DA
merupakan manifestasi pertama dari triad atopik selain asma bronkhiale dan
rhinitis.3
Puncak prevalensi DA terjadi pada masa anak-anak sekitar 15-20%. 1 Di
negara maju prevalensi DA pada anak berjumlah kisaran 10%-20% dan dewasa
kisaran 1%-3%. Data terbaru dari International Study of Asthma and Allergies in
Childhood (ISAAC) bahwa prevalensi DA tinggi di negara berkembang dan
negara maju.Perbandingan prevalesi DA pada wanita dan laki-laki sebessar 1.3 :
1.0.1 Angka prevalensi DA di Indonesia pada tahun 2005 dari 10 rumah sakit besar
di seluruh Indonesia menemukan angka 36% dari seluruh kasus.3
Pat Dermatitis atopik bersifat kronik dan residif sehingga dapat
menyebabkan komplikasi dan penurunan kualitas hidup penderita karea itu
diagnosis dan penatalaksanaan yang yang diberikan harus tepat dan jelas. Maka
dari itu, referat ini akan membahas mengenai Dermatitis Atopik, yaitu
etiopatogenesis, manifestasi klinis, diagnosis, diagnosis banding, prognosis, dan
tatalakasana.
ETIOPATOGENESIS
Berbagai penelitian yang telah dilakukan dan menjelaskan mengenai
patogenesis DA. Penelitian tersebut menjelaskan adanya interaksi yang kompleks
antar gentik,lingkungan, sistem pertahanan kulit, farmakologi dan faktor
imunologi.
Genetik
Faktor genetik berperan penting terhadap faktor risiko terjadinya DA.
Penelitian terbaru menunjukkan hilangnya fungsi gen FLG. Pada DA gen FLG
berperan untuk mengkode protein flagrin yang melindungi epidermis. Gangguan
pada protein ini menyebabkan gangguan pada sistem perlindungan kulit,
sensitisasi alergi terhadap makanan dan respirasi. Flaggrin memilki peran penting
terhadap integritas perlindungan kulit dan merupakan protein epidermal yang
diperlukan dalam pembentukan korneosit serta generasi metabolit intraseluler
yang berkontribusi pada lapisan stratum korneum (lapisan hidrasi) dan pH kulit.
Ditemukan 10 % pada populasi barat dan 50% pada pasien DA membawa mutasi
gen FL.4,5
Imunopatologi
Pada pasien DA tampak perubahan berupa adanya hiperplasia pada lapisan
epidermis dan penjarangan pada perivaskular akibat infiltrasi dari sel T. Eksema
akut merupakan karakteristik dari edema interseluler (spongiosis) dari epidermis.
Dendrit antigen yang mempresentasikan ini misalnya sel langerhans (LCs),
makrofag dalam lesi dan sedikit pelebaran, di kulit yang tidak terdapat lesi
menunjukkan adanya ikatan imunoglobulin E (IgE). Pada infiltrasi epidermis
mengandung limposit T primer dan dalam lesi akut di dermis terdapat influks dari
sel T dan terkadang ditemukan monosit dan makrofag. Infiltrat limfosit umumnya
mengandung set T yang teraktivasi dan berhubungan dengan CD3,CD4, dan CD5.
Eosinofil jarang ditemukan pada DA akut. Sel mast ditemukan dalam jumlah yang
normal pada degranulasi.1
Pada orang dewasa lesi dermatitis terdapat di wajah, tubuh bagian atas,
area fleksura, dan tangan. Terkadang dapat berkembang menjadi eritrodermia.
Stress dan iklim merupakan faktor pemicu yang sangat berperan.
Gambar 2. Likenifikasi dan ekskoriasi pada regio dorsal manus pada anak dermatitis atopik1
DIAGNOSIS DA
Diagnosis dermatitis atopik dikerjakan berdasarkan temuan klinis berupa
gatal dan reaktivitas kulit, kemudian semakin berkembang menggunakan
mendiagnosis uji alergi yaitu uji tusuk (skin pricktest) dan pemeriksaan kadar IgE
total sebagai kriteria diagnosis. Pada tahun 1980 Hanifin dan Rajka mengusulkan
suatu kriteria diagnosis dermatitis atopik yaitu terdiri dari 4 kriteria mayor dan 23
kriteria minor. Diagnosis dermatitis atopik harus mempunyai 3 kriteria mayor dan
3 kriteria minor jika menggunakan kriteria Hanifin and Rajka.7
Kriteria Diagnostik Hanifin and Rajka7
Kriteria Mayor
1. Pruritus (gatal)
2.
3.
4.
Kriteria Minor
1. Hiperpigmentasi daerah periorbital
2.
Tanda Dennie-Morgan
3.
Keratokonus
4.
Konjungtivitis rekuren
5.
6.
7.
White dermatographisme
8.
Pitiriasis Alba
9.
Fissura pre-aurikular
Kriteria Minor
19. Peningkatan Ig E serum
20. Reaktivitas kulit tipe cepat (tipe 2)
karena
itu
William,
dkk
pada
tahun
1994
memodifikasi
dan
Terkena pada daerah lipatan siku, lutut, di depan mata kaki atau sekitar leher (termasuk
pipi pada anak di bawah 10 tahun)
2.
Anamnesis ada riwayat atopi seperti asma atau hay fever (ada riwayat penyakit atopi
pada anak-anak).
3.
4.
Ekzema pada lipatan (termasuk pipi, kening, badan luar pada anak <4 tahun).
5.
Mulai terkena pada usia dibawah 2 tahun (tidak digunakan pada anak <4 tahun).
dengan visual analogue scale dari skala 0-10 sehingga skor maksimumnya adalah
20. Formula SCORAD yaitu A/5 + 7B/2 + C. Skor maksimal SCORAD adalah 10.
Indeks keparah DA pada SCORAD adalah ringan (<25), sedang (20-50), berat
(>50).8
Diagnosis Banding DA
10
eczema
herpetikum
diseminata.
Infeksi
dermatofit
dapat
menyebabkan
11
12
utama dermatitis atopik adalah pruritus yang dapat hilang timbul sepanjang hari,
tetapi pada umumnya lebih hebat pada malam hari. Dermatitis atopik dibagi
mejadi tiga fase, yaitu D.A pada masa infantil (0-1 tahun),anak (1-4 tahun), masa
remaja (4-16 tahun), dan dewasa (lebih dari 16 tahun). Pengobatan topikal pada
D.A, yaitu hidrasi kulit, steroid topical, inhibitor kalsineurin topical, identifikasi dan
eliminasi faktor pencetus. Terapi sistemik berupa steroid sistemi, siklosporin,
antimetabolit,allergen immutherapy, dan probiotik. Prognosis D.A cenderung lebih
berat dan persisten pada anak dan periode remisi lebih sering bila anak bertambah usia.
14