DERMATITIS ATOPIK
KRONIS DAN REKALSITRAN
Nurul Fikhriyah Dahniar
70600121041
definisi
dermatitis atopik (DA) adalah peradangan kulit berupa dermatitis yang
kronis residif, disertai rasa gatal, dan mengenai bagian tubuh tertentu
terutama di wajah pada bayi (fase infantil) dan bagian fleksural ekstremitas
(pada fase anak).
Sampai saat ini etiologi DA dianggap multi- faktor, namun patogenesis yang
pasti masih diteliti para pakar, baik di bidang genetik, maupun ber- bagai
faktor ekstemal dan internal, termasuk sawar kulit. Perjalanan penyakit
bervariasi, dipengaruhi berbagai faktor tersebut serta berkaitan erat
dengan penyakit atopi lainnya, yakni asma bronkial, rinitis alergik, urtikaria,
dan hay fever.
etiopatom
ekanisme
Timbulnya inflamasi dan rasa gatal merupakan hasil interaksi berbagai
faktor internal dan ekstemal. Faktor internal adalah faktor pre,'Clisposisi
genetik (melibatkan banyak gen) yang menghasilkan disfungsi sawar kulit
serta perubahan pada sistem imun, khususnya hipersensitivitas terhadap
berbagai alergen dan antigen mikroba . Faktor psikologis dapat merupakan
penyebab atau sebagai dampak DA . Pada makalah ini akan ditinjau
hubungan disfungsi sawar kulit dan patogenesis DA meliputi perubahan
pacla sistem imun (imunopatologik), alergen dan antigen, predisposisi
genetik, mekanisme pruritus, dan faktor psikologis. Faktor higiene akhir-
akhir ini diduga merupakan salah satu faktor risiko DA di dalarn keluarga.
Klasifikasi Manifestasi klinis
Klasifikasi DA umumnya didasarkan atas
Pelembab berfungsi memulihkan disfungsi sawar kulit. Beberapa jenis Kadang diperlukan terapi sistemik pada DA anak. Antihistamin sistemik mampu
pelembab antara lain berupa humektan (contohnya gliserin dan propilen mengurangi rasa gatal sehingga mengurangi frekuensi garukan yang dapat
glikol), natural moisturizing factor (misalnya urea 10% dalam euserin memperburuk penyakit. Rasa gatal tidak hanya disebabkan oleh histamin, namun
hidrosa), emolien (contohnya lanolin 10%, petrolatum, minyak tumbuhan dan masih dapat diakibatkan oleh mediator lain. Anti- histamin yang bersifat sedatif
sintetis), protein rejuvenators (misalnya asam amino), bahan lipofilik (di (misalnya klorfeni- ramin maleat, hidroksisin) lebih efektif dalam mengurangi rasa
antaranya asam lemak esensiel, fosfolipid, dan seramid). gatal dibandingkan dengan anti- histamin nonsedatif antihistamin nonsedatif
memiliki keunggulan, yaitu dapat mencegah migrasi sel inflamasi.
rekalsitran
rekalsitran adakah benih yang mempunyai daya simpan rendah,
bahkan tidak bisa disimpan karena pada waktu penyimpanan benih
kadang tumbuh berakar atau bahkan mati, benih rekalsitran juga
mempunyai buah yang cukup besar dan kandunga airnya cukup
tinggi sehingga dalam proses ekstraksinya sangat sulit dan
mempunyai limbah yag cukup banyak.
Benih rekalsitran adalah benih yang tidak tahan dehidrasi, dan
bahkan tidak boleh dilakukan pengeringan setelah panen.
daftar pustaka
1. MENALDI SL, BRAMONO K, INDRIATMI W, EDITORS. ILMU PENYAKIT
KULIT DAN KELAMIN. JAKARTA: BADAN PENERBIT FKUI; 2016.
2. Ekowahyuni LP, Ilyas. BENIH LABU SIAM REKALSITRAN. JAKARTA:
LEMBAGA UNIVERSITAS NASIONAL : 2019.
3. Murrine ED, Yudono P, Purwanto A: IDENTIFIKASI SIFAT BENIH
KAWISTA (Feronia limonia (L.) Swingle) UNTUK TUJUAN PENYIMPANAN:
2017