DISUSUN OLEH:
Puji syukur penyusun panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan berkah dan rahmat-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas
makalah ini dengan judul “Perkembangan masa intrauterine (prenatal)”. Adapun tujuan
dari penyusunan dalam tugas makalah ini yaitu untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah “Psikologi Perkembangan”.
Sholawat serta salam tetap tercurah kepada Nabi Muhammad SAW karena
hadirnya telah menjadikan kita umatnya yang mendapatkan rahmat Allah SWT berupa
iman dan islam sejak hadir dalam keluarga yang beriman dan islam.
Dalam penyusunan makalah ini, penyusun menyadari bahwa makalah ini tidak
akan selesai dengan lancar dan tepat waktu tanpa adanya bantuan, dorongan, dan
bimbingan dari dosen pengampu mata kuliah “Psikologi Perkembangan”.
Semoga makalah ini bermanfaat dan dapat menambah wawasan bagi kita semua
di dalam dunia Pendidikan serta semoga mampu menjadikan pendidik yang patut di
tauladani oleh anak didik.
penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ii
Bab I: Pendahuluan
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan Masalah 3
A. Kesimpulan 11
Daftar Pustaka 12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan kehidupan manusia berawal dari pertemual sel sperma laki-laki dan
sel telur wanita . pada saat itu, sel sperma pria bergabung dengan sel telur wanita
(ovum)dan menghasilkan satu bentuk sel yang telah dubuahi, yang disebut zigot / zygote,
yang dalam psikologi islam disebut nuthfah, yaitu air mani yang keluar dari sulbi laki-laki
lalu bersarang di rahim perempuan. Dengan demikian dapat dipahami bahwa sel-sel
sperma pria dan sel-sel telur wanita pada dasarnya memiliki daya hidup atau energi
kehidupan. Karena sperma dan ovum memiliki daya hidup maka ia mampu menjalin
hubungan satu sama lain, sehingga pada gilirannya menghasilkan benih manusia / embrio.
Masa prenatal merupakan titik awal dari proses pertumbuhan dan perkembangan
manusia yaitu di saat manusia belum lahir atau masih berada di rahim ibu. Namun,
banyak masyarakat pedesaan pada umumnya cenderung menganggap bahwa permulaan
perkembangan psikologis dimulai pada saat anak dilahirkan. Akibat kecenderungan ini,
kebanyakan dari merekatidaj melakukan hal-hal yang dapat memengaruhi perkembangan
psikologis anak pada masa prenatal.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian perkembangan masa prenatal?
2. Bagaimana tahapan perkembangan janin dan kandungan?
3. Bagaimana bahaya-bahaya yang harus diperhatikan selama masa prenatal?
4. Bagaimana implikasi perkembangan prenatal pada bidang pendidikan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian perkembangan masa prenatal,
2. Untuk mengetahui tahapan perkembangan janin dan kandungan,
1
3. Untuk mengetahui bahaya-bahaya yang harus diperhatikan selama masa
prenatal,
4. Untuk mengetahui implikasi perkembangan prenatal pada bidang Pendidikan.
2
BAB II
ISI
Periode prenatal atau masa sebelum lahir adalah periode awal perkembangan
manusia yang dimulai sejak konsepsi, yaitu ovum wanita di buahi oleh sperma laki-laki
sampai dengan kelahiran seorang individu. Masa ini pada umumnya berlangsung selama
9 bulan atau sekitar 280 hari sebelum lahir. Dilihat dari segi waktunya, peride prenatal
merupakan periode perkembangan manusia yang paling singkat, perkembangan yang
sangat cepat dalam diri individu.1
Periode prenatal merupakan masa yang mengandung banyak bahaya, baik fisik
Mupun psikologis. Meskipun tidak dapat diklaim bahwa periode ini merupakan periode
yang paling berbahaya dalam seluruh rentang kehidupan, banyak yang percaya bahwa
masa anak-anak lebih berbahaya tetapi jelas bahwa periode ini merupakan masa di mana
bahaya-bahaya lingkungan atau bahaya-bahaya psikologis dapat sangat mempengaruhi
pola perkembangan selanjutnya atau bahkan dapat mengakhiri suatu perkembangan.
Perkembangan prenatal adalah prpses gestasi embrio atau janin manusia sewaktu
kehamilan, persenyawaan hingga kelahiran. Pada umumnya ahli psikologi perkembangan
membagi periode prenatal atas tiga tahap perkembangan, yaitu :
3
penciptaan zigot, dilanjutkan dengan pemecahan sel, dan melekatnya zigot ke
dinding kandungan, sekitar seminggu setelah pembuahan, zigot terdiri dari 100
hingga 250 sel. Pemisah sel telah dimulai ketika lapisan dalam dan lapisan luar
organisme terbentuk. Blastocyst adalah lapisan dalam sel yang berkembang selama
periode germinal. Sel-sel ini kemudian menyediakan gizi dan dukungan bagi
embrio. Implantation adalah melekatnya zigot ke dinding kandungan, berlangsung
sekitar 10 hari setelah pembuahan. Setelah beberapa hari lira-kira seminggu setelah
konsepsi blastocyst menempel di dinding rahim. Blastocyst yang tertanam di
dinding rahim inilah yang disebut embrio.3
Pada periode embrio ini, pertumbuhan terjadi dalam dalam dua pola, yaitu :
Dalam periode embrio ini, terdapat juga tiga sarana penting yang membantu
perkembangan struktur anak :
3
Pieter, H. Z., & Lubis, N. L. 2016. Pengantar Psikologi untuk Kebidanan.
Jakarta: Prenadamedia Group.
4
Pieter, H. Z., & Lubis, N. L. 2016. Pengantar Psikologi untuk Kebidanan.
Jakarta: Prenadamedia Group.
5
Pieter, H. Z., & Lubis, N. L. 2016. Pengantar Psikologi untuk Kebidanan.
Jakarta: Prenadamedia Group.
4
a. Kantong Amniotik, suatu cairan bening tempat tempat embrio
mengapung dan berfungsi sebagai pelindung dari goncangan fisik dan
temperatur.
b. Plasenta, suatu tempat pada dinding peranakan yang merupakan sarana
penghubung antara ibu dan embrio.
c. Tali pusat, adalah suatu saluran lembut yang terdiri atas pembuluh-
pembuluh darah yang berfungsi menghubungkan embrio dengan
plasenta.6
Pada periode ini, perkembangan sistem syaraf sangat cepat. Hal ini terlihat
pada umur 6 minggu embrio telah dapat di kenali sebagai manusia, namun kepala
lebih besar di bandingkan bagian lain. Dan pada umur 8-9 minggu, perubahan janin
semakin terlihat jelas. Muka, mulut, mata, dan telinga, sudah mulai terbentuk
dengan baik. Lengan dan kaki lengkap dengan jari-larinya sudah nampak. Organ-
organ seks juga mulai terbentuk, otot dan tulang rawan mulai berkembang, organ
dalam juga mulai terbentuk, seperti isi perut, hati, pankreas, paru-paru, dan ginjal. 7
Pada bulan ketiga, janin yang panjangnyakira-kitra tiga inci dan berat kira-
kira 3/4 ons secara spontan sudah dapat menggerakkan kepala, tangan dan kakinya
serta jantungnya mulai berdenyut. Setelah genap berumur 4 bulan, dimana janin
telah terbentuk sebagai manusia, maka ditiupkanlah ruh kedalamnya. Bersamaan
dengan peniupan ruh kedalam janin,maka ditentukanlah hukum-hukum
6
Pieter, H. Z., & Lubis, N. L. 2016. Pengantar Psikologi untuk Kebidanan.
Jakarta: Prenadamedia Group.
7
Pieter, H. Z., & Lubis, N. L. 2016. Pengantar Psikologi untuk Kebidanan.
Jakarta: Prenadamedia Group.
8
Pieter, H. Z., & Lubis, N. L. 2016. Pengantar Psikologi untuk Kebidanan.
Jakarta: Prenadamedia Group.
5
perkembangannya, seperti masalah-masalah tingkah laku (sikap, karakter, dan
bakat), kekayaan, batas usia, dan lain-lain.9
Setelah ruh Allah ditiupkan kedalam janin, maka pada bulan ke-4 dan 5 ibu
sudah merasakan gerakan-gerakan janinnya. Panjang janin kira-kira 4-5 inci, dan
pada permulaan bulan ketujuh, panjang janin sudah mencapai 16 inci dengan berat
1,5-2, kg. ciri-crinya sebagai manusia semakin terlihat, terutama ketika rambut
menumbuhi kepalanya, dan mulut mulai menonjol keluar, bergerak-gerak, dibuka
dan ditutup, menelan dan mengisap ibu jarinya. Matanya mulai berkedip dan ia bisa
menangis. Pada bulan ke delapan berat janin sudah mencapai kira-kira 2,5-3,5 kg
dan lapisan lemak badan mulai berkembang, dimana ini berguna untuk mengatur
temperatur badannya setelah kelahiran.10
1. Faktor Lingkungan
a. Faktor ekstern yang diperkirakan mempengaruhi tingkah laku pos-natal
antara lain: Sinar Rontgen dapat mempengaruhi tingkah laku motorik,
gerak bebas, pembuangan, aktivitas, belajar diskriminatif, dan tingkah
9
Pieter, H. Z., & Lubis, N. L. 2016. Pengantar Psikologi untuk Kebidanan.
Jakarta: Prenadamedia Group.
10
Pieter, H. Z., & Lubis, N. L. 2016. Pengantar Psikologi untuk Kebidanan.
Jakarta: Prenadamedia Group.
11
Izzaty, Rita Eka, dkk. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: UNY
6
laku persetubuhan. Akibat penyinaran memiliki hubungan dengan usia
kehamilan dan banyak sedikitnya penyinaran pada satu pihak dengan
besar kecilnya akibat yang ditimbulkan, makin banyak dosis penyinaran
makin buruk akibatnya Pemakian obat-obat penenang seperti softenon
atau thalidomid dapat mengakibatkan cacat berat. Penelitian antara
tahun 1959-1962 menemukan bahwa cacat yang disebabkan thalidomid
terjadi antara hari ke-34 dan ke-50, jadi antara minggu kelima dan
ketujuh usia kehamilan. Usaha-usaha pengguguran kandungan dengan
menggunakan obat-obatan yang lain pada usia kehamilan awal dapat
menyebabkan gangguan-gangguan perkembangan
b. Ketegangan emosional dapat berpengaruh pada kenaikan aktivitas yang
sangat menyolok pada fetus. Penelitian yang pernah dilakukan bahwa
wanita dengan susunan syaraf otonom yang labil mempunyai fetus yang
paling aktif
c. Takhayul di Indonesia menjadi masalah, terutama mengenal pengaruh
tingkah lakuorang tua terhadap bayi yang akan dilahirkan. Dalam diri
ibu hamil terdapat pengaruh keadaan hormonal terhadap psikis ibu.
2. Sikap Ibu
Ada anggapan bahwa sikap menolak dari pihak ibu terhadap janin dalam
kandunganakan diteruskan sesudah anak dilahirkan. Dalam penelitian Geissler
menunjukkan bahwa ada perubahan sikap ibu terhadap anak yang dikandungnya,
yakni dari sikap positif ke negatif, dan dari sikap negatif ke positif, dan sikap yang
berubah-ubah itu akhirnya menjadi positif, yaitu sika menerima terhadap anak yang
dilahirkan.12
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan keabnormalan bayi yang disebabkan
dari dalam kandungan. Selain seperti yang telah disebutkan di atas, ada beberapa faktor
lagi yang antara lain (1) kekurangan nutrisi, infeksi dan luka-luka serta keracunan
sewaktu dalam kandungan. Peristiwa tersebut dapat menyebabkan keguguran (abortus),
12
Monks, F.J., Knoers, A.M.P., dan Haditono, S.R. (1998). Psikologi
Perkembangan. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Press.
7
(2) sewaktu ibu mengandung menderita penyakit kholera, thypus, malaria tropika kronis,
gondok (bof) pada waktu mengandung muda, syphilis, gabag/mazelen, TBC sehingga ada
pengaruh buruk pada janin (foetus intra uterina). Bayi yang lahir mungkin akan
menderita toxemia, yaitu peristiwa keracunan pada darah, sehingga terjadi abnormalitas
pada system syaraf (neuron), (3) terjadi intoxicztion atau keracunan pada janin, karena
ibu sewaktu mengandung minum obat-obat penenang beracun (thalidomid) juga obat
kontraseptif anti hamil yang sangat kuat mengandung racun, namun obat tersebut gagal
atau tidak bekarja secara efektif.13
Supaya bayi yang dilahirkan sehat, maka ibu harus merawatnya dengan baik yaitu
membutuhkan perawatan secara fisik dan psikis dan menjauhkan dari bahaya-bahaya
selama kehamilan. Pemeriksaan rutin selama kehamilan akan semakin mudah diketahui
secara dini gejala-gejala kelainan selama kehamilan, sehingga pencegahan terhadap
gangguan selama kehamilan sedini mungkin dapat dicegah dan diobati.
13
Kartono, K. (1981). Psikology Abnormal. Bandung: Penerbit Alumni.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Maka ilmu Al-Jarh wa At-Ta’dil adalah ilmu yang menerangkan tentang cacat
cacat yang dihadapkan kepada para perawi dan tentang penta’dilannya (memandang lurus
para perawi) dengan memakai kata-kata yang khusus dan untuk menerima atau menolak
riwayat mereka.
Ilmu jarh wa ta‟dil adalah ilmu yang sangat penting bagi para pelajar ilmu hadits.
karena ilmu ini merupakan timbangan bagi para rawi hadits. Rawi yang berat
timbangannya diterima riwayatnya dan rawi yang ringan timbangannya ditolak
riwayatannya. Dengan ilmu ini kita bisa mengetahui periwayat yang dapat
diterimahadistnya, serta dapat membedakannya dengan periwayat yang tidak dapat
diterimahaditsnya. Oleh karena itulah para ulama hadits memperhatikan ilmu ini dengan
penuh perhatiannya dan mencurahkan segala pikirannya untuk menguasainya.
9
DAFTAR PUSTAKA
Izzaty, Rita Eka, dkk. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: UNY
Pieter, H. Z., & Lubis, N. L. 2016. Pengantar Psikologi untuk Kebidanan. Jakarta:
Prenadamedia Group.
Soenarwo, B. 2012. 360 Pekan Masa Keemasan Anak, Sekali Seumur Hidup. Jakarta: Al-
Mawardi Prima.
10