Anda di halaman 1dari 8

Laporan Kasus

(Tinea Capitis)
ST. SURYA MUSDALIFAH
105505405218
Nama :A
Umur : 8 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Gowa

Seorang anak laki umur 8 tahun diantar oleh ibunya ke


Poli Kulit RS Syekh Yusuf dengan keluhan gatal pada
daerah kepala. Gatal dirasakan sejak 1 bulan yang lalu,
terutama saat berkeringat. Menurut Ibu pasien, anaknya
sangat aktif bermain diluar rumah. Keluhan baru
pertama kali dirasakan. Awalnya hanya muncul seperti
ketombe di satu sisi kemudian menyebar, rambut pasien
rontok. Riwayat Keluarga (+) terdapat keluhan yang
sama, adiknya. Pasien tidur bersama adiknya dan sering
bertukar pakaian/handuk
STATUS DERMATOLOGIS
Lokasi : Kepala
Effloresensi :Tipe Gray Patch Ring Worm ; alopesia
setempat, rambut berwarna abu-abu dan bersisik.
Differential diagnosis:
1. Alopesia Aerata
2. Dermatitis Seboroik
Diagnosis: Tinea Capitis

TATALAKSANA
R/ Cetirizine
ʃ1dd1
R/Ketokonazole
R/Grizovulfin
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengamatan pada pasien dan juga kajian dari
daftar pustaka pasien di diagnosis dengan Tinea Capitis,
dimana:

• Tinea Capitis adalah • Bentuk klinis tinea


kelainan pada kulit dan kapitis
rambut kepala yang • Tipe Gray Patch Ring
disebabkan oleh spesies Worm
dermatofia. Kelainan ini • Black dot ring worm
dapat ditandai dengan
• Tipe Kerion
lesi bersisik, kemerah-
merahan, alopesia, dan
kadang-kadang terjadi • Dematofita yang dapat
gambaran klinis yang menyebabkan infeksi
lebih berat disebut pada kulit kepala dan
kerion. rambut adalah genus
Tricophyton dan
Microsporum
• Alopesia Aerata dijadikan sebagai differential diagnosis karena
Terdapat daerah di kepala tanpa adanya rambut atau hanya
tampak pertumbuhan rambut yang pendek seperti bercak. Pada
alopesia areata, daerah lesi tampak lebih halus dan tidak
bersisik.
• Dermatitis seboroik dijadikan sebagai differential diagnosis
karena efloresensi keduanya hampir mirip, Tetapi pada DS,
Kerontokan rambut tidak hanya pada satu daerah, tetapi
menyebar di beberapa tempat. Selain itu juga terdapat lesi
berupa pengelupasan kulit namun tampak berminyak yang juga
bersifat difus
Tatalaksana Terapi
• Selenium sulfida 1% atau
2,5 % Sistemik
• Zink pyrithione 1% atau • Anak :
2% • -Terbinafin 3-6
• Povidone Iodine 2,5 % mg/KgBB/hari (2-8mgg)
• Ketokonazole 2% • -

Terapi
topikal:

Edukasi
• Menghindari kontak yang erat dengan penderita tinea capitis
• Menjaga kebersihan diri dengan mandi setelah beraktivitas dan berkeringat
• Mengeringkan badan dengan baik setiap setelah mandi
• Mencuci pakaian, sprei, dan barang-barang pribadi lainnya secara rutin
• Tidak menggunakan sisir, alat cukur, dan handuk secara bersama-sama.
Daftar Pustaka
1. Burns, T, Breathnach S, Cox N, Griffiths. Rook’s Textbook
Of Dermatology 8th Edition. 2010. UK : John Wiley and
Sons.
2. Burgin S. In: Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller
AS, Leffell DJ, Wolf K, editors. Fitzpatrick's Dermatology in
General Medicine. 8 ed. New York: Mc Graw Hill 2012.
3. Djuanda Adhi dkk. 2018. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin
Edisi ketujuh. Jakarta: FKUI
4. Siregar R. S. 2005. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit.
Edisi 2. Jakarta: EGC.
5. Weller R, Hunter J, et all. 2015. Clinical Dermatology 5th
edition. Chichester:John Wiley & Sons Ltd.

Anda mungkin juga menyukai