Anda di halaman 1dari 13

RESUME TUMBUH KEMBANG JANIN

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Mikrobiologi

DISUSUN OLEH :
AMELIA

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA BANDUNG
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, dan senantiasa mengharapkan
rahmat,taufik serta hidayah-Nya. Tak lupa sholawat serta salam bagi jungjungan Nabi Besar kita yaitu
Nabi Muhammad SAW. Alhamdulillah saya masih diberi Kesehatan dan umur sampai saat ini
sehingga dapat menyelesaikan resume ini yang berjudul “ tumbuh kembang janin “
Dalam penyusunan resume ini saya sadar bahwa masih banyak terdapat kekurangan dan
mungkin jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari para pembaca, sangat saya harapkan
untuk perbaikan di masa yang akan dating.
Demikianlah saya buat makalah ini untuk pegangan buat kita semua, semoga makalah ini
bermanfaat bagi kita semua.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh
yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses
pematangan. Tahap ini mencakup adanya proses diferensiasi sel-sel tubuh, jaringan tubuh,
organ-organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa, sehingga masing masing
dapat memenuhi fungsinya. Cakupan tahap ini termasuk juga perkembangan emosi, intelektual
dan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi terhadap lingkungan (Sulistyawati, 2014
Pertumbuhan dan perkembangan janin adalah suatu rangkaian peristiwa yang luar biasa
menakjubkan. Berawal dari bersatunya sel sperma dari sel telur, dimulailah perjalanan
kehidupan dari suatu pribadi yang unik. Setiap proses kehamilan merupakan hal yang unik.
Maksud dari tulisan ini adalah untuk memberikan petunjuk bagaimana perkembangan janin
mulai dari pembuahan hingga setelah kelahiran atau perkembanhan dari minggu ke minggu.
Semuanya akan dijelaskan secara singkat, jelas, menarik dan lengkap dengan gambar untuk
memperjelas secara tahap per tahap.
B. Rumusan masalah

1. Definisi perkembangan
2. Kehidupan awal masa prenatal
3. Ciri perkembangan prenatal
4. Tahap perkembangan prenatal
5. Tiga trimester perkembangan janin
6. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan janin
7. Proses kelahiran
8. Faktor-faktor yang mempengaruhi kelahiran preterm

C. Tujuan penulisan

1. Menjelaskan konsepsi awal kehidupan pada masa prenatal.


2. Menjelaskan ciri perkembangan janin.
3. Menjelaskan tahap-tahap pada perkembangan janin.
4. Menjelaskan Tiga Trisemester Perkembangan Prenatal.
5. Menjelaskan faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan janin.
6. Menjelaskan proses dalam kelahiran.
7. Menjelaskan faktor yang mempengaruhi kelahiran preterm
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Perkembangan


Perkembangan adalah perubahan yang bersifat kuantitatif dan kualitatif. Perkembangan
adalah bertambahnya kemampuan (skill) struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks,
dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan. Perkembangan menyangkut porses
diferensiasi sel tubuh, organ, dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga
dapat memenuhi fungsinya, termasuk juga perkembangan kognitif, bahasa, motorik, emosi,
dan perkembangan perilaku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya.
Perkembangan merupakan perubahan yang bersifat progresif, terarah dan terpadu.
Progresif mengandung arti bahwa perubahan yang terjadi mempunyai arah tertentu dan
cenderung maju kedepan,tidak mundur kebelakang. Terarah dan terpadu menunjukkan
bahwa terdapat hubungan yang pasti antara perubahan yang terjadi pada saat ini,
sebelumnya dan berikutnya (Soetjiningsih & Ranuh, 2013).
1. Masa Konsepsi
Masa konsepsi yaitu masa pertemuan sperma dan ovum sehingga terjadi proses
pembuahan sel telur oleh sel sperma tersebut (Abas, 2015). Secara umum masa konsepsi
ialah pertemuan sel telur dan sel sperma di tuba falopi yang prosesnya disebut juga
pembuahan.
2. Masa Prenatal
Masa pranatal merupakan masa (waktu) di mana manusia mengalami perkembangan
untuk pertama kalinya atau biasa disebut dengan awal perkembangan. Masa ini
terjadiselama dalam rahim seorang ibu, yaitu berkisar sekitar 9 bulan lebih 10 hari, ini
merupakan perkiraan rata-rata yang sering dialami oleh sebagian besar perkembangan
manusia di dalam rahim meskipun terkadang sering juga ditemukan usia janin yang kurang
dari usia tersebut yang biasa disebut dalam ilmu kedokteran sebagai janin prematur (waktu
yang semestinya bayi belum bisa dilahirkan (Jannah & Mirta, 2018).
Periode pranatal atau pra lahir merupakan masa kritis bagi perkembangan fisik, emosi
dan mental bayi. Ini adalah masa mulai terbentuknya kedekatan antara bayi dan orang tua
dengan konsekuensi yang akan berdampak panjang, terutama yang berkaitan dengan
kemampuan dan kecerdasan bayi dalam kandungan William Sallenbach, 1998 dalam
(Aprilia, 2020)
2.2 Kehidupan Awal Masa Prenatal
Periode prenatal atau masa sebelum lahir adalah periode awal perkembangan manusia
yang dimulai sejak konsepsi. Konsepsi yaitu ketika ovum wanita dibuahi oleh sperma laki-
laki sampai dengan waktu kelahiran seorang idividu. Masa ini pada umumnya berlangsung
selama 9 bulan kalender atau sekitar 280 hari sebelum lahir. Pada hari sebelum lahir, para
ahli psikologis perkembangan meyakini bahwa kehidupan manusia berawal dari pertemuan
sel sperma laki-laki dan sel telur wanita.
Pada saat itu, sel sperma pria bergabung dengan sel telur wanita (ovum) dan
menghasilkan satu bentuk sel yang telah terbuahi, yang disebut zigot. Sperma dan sel telur
itu dibuat oleh sel-sel perkembangbiakan yang disebut “sel benih”. Sel-sel ini mengandung
46 kromosom, yang diperoleh darisperma ayah dan ovum ibu, yang dibentuk menjadi 23
pasang. Dalam setiap pasang kromosom terdiri dari satu kromosom pihak ayah dan satu
kromosom pihak ibu, dan setiap pasang kromosom ini memiliki bentuk dan ukuran yang
jelas.
Dengan demikian, dapat dipahami bahwa sel-sel sperma pria dan sel-sel telur (ovum)
wanita pada dasarnya memiliki daya hidup atau energi kehidupan. Karena sperma dan
ovum memiliki daya hidup, maka ia mampu menjalin hubungan satu sama lain, sehingga
pada gilirannya menghasilkan benih manusia (embrio). Kemudian, karena adanya daya
hidup inilah yang membuat janin dalam kandungan dapat hidup dan berkembang, hingga
lahir menjadi individu baru (Widyastuti, Herlansyah, & Musruroh, 2018)
2.3 Ciri Perkembangan Prenatal
Menurut (Hurlock, 2007), meskipun relatif singkat, periode pranatal mempunyai enam
ciri penting, masing-masing ciri mempunyai akibat yang lambat pada perkembangan
selama rentang kehidupan.
1. Terjadinya pembauran sifat-sifat yang diturunkan oleh kedua orang tua janin. Kondisi
ini akan dipengaruhi oleh kromosom yang disumbangkan oleh kedua orang tua janin.
Dalam hal ini sering ditemukan adanya penyimpangan genetis yang disebabkan oleh
kelebihan jumlah kromosom
2. Adanya pengaruh kondisi-kondisi dalam tubuh ibu yang akan menunjang
perkembangan sifat bawaan dan perkembangannya baik itu sifat yang baik maupun sifat
yang buruk, dan hal ini akan berpengaruh pada pola perkembangan yang akan datang.
3. Jenis kelamin individu yang baru diciptakan sudah dipastikan pada saat pembuahan dan
kondisi-kondisi dalam tubuh ibu tidak akan mempengaruhinya, sama halnya dengan
pembuahan.
4. Perkembangan dan pertumbuhan yang normal lebih banyak terjadi selama periode
pranatal dibandingkan pada periode-periode lain dalam seluruh kehidupan individu.
5. Periode pranatal merupakan masa yang mengandung banyak bahaya, baik fisik maupun
psikologis. Dinyatakan bahaya, karena pada masa pranatal akan berpengaruh panjang
pada masa pertmbuhan dan perkembangan janin di masa yang akan datang.
6. Periode pranatal merupakan saat di mana orang-orang yang berkepentinganmembentuk
sikap-sikap yang baru diciptakan. Dalam hal ini seorangbayi yang sudah berusia 20
minggu dalam kandungan sudah bisa merasakan gelap dan terang. Dan pada usia ini
orang tua sudah bisa memberikan dorongan stimulus pada janin untuk
mengoptimalkannya
2.4 Tahap Perkembangan Prenatal
2.4.1 Perkembangan Fisik
Perkembangan prenatal ditinjau dari segi fisik dibagi menjadi tiga fase, yakni Germinal,
Embrio, dan Janin (Pamilu, 2006).
1. Periode Germinal
Periode ini berlangsung sejak ovum dibuahi hingga 10-14 hari. Periode ini meliputi
terjadinya zygote yang dilanjutkan dengan pembelahan sel dan terjadilah implantation.
Implantation ialah menempelnya zygote pada dinding uterus yang berlangsung sekitar 10
hari setelah pembuahan. Satu minggu setelah pembuahan, zygote melakukan pembelahan
sel yang telah dimulai ketika lapisan dalam (blastocyt) dan lapisan luar (trophoblast)
organisme terbentuk. Pada lapisan dalam sel (blastocyt) akan berkembang terus menjadi
embrio. Lapisan luar (trophoblast) akan berkembang menjadi lasenta (ari-ari) yang menjadi
pelindung embrio, tali pusar dan amnion yang menyediakan gizi bagi embrio. Periode
zygote sering juga disebut sebagai periode conceptual.

2. Periode Embrio
Suatu periode kehamilan dengan rentang usia antara akhir minggu ke 2 sampai dengan
akhir minggu ke-8, ditandai dengan perkembangan yang pesat pada organ tubuh, sistem
pernapasan, pencernaan, dan saraf. Pada masa ini terjadi diferensiasi sel. System saraf
berkembang pada usia akhir minggu ketiga jantung mulai berdetak, kemudian embrio terus
berkembang dan pada akhirnya menjadi janin sebagai bentuk manusia kecil yang ditandai
pembentukan kepala 1 ¼ ons dengan panjang sekitar 1 ½ inci (2,5 cm). Periode embrionis
merupakan periode yang sangat rentan terjadinya keguguran spontan.

3. Periode Janin
Merupakan fase perkembangan sebelum kelahiran yang dimulai 2 bulan setelah proses
pembuahan dan umumnya berlangsung selama 7 bulan. Pertumbuhan dan perkembangan
semakin menunjukkan prosesnya yang luar biasa. Perkembangan otak adalah satu hal yang
paling menakjubkan dalam perkembangan prenatal. Saat bayi dilahirkan, mereka telah
memiliki kurang lebih 100 milyar neuron atau sel saraf yang mengatur proses informasi di
bagian sel di dalam otak. Selama perkembangan prenatal, neuron bergerak ke tempat yang
seharusnya dan mulai saling berhubungan. Bentuk dasar otak manusia disusun pada 2
trisemester pertama pada masa perkembangan prenatal. Trisemester ke-3 dan 2 tahun
pertama setelah dilahirkan, ditandai dengan terhubung dan berfungsinya neuron.

2.4.2 Perkembangan Kognitif


1. Perkembangan dalam belajar dan mengingat yaitu perkembangan belajar janin telah
diketahui ketika dia mengisap jari di dalam rahim. Sementara perkembangan mengingat
diketahui ketika bayi merekam setiap pembicaraan ibunya, atau ketika ibu sedang
membacakan ceritacerita dengan keras pada masa kehamilan. Membacakan cerita cerita
dengan suara keras lebih mengaktifkan rekaman ingatan bayi ketimbang ibu yang sama
sekali tak pernah membacakan cerita pada masa kehamilan (Pieter & Lubis, 2016).
2. Perkembangan kognitif anak dalam kandungan, di mana menurut laporan para ilmuwan
dalam bidang perkembangan anak pralahir yang melakukan beberapa penelitian mutakhir
makin menguatkan dugaan bahwa anak dapat belajar selama berada dalam Rahim ibunya.
Dia juga bisa merasa, dan mengetahui perbedaan antara gelap dan terang. Bahkan pada usia
kandungan lima bulan (20 pekan), kemampuan bayi dalam kandungan untuk merasakan
rangsangan telah berkembang dengan sangat baik sehingga proses pendidikan dapat
dilakukan. Dan anak-anak yang diberi pendidikan sejak masih dalam kandungan cenderung
mengalami peningkatan kecerdasan otak, mampu berkomunikasi lebih baik dan mudah
beradaptasi dengan lingkungan ketika besar nanti (Soenarwo, 2012).Pentingnya pemberian
rangsangan sejak dini merupakan satu hal yang perlu diberikan kepada anak untuk
meningkatkan tingkat intelektual dan tingkat kreativitas anak (Mziyatul, Fahmi, & Febri,
2020).
2.4.3 Perkembangan Emosi
Berkomunikasi dengan buah hati tidak hanya bisa dilakukan setelah bayi lahir dan bisa
berbicara. Namun, sebetulnya komunikasi antara ibu dan janin, lingkungan dengan janin
sudah dimulai tercipta sejak dalam kandungan. Tanpa banyak disadari, ibu dan janin sudah
memiliki hubungan emosional yang sangat kuat. Biasanya dimulai sejak usia kehamilan
enam bulan. Janin sudah bisa merasakan emosi ibu, baik saat senang atau sedih melalui
hormon ibu yang disalurkan kedalam tubuh janin. Tentu kesempatan berharga untuk
menjalin kedekatan secara emosional dengan buah hati tidak boleh dilewatkan (Mziyatul,
Fahmi, & Febri, 2020)
Beberapa pakar anak mengemukakan bahwa jika janin dalam kandungan secara terus-
menerus mendapatkan stimulasi (rangsangan) positif, maka kelak anak tersebut akan
menjadi anak yang lebih cepat perkembangan otaknya jika dibandingkan dengan teman-
temanya yang tidak mendapatkan stimulasi saat masih dalam kandungan. Pada umumnya
seorang anak telah memiliki ikatan atau jalinan yang kuat dengan ibu, walaupun masih
dalam kandungan. Berbagai cara yang dapat dilakukan untuk memberi stimulasi pada janin,
di antaranya sebagai berikut 1) Membelai, menepuk dan mengusap dengan lembut, 2)
Mengajak bicara, 3) Mendongengkan. Selain memberi stimulus, keadaan emosional ibu
selama kehamilan juga mempunyai pengaruh yang besar terhadap perkembangan masa
prenatal.
Hal ini dikarenakan ketika seorang ibu hamil mengalami ketakutan, kecemasan, stres
dan emosi lain yang mendalam, maka terjadi perubahan psikologis, antara lain yang
meningkatnya pernapasan dan sekresi oleh kelenjar. Adanya produksi hormon andrenalin
sebagai 10 tanggapan terhadap ketakutan akan menghambat aliran darah ke daerah
kandungan dan membuat janin kekurangan udara (Desmita, 2005).
Ibu yang mengalami kecemasan berat dan berkepanjangan sebelum atau selama
kehamilan, kemungkinan besar mengalami kesulitan medis dan melahirkan bayi yang
abnormal dibandingkan dengan ibu yang relatif tenang dan aman. Goncangan emosi
diasosiasikan dengan kejadian aborsi spontan, kesulitan proses lahir, kelahiran prematur
dan penurunan berat, kesulitan pernapasan dari bayi yang baru lahir dan cacat fisik.
2.5 Tiga Trisemester Perkembangan Janin
1. Trisemester Pertama (3 bulan pertama)
➢ Pembuahan- Minggu ke-4. Panjang kurang dari 0,25 cm. Mulai terbentuk saraf tulang
belakang, sistem saraf, sistem gastrointestinal, jantung dan paru-paru. Kantong ketuban
mulai membungkus bentuk awal dari tubuh dikenal dengan nama zigot.
➢ Minggu ke-8. Panjang sekitar 2,5 cm. Wajah mulai terbentuk dengan mata, telinga,
mulut dan tunas gigi yang belum sempurna. Lengan dan kakimulai bergerak, otak mulai
terbentuk, denyut jantung janin mulai dapat dideteksi dengan ultrasound. Memasuki
masa yang disebut embrio.
➢ Minggu ke-12. Panjang mencapai 7,5 cm dan berat 1 ons. Mulai dapat menggerakkan
lengan dengan kaki, jari tangan dan jari kaki. Sidik jari mulai terbentuk. Dapat
tersenyum, merengut, menghisap dan menelan. Jenis kelamin dapat dibedakan dari
buang air kecil. 2. Trisemester kedua (3 bulan kedua)
➢ Minggu ke-16. Panjang mencapai 15 cm dan berat antara 4 hingga 7 ons. .Denyut
jantung kuat, kulit masih transparan. Bulu-bulu halus (lanugo) menutupi tubuh. Kuku
jari tangan dan kaki terbentuk. Gerakan mulai terkoordinasi, dapat berguling dalam
cairan ketuban.
➢ Minggu ke-20. Panjang mencapai 30 cm dan berat 0,25 hingga 0,5 kg. Denyut jantung
dapat didengar dengan stetoskop biasa. Menghisap ibu jari. Cegukan, rambut, bulu
mata, dan alis sudah ada.
➢ Minggu ke-24. Panjang mencapai 35 cm dan berat antara 0,5 hingga 0,75 kg. Kulit
mengeriput dan terlapisi oleh lapisan pelindung (vernix caseosa). Mata mulai terbuka,
kotoran dikumpulkan di usus, genggaman kuat. 3. Trisemester ketiga (3 bulan terakhir)
➢ Minggu ke-28. Panjang mencapai 35 hingga 42,5 cm dan berat antara 1,25 hingga 1,5
kg. Lemak tubuh mulai bertambah. Pernapasan belum sempurna.
➢ Minggu ke-32. Panjang mencapai 41,25 hingga 45 cm. Berat antara 2 hingga 2,5 kg.
Mempunyai periode tidur dan terbangun. Merespon bunyi.Dapat mengambil posisi
kelahiran. Tulang tengkorak masih lunak dan fleksibel. Mineral besi tertumpuk di hati.
➢ Minggu 36-38. Panjang mencapai 47,5 hingga 50 cm dan berat antara 3 hingga 3,75 kg.
Kerutan pada kulit berkurang. Vernix caseosa tebal. Lanugo jauh berkurang. Aktivitas
berkurang. Memperoleh imunitas dari ibu.
2.6 Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Janin
1. Teratogen
Unsur yang menyebabkan adanya kelainan pada kelahiran akibat dari proses kehamilan
yang tidak optimal. Bila teratogen beraksi pada awal kehamilan saat proses pembuahan dan
organogenesis, bisa jadi berdampak negatif pada janin yang mengakibatkan kelainan anatomis.
Namun, apabila teratogen beraksi pada saat organogenesis sudah lengkap dan matang di usia
kehamilan tua, kemungkinan tidak menyebabkan kelainan anatomis (Hurlock, Psikolgi
Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang, 1991).
2. Faktor Ibu
Ibu menjadi kunci utama yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan janin. Sehingga
kondisi fisik dan psikis ibu harus dijaga agar janin berkembang dengan sempurna. Selain itu,
penyakit dan kondisi ibu selama kehamilan bisa mengakibatkan infeksi, kelainan dan
kerusakan selama proses kehamilan yang mengakibatkan bayi lahir kurang sempurna.
Beberapa penyakit yang dapat mempengaruhi janin, di antaranya campak rubella, sifilis, herpes
alat kemaluan, dan AIDS. Selain dari penyakit, usia ibu juga mempengaruhi janin. Ibu yang
hamil di usia beresiko yaitu saat remaja (dibawah 18 tahun) dan saat usia ibu sudah memasuki
dewasa tengah (di atas 35). Bayi yang lahir dari ibu remaja, kebanyakan mengalami prematur
dan keguguran.
3. Faktor Ayah
Ayah juga berperan penting dalam perkembangan optimal janin. Perhatian dan kasih
sayang seorang ayah kepada ibu akan membuat emosi ibu akan stabil, tenang dan bahagia.
Stimulasi ayah pada janin dan sering mengajak bicara janin dalam kandungan juga dapat
menenangkan janin, membangun ikatan emosional bayi dengan ayah dari suara dan sentuhan
bayi, bisa berdampak pada perkembangan bahasa bayi. Selain itu, usia ayah yang sudah terlalu
tua mengakibatkan anak kekurangan kalsium sehingga tinggi badannya kurang dan bisa
mengakibatkan anak mengalami keterbelakangan mental seperti down syndrome.
4. Lingkungan
Polusi dan bahan-bahan beracun yang semakin banyak di suatu lingkungan dapat
membahayakan kondisi janin dalam kandungan dan berakibat keterbelakangan mental pada
anak. Terkontaminasi polusi dan bahan-bahan beracun dapat mengakibatkan keterbelakangan
mental pada anak. Ibu yang sedang mengandung sebaiknya sangat berhati-hati dengan
lingkungan dan apa yang akan di konsumsinya, karena jika ia mengkonsumsi makanan yang
terkontaminasi bahan-bahan beracun dapat mengganggu perkembangan janin (Aprilia, 2020).
2.7 Proses Kelahiran
a. Tahap Pertama
Terjadi kontraksi peranakan yang berlangsung 15 hingga 20 menit pada permulaan
permulaan dan berakhir berakhir hingga 1 menit. Kontraksi ini menyebabkan leher rahim
terentangdan terbuka. Ketika tahap pertama belangsung, kontraksi semakin sering, yang terjadi
setiap 2 hingga 5 menit. Pada akhir tahap pertama kelahiran, kontraksi memperlebar leher
rahim hingga terbuka sekitar 4 inci sehingga bayi dapat bergerak dari peranakan ke seluruh
kelahiran
b. Tahap Kedua
Dimulai ketika kepala bayi bergerak melalui leher rahim dan saluran kelahiran. Tahap ini
berakhir ketika bayi benar-benar keluar dari tubuh ibu. Tahap ini berlangsung kira-kira 1,5 jam.
Pada setiap kontraksi, ibu mengalami kesakitan untuk mendorong bayi keluar dari tubuhnya.
Pada waktu kepala bayi keluar dari tubuh ibu, kontraksi terjadi hampir setiap menit dan
berlangsung kira-kira 1 menit.

c. Tahap Ketiga

Pada tahap ini yaitu tahap setelah bayi lahir. Pada waktu ini ari-ari, tali pusar, pusar, dan
selaput-selaput lain dilepaskan. Tahap akhir inilah yang paling pendek, berlangsung hanya
beberapa menit saja (Widyastuti, Herlansyah, & Musruroh, 2018).

2.8 faktor-faktor yang mempengaruhi kelahiran preterm

Beberapa faktor mempunyai andil dalam terjadinya persalinan preterm seperti faktor pada
ibu, faktor janin dan plasenta, ataupun faktor lain seperti sosioekonomik (Winkjosastro, 2014).
Beberapa faktor penyebab akan menambah keadaan pretermitas antara lain : infeksi saluran
kemih, penyakit ibu seperti hipertensi dalam kehamilan, asma, penyakit jantung, kecanduan
obat, kolestatis, anemia, keadaan yang menyebabkan distensi uterus berlebihan yaitu
kehamilan multiple, hidramnion, diabetes, isoimunisasi Rh, peradarahan antepartum, infeksi
umum pada ibu, tindakan bedah selama kehamilan, kehamilan dengan AKDR (Rukiyah &
Yulianti, 2010).

Hasil penelitian Paiembonan (2013) mengenai faktor risiko kejadian kelahiran preterm di
Rumah Sakit Ibu dan Anak Siti Fatimah Makassar menunjukkan bahwa riwayat kelahiran
preterm dan preeklampsia merupakan faktor risiko kejadian kelahiran preterm dimana ibu
dengan hamil dengan riwayat kelahiran preterm memiliki risiko mengalami persalinan preterm
20 kali lebih tinggi dan ibu hamil dengan pre-eklampsia memiliki risiko dua kali lebih tinggi
untuk mengalami persalinan preterm. Pada bayi preterm kecil sering terjadi masalah yang berat
misalnya sukar bernafas, kesukaran pemberian minum, ikterus berat dan infeksi. Bayi rentan
terjadi hipotermia jika tidak dalam inkubator (JNPKR, 2009).

Permasalahan yang terjadi pada persalinan preterm bukan saja pada kematian perinatal,
melainkan bayi preterm ini sering pula disertai dengan kelainan, baik kelainan jangka pendek
maupun jangka panjang. Kelainan jangka pendek yang sering terjadi adalah: RDS (Respiratory
Distress Syndrome), perdarahan intra/periventrikular, NEC (Necrotizing Entero Cilitis),
displasi bronko-pulmonar, sepsis, dan paten duktus arteriosus (Winkjosastro, 2014).

Komplikasi jangka pendek pada bayi preterm selalu dikaitkan dengan pematangan paru
janin yang belum sempurna. Bayi-bayi yang lahir pada usia hamil 23-24 minggu yang berhasil
diselamatkan menunjukkan komplikasi kelainan otak yang cukup berarti (79% atau lebih).
Sebagian besar komplikasi dapat dicegah dan ditangani antara lain bila tenaga kesehatan
mampu mengidentifikasi dini komplikasi serta pelayanan emergency di rumah sakit
dilaksanakan secara cepat dan tepat guna (Kemenkes RI, 2016).
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Periode prenatal merupakan periode awal kehidupan manusia yang sangat menentukan pola
perkembangannya pada periode-periode selanjutnya. Ciri-ciri umumperkembangan prenatal
ialah terjadinya pembauran sifat-sifat yang diturunkan oleh kedua orang tua. Masa prenatal
berdasarkan perkembangan fisik yakni; germinal, embrio dan janin. Periode prenatal sangat
penting karena mempengaruhi sifat bawaan, jens kelamin, urutan, dan jumlah anak. Faktor
yang memengaruhi perkembangan pada masa ini ialah teratogen, ayah, ibu, danlingkungan.
Kemudian proses kelahiran dirumuskan menjadi tiga tahap.

B. Saran

Dari paparan di atas dapat kita pahami bahwa perkembangan masa prenatal sangat penting
dalam menentukan sifat-sifat bayi yang akan dilahirkan. Oleh karena itu diharapkan sebagai
orang tua maupun calon orang tua sebaiknya dapat lebih memperhatikan lagi perkembangan
pada masa prenatal ini. Sehingga tidak terjadi kelainan maupun hal yang tidak diinginkan
lainnya
DAFTAR PUSTAKA

OSF Preprints | Psikologi Perkembangan: Masa Prenatal

Faktor-Faktor_yang_Mempengaruhi_Persalinan_Preterm.pdf

BAB I (potensi-utama.ac.id)

Anda mungkin juga menyukai