Anda di halaman 1dari 7

Laporan Kasus Mini

(Liken Simpleks Kronik)


RESKI AMBARWATI
105505405118
Nama : Tn. M
Umur : 73 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : BTP
Pekerjaan : Pensiunan

Seorang laki-laki berusia 73 tahun datang ke poli kulit Balai Kesehatan Kulit,
Kelamin dan Kosmetik dengan keluhan gatal dikedua tungkai bawah. Pasien merasa
gatal sekali terutama pada malam hari dan merasa nyaman bila digaruk. Keluhan
dialami sudah satu tahun yang lalu. Riwayat penyakit sebelumnya (+), riwayat
pengobatan sebelumnya (+) namun tidak sembuh total. Hasil lab: GDS 106 mg/dl.

STATUS DERMATOLOGIS
1. Lokasi : kedua tungkai bawah, pergelangan kaki bagian depan, dan
punggung kaki.
2. Effloresensi : plak eritematosa, skuama, likenifikasi, hiperpigmentasi.
3. Diagnosis : Lichen Simplex Chronicus ( Neurodermatitis Sirkumskripta )
Diagnosis Sementara : Liken Simplex Kronik
Diferential diagnosis :
1. Psoriasis
2. Dermatitis atopik

TATALAKSANA
1. Cetirizine 10mg 1x1
2. Asam salisilat 2%
3. Metilprednisolon 4mg 2x1

EDUKASI : memberitahukan kepada penderita agar tidak terus menggaruk karena akan
memperburuk keadaan penyakitnya.
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil anamnesis dan pemfis pada pasien dan juga kajian dari daftar pustaka pasien di
diagnosis dengan Liken Simpleks Kronikus, dimana :
Liken Simpleks Kronikus merupakan peradangan kulit kronis, gatal, sirkumskrip, ditandai dengan kulit
tebal dan garis kulit tampak lebih menonjol (likenifikasi) akibat garukan berulang.
Gejala berupa sangat gatal. Rasa gatal biasanya timbul pada waktu tidak sibuk. Penderita merasa
nyaman bila digaruk.
Lesi biasanya tunggal, awalnya berupa plak eritematosa, sedikit edematosa, lambat laun edema dan
eritema menghilang. Bagian tengah berskuama, daerah sekitar hiperpigmentasi, batas dengan kulit
normal tidak jelas.
Predileksi dapat timbul dimana saja, biasa ditemukan pada kulit kepala, tengkuk, samping leher,
ekstensor lengan, pubis, vulva, skrotum, perianal, paha bagian medial, lutut, tungkai bawah lateral,
pergelangan kaki bagian depan, dan punggung kaki.
Pemeriksaan penunjang : GDS
Psoriasis dijadikan sebagai differential diagnosis karena memiliki gejala yang sama namun pada
etiologi berbeda yaitu disebabkan karena factor genetik dan autoimun. Selain itu pada psoriasis
didapatkan fenomena tetesan lilin, auspitz, dan kobner. Kemudian pada psoriasis skuama kasar dan
terdapat wonoroff’s ring serta predileksi berbeda. Pada psoriasis umumnya dijumpai di skalp, kulit
kepala, siku, lutut, punggung, lumbal, dan retroaurikular.
Dermatitis atopik dijadikan sebagai differential diagnosis karena memiliki gejala yang sama namun
pada dermatitis atopik biasanya memiliki riwayat dermatitis atopik sejak kecil.
Tatalaksana yang diberikan berupa :
1. Cetirizine 10 mg 1x1 : antihistamin generasi 2 untuk keluhan gatalnya
2. Asam salisilat 2% : anti inflamasi untuk skuama yang menebal
3. Metilprednisolon 4 mg 2x1 : kortikosteroid untuk reaksi radang dan alergi
Edukasi : hindari menggaruk daerah yang gatal karena akan memperburuk keadaan penyakitnya.
Daftar Pustaka
1. Burgin S. In: Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ, Wolf K, editors.
Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine. 8 ed. New York: Mc Graw Hill 2012.
2. Djuanda Adhi dkk. 2016. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi ketujuh. Jakarta : FKUI
3. Sularsito SA, Djuanda Suria. Neurodermatitis Sirkumskripta. Dalam Djuanda A, Hamzah M,
Aisah S. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi keempat. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia:2006:147-1482.
4. Siregar, RS. 2005. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit. Edisi 2. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai