahami cara melakukannya dengan tepat.Stimulasi yang diberikan
terus-menerus bisa membuat bayi kelelahan. Misalnya, ibu yang mengajak bayinya terlalu
lama ke mal dan dikelillingi banyak orang, bisa membuat bayi rewel dan menangis.

F. Perkembangan emosi pada bayi


Kecerdasan emosional akan membuat seseorang mampu mengidentifikasi dan
mengelola emosi diri sendiri dan orang lain. Jadi bukan hanya pada diri sendiri, tapi
kecerdasan emosional yang tertanam di dalam diri juga dapat diterapkan pada orang
lain.Sejak bayi dilahirkan, proses pembentukan kecerdasan emosional bayi sebenarnya
telah mulai berjalan sesuai dengan cara mereka dididik dan diperlakukan. Sejatinya,
emotional intelligence adalah kemampuan yang dapat terbentuk dari interaksi berbagai
sumber.
Mulai dari orangtua, saudara, kerabat, pengasuh, serta orang-orang yang terlibat dan
berinteraksi langsung dengan bayi. Tidak hanya itu saja, dengan berbekal kecerdasan
emosional yang baik, akan membentuk standar perilaku yang baik pula untuk
perkembangan bayi sampai ia dewasa.

G. Bayi Usia 5 Bulan

 Panjang + berat badan bayi usia 5 bulan = 61,9-69,9 cm + 6,1-9,2 kg.+

Di usia bayi 5 bulan, si kecil sudah bisa meminta di gendong bahkan memeluk leher bunda.
Berikut perkembangan yang di alami bayi pada usia memasuki bulan ke-5.

a. Indra perasa

Bayi di usia ini suka memasukkan tangan kemulut karenabagian indera pengecapnya
semakin berkembang. Karene itu, pastikan semua benda di sekitar bayi selalu terjaga
kebersihannya.hindari barang – barang yang bisa membahayakan bagi bayi.

b. Penglihatan

Bayi kini sudah bisa melihat seluruh objek, termasuk benda kecil dan benda yang
bergerak. Persepsi eksistensi objek yang sebelumnya belum di pahami, kini mulai
perlahan – lahan akan di mengerti bayi. Mereka tau jika benda yang di letakkannya, akan
tetap ada saat mereka kembali.

c. Monotorik dan kesadaran

Bayi akan semakin menunjukkan kepedulian dengan dunia sekelilingnya. Bayi akan
tertarik melihat benda kecil dan mencoba meraihnya. Selain itu, pada usia ini bayi sudah
cukup kuat untuk mengangkat kepalanya keposisi duduk. Ibu bisa membantu memegang
tangan bayi dan menariknya keposisi duduk.

Ia juga mulai lebih sering berinteraksi dengan mengeluarkan suara dan tawa. Bayi usia ini
sangat senang bermain cilukba dan akan merespon dengan kegirangan.

H. Bayi Usia 6 Bulan

 Panjang + berat badan = 63.6-71,6 cm + 6,4-9,7 kg.

Pada setengah tahun usianya, pemahamannya terhadap dunia di sekitarnya semakin


bertambah. Ibu bisa memberikan stimulasi untuk menarik minatnya, seperti gambar, mainan,
atau membacakan buku. Selain itu, interaksi seperti mengajak bayi berbicara juga dapat
semakin mengembangkan kemampuan linguistiknya.

a. Indra peraba

Bayi usia 6 bulan semakin tertarik dengan variasi tekstur. Ia akan menunjukkan
ketertarikkan untuk merasakan gerakan air, meremas kertas, hingga menyentuh
rerumputan. Stimulasi indera peraba ini adalah latihan tepat menjelang masa MPASI. Ini
karena pengetahuan sensorik bayi semakin luas. Termasuk terhadap tekstur dab rasa
makanan. Hal ini akan membantu melatih focus bayi dan menjawab penasaran mereka
terhadap rasa dan tekstur tertentu dalam makanan.

b. Penglihatan

Setelah dapat melihat jelas benda- benda besar dengan pola kontras, kini bayi akan mulai
tertarik melihat benda- benda kecil. Ia akan menunjukkan ketertarikkan terhadap
aksesoris yang ibu kenakan atau detail pada mainanya, seperti hidung boneka. Hal ini ia
tunjukkan dengan focus melihat suatu benda, kemudian mencoba meraihnya.

c. Motorik dan kesadaran

Bayi kini sudah mampu duduk tanpa bantuan ibunya. Ia juga sudah bisa merangkak,
bahkan mencoba berdiri dengan bantuan pegangan. Saat dibaringkan tengkurap, bayi
akan menggunakan tangannya untuk mengangkat badan bagian atas serta menarik
lututnya kedepan untuk bertumpu. Kemampuan linguistiknya pun semakin maju. Ia akan
semakin senang mendengar dan menanggapi celotehan ibunya.

Setiap anak tumbuh dan berkembang dengan kecepatan dan tahapan berbeda- beda.
Sebaiknya ibu tidak membandingkan kemampuan bayi pada usia tertentu dengan anak
lain. Ingat ibu, pertumbuhan bukannlah perlombaan. Berikan bayi stimulasi dan
rangsangan sesuai tahapan tumbuhan kembangnya.

Konsultasikan seluruh perkembangan bayi dengan dokter anak jika ada hal- hal yang
memengaruhi kesehatan anak. saat kunjungan dokter dan jadwal vaksinasi, informasikan
seluruh perkembangan bayi termasuk berat dan tinggi badan.

I. Bayi Usia 7 Bulan


 panjang + berat badan = 65-73,2 cm + 6,7-10,5 kg.

pada usia ini, karakter bayi semakin terlihat dan menunjukkan tanda- tanda separtionanxiety
atau cemas saat berpisah dari orang tua. Selain itu, pada usia ini bayi sudah memulai MPASI.
Pastikan ibu memperkenalkan bayi dengan beragam jenis rasa makanan tanpa pantangan.
Selain mengembangkan indera perasa, ini juga mengurangi resiko bayi pilih- pilih makanan
saat lebih besar.

a. Perkembangan motorik

Umumnya bayi berusia 7 bulan senang bergerak aktif. Bayi bisa saja merangkak.
Memindahkan pantat, berguling, atau kombinasi berbagai gerakan tersebut. Dorong
mobilitas bayi dengan memancingnya agar menghampiri mainan kesukaannya. Pastikan
kondisi rumah selalu aman untuk wilayah eksplorasi bayi.

Saat pengenalan MPASI ini, bayi juga sudah bisa makan dengan sendok dan minum dari
gelas. Ia juga sudah bisa memegang dua benda sekaligus.

a. Tumbuh Gigi

Usi 7 bulan tepat untuk mengenalkan MPASI karena bayi sudah memperlihatkan gigi
pertamanya. Ini juga membuatnya dapat merasakan enaknya makanan padat. Seiring
pertumbuhan gigi, bayi akan lebih sering mengeluarkan liur, rewel, dan membutuhkan
teether atau handuk dingin untuk di gigit. Ibu bisa memberikan MPASI dengan tekstur
berbeda – beda untuk semakin merangsang pertumbuhan giginya.

b. Komunikasi

Bayi akan mengulang suku kata konsonan seperti “ bababa” dan meniup dengan mulut
mencibir. Ia juga gemar bersosialisasi dan senang pada situasi social dengan di tandai
melonjak- lonjak kegirangan bila tahu saatnya bermain. Emosi secara keseluruhan juga
akan muncul. Bayi akan menjadi sangat lengket dengan ibunya dan akan menangis jika ia
tidak menemukan ibunya di sampingnya.

J. Bayi Usia 8 Bulan

 Panjang + berat badan = 66,5-74,5cm + 7-10,5kg.

Pada usia 8 bulan, bayi penuh dengan rasa penasaran dan ingin tahu saja yamh berlangsung
di di sekelilingnya. Ia akan semakin sadar perubahan di sekitarnya.

a. Perkembangan motorik

Kekuatan bayi berusia 8 bulan semakin bertambah. Bayi sudah mulai bisa duduk tegak
dan bahkan sebagian lagi sudah mulai merangkak dan mengeksplorasi lantai rumah.
Beberapa bayi berusia 8 bulan juga bisa menarik diri bangkit dan berdiri sambil
memegang kursi atau meja sebagai tumpuan.
Pastikan benda- benda seperti lampu, televisi dan perabotan sudah mantap terpasang,
supaya tidak sampai terjatuh dan melukai bayi. Jika bayi belum merangkak, ibu tak perlu
panik karena setiap anak berkembang dengan kecepatan berbeda- beda.

b. Tidur

Bayi berusia 8 bulan akan tidur selama rata- rata 13-14 jam setiap harinya. Pastikan
kualitas dan kuota tidur bayi selalu tercukupi dengan baik.

c. separationAnxiety

bayi semakin paham tentang teori impermanent, atau kehadiran objek yang pasti hadir
kembali misalnya ibu yang kembali hadir ke rumah setelah bekerja seharian. Maka tidak
heran jika separationAnxiety atau kecemasan saat ditinggalkan semakin berkurang.

d. Komunikasi

Bayi sudah pandai meniru suara ibu dan mulai mengerti nada bisara ibu, bayi mungkin
akan menangis jika ibu marah. Jika ibu memberikan makanan yang tidak di sukai, dia
mungkin akan merajuk. Sebaiknya, bayi akan menyambut gembira benda atau makanan
kesukaannya.

K. Bayi Usia 9 Bulan

 Panjang + berat badan = 67,7-76,2cm + 7,2,7-10,9kg

Bayi pada usian 9 bulan begitu aktif. Ia akan mulai senang menjelajah dunia sekitarnya
seiring semakin berkembangnya kemampuan motorik bayi.

a. Perkembangan motorik

Bayi sudah mahir merangkak. Sambil memegang benda dengan kecepatan tinggi dan
merubah posisi merangkak, berputar, atau bangkit. Beberapa bayi juga bisa merangkak
naik turun tangga tanpa banyak kesulitan. Ini artinya ibu harus semakin fokus dan
mengamankan titik-titk berbahaya di rumah, seperti colokan listrik, sudut meja atau
pagar tangga.

b. Komunikasi

Celotehan bayi kian nyaring dan panjang. Jika diperhatikan, bayi mungkin sudah mulai
mengeluarkan kosakata asli seperti “mama” atau “hai”.

c. Senang bermain

Selalu luangkan waktu bersama si kecil agar ia dapat belajar banyak dari sesi bermain.
Pada usia ini, bayi juga sudah bisa menikmati music. Ibu bisa memberikan mainan music
seperti kerincingan atau menyanyikan lagu kepada si kecil.

d. Gemar mengigit
Gigi bayi mulai tumbeh dan suka mengigit mainan yang keras. Ini karena ia merasa tidak
nayaman dengan pertumbuhan giginya.

L. Bayi Usia 10 Bulan

 Panjang + berat badan = 69-77,6cm + 7,5-11,2kg

Semakin banyak pertumbuhan pada bayi berusia 10 bulan, termasuk menunjukan


independensi. Pintar bermain dan aktif dalam berkomunikasi. Bunda akan bisa mengetahui
karakter bayi, apakah pendiam atau cerewet.

a. Perkembangan motorik

Bayi berusia 10 bulan umumnya sudah mahir merangkak,bangkit berdiri, dan jongkok. Ia
juga melai beejalan dengan bantuan seperti merambat di dinding atau sofa perabotanya.

Koordinasi tangan, seperti kemampuan menggengam benda-benda kecil, juga semakin


baik. Ibu harus ingat untuk menjauhkan benda-benda yang berpotensi tertelan. Berikan
mainan sesuai usianya seperti menyusun atau menumpuk gelas plastic. Mainan menjadi
sangat penting untuk menstimulasi otak si kecil.

b. Makan

Dengan tumbuhnya gigi-gigi kecilnya, bayi dapat menikmati semakin banyak variasi
makanan. Namun, pastikan ibu menyajikan makanan yang tidak berpotensi membuatnya
tersedak. Buat bubur atau pure sedikit lebuh kasar.

c. Komunikasi

Bayi berusia 10 bulan sangat gemar gerak-gerik dan kebiasaan disekitarnya, terutama
ibunya. Ia sudah bisa meniru ferakan seperti menyisir rambur atau menelpon. Saat usia
ini, ia sedang belajar menyerap kosakat dan memperhatikan reaksi orang di sekitarnya.

d. Tidur

Jam tidur siang bayi biasanya sudah berkurang hingga 1 sesi panjang, bukan lagi 2 sesi
pendek. Pastikan bayi tidur cukup supaya suasana hatinya tetap riang dan tidak rewel.

M. Bayi Usia 11 Bulan

 Panjang dan berat bayi = 70,2-78,9cm + 7,4-11,5kg

a. Perkembangan motorik

Ini adalah saaat dimana bayi berjalan dan terjatuh sempoyongan karena kakinya masih
belim bisa menyangga tubuhnya dengan sempurna. Jika bayiyang aktif, ia bisa saja
mengejutkan ibunya dengan memanjat keluar dari box tempat tidurnya. Ibu harus lebih
ketat mengawasi segala gerak-gerik si kecil agar ia tidak terluka karena aksinya sendiri.

Selain motorik kasar,bayi juga mulai memperhalus gerakan tangannya. Ia tidak lagi
meraup dengan seluruh tanganya, tetapi akan menggunakan jempol dan telinjuknya untuk
menjepit dan menunjuk.ritme komunikasi dengan bayi 11 bulan

b. Komunikasi

Ritme komunikasi dengan bayi 11 bulan semakin lancer dengan respon-respon


menggemaskan dari bayi. Meski ia mungkin bekum menggunakan kata-kata yang dapat
dimengerti, ibu juga akan semakin memahami gaya komunikasi bayi. Daya fokus bayi
juga semakin meningkat pada tahap usia ini.

c. Indera perasa
d. Dengan semakin berkembangnya indera pengecap bayi, jangan heran jika ia mulai pilih-
pilih makanan. Namun ibu harus tetap melakukan berbagai cara untuk memberikan
berbagai variasi makanan. Ini utnuk memperkenalkan bayi dengan berbagai tekstur dan
rasa makanan sehingga tidak semakin pilih-pilih makanan.

N. Bayi Usia 12 Bulan

 Pajang + berat badan = 71,3-80,2cm + 7,8-11,8kg

Berat badan bayi usia 1 tahun umumnya sudah 3 kali lipat lebih berat dibandingkan saan ia
lahir.tinggi badannya juga sudah bertambah hingga 50% dan ukuran otaknya mencapai 60%
dari ukuran dewasa. Seluruh pertumbuhan ini berarti perkembangan anak juga kian
meningkat.

a. Perkembangan motorik

Di usia ini, bayi suadah bisa berdiri sendiri tanpa berpegangan. Bayi juga semakin pandai
menggunakan peralatan seperti sikat gigi, sisir, dannmemegang botol. Bayi usia ini sudah
bisa menunjukan sesuatu menggunakan jari telunjuknya.

b. Perkembangan umum lainnya

Bayi sudah bisa menurukan gerakan seperti tepuk tangan. Salah satu kemampuan
sosialnya yang baru bisa ialah melambaikan tangan atau menirukan gerakan “kiss bye”.

Kosa kata si kecil akan semakin bertambah dengan kegemarannya meniru perkataan
orang tuan. Ia juga mulai memiliki serangkaian emosi kompleks seperti malu, cemas, dan
pemilih.

Jika bayi belum menunjukan perkembangan seperti bayi pada umumnya pada bulan-
bulan tertentu, bunda tidak perlu cemas. Ingatlah bahwa setiap anak punya tahap
pertumbuhan dan perkembangan berbeda-beda.

O. Gangguan Perkembangan Pada Bayi dari Motorik hingga Kognitif


Keterlambatan perkembangan bayi ini bisa berubah menjadi masalah dan menyebabkan
gangguan, jika kita tak menyadarinya lebih awal. Berikut masalah yang mungkin terjadi di
setiap tahap perkembangan bayi usia 0-6 bulan:

1. Kemampuan motorik kasar dan halus

Keterampilan motorik kasar mencakup gerakan kecil seperti memegang mainan atau
menggunakan sebuah benda. Sedangkan motorik kasar lebih membutuhkan gerakan yang
lebih besar, seperti melempar bola.

"Perkembangan motorik kasar dan halus berbeda pada setiap anak. Namun, sebagian besar
sudah bisa mengangkat kepala pada usia 3 bulan dan duduk dengan bantuan di usia 6 bulan,"
kata penulis buku No More Secs!, Ann Pietrangelo, dikutip dari Healthline.

Bunda bisa lebih peka jika tanda-tanda perkembangan motorik anak bermasalah atau
terlambat. Segera hubungi dokter jika si kecil mengalami hal berikut:

 Tidak bisa meraih, menangkap, atau memegang benda memasuki usia 3 bulan
 Kepala belum bisa terangkat dengan baik
 Tidak bisa memasukkan benda ke mulut
 Tidak menggerakkan kaki ketika diletakkan pada permukaan yang keras
 Tidak bisa berguling ke arah manapun di usia 5 bulan
 Tidak bisa duduk tanpa bantuan di usia 6 bulan

Dilansir WebMD, keterlambatan perkembangan motorik pada bayi 0-6 bulan bisa disebabkan


karena hal berikut:

 Ataksia, yaitu gangguan koordinasi otot


 Cerebralpalsy, kondisi yang disebabkan oleh kerusakan otak sebelum bayi dilahirkan
 Miopati atau penyakit pada otot
 Spina bifida, yaitu kondisi genetik yang menyebabkan kelumpuhan parsial atau total pada
bagian bawah tubuh

2. Kemampuan bahasa

Masalah yang mungkin muncul di usia 0-6 bulan adalah bayi tidak bisa merespons suara.
Umumnya bayi sudah bisa merespon suara keras di usia 3-4 bulan.

Di usia ini, mereka juga mulai mengoceh, Bunda. Memasuki usia 4 bulan ke atas, bayi akan
meniru suara yang didengarnya.

Segera periksa ke dokter, jika si kecil tidak merespon suara. Ada 3 kemungkinan yang
menyebabkan masalah ini, yaitu:

 Ada masalah dengan otot-otot yang mengendalikan anak bicara


 Gangguan pendengaran yang disebabkan infeksi telinga tengah atau karena obat-obatan,
trauma, atau kelainan genetic
 Gangguan spektrum autisme, yaitu gangguan neurologis yang mungkin melibatkan
gangguan komunikasi serta interaksi sosial dan keterampilan kognitif
 Penyebabnya lain yang belum diketahui

3. Kemampuan melihat

Penglihatan bayi umumnya belum jelas selama 6 bulan pertama kehidupannya. Namun, bayi
sudah bisa melihat dan mengikuti gerakan benda, Bunda.

Gangguan melihat yang mungkin terjadi pada bayi usia 0-6 bulan adalah:

 Tidak bisa melihat tangannya sendiri di usia 2 bulan


 Tidak mengikuti benda bergerak dengan matanya di usia 3 bulan
 Air mata terus mengalir sampai usia 6 bulan
 Mata bayi tidak bisa mengikuti gerakan benda yang dekat dan jauh pada usia 6 bulan

4. Kemampuan sosial dan emosional

Anak-anak yang mengalami masalah dalam berinteraksi dengan orang sekitarnya mungkin
mengalami keterlambatan perkembangan emosional dan sosial. Biasanya kondisi ini baru
terlihat saat anak masuk sekolah.

Meski begitu gangguan perkembangan emosional juga bisa dialami bayi usia 0-6 bulan.
Memasuki usia 3 bulan, gangguan yang mungkin terjadi adalah bayi tidak tersenyum atau
tidak memperlihatkan ekspresi dalam kondisi tertentu, misalnya saat takut.

Pada bayi yang dewasa, penyebabnya bisa karena gangguan bahasa atau hubungan dengan
orang tua. Pada kasus bayi 0-6 bulan penyebabnya bisa karena gangguan kognitif.

5. Kemampuan kognitif

Gangguan kognitif dapat memengaruhi fungsi intelektual bayi, mengganggu kesadaran,


hingga menyebabkan kesulitan belajar saat mereka dewasa. Anak dengan masalah ini
mungkin sulit berkomunikasi dan bermain dengan orang lain.

Penyebab gangguan kognitif adalah cedera otak karena infeksi, seperti meningitis. Kondisi
ini bisa menyebabkan pembengkakan di otak yang dikenal dengan ensefalitis.

Bayi yang lahir sebelum waktunya atau prematur banyak mengalami tantangan pada awal
kehidupannya. Tak hanya itu, ada pula risiko gangguan tumbuh kembang bayi prematur
yang harus diwaspadai.
Kelahiran prematur merupakan kelahiran yang terjadi sebelum waktunya. Dengan kata
lain, bayi prematur lahir sebelum minggu ke-37 usia kehamilan. Bayi prematur, terutama yang
lahir sangat dini, sangat berisiko mengalami masalah kesehatan. Namun ternyata, kini diketahui
hampir seluruh bayi prematur termasuk yang lahir pada minggu ke-34 hingga ke-36 sama-sama
berisiko.

Menghitung Usia Bayi Prematur


Laju tumbuh kembang setiap anak berbeda-beda, baik pada bayi yang lahir normal
ataupun prematur. Hanya saja, ada  tolak ukur tumbuh kembang normal yang sebaiknya
diketahui orang tua. Untuk tumbuh kembang bayi prematur, sebagian besar dokter
anak memberikan saran untuk melakukan tolak ukur dengan penyesuaian usia.
Penyesuaian usia dilakukan dengan menghitung jarak antara usia kelahiran dengan  hari
perkiraan lahir (HPL) yang sebenarnya, kemudian kurangi umur bayi dengan angka yang
didapat. Misalnya, bayi usia empat bulan yang lahir 8 minggu lebih awal, maka tumbuh
kembangnya harus disesuaikan dengan usia 4 bulan dikurangi 8 minggu. Maka akan diketahui
umur bayi yang sebenarnya adalah 2 bulan. Sehingga tolak ukur perkembangan bayi yang kita
ikuti adalah bayi usia 2 bulan. Jika bayi prematur itu berusia 12 bulan, maka tumbuh
kembangnya disesuaikan dengan usia 12 bulan dikurangi 8 minggu.

Gangguan Tumbuh Kembang pada Bayi Prematur


Ada beberapa risiko gangguan tumbuh kembang bayi prematur jangka panjang yang harus
diwaspadai, antara lain:
 Pendengaran dan penglihatan
Diketahui, sebagian bayi prematur yang lahir dengan berat kurang dari 1,5 kg
memiliki gangguan pendengaran akibat masalah di telinga atau otak. Ada pula risiko
gangguan tumbuh kembang bayi prematur yang lebih tinggi, yaitu hilangnya daya
dengar.
Bayi prematur juga memiliki risiko retinopati prematuritas, yaitu kondisi yang
menyebabkan pembuluh darah membengkak dan menimbulkan kelainan pada lapisan
saraf di retina mata. Hal ini dapat menyebabkan lepasnya retina dari posisi normal yang
jika tidak ditangani dengan tepat, dapat menyebabkan kebutaan.

 Kemampuan bahasa
Banyak studi yang menemukan adanya gangguan perkembangan bahasa pada bayi
prematur dengan atau tanpa berat badan lahir rendah dibandingkan dengan bayi yang
terlahir normal. Sebagian besar bayi prematur mengalami masalah bahasa selama
beberapa tahun awal sejak kelahiran, termasuk pemahaman kalimat, mengekspresikan
diri melalui bahasa, mengolah kata, artikulasi (pengucapan), dan lain-lain.
Meski demikian, bukan berarti semua bayi prematur pasti akan mengalami gangguan
tumbuh kembang dalam kemampuan berbahasa dan berbicara. Langkah penting yang
dapat diantisipasi adalah memonitor kemajuan tumbuh kembangnya dan berkonsultasi ke
dokter anak untuk penanganan lebih lanjut.
 Psikomotorik dan perilaku
Penelitian di sekolah membandingkan anak usia 7-8 tahun yang lahir sebelum usia
kandungan 32 minggu dengan anak seusia yang lahir normal. Hasilnya menunjukkan
anak - anak yang terlahir prematur lebih banyak mengalami gangguan motorik, meski
tingkat intelegensia mereka normal.
Selain itu, bayi yang lahir prematur memiliki kecenderungan berperilaku hiperaktif, lebih
impulsif, perhatiannya mudah teralihkan, kurang terorganisir, dan kurang tekun.
Demikian juga, risiko anak prematur mengalami attention deficit hyperactivity disorder
(ADHD) lebih tinggi dibanding anak yang lahir normal.

 Kemampuan kognitif
Studi mengindikasikan bahwa anak yang lahir prematur, memiliki risiko mengalami
gangguan belajar saat usia sekolah dasar. Beberapa permasalahan yang dihadapi antara
lain gangguan menggunakan bahasa sebagai cara berekspresi, kesulitan memusatkan
perhatian, dan juga kelemahan pada kecerdasan visual motorik serta visual spasial.

 Perkembangan emosional
Berdasarkan sebuah penelitian, remaja yang lahir pada usia kandungan sebelum 29
minggu memiliki lebih banyak masalah emosional dengan orang tua, guru, maupun
teman-teman sebayanya. Anak yang terlahir prematur juga berisiko lebih tinggi untuk
menjadi sulit beradaptasi dengan lingkungan, dan menghadapi stres.

Untuk meminimalisir risiko gangguan tumbuh kembang bayi prematur dan memaksimalkan
tumbuh kembangnya, lakukan pemeriksaan secara teratur ke dokter spesialis anak.

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Tumbuh kembang setiap anak itu berbeda-beda. Materi di atas berisi pengetehuan umum yang
kami dapatkan dari berbagai sumber dan juga dari hasil pengamatan kami. Walaupun bunda
sudah mengetahui berbagi masalah-masalah di atas, bunda tetap wajib selalu memantau
pertumbuhan si kecil baik motorik (kasar dan halus), sensorik, kognitif, intelektual, emosi &
social. Dan jika terjadi masalah pada pertumbuhan si kecil maka bunda wajib
mengkonsultasikan hal tersebut kepada dokter spesialis anak, agar masalah tersebut bisa cepat di
tanggulangi.

SARAN

Kami menyadari makalah yang kami tulis belumlah sempurna. untuk itu, kritik dan saran dari
pembaca yang membangun untuk menunjang kesempurnaan penulisan makalah ini .

DAFTAR PUSTAKA

https://www.zwitsal.co.id/momen-pertama/tahapan-tumbuh-kembang-bayi-7-12-bulan?
gclid=Cj0KCQjwmcWDBhCOARIsALgJ2Qe_OAwxOk5Ulyg7mFuKSxjh796y5tNjnh-
L2XneUTGdEFJw8lr5E7AaAp5hEALw_wcB&gclsrc=aw.ds

https://www.zwitsal.co.id/momen-pertama/tahapan-pertumbuhan-and-perkembangan-bayi-
usia-0-6-bulan?gclid=Cj0KCQjwmcWDBhCOARIsALgJ2QeeLzhwWLksYJB-
UxnMjtERSuHsHMdX4pNfBZk0IiB1UmeF9zGsJtMaAkJnEALw_wcB&gclsrc=aw.ds
https://www.haibunda.com/parenting/20200708150117-61-150458/gangguan-perkembangan-
bayi-usia-0-6-bulan-dari-motorik-hingga-kognitif

http://www.rsannisa.co.id ›  
Sumber : Alodokter.com

Anda mungkin juga menyukai