Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KONSEP PSIKOLOGI PERKEMBANGAN MANUSIA


DARI SEBELUM LAHIR (PRENATAL - 9 BULAN)

Dosen Pengampu : Retno Wulandari SST.,M.Keb

Disusun Oleh Kelompok 1:

1. Afwa Nur Azizah R (SB19001


)
2. Alya Olifa Zunairobbi (SB19002)
3. Angela Clara (SB19003)
4. Amanda Amalia (SB19004)
5. Aqaz Rohqiati (SB19005)
6. Auliya Rahmawati (SB19006)
7. Bella Putri Lathifah (SB19007)
8. Bencelina Parety (SB19008)
9. Chiendy Revina K P (SB19009)
10. Chusnul Karlina Lulu D (SB19010)

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA DAN


PRODI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN PROGRAM PROFESI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Proses Tumbuh Kembang Manusia ....................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Perkembangan Masa Prenatal ............................................................................... 3
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................................... 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

Salah satu ciri khas manusia adalah mengalami pertumbuhan dan perkembangan
selama hidupnya. Dengan ciri khas tersebut, manusia pasti mengalami fase prenatal
hingga dewasa. Pertumbuhan itu sendiri memiliki pengertian bertambahnya ukuran dan
jumlah sel serta jaringan interselular, berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur
tubuh sebagian atau keseluruhan, sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat.
Sedangkan perkembangan dapat diartikan bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang
lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta
sosialisasi dan kemandirian. Pertumbuhan terjadi secara simultan dengan perkembangan.
Berbeda dengan pertumbuhan, perkembangan merupakan hasil interaksi kematangan
susunan saraf pusat dengan organ yang dipengaruhinya, misalnya perkembangan sistem
neuromuskuler, kemampuan bicara, emosi dan sosialisasi. Kesemua fungsi tersebut
berperan penting dalam kehidupan manusia yang utuh. Pertumbuhan dan perkembangan
tersebut terjadi hingga akhir hayat manusia.
Proses tumbuh kembang manusia, khususnya pada anak mempunyai beberapa ciri-
ciri yang saling berkaitan. Ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut :
1. Perkembangan yang menimbulkan sebuah perubahan
2. Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal akan menentukan
perkembangan selanjutnya
3. Pertumbuhan dan perkembangan memiliki kecepatan yang berbeda
4. Perkembangan berkorelasi dengan pertumbuhan
5. Perkembangan mempunyai pola yang tetap
6. Perkembangan memiliki tahap yang berurutan

Pada umumnya, manusia dalam hal ini adalah anak, memiliki pola pertumbuhan
dan perkembangan normal yang merupakan hasil interaksi banyak faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Faktor- faktor tersebut antara lain:
A. Faktor internal yang berpengaruh pada tumbuh kembang manusia (anak)
1. Ras/etnik atau bangsa
2. Keluarga
3. Umur
4. Jenis Kelamin
5. Generik
6. Kelainan kromosom
B. Faktor Luar (Eksternal)
C. Faktor Prenatal
1. Gizi sang ibu pada saat hamil
2. Posisi fetus yaang abnormal
3. Toksin/zat kimia yang dikonsumsi sang ibu pada saat hamil
4. Endokrin, dalam hal ini penyakit yang diderita oleh sang ibu
5. Radiasi, lebih menekankan pada sinar Rontgen
6. Infeksi yang diderita sang ibu
7. Kelainan imunologi
8. Anoksia embrio yang disebabkan oleh gangguan fungsi plasenta
9. Psikologi sang ibu
D. Faktor Persalinan

1
E. Faktor Pascasalin
1. Gizi
2. Penyakit kronis/kelainan konginetal
3. Lingkungan fisis dan kimia
4. Psikologis
5. Endokrin, dalam hal ini adanya gangguan hormon
6. Sosio-ekonomi
7. Lingkungan pengasuhan
8. Stimulasi
9. Obat-obatan yang dikonsumsi
Tumbuh-Kembang anak berlangsung secara teratur, saling berkaitan dan
berkesinambungan yang dimulai sejak konsepsi sampai dewasa. Tumbuh kembang anak
terbagi dalam beberapa periode, yang salah satunya adalah :
A. Masa prenatal atau masa intra uterin (masa janin dalam kandungan). Masa ini dibagi
menjadi 3 periode, yaitu :
1. Masa zigot/mudigah, sejak saat konsepsi sampai umur kehamilan 2 minggu
2. Masa embrio, sejak umur kehamilan 2 minggu sampai 8/12 minggu
3. Masa janin/fetus, sejak umur kehamilan 9/12 minggu sampai akhir kehamilan.
Masa ini terdiri dari 2 periode yaitu:
a. Masa fetus dini yaitu sejak umur kehamilan 9 minggu sampai trimester ke-2
kehidupan intra uterin.
b. Masa fetus lanjut yaitu trimester akhir kehamilan.
B. Masa bayi (infancy) umur 0 sampai 11 bulan. Masa ini dibagi menjadi 2 periode, yaitu
:
1. Masa neonatal, umur 0 sampai 28 hari. Masa neonatal dibagi menjadi 2, yaitu:
a. Masa neonatal dini, umur 0 - 7 hari.
b. Masa neonatal lanjut, umur 8 - 28 hari.
2. Masa post (pasca) neonatal, umur 29 hari sampai 11 bulan.

C. Masa anak dibawah lima tahun (anak balita, umur 12-59 bulan)
D. Masa anak prasekolah (anak umur 60-72 bulan)
Perkembangan berlangsung secara terus menerus ke arah kemajuan,
kelengkapan, dan kesempurnaan berdasar pada suatu tahapan yang teratur. Setiap
aspek perkembangan dipengaruhi dan mempengaruhi aspek perkembangan lain,
sehingga setiap aspek perkembangan tidak dapat berkembang secara terpisah-pisah
atau sendirisendiri. Perkembangan organisme berlangsung secara komprehensif dalam
satu kesatuan, meskipun setiap aspek memiliki fungsi sendiri. Di samping itu dalam
proses perkembangan dapat terjadi satu aspek berkembang lebih cepat, di sisi lain satu
aspek berkembang secara lambat. Dalam hal ini, perkembangan dipengaruhi berbagai
faktor dari dalam diri maupun dari luar individu. Dalam makalah ini, saya hanya akan
membahas mengenai perkembangan anak pada fase prenatal hingga bayi.

BAB II
2
PEMBAHASAN

A. Perkembangan Masa Prenatal


Menurut ajaran Islam, kehidupan manusia telah dimulai pada saat sebelum
lahir. Manusia diberikan ruh yang telah hidup sebelum kelahirannya di dunia. Manusia
terus berkembang dalam rahim sang ibunda. Setiap tahapan perkembangan sangatlah
penting. Diantara perkembangan yang penting tersebut adalah tahapan pada saat
manusia berada dalam kandungan ibu atau sering disebut perkembangan masa
prenatal. Masa prenatal adalah periode awal perkembangan manusia yang dimulai
sejak konsepsi (selepas persenyawaan), yakni ketika ovum dibuahi oleh sperma hingga
seorang manusia terlahir ke dunia. Jangka waktunya sekitar 266 hari selepas
persenyawaan atau 280 hari dari pertama haid yang terakhir sebelum seseorang hamil.
Periode pra kelahiran (prenatal period) mulai pada saat pembuahan (konsepsi)
dan berakhir pada saat kelahiran (kira-kira 38 minggu). Periode ini memiliki ciri khas
khusus, yaitu :
1) Periode di mana sifat bawaan dan jenis kelamin ditentukan
2) Kondisi-kondisi dalam tubuh ibu dapat mendorong atau mengganggu pola
perembangan prenatal
3) Pertumbuhan dan perkembangan secara proporsional lebih besar dan lebih cepat
daripada periode-periode perkembangan lainnya
4) Banyak terdapat bahaya fisik dan psikologis yang dapat mempengaruhi pola
perkembangan pola berikutnya
5) Periode dimana orang-orang yang berarti membentuk sikap terhadap individu
yang baru

1. Tahapan-tahapan dalam perkembangan masa prenatal


Selama masa prenatal, manusia mengalami perkembangan yang pesat. Saat ini,
para ilmuwan membagi tahapan prenatal menjadi 3 tahap, yaitu :
a. Tahap Germinal
Tahap germinal sering juga disebut periode zigot, ovum, atau periode
nuthfah adalah periode awal kejadian manusia. Proses ini dimulai ketika sperma
melakukan penetrasi terhadap telur dalam proses pembuahan, yang normalnya
terjadi akibat hubungan seksual antara laki-laki dan perempuan. Pada tahap ini
zigot dibentuk. Zigot terbentuk dari campuran sperma dan sel telur. Sel telur
yang telah dibuahi, atau zigot, bergerak menuju rahim. Pergerakan ini
membutuhkan waktu selama empat hari dan selama pergerakan ini, zigot yang
semula berupa satu sel, melalui proses mitosis membelah menjadi dua sel
identik. Pembelahan ini terjadi setiap sekitar 30 jam. Dalam proses pembelahan
ini, bayi masih disebut dengan blastocyte (Blastula), yang terdiri dari 100 sel.
Blastocyte yaitu lapisan dalam sel yang berkembang selama periode germinal
ini, sel-selnya berkembang menjadi embrio. Bagian luar blastocyte akan menjadi
placenta, sedangkan bagian dalam akan menjadi embrio.
Setelah sekitar tiga hari blastokis mengandung sekitar 60 sel. Tetapi karena
jumlahnya semakin banyak maka sel ini semakin mengecil sebab blastokis tidak
mungkin lebih besar dari zigotnya yang asli. Pada minggu kedua, blastokis
terdiri dari sekitar 150 sel. Pada saat terjadinya pembelahan blastokis
mengapung dan berproses disepanjang tubafalopi. Placenta mulai terbentuk,
bagian dalam sel memadat dan berkembang menjadi tiga lapisan yang disebut
piringan embrionik (embryonic disc), yang terdiri dari lapisan ectoderm,
mesoderm, dan endoderm.

3
Dari ectoderm berkembang membentuk kulit ari dan kelenjar kulit (indera
peraba), panca indra dan sistem saraf (otak), tulang belakang, dan lensa mata.
Juga lapisan epidermis (enamel gigi, kulit, rambut, kuku). Lapisan tengah atau
mesoderm berkembang menjadi otot, tulang dan cartilage, sistem buah pelir dan
genitalia, sistem pembuangan kotoran dan sistem peredaran darah, serta kulit
lapisan dalam. Lapisan paling dalam, disebut endoderm (endoblast), nantinya
akan berkembang menjadi sistem pernafasan dan pencernaan, juga berbagai
kelenjar seperti pankreas, hati, thyroid, dan thymus. Dalam waktu singkat
plasenta, tali pusar, dan kantong amniotik juga akan terbentuk dari sel blastokis.
Setelah beberapa hari setelah konsepsi blastokis menempel di dinding rahim,
inilah yang disebut embrio dan peristiwa ini menandakan akhir dari tahap
germinal.
b. Tahap Embriotik
Tahap ini dimulai dari dua minggu sampai delapan minggu setelah pembuahan.
Tahap embrio mulai ketika zigot telah tertanam dengan baik pada dinding rahim.
Dalam tahap ini, sistem dan organ dasar bayi mulai terbentuk dari susunan sel.
Meskipun bentuk luar masih jauh berbeda dibandingkan manusia dewasa,
beberapa bentuk seperti mata dan tangan, bahkan telinga dan kaki mulai dapat
dikenali. Selama periode ini, pertumbuhan terjadi dalam dua pola yaitu
cephalocaudal dan proximodistal. Cephalocaudal artinya proses pertumbuhan
yang dimulai dari bagian kepala, kemudian terus kebawah sampai ke bagian ekor
dengan kata lain, kepala, pembuluh darah, dan jantung lebih dahulu berkembang
daripada lengan, kaki dan tangan. Pertumbuhan proximodistal adalah proses
pertumbuhan yang dimulai dari bagian-bagian yang paling dekat dengan pusat
(tengah) badan, kemudian baru ke bagian-bagian yang jauh dari pusat badan.
c. Tahap Fetus/ Janin
Tahap ini merupakan tahap terakhir pada masa kehamilan. Tahap fetus ini
dimulai sejak minggu ke-9 hingga kelahiran bayi. Pada tahapan ini, embrio
disebut fetus. Tahap ini berlangsung selama 30 minggu. Embrio yang telah
terbentuk mulai berubah menjadi sel-sel tulang membentuk wajah, kaki, dan
tangan sehingga terlihat berbeda dan fetus tampak dalam bentuk manusia. Selain
itu, otak juga telah terbentuk, dan mulai menjadi lebih kompleks dalam beberapa
bulan. Pada bulan ketiga, janin yang panjangnya kira-kira tiga inci dan berat
kirakira ¾ ons itu secara spontan sudah dapat menggerakkan kepala, tangan dan
kakinya serta jantungnya mulai berdenyut.
Pada minggu awal perkembangan tahap fetal ini, kebanyakan organ dan
jaringan utama telah dibentuk. Bentuk wajah telah terbentuk dengan baik.
Lobang telinga mulai terbentuk. Perkembangan mata juga terlihat hampir penuh,
meski selaput mata masih tertutup dan tidak akan terbuka sampai minggu ke-28.
Tangan, lengan, kaki, paha dan jari jemari telah terbentuk penuh. Fetus dapat
membentuk tinju dari jari-jemarinya. Kuku mulai terbentuk dan bakal gigi mulai
berkembang pada daging mulut, jantung telah hampir berkembang penuh, dan
detak jantung telah dapat didengar dengan mesin Doppler. Sel darah merah
mulai diproduksi dalam hati. Testosterone (hormon seks laki-laki) telah
diproduksi pada testes fetus laki-laki.
Dalam psikologi Islam, setelah janin dalam kandungan genap berumur
empat bulan, yaitu ketika janin telah berbentuk sebagai manusia maka ditiupkan
ruh ke dalamnya. Pada trimester kedua (minggu ke 13-16), otak telah
berkembang penuh. Fetus dapat menghisap, mengunyah, dan membuat suara
nafas yang belum teratur. Fetus juga sudah dapat merasakan sakit. Kulit fetal
masih transparan. Jaringan otot memanjang dan tulang semakin kuat. Hati dan

4
organ lain memproduksi cairan yang dibutuhkan. Alis dan garis mata muncul.
Fetus sangat aktif bergerak, termasuk menendang bahkan jungkir balik.
Pada minggu ke dua puluh, gerakan bayi biasanya telah dapat dirasakan
pada perut ibu, seperti menonjok-nonjok atau menendang-nendang. Pada saat ini
panjang janin kira-kira 4,5 inci. Pada permulaan bulan ke-tujuh, panjang janin
sudah mencapai kira-kira enam belas inci dengan berat kira-kira 1,5-2,5
kilogram. Kuku tangan dan jari kaki telah muncul. Lanugo, bulu halus pada bayi
menutup seluruh tubuh. Fetus dapat mendengar dan mengenali suara ibu. Alat
kelamin dapat dilihat dengan menggunakan ultrasound.
Pada trimester ketiga zat lilin pelindung yang disebut vernix menutupi
kulit. Vernix berguna untuk mengatur temperatur badannya setelah kelahiran.
Pada kelahiran, vernix umumnya akan hilang dan sisanya akan dengan cepat
diserap. Fetus telah memulai refleks terkejut pada tangannya. Sidik jari pada
kaki dan tangan mulai terbentuk. Fetus mulai berlatih pernafasan dengan
menghirup cairan amniotic pada paru-parunya yang sedang berkembang. Pada
bulan kedelapan, berat janin sudah mencapai kira-kira 2,5-3,5 kilogram. Janin
dalam perut ibu juga telah mampu mendengarkan atau merespon terhadap
stimulus dari lingkungan eksternal, terutama pola-pola suara.
Pada minggu ke-25 sampai 28 perkembangan otak yang cepat terjadi dan
sistem saraf mampu mengontrol fungsi tubuh. Kelopak mata fetus dapat
membuka dan menutup. Pada minggu ke-29 sampai 32, terdapat pertambahan
jumlah lemak pada tubuh fetus. Ritme pernafasan telah terjadi, namun paru-paru
belum matang. Fetus tidur 90-95% tiap harinya.
Pada sekitar minggu ke-38 atau ke-40, fetus telah cukup umur. Lanugo
mulai hilang kecuali pada lengan atas dan bahu. Rambut bayi pada saat itu mulai
menebal. Paru-paru sudah matang. Berat rata-rata bayi pada saat kelahiran
sekitar 2,5 – 3,5 kg. Pada waktu lahir placenta yang melekat pada rahim dan
umbilical cord akan dipotong begitu pertama kali bayi bernafas dari udara.
Pernafasan akan memicu jantung dan arteri bekerja menekan darah melalui paru-
paru.

2. Arti Penting Periode Pranatal bagi Perkembangan


Pembuahan sel telur wanita oleh sel sperma laki-laki dianggap sebagai salah
satu masa yang sangat penting dan menentukan perkembangan manusia pada
periode-periode selanjutnya. Menurut Hurlock 1980, setidaknya ada empat kondisi
penting yang berpengaruh besar terhadap perkembangan individu baru di masa
mendatang, yaitu:
a. penentuan sifat bawaan
b. penentuan jenis kelamin
c. penentuan jumlah anak
d. penentuan urutan anak

Periode prenatal merupakan periode awal yang sangat menentukan pola


perkembangannya pada periode-periode selanjutnya. Sifat-sifat bawaan yang di
turunkan sekali untuk selamanya dan berfungsi sebagai dasar bagi perkembangan
selanjutnya, ditentukan pada periode ini. Kondisi yang baik dalam tubuh ibu, dapat
menunjang perkembangan sifat bawaan, sedangkan kondisi yang tidak baik dapat
menghambat perkembangannya, bahkan merusak perkembangan selanjutnya. Di
samping itu, periode prenatal juga merupakan periode penentuan jenis kelamin
individu. Jenis kelamin yang sudah ditentukan pada saat pertumbuhan ini tidak
dapat diubah, karena itu jelas akan memengaruhi pola perkembangan di kemudian
hari.
5
Di samping terjadinya perkembangan yang lebih cepat, periode prenatal juga
ditandai dengan lebih banyaknya terjadi perkembangan dan pertumbuhan secara
normal dibandingkan dengan periode-periode lain dalam seluruh rentang kehidupan
individu. Hal ini dapat dipahami, betapa selama 9 bulan sebelum kelahiran, individu
tumbuh dari sel yang sangat kecil menjadi bayi yang panjangnya menjadi 20 inci
dengan berat rata-rata 3,5 kg. Diperkirakan bahwa selama masa prenatal ini berat
badan bertambah 11 juta kali. Demikian juga, dikatakan bahwa bahwa pada periode
prenatal terjadi perkembangan cepat, karena dari sebuah sel berbentuk bulat
berkembanglah anggota-anggota tubuh, baik eksternal maupun internal, sehingga
pada saat kelahiran bayi dapat dikenali sebagai manusia.
Meskipun periode prenatal merupakan periode di mana perkembangan dan
pertumbuhan terjadi lebih banyak dan lebih cepat, namun periode ini juga
mengandung banyak bahaya, baik fisik maupun psikologis yang sangat
memengaruhi pola perkembangan selanjutnya bahkan dapat mengakhiri
perkembangan atau kematian. Periode prenatal juga merupakan saat di mana calon
orang tua menentukan sikapnya terhadap anak yang akan lahir. Sikap ini akan
sangat memengaruhi cara bagaimana orang tua memperlakuukan atau mengasuh
anaknya, terutama selama tahun-tahun pertama pembentukan kepribadian.

3. Pengaruh Prenatal pada Tingkah Laku Sesudah Dilahirkan


Tahap prenatal yang berlangsung, memberikan beberapa pengaruh terhadap
tingkah laku anak pasca kelahiran. Beberapa faktor tersebut adalah : a. Faktor
Lingkungan
1) Faktor ekstern yang diperkirakan mempengaruhi tingkah laku pos-natal antara
lain :
a) Sinar Rontgen dapat mempengaruhi tingkah laku motorik, gerak bebas,
pembuangan, aktivitas, belajar diskriminatif dan tingkah laku persetubuhan.
Akibat penyinaran memiliki hubungan dengan usia kehamilan dan banyak
sedikitnya penyinaran pada satu pihak dengan besar kecilnya akibat yang
ditimbulkan, makin banyak dosis penyinaran makin buruk akibatnya.
b) Pemakaian obat-obat penenang seperti softenon atau thalidomid dapat
mengakibatkan cacat berat. Penelitian antara tahun 1959-1962 menemukan
bahwa cacat yang disebabkan thalidomid terjadi antara hari ke-34 dan ke-50,
jadi antara minggu kelima dan ketujuh usia kehamilan. Usaha-usaha
pengguguran kandungan dengan menggunakan obat-obatan yang lain pada
usia kehamilan awal dapat menyebabkan gangguan-gangguan perkembangan.
2) Ketegangan emosional dapat berpengaruh pada kenaikan aktivitas yang sangat
menyolok pada fetus. Penelitian yang pernah dilakukan bahwa wanita dengan
susunan syaraf otonom yang labil mempunyai fetus yang paling aktif.
3) Takhayul di Indonesia menjadi masalah, terutama mengenal pengaruh tingkah
laku orang tua terhadap bayi yang akan dilahirkan. Dalam diri ibu hamil terdapat
pengaruh keadaan hormonal terhadap psikis ibu.
b. Sikap Ibu
Ada anggapan bahwa sikap menolak dari pihak ibu terhadap janin dalam
kandungan akan diteruskan sesudah anak dilahirkan. Dalam penelitian Geissler
menunjukkan bahwa ada perubahan sikap ibu terhadap anak yang dikandungnya,
yakni dari sikap positif ke negatif, dan dari sikap negatif ke positif, dan sikap
yang berubah-ubah itu akhirnya menjadi positif, yaitu sika menerima terhadap
anak yang dilahirkan.

6
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan prenatal
Sebagian besar proses pertumbuhan janin sangat bergantung pada kondisi internal
ibu, baik kondisi fisik maupun psikisnya. Sebab ibu dan janin merupakan satu
unitas organik yang tunggal. Beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan
prenatal yaitu:
a. Kesehatan ibu
Penyakit yang di derita ibu hamil dapat mempengaruhi perkembangan
masa prenatal apalagi penyakit yang bersifat kronis dapat mengakibatkan
lahirnya bayibayi yang cacat. Demikian pula bila terjadi benturan ketika janin
berusia 3 bulan disertai dengan gangguan kesehatan pada ibu dapat merusak
perkembangan janin. Apabla ibu hamil terserang campak rubellah (campak
jerman) dapat dipastikan 60% kemungkinan bayi lahir dalam keadaan cacat. Jika
campak rubellah menyerang pada dua bulan pertama kahamilan, mengakibatkan
kebutaan, ketulian, kelainan jantung, kerusakan pada system syaraf pusat, serta
keterbelakangan mental dan emosional. Jika terjadi pada trisemester kedua
setelah fetus terbentuk, dampaknya kecil sekali. Mungkin hanya gangguan pada
pendengaran, penglihatan, dan bicara. (seifert dan hoffnung, 1964-1965).
Besarnya dampak kesehatan ibu hamil terhadap perkembangan masa
prenatal juga terlihat jelas ketika ibu menderita sydrom kehilangan kekebalan
tubuh. Yang lebih dikenal dengan AIDS. AIDS adalah penyebab utama kematian
peringkat ke delapan di kalangan anak-anak dari usia 1-4 tahun pada tahun 1989.
Mayoritas ibu yang menularkan HIV kepada keturunannya terinfeksi melalui
penggunaan obat- obatan yang disuntikan ke dalam pembuluh darah atau
hubungan heteroseksual dengan para pengguna obat-obatan suntik (santock,
1995).
b. Gizi ibu
Faktor lain yang cukup berpengaruh terhadap perkembangan masa prenatal
adalah gizi ibu. Hal ini adalah karena janin yang sedang berkembang sangat
tergantung pada gizi ibunya, yang diperoleh melalui darah ibunya. Oleh sebab
itu makanan ibu-ibu yang sedang hamil harus mengandung cukup protein,
lemak, vitamin, dan karbohidrat untuk menjaga kesehatan bayi. Anak- anak yang
dilahirkan oleh ibu yang kekurangan gizi cenderung cacat.
c. Pemakaian bahan-bahan kimia oleh ibu
Bahan-bahan kimia yang terdapat pada obat-obatan atau makanan yang ada
dalam peredaran darah ibu yang tengah hamil dapat mempengaruhi
perkembangan janin. Bahan-bahan kimia tersebut dapat menimbulkan efek
samping baik pada fisik maupun pada system kimiawi dalam tubuh janin yang
dinamakan metabolite. Salah satu jenis obat mengandung bahan kimia yang
membahayakan perkembangan janin adalah thalidomide.
d. Keadaan dan ketegangan emosi ibu
Keadaan emosional ibu selama kahamilan juga mempunyai pengaruh yang
besar terhadap perkembangan masa prenatal. Hal ini adalah karena ketika
seorang ibu hamil mengalami ketakutan, kecemasan, stress, dan emosi lain yang
mendalam maka terjadi perubahan psikoligis antara lain meningkatnya
pernafasan dan sekresi oleh kelenjar. Adanya produksi hormone adrenalin
sebagai tanggapan terhadap ketakutan akan menghambat aliran darah ke daerah
kandungan dan membut janin kekurangan udara.
Ibu yang mengalami kecemasan berat dan berkepanjangan sebelum atau
selama kehamilan, kemunginan besar mengalami kesulitan medis dan
melahirkan bayi yang abnormal di bandingkan dengan ibu yang relatif tenang
dan aman. Di samping itu sress dan kecemasan yang dialami ibu setelah

7
kelahiran, diasosiasikan dengan bayi yang sangat aktif, cepat marah, dan tidak
teratur dalam makan, tidur, dan buang air.

5. Bahaya Fisik Selama Periode Prenatal


a. Periode Zigot
1) Ovum yg dibuahi kemungkinan akan mati kelaparan sebelum menempel
2) Di dinding rahim karena lamanya waktu yg dibutuhkan melewati tuba falopi
3) Tidak adanya persiapan dinding rahim untuk menerima ovum yg dibuahi karena
ketidakseimbangan antara kelenjar pituitary dan ovarium ibu
4) Melekatnya ovum yg dibuahi pada dinding tuba falopi mengakibatkan tidak
adanya makanan atau ruangan untuk tumbuh
b. Periode Embrio
1) Jatuh, kejutan emosi, kekurangan gizi, gangguan kelenjar, kekurangan vitamin,
dan penyakit berbahaya seperti pneumonia dan diabetes, dapat mengakibatkan
embrio keluar dr tempatnya di dinding uterus, yg menyebabkan keguguran-
sering terjadi pd minggu ke-10 dan 11 setelah pembuahan
2) Malnutrisi ibu, pemakaian obat-obatan dan alkohol secara berlebihan
mengakibatkan gangguan perkembangan yg normal
c. Periode Fetus
1) Keguguran
2) Kelahiran prematur
3) Komplikasi pada saat melahirkan
4) Ketidakteraturan perkembangan

6. Bahaya Psikologis Selama Perkembangan Prenatal


a. Kepercayaan tradisional tentang prenatal
1. Keinginan mendapatkan anak dengan jenis kelamin tertentu
2. Gangguan perkembangan karena faktor keturunan, terutama ibu
b. Stress ibu selama prenatal
1. Tidak menghendaki kehadiran anak
2. Gangguan-gangguan fisik selama prenatal
3. Ketakutan anaknya mengalami kecacatan/keterlambatan mental
c. Sikap negatif terhadap prenatal
1. Anak yg tidak diinginkan
2. Tidak menghendaki anak saat ini
3. Lebih menyukai anak dengan jenis kelamin tertentu
4. Konsep anak impian
5. Menghendaki aborsi

7. Teratologi dan Gangguan Perkembangan Prenatal


a. Teratogen: setiap agen/unsur lingkungan yang menyebabkan gangguan kelahiran
b. Teratologi: ilmu yg mengkaji sebab-sebab kelainan kelahiran
c. Pengaruh teratogen muncul sejak 3 minggu setelah pembuahan dan
menyebabkan kerusakan struktural/anatomis organ selama
periode embrionik dan kerusakan fungsional organ selama periode fetal Jenis-
jenis Teratogen dalah sebagai berikut : a. Penyakit dan Kondisi Ibu
1) Campak Rubella (Jerman) menyebabkan retardasi mental, kebutaan, ketulian,
dan kelainan jantung--terutama ketika kehamilan pada usia 3 dan 4 minggu
2) Sifilis, terutama ketika kehamilan bulan ke-4, merusakan organ tubuh yg sudah
terbentuk:kerusakan mata, kulit, sistem syaraf pusat, dan pencernaan
8
3) Herpes genital: 1/3 bayi yg lahir melalui saluran yg terinfeksi penyakit ini
meninggal dunia, 1/4 mengalami kerusakan otak
4) AIDS: menempati peringkat ke-8 penyebab utama kematian anak- anak, bayi
menjadi terinfeksi HIV; menular melalui: a) Ari-ari selama hamil,
b) Kontak dengan darah atau cairan ibu selama melahirkan, dan
c) Air susu ibu setelah melahirkan
5) Gizi Ibu: jumlah total kalori dan tingkat protein, vitamin, dan mineral yg
sesuai. Anak-anak yang dilahirkan oleh ibu yang kekurangan gizi cenderung
cacat, berat badan rendah, kurang vitalitas, lahir prematur, dan meninggal
b. Keadaan dan Ketegangan Emosional Ibu
1) Ketakutan, kecemasan, dll mengakibatkan perubahan fisiologis berupa
meningkatnya hormon adrenalin yg dapat menghambat aliran darah ke
kandungan-janin kekurangan oksigen
2) Keadaan emosional ibu selama melahirkan mengakibatkan kontraksi menjadi
tidak teratur sehingga proses kelahiran mjd lama dan pasokan oksigen ke bayi
menjadi terganggu ( bayi memiliki penyesuaian diri yang lambat dan mudah
marah, lebih sering menangis )
c. Obat-obatan
1) Alkohol: jumlah sedikit berhubungan dengan aborsi spontan, jumlah sedang
berhubungan dengan ketidakmampuan menaruh perhatian pada masa bayi, dan
jumlah banyak berasosiasi dengan fetal alcohol syndrome (kecacatan wajah,
tungkai, lengan, dan jantung; intelegensi di bawah rata-rata, retardasi mental. d.
Bahaya Lingkungan
1) Radiasi dan zat-zat kimia dapat menyebabkan mutasi gen yaitu perubahan yang
tiba-tiba tetapi permanen dalam di dalam bahan pembawa gen
2) Polutan lingkungan dan limbah beracun: karbonmonoksida, merkuri, dan
timbal--retardasi mental, autisme
3) Toxoplasmosis: suatu infeksi ringan yang menyebabkan gejala flu ringan atau
suatu penyakit yang tidak jelas pada orang dewasa. Toxoplasmosis merupakan
teratogen bagi bayi yang belum lahir, yang menyebabkan kemungkinan
kerusakan mata, kerusakan otak, dan kelahiran prematur
4) Mandi sauna terlalu lama bagi ibu yang sedang hamil menyebabkan demam
yang membahayakan bagi janin (demam panas yang tinggi mempengaruhi
pemecahan sel, menyebabkan kelainan kelahiran, dan kematian janin).

9
BAB II
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan tentang perkembangan masa prenatal hingga masa bayi tadi, dapat
disimpulkan bahwa manusia mengalami perkembangan sejak sebelum dilahirkan (masih
dalam kandungan) atau biasa disebut dengan periode prenatal. Dalam periode prenatal,
terdapat tahapan-tahapan perkembangan. Tahap-tahap yang dimaksud adalah tahap
germinal, embrio, dan fetal. Begitu juga untuk periode kelahiran hingga bayi.

10

Anda mungkin juga menyukai