Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH TENTANG KONSEP PERTUMBUHAN DAN

PERKEMBANGAN NEONATUS

Disusun Oleh:

1. FITRIANINGSIH 180106013
2. RATRI WULANDARI 180106011

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


PROGRAM STUDI D4 KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI
UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA
2018/2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan yang maha esa karena berkat
rahmat-Nyalah kami dapat menyelesaikan tugas kami. Dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut serta dalam
menyumbang pemikiran teori yang menunjang dalam pembuatan tugas ini.
Akhir kata penulis menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kesempurnaan
sehingga kami membutuhkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna
menyempurnakan tugas kami selanjutnya.
Wassalamualaikum.Wr.Wb.

Purwokerto,12 April 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..............…………………………………………………......1
KATA PENGANTAR………………………….………………………….…........2

DAFTAR ISI..............................………………………………………...………...3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang………………………………………..................4
B. Rumusan Masalah……………………………………………….4

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Masa Neonatus……………………………………5

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan……….……………………..………..............……13
B. Saran…………………….………………………….….............13

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….............14

3
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seorang individu dalam rentang kehidupannya di dunia ini harus
melalui berbagai macam fase atau masa seiring perkembangan usia
mereka. Dalam setiap fase memiliki tugas-tugas perkembangan masing-
masing, hal ini berbeda antara fase satu dengan fase yang lainnya.
Masing-masing individu dituntut untuk dapat menyelesaikan setiap
tugas perkembangannya sesuai dengan tahapan fase yang dilaluinya dan
rentang usia yang sudah ditentukan pada tiap fase tersebut.
Seorang individu dapat dikatakan normal atau bahagia apabila ia
dapat menyelesaikan tugas perkembangannya dengan tepat waktu.
Apabila individu tersebut tidak dapat atau mengalami hambatan dalam
menyelesaikan tugas perkembangannya, maka individu tersebut akan
mengalami gangguan atau ketidakbahagiaan baik dalam aspek fisik,
kognitif, emosi, sosial, maupun spiritualnya.
Dari seluruh fase yang terjadi selama rentang kehidupan, salah satu
fase yang memegang per anan penting dalam perkembangan
seorang individu adalah masa bayi neonatal. Masa bayi neonatal disebut
sebagai salah satu fase terpenting karena selama masa ini seorang
individu mulai menyesuaikan diri secara radikal dan merupakan
pendahuluan dari perkembangan selanjutnya. Banyak macam tugas
perkembangan yang harus diselesaikan seorang individu pada masa ini.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian masa neonatal?
2. Apa saja ciri-ciri masa neonatal?
3. Bagaimana tahap penyesuaian bayi neonatal?
4. Bagaimana perkembangan bayi masa infancy (penyesuaian)?

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Masa Neonatal


Masa ini adalah periode bayi yang baru lahir atau neonate (berasal
dari kata Yunani “neos” yang berarti “baru” dan kata kerja Latin
“nascor” yang berarti “dilahirkan”. Selama waktu ini, bayi harus
menyesuaikan diri dengan lingkungan yang seluruhnya baru di luar
rahim ibu. Masa ini dimulai dari kelahiran dan berakhir pada saat bayi
menjelang dua minggu.
Pada masa ini walaupun singkat pada umumnya dibagi menjadi dua
periode, yaitu periode portunate dan periode neonate. Periode partunate
(mulai saat kelahiran sampai lima belas dan tiga puluh menit sesudah
kelahiran). Periode ini dimulai dari keluarnya janin dan berakhir setelah
tali pusar dipotong dan diikat. Sampai hal ini selesai dilakukan, bayi
masih merupakan pascamatur yaitu lingkungan diluar tubuh ibu. Dan
periode neonate (dari pemotongan dan pengikatan tali pusar sampai
hingga akhir minggu kedua dari kehidupan pascamatur) setelah itu bayi
adalah individu yang terpisah.1
Pada masa awal kelahiran, kepala menyusun bagian yang tergolong
sangat besar dibandingkan dari seluruh tubuh, yaitu 1 : 4. Pada masa
selanjutnya proporsi tubuh berubah, dan mengikuti dua pola, yakni pola
cephalocaudal dan pola proximodistal. Pola cephalocaudal merupakan
rangkaian dimana pertumbuhan tercepat selalu terjadi di kepala.
Pertumbuhan fisik dalam ukuran, berat badan dan perbedaan ciri fisik
secara bertahap bekerja dari atas ke bawah.
Pola proximodistal merupakan rangkaian pertumbuhan yang mulai
dari pusat tubuh dan bergerak kearah tangan dan kaki. Contohnya
kendali otot tubuh dan lengan lebih dulu matang sebelum kendali tangan

5
dan jari. Lebih jauh lagi, bayi menggunakan seluruh tangannya sebagai
kesatuan sebelum mereka dapat mengontrol beberapa jari mereka.2
Adapun beberapa tindakan pada bayi neonatal adalah bersegera
mengadzaninya di telinga kanan dan mengiqomati pada telingan kiri
sebagai bukti kasih sayang dan menjaga kesucian agar terpelihara.
Dalam hadits Rasul Abu Rafi' berkata: " Saya melihat Rasulullah SAW
beradzan di telinga Hasan bin Ali waktu dia dilahirkan oleh Fatimah
r.a.". (H.R Abu dawud, At-Tarmidzi, hadits sahih).
Hal lain yang perlu dilakukan adalah memberinya nama yang baik,
dan pada hari ketujuh diwajibkan bagi yang mampu untuk mengadakan
akikah untuk si anak agar tertanam pada diri anak sikap kedermawanan
kelak jika dia sudah dewasa, Rasul bersabda: "Setiap anak adalah
tergadai dengan akikahnya (terhalang mendapat syafa'at anaknya)
yang disembelih di hari ketujuh, diberi nama dan dicukur rambut
kepalanya." (HR Abu Dawud, Al-Nasa'I dan Al-Tirmidzi). Selain
akikah juga disunatkan menghitankan anak, sebagaimana dalam hadis
Nabi riwayat Baihaqi, "Rasulullah berakikah untuk Hasan dan Husain
dan menghitankan keduanya pada hari ketujuh (dari kelahirannya)."
(HR Baihaqi, hadits sahih).
B. Ciri-ciri Masa Neonatal
Setiap periode dalam rentang kehidupan ditandai oleh gejala
perkembangan tertentu yang membedakannya dari periode-periode
yang mendahuluinya atau yang mengikutinya. Menurut Elizabeth B.
Hurlock3, berikut lima ciri penting dari periode bayi masa neonatal:
1. Masa neonatal merupakan periode tersingkat dari semua periode
perkembangan.
Periode ini adalah saat dimana janin harus menyesuaikan dengan
kehidupan di luar rahim ibu, dimana ia telah hidup selama kurang
lebih sembilan bulan. Penyesuaian ini akan berakhir pada saat tali

6
pusar lepas dari pusarnya. Dibandingkan masa atau fase
perkembangan lainnya, masa neonatal yang berlangsung sekitar 14
hari merupakan masa yang paling singkat.
2. Masa neonatal merupakan masa terjadinya penyesuaian yang radikal.
Kelahiran merupakan suatu gangguan pada pola perkembangan
yang dimulai pada saat pembuahan. Ini adalah suatu peralihan dari
lingkungan dalam ke lingkungan luar. Dikatakan penyesuaian yang
radikal karena lingkungan yang dihadapi setelah dia dilahirkan sangat
jauh berbeda dengan lingkungan sebelumnya.
3. Masa neonatal merupakan masa terhentinya perkembangan.
Pertumbuhan dan perkembangan pesat yang terjadi selama
periode prenatal tiba-tiba terhenti pada saat kelahiran. Terhentinya
pertumbuhan dan perkembangan yang merupakan ciri dari periode
ini. Saat penyesuaian ini terjadi, bayi kembali melanjutkan
pertumbuhan dan perkembangannya. Pada masa ini pertumbuhan
berhenti untuk sementara karena individu sedang menghadapi tugas
berat yaitu penyesuaian diri.
4. Masa neonatal merupakan awal dari perkembangan selanjutnya.
Perkembangan bayi yang baru lahir dapat memberi petunjuk
tentang apa yang dapat diharapkan akan terjadi. Ketika baru
dilahirkan individu hanya memiliki kemampuan yang sangat sedikit,
yang terbatas pada kemampuan instinktif. Seiring dengan
bertambahnya usia dan pengalaman dalam berinteraksi dengan
lingkungannya, beberapa kemampuan mulai berkembang, misalnya
kemampuan untuk melihat dan mendengar.
5. Periode berbahaya pada masa bayi neonatal.
Masa neonatal merupakan periode yang berbahaya baik secara
fisik maupun psikologis. Penyesuaian diri merupakan pekerjaan berat
bagi bayi neonatal yang kemampuannya masih sangat terbatas,
terbukti dengan tingginya kematian pada masa ini.
C. Tahap Penyesuaian Bayi Neonatal
Empat penyesuaian yang harus dilakukan bayi neonatal sebelum
dapat melanjutkan perkembangan mereka yaitu; 1) perubahan suhu
(didalam rahim suhunya tetap, yaitu 100 F sedangkan dirumah atau

7
dirumah sakit berkisar 60-70 F); 2) bernafas (ketika tali pusar diputus,
bayi mulai bernafas secara mandiri), 3) menghisap dan menelan (refleks
ini belum berkembang pada waktu lahir dan bayi seringkali tidak cukup
memperoleh makanan yang diperlukan sehingga berat badannya
menurun); 4) pembuangan (alat pembuangan mulai berfungsi setelah
dilahirkan sebelumnya dilakukan melalui tali pusar)

Penyesuaian terhadap 4 hal tersebut merupakan tugas yang sangat


berat bagi bayi neonatal, sehingga banyak bayi neonatal yang
mengalami kesulitan dalam hal ini. Kesulitan-kesulitan dalam
penyesuaian diri ditandai sebagai berikut.
a. Berkurangnya berat badan.
b. Adanya perilaku yang tidak teratur, misalnya dalam bernapas, sering
kencing dan berak, serta muntah-muntah.
c. Terjadinya kematian pada bayi.
Adapun Faktor-faktor yang memengaruhi kemampuan dalam
penyesuaian diri menurut Hurlock4 adalah sebagai berikut.
a. Lingkungan pranatal.
b. Jenis persalinan.
c. Pengalaman yang berhubungan dengan persalinan.
d. Lamanya periode kehamilan.
e. Sikap orang tua
f. Perawatan pascanatal.
D. Perkembangan Bayi Masa Infancy (Penyesuaian)
1. Perkembangan fisik
Rata-rata bayi Indonesia dilahirkan dengan tinggi badan antara
47 cm hingga 55 cm, dan berat badan antara 2,7 kilogram hingga 4
kilogram. Dalam beberapa hari pertama kelahiran biasanya terjadi
penurunan 5-7 persen berat badan, sebagai akibat dari keharusan
bayi untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Terdapat
empat hal pokok yang harus dilalui bayi dalam proses penyesuaian

8
ini, yaitu bernapas, menelan atau menghisap, sistem pembuangan
kotoran dan perubahan suhu.
2. Seringkali terdapat rambut-rambut halus di kepala dan punggung,
namun rambut halus yang di punggung lambat laun akan hilang
dengan sendirinya. Memiliki proporsi kepala dengan panjang tubuh
sebesar 1 : 4, sementara pada orang dewasa biasanya Perkembagan
Motorik
Gerakan bayi baru lahir selalu bersifat acak dan tidak
berhubungan dengan kejadian-kejadian tertentu dalam
lingkungannya. Secara umum gerakan ini terbagi dalam dua
kategori;
a. Gerakan Menyeluruh, gerakan menyeluruh terjadi di seluruh
tubuh bila salah satu bagian tubuh mendapat stimulasi, namun
demikian gerakan yang paling menonjol berada pada bagian
tubuh yang mendapat stimulasi secara langsung.5
b. Gerakan Khusus, gerakan khusus meliputi bagian tubuh-tubuh
tertentu, misalnya menghisap ketika bibirnya disentuh, atau
ketika dia lapar. Gerakan ini termasuk gerak refleks, yang
merupakan tanggapan terhadap rangsangan indera khusus dan
yang tidak berubah dengan pengulangan rangsang yang sama. 6
Contoh gerak reflek dari bayi baru lahir antara lain; 1) reflek
mencari (rooting reflex); 2) reflek menghisap (sucking reflex); 3)
reflek moro, yaitu respon yang muncul akibat suara atau gerakan
yang mengejutkan; 4) reflek menggenggam (grasping reflex).7
3. Perkembangan Sensorik8

9
a. Penglihatan, bayi neonatal tidak buta, tetapi bidang
penglihatannya hanya kira-kira setengah dari bidang penglihatan
orang dewasa. Batang mata belum berkembang kecuali di sekitar
fovea. Penglihatan warna sama sekali tidak ada atau sangat
minimal karena sel kerucut mata belum berkembang.
b. Pendengaran adalah indera yang paling sedikit berkembang
setelah kelahiran. Sebagian disebabkan karena telinga tengah
tersumbat oleh cairan amniotic setelah kelahirannya.
Keberadaan cairan dalam telinga ini tidak memungkinkan
gelombang suara untuk dapat masuk ke dalam telinga dalam,
dimana terletak sel-sel pendengaran. Namun setelah 3 atau 4
hari, bayi neonatal akan mulai dapat mendengarkan suara-suara
dari luar.
c. Kemampuan penciuman bayi termasuk bagian yang cepat
berkembang, begitu juga kemampuan pengecapannya. Sebagai
contoh, bayi neonatal yang tidak mendapatkan ASI dari ibunya
hanya mau mengkonsumsi susu formula yang memiliki rasa dan
aroma yang sama seperti yang pertama kali dia rasakan. Banyak
bayi enggan meminum susu, ketika orang tuanya berusaha
mengganti merk susu yang biasanya dia minum.
d. Bayi memiliki kepekaan organik sehubungan dengan rasa lapar
dan haus yang dia alami. Untuk menunjukkan perasaan ini,
biasanya bayi akan menangis.
e. Kulit bayi juga sudah cukup peka terhadap perbedaan suhu,
rabaan dan tekanan. Kepekaan terhadap rasa dingin lebih
berkembang dari pada kepekaan terhadap panas. Sementara kulit
bibir bayi adalah tempat yang paling peka, dibanding bagian
kulit lainnya, respon cepat akan segera dilakukan bayi apabila
dia mendapat sentuhan pada bagian ini. Selain itu bayi juga
sudah memiliki kepekaan terhadap rasa sakit atau nyaman
sehubungan dengan dilakukannya tekanan-tekanan pada bagian
tubuhnya.

10
4. Perkembangan Bahasa9
Bahasa pada masa ini lebih tepat dikatakan sebagai vokalisasi,
yang dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu suara tangis dan suara
eksplosif.
a. Menangis
Selama masa neonatal dan bulan-bulan pertama masa bayi,
tangis merupakan bentuk suara yang paling menonjol. Menangis
pada waktu lahir merupakan gerak refleks yang terjadi ketika
udara masuk ke dalam tali suara yang menyebabkan tali suara
bergetar. Proses ini berguna untuk memompa paru-paru sehingga
memungkinkan pernapasan dan memberikan oksigen yang
cukup untuk darah. Selain itu, tangisan bayi juga memiliki nilai
sosial. Tangis bayi merupakan prilaku pertama yang
menandakan ketergantungan total sang bayi kepada satu
makhluk yaitu ibu yang melahirkannya. Ketergantungan ini
berkait erat dengan kemungkinan berkomunikasi dengan
sekelompok manusia dalam suatu lingkungan. Ostwald (dalam
Hurlock, 1980: 62) menguraikan nilai social dan tangisan bayi
sebagai berikut:
Tangisan bayi merupakan perilaku dari ketergantungan
total pada satu makhluk yaitu ibu yang hamil pada
kemungkinan berkomunikasi dengan sekelompok manusia
didalam lingkungan kelangsungan hidup manusia sampai
tingkat tertentu bergantung pada kewajaran keluarnya bayi
dan tanggapan ibu yang tepat terhadap tangisan bayi.
Semakin keras tangisnya semakin meluas aktifitasnya dan
merupakan petunjuk bahwa bayi membutuhkan perhatian jadi
hal itu merupakan bentuk bahasa.
b. Suara eksplosit
Bayi neonatal kadang mengeluarkan suara eksplosit seperti
napas yang berat. Suara merupakan ucapan tanpa arti atau tujuan
dan terjadi secara kebetulan kalau otot-otot suara mengerut.
Biasanya bunyi-bunyi itu disebut “dekatan”, “degukan” atau

11
“dengkuran”. Bunyi-bunyi ini diperkuat dan berkembang
menjadi ocehan yang selanjutnya berkembang menjadi bicara.
5. Perkembangan kesadaran
Karena alat-alat indra yang penting—seperti mata dan
telinga—relatif belum sepenuhnya berkembang, maka secara
logis bayi neonatal belum mampu menyadari dengan teliti apa
yang terjadi disekitarnya. Menurut James (dalam Hurlock, 1980:
64), kesadarannya lebih menyerupai “Kebingungan yang
berkembang dan berdengung”.
Kemampuan Belajar
Untuk belajar, individu harus menyadari apa yang
diharapkan harus dilakukan. Lagipula, otak dan syaraf harus
cukup berkembang untuk memungkinkan proses belajar.
Kondisi demikian belum terdapat pada bayi neonatal.
6. Perkembangan Emosi
Reaksi emosional hanya berkaitan dengan sesuatu hal yang
menyenangkan (ditandai oleh tubuh yang tenang) atau sesuatu
hal yang tidak menyenangkan (ditandai oleh tubuh yang
tegang).10
7. Permulaan Kepribadian
Anak-anak yang dilahirkan dengan perbedaan sifat yang
karakteristik yang tercermin dalam tingkat aktivitas dan
kepekaan. Dari perbedaan ini akan berkembang pola kepribadian
individual. Perbedaan individual tampak jelas pada saat
kelahiran dan terlihat dalam reaksi terhadap makanan, dalam
menangis, dalam aktivitas motorik, dan terutama dalam tidur.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Masa neonatal dimulai dari kelahiran dan berakhir pada saat bayi
menjelang dua minggu. Masa neonatal merupakan periode tersingkat
dari semua periode perkembangan dan merupakan masa terjadinya
penyesuaian yang radikal. Terdapat empat hal pokok yang harus dilalui
bayi dalam proses penyesuaian pada masa ini, yaitu bernapas, menelan
atau menghisap, sistem pembuangan kotoran dan perubahan suhu.
Banyak macam tugas perkembangan yang harus diselesaikan
seorang individu pada masa ini, seperti perkembangan fisik, sensorik,
motorik, vokalisasi, kognitif dan afektif.
B. Saran
Menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih ada
banyak kesalahan dan kekurangan di sana-sini, karena keterbatasan ilmu
dan pengetahuan penulis. Maka tentu saja penulis memohon maaf dan
maklum kepada para pembaca, serta kritikan dan saran kami harapkan
demi perbaikan dan penyempurnaan makalah-makalah kami
selanjutnya.

13
DAFTAR PUSTAKA

Elizabeth B. Hurlock, Developmental Psycology A Life-Span Approach, terj.


Istimiwidayanti

&Soejarwo, Jakarta: Penerbit Erlangga, 1980

John W. Santrock, Life-Span Development, terj, Benedictine Widyasinta, Jakarta:


Penerbit

Erlangga, 2012

14

Anda mungkin juga menyukai