Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH TUMBUH KEMBANG

PADA ANAK

Disusun Oleh:

Najla Munawwara AHB


70600121028

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


UIN ALAUDDIN MAKASSAR
TAHUN 2021

1
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh


Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang berkat
rahmat dan hidayah-Nya penuli dapat menyelesaikan penulisan
referat yang berjudul “ Tumbuh Kembang Pada Anak“. Shalawat
dan salam penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang
telah membimbing umat manusia dari zaman kegelapan menuju
zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
Penyusunan refferat ini disusun sebagai salah satu tugas
dalam menjalani Program Studi Pendidikan Dokter di Universitas
Islam Negeri Alauddin Makassar.Penulis juga mengucapkan terima
kasih kepada para sahabat dan rekan-rekan yang telah memberikan
dukungan moril dan materil sehingga tugas ini dapat terselesaikan.
Akhir kata, penulis berharap semoga referat iini dapat
menjadi sumbangan pemikiran dan memberikan manfaat nagi
semua pihak khususnya bidang kedokteran dan berguna bagi para
pembaca yang mempelajari dan mengembangkan ilmu. Semoga
Allah SWT selalu memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada
kita semua. Aamiiin.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

2
DAFTAR ISI
SAMPUL 1
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB 1 PENDAHULUAN 4
1.1 Latar Belakang 4
1.2 Tujuan Penulisan 5
BAB 2 TINJAUAN TEORI 6
2.1 Definisi pertumbuhan dan perkembangan 6
2.2 Konsepsi dan awal kehidupan 7
2.3 Tahap – tahap perkembangan masa prenatal 9
2.4 Masa kelahiran 12
2.5 Masa laktasi. 16
BAB 3 PENUTUP 20
3.1 Kesimpulan 20
3.2 Saran 20
DAFTAR PUSTAKA 21

3
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Latar Belakang Studi tentang perkembangan dan
pertumbuhan manusia merupakan usaha yang terus
berlangsung dan berkembang. Seiring dengan
perkembangannya, studi tentang perkembangan dan
pertumbuhan manusia telah menjadi sebuah disiplin ilmu
dengan tujuan untuk memahami lebih dalam tentang apa dan
bagaimana proses perkembangan dan pertumbuhan manusia
baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif. Sampai
dengan saat ini kajian mengenai perkembangan dan
pertumbuhan manusia telah banyak menunjukkan manfaat
yang signifikan. Dan salah satu manfaat dari berkembangnya
disiplin ilmu tentang perkembangan manusia ini adalah
pendidikan. Dan jika kita berbicara pendidikan tentunya
unsur yang mutlak ada ialah manusia itu sendiri. Nah, dalam
hal ini kajian ataupun teori-teori mengenai perkembangan dan
pertumbuhan manusia sangat dibutuhkan oleh dunia
pendidikan. Pendidikan ialah usaha sadar orang dewasa /
pendidik untuk membantu membimbing pertumbuhan dan
perkembangan anak kearah kedewasaan. Definisi pendidikan
diatas mengisyaratkan bahwa agar setiap pendidik baik orang
tua maupun guru memahami benar hakikat pertumbuhan dan
perkembangan anak agar dapat membimbing atau
mengarahkan mereka kearah kedewasaan yang diharapkan.
Dan salah satu manfaat dari berkembangnya disiplin
ilmu tentang perkembangan manusia ini adalah pendidikan.
4
Dan jika kita berbicara pendidikan tentunya unsur yang
mutlak ada ialah manusia itu sendiri. Nah, dalam hal ini kajian
ataupun teori-teori mengenai perkembangan dan
pertumbuhan manusia sangat dibutuhkan oleh dunia
pendidikan. Pendidikan ialah usaha sadar orang dewasa /
pendidik untuk membantu membimbing pertumbuhan dan
perkembangan anak kearah kedewasaan. Definisi pendidikan
diatas mengisyaratkan bahwa agar setiap pendidik baik orang
tua maupun guru memahami benar hakikat pertumbuhan dan
perkembangan anak agar dapat membimbing atau
mengarahkan mereka kearah kedewasaan yang diharapkan.

1.2 TUJUAN PENULISAN


1. Tujuan umum
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk
memberikan gambaran yang nyata tentang tumbuh
kembang manusia mulai dari pembuahan sampai menyusui
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui definisi pertumbuhan dan
perkembangan
b. Untuk mengetahui konsep dan awal dari kehidupan
c. Untuk mengetahui tahap – tahap perkembangan masa
prenatal
d. Untuk mengetahui Masa – masa kelahiran
e. Untuk mengetahui Masa – masa laktasi

5
BAB 2
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi pertumbuhann dan perkembangan
tumbuh kembang merupakan manifestasi yang
kompleks dari perubahan morfologi, biokimia, fisiologi
yang terjadi sejak konsepsi sampai maturitas/ dewasa.
Pertumbuhan (growth) adalah perubahan yang bersifat
kuantitatif, yaitu bertambahnya jumlah, ukuran, dimensi
pada tingkat sel, oran, maupun individu. Anak tidak
hanya bertambah besar secara fisik, melainkan juga
ukuran dan struktur organ-organ tubuh dan otak. Sebagai
contoh : hasil dari pertumbuhan otak adalah anak
mempunyai kapasitas lebih besar belajar, mengingat dan
mempergunakan akalnya. Perkembangan (development)
adalah perubahan yang bersifat kuantitatif dan kualitatif.
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan (skill)
struktur dan fungsi tubuh yang kompleks, dalam pola
yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari
proses pematangan atau maturitas. Perkembangan
menyangkut proses diferensiasi sel tubuh, jaringan tubuh,
organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian
rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi
fungsinya. (soetjiningsih, 2015).
Pertumbuhan Istilah pertumbuhan diartikan sebagai
“perubahan– perubahan yang bersifat kuantitatif yang
menyangkut aspek fisik jasmaniah,”
seperti perubahan-perubahan yang terjadi pada organ-
organ dan struktur organ fisik sehingga anak semakin
6
bertambah umurnya semakin besar dan semakin tinggi
badannya. Jadi pertumbuhan adalah suatu proses
pertambahan ukuran, volume, serta jumlah sel yang
ditandai dengan pertambahan panjang, berat, dan tinggi
makhluk hidup yang bersifat irreversibel (tidak dapat
kembali ke bentuk semula) dan kuantitatif (dapat diukur).
Pertumbuhan sering disebut juga sebagai proses
perubahan dan proses pematangan fisik. Dalam
pertumbuhan, macam-macam bagian tubuh itu
mempunyai perbedaan tempo kecepatan. Misalnya saja,
pertumbuhan alat-alat kelamin berlangsung lambat pada
kanak-kanak tapi mengalami percepatan pada masa
pubertas.
Pertumbuhan adalah perubahan yang bersifat
kuantitatif, yaitu bertambahnya jumlah, ukuran, dimensi
pada tingkat sel, organ, maupun individu. Perkembangan
adalah bertambahnya kemampuan struktur dan fungsi
tubuh yang kompleks, dalam pola yang teratur dan dapat
diperkirakan, sebagai hasil dari proses pematangan.

2.2 Konsepsi dan awal kehidupan


Periode prenatal atau masa sebelum lahir adalah
periode awal perkembangan manusia yang dimulai sejak
konsepsi, yaitu ketika ovum wanita dibuahi oleh sperma
laki-laki sampai dengan waktu kelahiran seorang idividu.
Masa ini pada umumnya berlangsung selama 9 bulan
kalender atau sekitar 280 hari sebelum lahir. Para ahli
psikologis perkembangan meyakini bahwa kehidupan
manusia berawal dari pertemuan sel sperma laki-laki dan
7
sel telur wanita. Pada saat itu, sel sperma pria bergabung
dengan sel telur wanita (ovum) dan menghasilkan satu
bentuk sel yang telah terbuahi, yang disebut zigot.
Sperma dan sel telur itu dibuat oleh sel-sel
perkembangbiakan yang disebut “sel benih”. Sel-sel ini
mengandung 46 kromosom, yang diperoleh dari sperma
ayah dan ovum ibu, yang dibentuk menjadi 23 pasang.
Dalam setiap pasang kromosom terdiri dari satu
kromosom pihak ayah dan satu kromosom pihak ibu,
dan setiap pasang kromosom ini memiliki bentuk dan
ukuran yang jelas.
Dengan demikian, dapat dipahami bahwa sel-sel
sperma pria dan sel-sel telur (ovum) wanita pada
dasarnya memiliki daya hidup atau energi kehidupan.
Karena sperma dan ovum memiliki daya hidup, maka ia
mampu menjalin hubungan satu sama lain, sehingga pada
gilirannya menghasilkan benih manusia (embrio).
Kemudian, karena adanya daya hidup inilah yang
membuat janin dalam kandungan dapat hidup dan
berkembang, hingga lahir menjadi individu baru. Semua
ini memperkuat anggapan yang menyatakan bahwa
perkembangan dan kehidupan manusia dimulai dari masa
prenatal, yakni sejak terjadinya pembuahan sel telur
(ovum) wanita oleh sel sperma laki-laki dan
terbentuknya zigot.

8
2.3 Tahap – tahap perkembangan masa prenatal.
Pada umumnya ahli psikologi perkembangan
memberi periode prenatal atas tiga tahap perkembangan,
yaitu:
1. Tahap Germinal (germinal stage)
Tahap germinal, yang juga disebut periode zigot,
ovum atau periode nutfah, adalah periode awal
kejadian manusia. Periode germinal ini berlangsung
kira-kira 2 minggu pertama dari kehidupan, yakni
sejak terjadinya pertemuan antara sel sperma laki-laki
dengan sel telur perempuan, yang dinamakan dengan
“pembuahan”. Saat itu sel sperma pria bergabung
denga sel telur wanita dan menghsilkan satu bentuk sel
baru, yang disebut zigot. Zigot ini kemudian
membelah-belah menjadi sel-sel yang berbentuk
bulatan-bulatan kecil, yag disebut blastokis. Setelah
sekitar 3 hari, blastokis mengandung sekitar 60 sel.
Tetapi, karena jumlahnya semakin banyak, maka sel-
sel ini semakin mengecil, sebab blastokis tidak
mungkin lebih besar dari zigotnya yang asli. Pada saat
terjadinya pembelahan, blastokis mengapung dan
berproses di sepanjang tuba falopi.
Setelah beberapa hari kira-kira seminggu setalah
konsepsi blaktosis menempel di dinding rahim.
Blaktosis menempel di dinding rahim. Blaktosis yang
telah tertanam secara penuh di dinding rahim inilah
yang disebut embrio, dan peristiwa ini sekaligus
menandakan akhir dari tahap germinal dan permulaan
tahap embrio. (Elfi Yuliana 2014)
9
2. Tahap Embrio (embriyonic stage)
ahap embrio ini dimulai dari 2 minggu sampai 8
minggu setelah pembuahan, yang ditandai dengan
terjadinya banyak perubahan pada semua organ utama
dan sistem-sistem fisiologis. Tetapi, karena ukuran
panjangnya hanya 1 inci, maka bagian-bagian tubuh
embrio itu belum sepenuhnya berbentuk tubuh orang
dewasa. Meskipun demikian, ia sudah terlihat jelas
dan dapat dikenali sebagai manusia dalam bentuk
kecil. Dalam periode embrio ini, terdapat tiga sarana
penting yang membantu perkembangan struktur anak,
yaitu kantong amniotik, plasenta, dan tali pusat.
Kantong aminotik berisi cairan aminotik, suatu cairan
bening tempat embrio mengapung dan berfungsi
sebagai pelindung dari goncangan fisik dan perubahan
temperature. Plasenta adalah suatu tempat pada
dinding peranakan dimana ibu mensuplai oksigen dan
bahan-bahan makanan kepada anak. Sementara itu, tali
pusat adalah suatu saluran lembut yang terdiri atas
pembuluh-pembuluh darah yang berfungsi
menghubungkan embrio dengan plasenta. Periode
embrio ini juga ditandai dengan suatu perkembangan
yang cepat pada sistem saraf. Hal ini terlihat bahwa
pada umur 6 minggu embrio telah dapat dikenali
sebagai manusia, tetapi kepala lebih besar
dibandingkan dengan bagian- bagian badan lain. Pada
umur 8-9 mingggu, perubahan janin semakin terlihat
dengan jelas. Muka, mulut, mata, dan telinga sudah
mulai terbentuk dengan bail. Lengan dan kaki lengkap
10
dengan jari-jarinya sudah nampak. Pada tahap ini
organ-organ seks juga mulai terbentuk. (Elfi Yuliana
2014).
3. Tahap Janin (fetus stage)
Periode ini dimulai dari usia 9 minggu sampai lahir.
Setelah sekitar 8 minggu kehamilan, embrio
berkembang menjadi sel-sel tulang. Dalam hal ini
embrio memperoleh suata nama baru, janin
(fetus). Dalam periode ini, ciri-ciri fisik orang dewasa
secara lebih proposional mulai terlihat. Menurut
psikologi Islam, setelah janin dalam kandungan itu
genap berumur 4 bulan, yaitu ketika janin telah
terbentuk sebagai manusia, maka ditiupkan ruh ke
dalamnya. Bersamaan dengan peniupan ruh ke dalam
janin tersebut, juga ditentukan hukum-hukum
perkembangannya, seperti masalah-masalah yang
berhubungan dengan tingkah laku (sifat, karakter dan
bakat), kekayaan, batas usia, dan lain-lain. Dengan
ditiupkan ruh oleh Allah ke dalam janin tersebut, maka
dalam bulan keempat dan kelima sudah merasakan
gerakan-gerakan janinnya, seperti menendang-
nendang. Pada saat ini panjang janin kira-kira 4,5 inci.
Pada permulaan bulan ketujuh, panjang janin sudah
mencapai kira-kira 16 inci dengan berat kira-kira 1,5
kg - 2,5 kg. Pada saat ini ciri-cirinya sebagai manusia
semakin terlihat, terutama ketika rambut atau bulu
mulai menumbuhi kepalanya dan mulut mulai
menonjol ke luar, bergerak-gerak, dibuka dan ditutup,
mereguk atau menelan dan menghisap ibu jarinya.
11
Matanya juga mulai berkedip dan ia bisa menangis,
meskipun matanya masih tertutup rapat. Pada bulan
kedelapan, berat janin sudah mencapai kira-kira 2,5
kg – 3,5 kg dan mulai berkembang lapisan lemak
badan yang berguna untuk mengatur temperatur
badannya setelah kelahiran. (Elfi Yuliana 2014).
2.4 Masa kelahiran
1. Tahap-tahap kelahiran
a. Tahap pertama
Terjadi kontraksi peranakan yang berlangsung 15
hingga 20 menit pada permulaan dan berakhir
hingga 1 menit. Kontraksi ini menyebabkan leher
rahim terentang dan terbuka. Ketika tahap pertama
belangsung, kontraksi semakin sering, yang terjadi
setiap 2 hingga 5 menit. Pada akhir tahap pertama
kelahiran, kontraksi memperlebar leher rahim
hingga terbuka sekitar 4 inci sehingga bayi dapat
bergerak dari peranakan ke seluruh kelahiran.
b. Tahap Kedua
Dimulai ketika kepala bayi bergerak melalui leher
rahim dan saluran kelahiran. Tahap ini berakhir
ketika bayi benar-benar keluar dari tubuh ibu.
Tahap ini berlangsung kira-kira 1,5 jam. Pada
setiap kontraksi, ibu mengalami kesakitan untuk
mendorong bayi keluar dari tubuhnya. Pada waktu
kepala bayi keluar dari tubuh ibu, kontraksi terjadi
hampir setiap menit dan berlangsung kira-kira 1
menit.

12
c. Tahap Ketiga
Pada tahap ini yaitu tahap setelah bayi lahir. Pada
waktu ini ari-ari, tali pusar, dan selaput lain
dilepaskan. Tahap akhir inilah yang paling pendek,
yang berlangsung hanya beberapa menit saja.
2. Pengaruh Kelahiran terhadap Perkambangan
Pascalahir
a. Jenis Kelahiran
Jenis kelahiran merupakan kondisi pertama yang
menyebabkan kelahiran dapat mempengaruhi
perkembangan pascalahir. Secara umum
kelahiran dapat dibedakan atas lima jenis yaitu,
kelahiran normal atau spontan, kelahiran dengan
peralatan, kelahiran sungsang, kelahiran
melintang, dan kelahiran melalui caesar. Bayi
yang lahir secara spontan biasanya lebih cepat
dan berhasil menyesuaikan diri dengan
lingkungan barunya dibandingkan dengan bayi
yang mengalami proses kelahiran lama dan sulit,
serta menggunakan alat atau pembedahan.
b. Pengobatan Ibu
Belakangan ini, ibu-ibu yang akan melahirkan
sering menggunakan obat-obatan dengan
maksud menghilangkan rasa sakit atau untuk
mempercepat proses melahirkan. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa semakin banyak
obat yang diberikan kepada ibu saat melahirkan,

13
semakin lama dan sulit bayi menyesuaikan diri
dengan kehidupan pascalahir.
c. Lingkungan Pralahir
Setiap kondisi dalam lingkungan pralahir yang
menghalangi perkembangan janin sesuai
dengan tabel waktu yang normal, akan lebih
banyak mengakibatkan kesulitan pada saat lahir
dan penyesuaian pascalahir dibandingkan
dengan kondisi lingkungan yang nyaman.
d. Jangka Waktu Periode Kehamilan
yang mempengaruhi perkembangan pascalahir
adalah lamanya periode kehamilan. Walaupun
lama rata-rata periode kehamilan 38 minggu
atau 266 hari, namun hanya sedikit bayi yang
lahir tepat pada waktunya. Ada kalanya bayi
lahir lebih awal dan ada kalanya lahir lebih
lambat dari waktu rata-rata tersebut. Bayi yang
lahir lebih awal dari waktu rata-rata disebut
“prematur” sedangkan bayi yang lahir lebih
lambat disebut postmatur”. Bayi yang lahir
prematur, baik yang lahir sebelum waktunya,
dianggap sebagai bayi yang beresiko tinggi, dan
cenderung memperlihatkan gejala
perkembangan yang berbeda dengan bayi yang
lahir tepat waktu atau lebih lambat. Bayi
postmatur biasanya lebih cepat dan berhasil
menyesuaikan diri dengan lingkungan
pascalahir. Sebaliknya, bayi premature biasanya

14
mengalami kesulitan untuk menyesuaikan diri
dengan lingkungan pascalahir.

e. Perawatan pascalahiran
perawatan Pascalahir Perhatian dan perawatan
yang dilakukan ibu terhadap bayi yang baru
dilahirkan mempunyai pengaruh positif terhadap
perkembangannya. Bayi yang mendapat
perhatian dan perawatan dengan baik cenderung
lebih waspada, lebih aktif dan lebih tanggap
terhadap rangsangan luar dibandingkan dengan
bayi yang kurang mendapat perawatan.
(Desmita 2015)
f. Sikap orang tua
Sikap Orang Tua Bila sikap orang tua
menguntungkan, hubungan orang tua dan anak
akan bak. Hubungan baik orang tua dan anak ini
akan dapat membantu bayi dalam menyesuaikan
diri dengan lingkungan baru yang dialami
setelah lahir. Pentingnya kondisi atau sikap ibu
terhadap penyesuaian diri bayi yang baru lahir,
seorang ayah sangat dituntut berpartisipasi
dalam persalinan anak. Sebab, kehadiran ayah
dalam ruang persalinan, dapat memberikan
dukungan dan kekuatan emosional bagi ibu pada
saat melahirkan bayi. Di samping itu, dilihatkan
dalam konteks psikologi Islam, pentingnya
kehadiran ayah dalm ruang persalinan ini
mempunyai kaitan erat dengan tanggung jawab
15
pemberian pendidikan pertama, yakni
menyuarakan lafal adzan ke telinga bayi p. ada
saat ia lahir. ( Siti Rahayu 2015)

2.5 Masa laktasi


1. Pengertian
Menyusui atau laktasi merupakan suatu proses dimana
seorang bayi menerima air susu dari payudara ibu
(Sumastri, 2012). Menyusui dari hisapan puting ibu
kandung langsung selain untuk memenuhi kebutuhan
nutrisi bayi juga untuk mendapatkan kasih sayang
serta cinta kasih yang memenuhi kebutuhan psikis
sang ibu maupun sang bayi.
2. Fisiologi menyusui
Selama kehamilan hormon estrogen dan progesteron
meningkat untuk merangsang sistem duktus dan
alveolus payudara. Hal ini menyebabkan proliferasi
dan diferensiasi glandula mamae dan produksi
kolostrum. Setelah melahirkan hormon estrogen,
hormon progesteron dan hCG (human Chorionic
somatomammotropin) menurun dan hormon prolaktin
mulai meningkat merangsang alveoli mamae
memproduksi air susu .
Meningkatnnya hormon prolaktin sejalan dengan
peningkatan hormon oksitosin. Hormon oksitosin
adalah hormon yang berperan dalam proses menyusui
yang bertanggungjawab untuk refleks ejeksi susu atau
refleks let down. Hormon oksitosin dipicu oleh
hisapan bayi pada puting ibu yang kemudian
16
merangsang hipofisis untuk memerintahkan hipofisis
posterior menghasilkan oksitosin. Hormon oksitosin
masuk dalam aliran darah menuju sel-sel mioepitel
yang mengelilingi alveoli payudara, kemudian
merangsang kontraksi pengeluarkan air susu ibu
melalui duktus menuju puting ibu. Refleks let down
merupakan hormon positif maka jika ibu dalam
kondisi stress, takut akan menghambat refleks let
down (Lowdermilk, Perry, Cashion, dan Alden, 2013).
Hormon oksitosin disamping hormon yang penting
dalam laktasi juga penting dalam pengendalian
perdarahan. Hormon uterus mampu menstimulasi
kontrasksi uterus post partum untuk mengontrol
pedarahan dan membantu involusi uterus. Sehingga
ibu yang menyusui memiliki risiko lebih rendah
mengalami perdarahan post partum (Lowdermilk,
Perry, Cashion, dan Alden, 2013).
3. Proses menyusui
Proses menyusui tergantung pada gabungan kerja
hormon oksitosin dan perilaku ibu dan bayi baru lahir
dan terdiri dari faktor-faktor berikut :
a. Laktogenesis
Laktogenesis merupakan permulaan produksi susu
yang dimulai sejak trimester III. Adanya stimulus sel-
sel alveolar mamae oleh laktogen plasenta sehingga
kolostrum dapat disekresikan. Produksi susu terus
berlanjut setelah bayi lahir.

17
b. Produksi susu
Produksi susu dipengaruhi oleh hormon prolaktin
yang berada di hipotalamus anterior dan pengeluaran
susu dipengaruhi oleh hormon oksitosin yang berada
hipofise posterior. Jumlah dan kualitas susu
dipengaruhi oleh nutrisi maternal dan masukan cairan
ibu.

c. Ejeksi susu
Ejeksi susu atau refleks let down merupakan proses
pengeluaran ASI dari alveoli ke mulut bayi. Refleks
let down dipengaruhi oleh isapan bayi pada saat
menyusu. Isapan bayi menstimulasi hipofise posterior
untuk menyekresi oksitosin. Oksitosin kemudian
masuk dalam aliran darah berlanjut ke dalam sel –sel
disekitar alveoli yang akan berkontraksi karena adanya
isapan yang dapat mengeluarkan susu melalui sistem
duktus ke dalam mulut bayi.

d. Kolostrum
Cairan kuning kental yang keluar dari payudara ibu
antara hari pertama sampai ketiga disebut kolostrum.
Kolostrum berisi nutrisi yang sesuai untuk bayi baru
lahir. Kolostrum secara bertahap berubah menjadi susu
ibu antara hari ketiga dan kelima pada masa nifas.

18
e.Susu ibu
Pada awal menyusui air susu yang keluar
mengandung sedikit lemak dan pada akhir menyusu
mengandung banyak lemak. Kandungan lemak yang
banyak pada akhir menyusui dapat memberi efek puas
kepada bayi. Setelah menyusui payudara ibu akan
terasa lunak dan kosong. Pemberian makan yang
cukup untuk bayi dapat memberikan cukup kalori
yang dibutuhkan untuk meningkatkan berat badan,
menjarangkan jarak antar menyusui, dan mengurangi
pembentukan gas dan kerewelan bayi karena
kandungan lemak yang tingi akan lebih lama dicerna

19
BAB 3
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
pertumbuhan adalah suatu proses pertambahan
ukuran, volume, serta jumlah sel yang ditandai
dengan pertambahan panjang, berat, dan tinggi
makhluk hidup yang bersifat irreversibel (tidak
dapat kembali ke bentuk semula) dan kuantitatif
(dapat diukur).
Perkembangan secara khusus diartikan sebagai
“perubahan-perubahan yang bersifat kualitatif yang
menyangkut aspek-aspek mental psikologis
manusia,” seperti aspek pengetahuan, kemampuan,
sifat sosial, moral, keyakinan agama, kecerdasan,
dan sebagainya.

1.2 Saran
Diharapkan pada saat proses pembelajaran
ditampil video mengenai masa pertembuhan
seorang anak, sehingga kami dapat lebeih
memahami dari materi ini

20
DAFTAR PUSTAKA
1. Soetjiningsih, SpAk, 2015, Tumbuh Kembang Anak, Jakarta:
EGC.
2. Rahayu, Siti. 2015, Psikologi Perkembangan Pengantar dalam
berbagai bagiannya Bandung: Remaja Rosdakarya.
3. Yuliana, Elfi. 2014,
4. Psikologi Perkembangan (Sepanjang Rentang Hidup
Ponorogo: STAIN Po Press
5. Desmita. 2015, Psikologi Perkembangan Bandung: Remaja
Rosdakarya.
6. Sumastri, H., 2012. Hubungan antara Frekuensi Menyusui
dengan Inisiasi Menstruasi Pada Ibu yang Mempunyai Bayi di
Wilayah Kerja Puskesmas Ariodillah Palembang.
7. Cashion, Perry, Lowdermilk. (2013). Keperawatan Maternitas
Edisi 8. Singapore: Elsevier Morby.

21

Anda mungkin juga menyukai