Pembimbing:
dr. Amanda Manuputty Sp.KK
Tinea Capitis
Identitas
Nama : An. MRK
Jenis kelamin : Pria
Alamat : Asrama Tentara- Wara
Umur : 11 Tahun
Tgl MRS : 2 September 2021
Autoanamnesis
KU RAMBUT
RONTOK
Pasien anak 11 tahun. Rambut rontok sehari sebelum datang ke poliklnik. Pasien mengeluhkan
ada rasa gatal di daerah yang rontok yang terjadi sehari sehari sebelum datang. Rambut rontok dari
akar tanpa rasa nyeri. Pasien tidak memelihara binatang namun sering bermain dengan kucing liar di
lingkungan rumah. Riwayat alergi memakan daging ayam (+), riwayat keluarga alergi telur (+). Pasien
belum melakukan pengobatan di daerah kerontokan. Riwayat memakai handuk atau sisir dengan
anggota keluarga yang lain (-).
Pemeriksaan Fisik
● Gizi : Baik
● Higiene : Baik
● Tanda Vital
● Kepala : Sclera icterus (-), conjungtiva anemis (-), bibir sianosis (-)
● Jantung/Paru : BJ I/II regular, murmur (-), gallop (-), napas vesikular (+/+), rhonki (-
● Ukuran : Numular
Pria anak MK 11 tahun datang dengan keluhan alopecia disertai pruritus (+) yang dialami
sejak 1 hari lalu. Riwayat anggota keluarga dengan keluhan yang sama (-). Penggunaan
handuk dan sisir bersama disangkal. Rambut rontok tanpa rasa nyeri. Riwayat alergi (-).
Riwayat pengobatan sebelumnya (-). Status Dermatovenereologis; lokasi keluhan pada
regio temporal dextra. Ukuran nummular. Efloresensi: Lesi soliter berbatas tegas dengan
Skuama Halus
DIAGNOSIS DIAGNOSIS
BANDING
Tinea Capitis
• Dermatitis Seboroik
• Alopecia Areata
Planning Terapi
Pemeriksaan KOH 20% Terapi Sistemik :
- Griseofulvin microsize Tab 20mg/kgbb/hari
(6-8 minggu)
Ad Functionam : Bonam
—Edukasi
Menjelaskan kepada ibu pasien bahwa:
Tinea Capitis
Faktor yang
mempengaruhi seperti
kebersihan, gizi,
lingkungan Penyebab:
Dermatofit Tricophyton dan Microsum Sp.
Gambaran Klinis
• Inflamasi minimal, rambut • Spektrum klinis mulai dari • Rambut mudah patah pada • Bentuk yang berat dan kronis
pada daerah terkena berubah folikulitis pustular hingga permukaan skalp, berupa plak eritematosa
warna menjadi abu-abu dan furunkel atau kerion. meninggalkan kumpulan perifolikular dengan skuama.
tidak berkilat, rambut mudah • Sering trjadi alopesia titik hitam pada daerah • Awalnya berbentuk papul kuning
patah di atas permukaan sikatrisial. alopesia (black dot). kemerahan membentuk krusta
skalp. • Kadang masih terdaat sisa tebal warna kekuningan (skutula).
• Lesi biasanya gatal, dapat
• Lesi tampk berskuama, disertai nyeri dn rambut normal di antara • Skutula dapat berkonfluens
hiperkeratosis, dan berbatas limfadenopati servikalis alopesia. membentuk plak besar dengan
tegas karena rambut yang posterior. • Skuama difus umum mousy odor.
patah. ditemui. • Plak dapat meluas dan
meninggalkan area sentral yang
atrofi dan alopesia.
Gambaran Klinis
Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan sediaan langsung kerokan kulit
menggunakan mikroskop dan KOH 20%
tampak hifa panjang &/ artrospora.
2. Lampu Wood
Berfluoresensi kuning-hijau yang disebabkan oleh
Microsposrum spp.
Diagnosis Banding
Medikamentosa
1. Topikal: tidak disarankan bila hanya terapi topikal saja.
Rambut dicuci dengan sampo antimikotik:
Selenium sulfida 1% dan 2,5% 2-4 kali/minggu atau sampo ketokonazol 2% 2 hari sekali selama 2-4 minggu
2. Sistemik
Spesies Microsporum
Obat pilihan:
- Griseofulvin fine particle/microsize 20-25 mg/kgBB/hari dan ultramicrosize 10-15 mg/kgBB/hari slama 8 minggu.
Alternatif:
- Itrakonazol 50-100 mg/hari atau 5 mg/kgBB/hari selama 6 minggu.
- Terbinafin 62,5 mg/hari (BB 10-20kg), 125 mg (BB 20-40kg) dan 250 mg/hari (BB >40kg) selama 4 minggu.
Spesies Trichophyton
Obat pilihan:
- Terbinafin 62,5 mg/hari (BB 10-20 kg), 125 mg (BB 20-40 kg dan 250 mg/hari (BB >40 kg) selama 2-4 minggu
Alternatif :
- Griseofulvin 8 minggu - Itrakonazol 2 minggu - Flukonazol 6 mg/kgBB/hari selama 3-4 minggu
—Prognosis
Bila diobati dengan benar, penyakit akan sembuh dan tidak kambuh, kecuali bila
terpajan ulang dengan jamur penyebab.
Pasien bayi 9 bulan diantar ibunya dengan keluhan bintil-bintil merah pada tumit, sela-sela jari tangan,
dan bagian perut sejak 2 minggu SMRS, bitnik-bitnik merah tersebut tampaknya gatal, hal ini terlihat
dari pasien yang sering rewel dan mengelus-elus kakinya di kasur pada malam hari. Pasien sempat
berobat ke dokter anak, diberikan puyer dan salep lalu keluhan pasien menghilang, namun keluhan
muncul kembali. Ibu pasien memiliki keluhan yang sama yang telah sembuh setelah berobat seminggu
lalu. Kebersihan diri pasien baik, namun pasien tidur dengan ibunya.
Pemeriksaan Fisik
● Gizi : Baik
● Higiene : Baik
● Tanda Vital
● Kepala : Sclera icterus (-), conjungtiva anemis (-), bibir sianosis (-)
● Jantung/Paru : BJ I/II regular, murmur (-), gallop (-), napas vesikular (+/+), rhonki (-
● Ukuran : Bervariasi
Laboratorium
FOTO KLINIS
FOTO KLINIS
FOTO KLINIS
RESUME
Bayi MFI 9 bulan datang dengan keluhan pruritus pada regio interdigiti manus D/S, dorsum pedis
dan abdomen sejak 2 minggu yang lalu. Riwayat kebiasaan; pasien tidur bersama ibunya (+),
riwayat keluarga; ibu memiliki keluhan yang sama (+). Status Dermatovenereologis; lokasi
keluhan pada regio interdigiti manus D/S, dorsum pedis, dan abdomen. Ukuran bervariasi.
Efloresensi: Papul eritematous multipel, batas tidak jelas.
DIAGNOSIS DIAGNOSIS
BANDING
Scabies • Urtikaria Papular
• Dishidrosis
Planning Terapi
- Terapi Sistemik :
Cetirizin Syr. 2,5 ml 1x sehari
Erithromycin Syr. 2,5 ml 3x sehari
Terapi topikal :
Permethrine Cream 5% dioleskan seluruh
tubuh selama 8 jam, dimulai pada malam
hari hingga dibilas pagi hari
—Prognosis
—PROGNOSIS
Ad Vitam : Bonam
Ad Sanationam : Bonam
—Edukasi
Menjelaskan kepada ibu pasien bahwa:
Sarcoptes scabiei
Masuk ke dalam kulit
Diagnosis pasti apabila ditemukan: tungau, larva, telur atau kotorannya melalui pemeriksaan
penunjang (mikroskopis)
1. Kerokan Kulit
2. Mengambil tungau dengan jarum
3. Tes Tinta (Burrow ink test)
4. Uji tetrasiklin
5. Dermoskopi
Diagnosis Banding
Prurigo :
Gigitan serangga :
Timbul setelah gigitan berupa urtikaria dan papul.
Terapi Nonmedikamentosa
2. Dekontaminasi pakaian dan alas tidur dengan mencuci pada suhu 60°C atau
disimpan dalam kantung plastik tertutup selama beberapa hari.
Karpet, kasur, bantal, tempat duduk terbuat dari bahan busa atau berbulu perlu dijemur di
bawah terik matahari setelah dilakukan penyedotan debu.
Terapi Medikamentosa
Terdapat beberapa obat yang dapat dipilih sesuai dengan indikasi sebagai berikut:
1. Topikal
Krim permetrin 5% dioleskan pada kulit dan dibiarkan selama 8 jam (dapat diulang setelah satu pekan).
Krim lindane 1% dioleskan pada kulit dan dibiarkan selama 8 jam (cukup sekali pemakaian, dapat diulang bila belum sembuh setelah 1
pekan). Tidak boleh digunakan pada bayi, anak kecil, dan ibu hamil.
Salep sulfur 5-10%, dioleskan selama 8 jam, 3 malam berturut-turut.
Krim krotamiton 10% dioleskan selama 8 jam pada hari ke-1,2,3, dan 8.
Emulsi benzil benzoat 10% dioleskan selama 24 jam penuh.
2. Sistemik
Antihistamin sedatif (oral) untuk mengurangi gatal.
Bila infeksi sekunder dapat ditambah antibiotik sistemik.
Pada skabies krustosa diberikan ivermektin (oral) 0,2 mg/kg dosis tunggal, 2-3 dosis setiap 8-10 hari.
Tidak boleh pada anak-anak dengan berat kurang dari 15 kg, wanita hamil dan menyusui.
—Edukasi
1. Menjaga higiene perorangan dan lingkungan.
2. Pemakaian obat secara benar dan kepada seluruh orang yang kontak secara serempak.
—Prognosis
Prognosis sangat baik bila dilakukan tata laksana dengan tepat. Pruritus dapat bertahan beberapa minggu setelah
pengobatan akibat reaksi hipersensitif terhadap antigen tungau. Skabies nodular dapat bertahan beberapa bulan setelah
pengobatan.
Pasien anak 7 tahun diantar ibunya dengan keluhan gatal pada bercak merah di bagian perut sejak 1
bulan SMRS. Pasien mengeluhkan rasa gatal pada bercak merah yang awalnya berukuran kecil dan
lama-kelamaan menjadi besar, gatal dirasakan terutama pada saat pasien berkeringat. Pasien belum
pernah mengalami keluhan ini sebelumnya dan pada keluarga tidak ada yang mengalami keluhan yang
sama. Pasien suka memelihara kucing liar yang ia temui di jalan. Pasien belum pernah mengobatinya.
Pemeriksaan Fisik
● Gizi : Baik
● Higiene : Baik
● Tanda Vital
TD: 90/60 mmhg, Nadi: 100 x/menit, Respirasi: 26 x/menit, Suhu: 36,6 o C
Status Generalis
● Kepala : Sclera icterus (-), conjungtiva anemis (-), bibir sianosis (-)
● Jantung/Paru : BJ I/II regular, murmur (-), gallop (-), napas vesikular (+/+), rhonki (-
● Lokasi : R abdomen
● Ukuran : Plakat
Laboratorium
FOTO KLINIS
RESUME
Pasien anak 7 tahun datang dengan keluhan pruritus (+) pada regio abdomen sejak 1 bulan SMRS.
RIwayat anggota keluarga mengalami keluhan yang sama (+) dan riwayat kontak dengan keluarga
yang bersangkutan (+). Riwayat memelihara hewan liar (+). Status Dermatovenereologis; lokasi
keluhan pada regio abdomen. Ukuran plakat. Efloresensi: Makula eritematous soliter, batas jelas,
tepi aktif, polisiklik, central healing.
DIAGNOSIS DIAGNOSIS
BANDING
Tinea Corporis • Psoriasis
• Pityriasis Rosea
Planning Terapi
- Terapi Sistemik :
Griseofulvin 125 mg tab 2x sehari
Terapi topikal :
Ketokonazole Cream 2x sehari
—Prognosis
—PROGNOSIS
Ad Vitam : Bonam
Ad Functionam : Bonam
—Edukasi
Menjelaskan kepada ibu pasien bahwa:
Tinea Corporis
Morbus Hansen:
MH tipe tuberkuloid makula eritematosa dgn tepi
sedikit aktif
Bila diobati dengan benar, penyakit akan sembuh dan tidak kambuh, kecuali bila
terpajan ulang dengan jamur penyebab.
Pasien anak 5 tahun diantar ibunya dengan keluhan muncul bintik-bintik kemerahan di bagian perut,
kaki dan tangan sejak 7 bulan SMRS. Bercak pertama kali muncul di perut, tiidak gatal dan tidak
nyeri. Pasien pernah berobat ke dokter, didiagnosa alergi, lalu diberikan CTM dan salep, namun tidak
ada perbaikan. Pasien memiliki alergi terhadap susu sapi. Pada keluarga, sepupu pasien yang tinggal
serumah mengalami keluhan yang sama.
Pemeriksaan Fisik
● Gizi : Baik
● Higiene : Baik
● Tanda Vital
● Kepala : Sclera icterus (-), conjungtiva anemis (-), bibir sianosis (-)
● Jantung/Paru : BJ I/II regular, murmur (-), gallop (-), napas vesikular (+/+), rhonki (-
Laboratorium
Pasien anak 5 tahun datang dengan keluhan timbul macula eritematous (+) pada regio abdomen,
regio cruris dextra posterior, regio digiti manus 4 & 5, regio tarsal dextra. Riwayat anggota
keluarga mengalami keluhan yang sama (+). Pemeriksaan Reitz serum (+) pada cruris dextra.
Status Dermatovenereologis; lokasi keluhan pada regio abdomen, regio cruris posterior, regio
digiti manus 4 & 5, regio tarsal dextra. Ukuran: numular (R abdomen), plakat (R cruris dextra
posterior), Lentikular (R digiti manus 4 & 5), Plakat (R tarsal dextra). Efloresensi: makula
eritematous, berbatas tegas.
DIAGNOSIS DIAGNOSIS
BANDING
Morbus Hansen • Morbus Hansen tipe Pausibasiler
tipe Multibasiler • Liken simpleks kronikus
Planning Terapi
Reitz Serum Pengobatan dengan multi drug therapy
(MDT) tipe MB:
• Rifampisin
• Ofloksasin
• Minosiklin
—Prognosis
—PROGNOSIS
Ad Vitam : Bonam
—Edukasi
Menjelaskan kepada ibu pasien mengenai:
Pasien laki-laki 42 tahun datang dengan keluhan muncul bercak putih di bagian dada dan perut,
punggung, dan kedua lengan atas sejak 1 tahun yang lalu. Bercak pertama kali muncul di punggung,
tiidak gatal dan tidak nyeri. Pasien pernah berobat ke dokter, didiagnosa alergi, lalu diberikan salep
dan bercak sempat menghilang, namun ketika salep habis, bercak kembali muncul. Pasien sering
menggunakan benda bersama dengan istrinya.
Pemeriksaan Fisik
● Gizi : Baik
● Higiene : Baik
● Tanda Vital
● Kepala : Sclera icterus (-), conjungtiva anemis (-), bibir sianosis (-)
● Jantung/Paru : BJ I/II regular, murmur (-), gallop (-), napas vesikular (+/+), rhonki (-
● Ukuran : Bervariasi
Reitz Serum
Pasien laki-laki 42 tahun datang dengan keluhan timbul macula hipopigmentasi (+) pada regio
thorax, regio abdomen, regio truncus posterior, dan regio brachii sinistra sejak 1 tahun lalu.
Riwayat memakai barang Bersama dengan keluarga (+). Pemeriksaan Reitz serum (+) pada
auricula dextra et sinistra. Status Dermatovenereologis; lokasi keluhan pada regio thorax, regio
abdomen, regio truncus posterior, dan regio brachii dextra. Ukuran: bervariasi. Efloresensi:
multiple makula hipopigmentasi, berbatas tegas.
DIAGNOSIS DIAGNOSIS
BANDING
Morbus Hansen • Morbus Hansen tipe Multibasiler
tipe Pausibasiler • Pityriasis versikolor
Planning Terapi
- Pengobatan dengan multi drug therapy
(MDT) tipe PB:
• Rifampisin
• Dapsone
—Prognosis
—PROGNOSIS
Ad Vitam : Bonam
—Edukasi
Menjelaskan kepada pasien mengenai:
Penularan melalui
Masa inkubasi 40
inhalasi atau kontak
hari – 40 tahun,
rata-rata 3-5 tahun Morbus Hansen langsung kulit lama
dan erat
Saraf perifer sebagai afinitas pertama, kemudian selanjutnya dapat menyerang kulit, lalu menyebar ke
organ lain (mukosa mulut, traktus respiratorius bagian atas, sistem retikuloendotelial, mata, otot, tulang,
dan testis), kecuali susunan saraf pusat
Patofisiologi
Klasifikasi WHO
PB MB
1. Lesi kulit • 1-5 lesi • > 5 lesi
Makula datar, papul yang meninggi, nodus • Hipopigmentasi/eritema
• Distribusi tidak simetris • Distribusi lebih simetris
• Hilangnya sensasi yang jelas • Hilangnya sensasi kurang
jelas
2. Kerusakan saraf • Hanya satu cabang saraf • Banyak cabang saraf
Menyebabkan hilangnya sensasi / kelemahan
otot yang dipersarafi oleh saraf yang terkena
GAMBARAN KLINIS
Tanda cardinal menurut WHO:
1. Bercak kulit yang mati rasa
Bercak hipopigmentasi atau eritematosa, mendatar (makula) atau meninggi (plak). Mati rasa pada bercak
bersifat total atau sebagian terhadap rasa raba, suhu, dan nyeri.
2. Penebalan saraf tepi Dapat/tanpa disertai rasa nyeri dan gangguan fungsi saraf yang terkena, yaitu:
¤ Gangguan fungsi sensoris: mati rasa
¤ Gangguan fungsi motoris: paresis atau paralisis
¤ Gangguan fungsi otonom: kulit kering, retak, edema, pertumbuhan rambut terganggu.
3. Ditemukan kuman tahan asam
Bahan pemeriksaan berasal dari apusan kulit cuping telinga dan lesi kulit pada bagian yang aktif. Kadang-kadang
bahan diperoleh dari biopsi saraf.
GAMBARAN KLINIS
Diagnosis kusta ditegakkan bila ditemukan paling sedikit satu tanda kardinal. Bila tidak atau belum dapat
ditemukan, disebut tersangka/suspek kusta, dan pasien perlu diamati dan diperiksa ulang 3 sampai 6 bulan
sampai diagnosis kusta dapat ditegakkan atau disingkirkan.
1. Pemeriksaan Bakterioskopik
• Sediaan: kerokan jaringan kulit atau mukosa dan mukosa hidung diwarnai Ziehl Neelsen
• Diperiksa min 4-6 tempat kedua cuping telinga, 2-4 lesi yang aktif
2. Pemeriksaan Histopatologik
• Tipe tuberkuloid: tuberkel dan kerusakan saraf, tidak ada/sedikit kuman dan non solid.
• Tipe lepromatosa: didapati sel Virchow dengan banyak kuman
3. Pemeriksaan Histopatologik
• Antibodi spesifik M. leprae ab anti phenolic glucolipid 1 (PGL-1) dan antibody antiprotein 16 kD, 35 kD
• Antibodi tidak spesifik ab anti-lipoarabinoman (LAM)
Diagnosis Banding
tampak lebih menonjol (likenifikasi) akibat
garukan atau gosokan yang berulang-ulang.
Pitiriasis Versikolor
Makula berbatas tegas, hipopigmentasi /
hiperpigmentasi, terdiri atas berbagai ukuran.
Pemeriksaan lampu wood: lesi berwarna kuning
keemasan.
TERAPI
—Prognosis
Quo ad vitam : bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam – dubia ad malam
Quo ad sanactionam : dubia ad bonam – dubia ad malam
1. Kusta, disebabkan oleh kuman kusta dan dapat disembuhkan dengan MDT, bila diminum teratur tiap hari sesuai dosis
dan lama terapi yang ditentukan.
2. Penjelasan tentang efek samping obat MDT seperti urin berwarna merah, bercak kulit gatal, berwarna kekuningan dan
perubahan warna kulit.
4. Cacat baru dapat timbul saat atau setelah pengobatan dan dapat diobati.
5. Penyembuhan cacat yang sudah ada sebelumnya, tergantung pada lamanya cacat diderita.
Pasien laki-laki 65 tahun datang dengan keluhan gatal di tangan kiri dan kaki kanan sejak 1 tahun yang lalu.
Keluhan pasien sering sering hilang timbul. Awalnya keluhan muncul di tangan kiri berupa titik hitam kecil,
kemudian muncul di kaki kanan. Gatal menghilang saat digaruk, namun akan timbul lagi beberapa hari
setelahnya. Kulit yang digaruk semakin menebal dan berwarna hitam. Pasien sempat berobat ke dokter kulit,
diberikan salep tapi keluhan tidak membaik. Keluarga pasien tidak memiliki keluhan yang sama. Riwayat alergi
pada detergen ada, sementara riwayat penyakit lain disangkal. Riwayat kebiasaan: pasien sering menggaruk dan
pasien sering mandi air hangat.
Pemeriksaan Fisik
● Gizi : Baik
● Higiene : Baik
● Tanda Vital
● Kepala : Sclera icterus (-), conjungtiva anemis (-), bibir sianosis (-)
● Jantung/Paru : BJ I/II regular, murmur (-), gallop (-), napas vesikular (+/+), rhonki (-
Laboratorium
FOTO KLINIS
FOTO KLINIS
RESUME
Pasien laki-laki 65 tahun datang dengan keluhan pruritus (+) pada regio manus sinistra dan cruris
dextra, disertai timbulnya multiple macula hiperpigmentasi (+). Keluhan hilang timbul (+).
Riwayat alergi detergen (+). Riwayat kebiasaan: pasien sering mandi air hangat (+). Status
Dermatovenereologis; lokasi keluhan pada regio manus sinistra dan cruris dextra. Ukuran:
bervariasi (R manus sinistra), plakat (R cruris dextra) . Efloresensi: multiple macula
hiperpigmentasi, batas tidak tegas, likenifikasi (+).
DIAGNOSIS DIAGNOSIS
BANDING
• Dermatitis atopik
Liken Simpleks Kronis
dengan lesi likenifikasi
Terapi topikal :
Desoximethasone Cream 0,25% dioleskan
2x sehari
Pseudo-ceramide Cream dioleskan 2x sehari
—Prognosis
—PROGNOSIS
Tergantung pada penyebab pruritus
—Edukasi
Menjelaskan kepada pasien bahwa:
Liken Simpleks
Kronikus
Pruritus sebagai dasar dari gangguan kesehatan dapat berhubungan dengan gangguan kulit, proliferasi
dari nervus, dan tekanan emosional.
Pruritus yang memegang peranan penting dapat dibagi dalam dua kategori besar, yaitu pruritus
tanpa lesi dan pruritus dengan lesi.
Pruritus Pruritus memainkan peran sentral dalam timbulnya pola reaksi kulit berupa likenifikasi &
prurigo nodularis
Etiopatogenesis
Prurigo Nodularis
Eosinofil
Medikamentosa
Prinsip: memutuskan siklus gatal-garuk.
Terdapat beberapa obat/tindakan yang dapat dipilih sesuai dengan indikasi sebagai berikut:
1. Topikal
• Emolien dapat diberikan sebagai kombinasi dengan kortikosteroid topikal atau pada lesi di vulva dapat diberikan terapi tunggal krim
emolien.
• Kortikosteroid topikal: dapat diberikan kortikosteroid potensi kuat seperti salep klobetasol propionat 0,05%, satu sampai dua kali sehari.
• Calcineurin inhibitor topikal seperti salep takrolimus 0,1%, atau krim pimekrolimus 0,1% dua kali sehari selama 12 minggu.
• Preparat antipruritus nonsteroid yaitu: mentol, pramoxine, dan doxepin.
2. Sistemik
• Antihistamin sedatif
• Antidepresan trisiklik
3. Tindakan Kortikosteroid intralesi (triamsinolon asetonid)
—Edukasi
1. Siklus gatal-garuk harus diputus.
2. Identifikasi riwayat psikologis yang ada sehingga pasien dapat mengurangi
stres yang dialaminya.
3. Kuku sebaiknya pendek
—Prognosis
●Quo ad vitam : ad bonam
Pasien wanita 23 tahun dikonsulkan ke poli kulit dengan keluhan gatal di kaki sejak 1 hari yang lalu. Pasien
juga mengeluhkan adanya bintik-bintik kehitaman yang timbul di seluruh badan sejak 6 bulan lalu saat pasien
hamil anak ke-2. Keluhan tidak disertai rasa nyeri. Pasien belum pernah mengalami keluhan yang sama, begitu
pun di dalam keluarga pasien. Riwayat trauma dan alergi disangkal. Pasien saat ini dirawat di ruang paru-paru
● Gizi : Baik
● Higiene : Baik
● Tanda Vital
● Kepala : Sclera icterus (-), conjungtiva anemis (-), bibir sianosis (-)
● Jantung/Paru : BJ I/II regular, murmur (-), gallop (-), napas vesikular (+/+), rhonki (+
● Ukuran : Bervariasi
Laboratorium
FOTO KLINIS
RESUME
Pasien wanita 23 tahun dikonsulkan ke poliklinik kulit dengan keluhan pruritus (+) pada regio
cruris dextra et sinistra, disertai timbulnya multiple papul hiperpigmentasi (+). Keluhan hilang
timbul (+). Riwayat kebiasaan: pasien sering mandi air hangat (+). Riwayat Pneumonia PCP (+)
dan HIV (+). Status Dermatovenereologis; lokasi keluhan pada regio manus sinistra dan cruris
dextra. Ukuran: bervariasi. Efloresensi: multiple papul hiperpigmentasi, bentuk ireguler,
permukaan tidak rata, batas tidak tegas.
DIAGNOSIS DIAGNOSIS
BANDING
Pruritic Papular Eruption • Eosinophilic folliculitis
• Scabies
Planning Terapi
- Terapi Sistemik :
-
Terapi topikal :
Desoximethasone Cream 0,25% dioleskan di
bercak hitam 2x sehari
Baby oil / Baby Cream dioleskan di kulit
kering
—Prognosis
—PROGNOSIS
Ad Vitam : Bonam
—Edukasi
Menjelaskan kepada pasien mengenai:
Papular Pruritic
Ditandai dengan adanya gatal Eruption
yang disertai dengan papul PPE menyebabkan kondisi
atau pustul steril yang gatal yang
terdapat di batang tubuh, hebat dan menahun sehingga
wajah, dan ekstremitas dapat mengganggu kualitas
dengan derajat yang hidup penderitanya
bervariasi.
Etiopatogenesis dan Faktor Resiko
Pruritic papular eruption biasanya muncul pada penderita HIV/AIDS dengan status imunosupresi berat atau
stadium lanjut, dengan jumlah hitung CD4+ <250sel/mm
Papul eritematosa dengan diameter 3-5mm, dengan distribusi lesi yang diskret, yang lama kelamaan
akan memudar warnanya
Papul bisa berkumpul membentuk gambaran papul urtikarial, namun tidak berkonfluen membentuk plak.
Seringkali pada penderita nampak ekskoriasi karena garukan yang menimbulkan jaringan parut lebih
lanjut.
Lesi PPE awalnya muncul di lengan, tangan atau keduanya. 95% terletak pada daerah ekstensor, yaitu pada
lengan, kaki dan dorsum manus, tetapi tidak pada telapak tangan atau kaki.
Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan Histopatologi
Peningkatan infiltrat sel radang limfosit dan eosinofil pada
perivaskular dermis
Eosinophilic folliculitis
Penyakit pada folikel rambut yang ditandai dengan
rasa gatal, kambuhan, penyebabnya belum diketahui,
sering dihubungkan dengan infeksi HIV, terutama
pada CD4+ kurang dari 300 sel/ul.
Scabies
Khas berupa, pruritus nocturnal, predileksi di area
stratum korneum yang tipis, dan pada pemeriksaan
penunjang ditemukan tungau, telur, maupun kotoran
(skabala).
TERAPI
Nonmedikamentosa
Terapi UVB (ultraviolet B) yang dilakukan tiga kali seminggu
Medikamentosa
Steroid topikal, emolien dan antihistamin oral masih merupakan terapi lini pertama pada pruritic papular eruption. Pemberian
terapi simptomatik dapat berupa antihistamin oral dan steroid topikal kelas 3 hingga 6.
Pentoksifilin 400mg yang diberikan tiga kali sehari terbukti memperbaiki keluhan pruritus pada sebuah laporan kasus dengan
masa percobaan 8 minggu
—Edukasi
1. Menghindari menggaruk
2. Kuku sebaiknya pendek
3. Menjaga daya tahan tubuh
—Prognosis
●Quo ad vitam : Bonam
Pasien laki-laki 65 tahun dikonsultasikan ke poliklinik kulit dengan keluhan bercak hitam hampir di seluruh
tubuh disertai gatal. Bercak hitam awalnya muncul sejak 1 tahun yang lalu tanpa disertai gatal, namun sejak 2
minggu yang lalu, bercak menjadi gatal. Ketika gatal, pasien sering menggaruknya dengan garpu lalu
menggunakan bedak herocyn. 6 bulan yang lalu pasien didiagnosis CKD stage 5. Riwayat Hipertensi disangkal
pasien. Selama dirawat di RS, pasien hanya mandi 1x sehari menggunakan sabun asepso dan mengganti
pakaian 2 hari sekali.
Pemeriksaan Fisik
● Gizi : Baik
● Higiene : Baik
● Tanda Vital
● Kepala : Sclera icterus (-), conjungtiva anemis (-), bibir sianosis (-)
● Jantung/Paru : BJ I/II regular, murmur (-), gallop (-), napas vesikular (+/+), rhonki (-
● Ukuran : Bervariasi
Laboratorium
● U
Terapi topikal :
Desoximethasone Cream 0,25% dioleskan
2x sehari
Genatmicin Cream dioleskan 2x sehari
Baby oil/lotion pada kulit kering
—Edukasi
1. Menjelaskan penyakit dan oenyebab penyakit kepada pasien
2. Menyarankan pasien untuk HD
3. Mengedukasi mengenai hygine
4. Menggunakan obat secara teratur
—Prognosis
●Quo ad vitam : Dubia ad malam
Pruritus Uremik
Pruritus pada pasien dengan gagal ginjal atau yang sedang menjalani dialisis
disebut dengan pruritus uremik
Etiopatogenesis
Toksin Uremik
Salah satu faktor yang berperan pada terjadinya pruritus adalah toksin uremik, yaitu substansia toksik
yang berasal dari diet atau substansia endogen yang terjadi karena gagal ginjal..
Menurut penelitian kadar histamin pada pasien pruritus uremik lebih tinggi dibandingkan dengan pada
pasien non-pruritus.Terjadinya pruritus disebabkan lepasnya histamin dari sel mast.
Manifestasi Klinis
Gejala pertama yang terjadi pada uremia adalah penurunan tenaga dan stamina, nyeri kepala, susah
berkonsentrasi, dan malaise.
Jika perjalanan penyakit berlangsung lama, dapat terjadi pigmentasi kulit yang diaksentuasi oleh
sinar matahari. Pruritus berat menimbulkan ekskoriasi linier yang khas pada kulit yang dapat
disertai perdarahan dan infeksi, yang diperberat dengan gangguan fungsi pembekuan dan fungsi
imunologis yang terjadi pada uremia.
Uremic frost, ditandai dengan adanya kristal urea yang tertinggal setelah berkeringat, umumnya
terlihat di area intertriginosa kulit terutama jika pasien jarang mandi.
Pruritus terutama terjadi di punggung, wajah, dan lengan. Pada 25% pasien, pruritus lebih berat
selama atau segera setelah dialisis.
Pemeriksaan Diagnostik
Untuk penegakan diagnosis bisa dilakukan pemeriksaan kadar Ureum dan Kreatinin
Diagnosis Banding
Skabies
Khas berupa, pruritus nocturnal, predileksi di area
stratum korneum yang tipis, dan pada pemeriksaan
penunjang ditemukan tungau, telur, maupun kotoran
(skabala)
TERAPI
—Edukasi
Menjelaskan kepada pasien bahwa:
Penyakit akibat adanya penyakit yang mendasari (mengobati penyakit dasar terlebih dahulu)
Tidak menggaruk lesi
Mandi dengan sabun yang mengandung pelembab tinggi (sabun bayi)
Teratur menggunakan pelembap
Veruka Vulgaris
Identitas
Nama : Nn. AW
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Suli
Umur : 17 tahun
Tgl MRS : 7 Oktobember 2021
Autoanamnesis
KU Kutil keabuan di tangan dan betis
Pasien wanita 17 tahun diantar ayahnya dengan keluhan kutil berwarna keabuan di kedua tangan dan
betis sejak 1 tahun yll. Awalnya kutil hanya muncul satu biji di lipatan tangan kiri, kemudian pasien
mencoba menggosok (scrub) saat mandi, lalu kutil terlepas dan berdarah namun tidak terasa nyeri
maupun gatal. Sejak saat itu, kutil mulai muncul di tangan kanan lalu di kedua betis. Pasien belum
pernah mengalami keluhan ini sebelumnya dan pada keluarga tidak ada yang mengalami keluhan yang
sama. Pasien tidak memiliki riwayat alergi obat atau makanan.
Pemeriksaan Fisik
● Gizi : Baik
● Higiene : Baik
● Tanda Vital
● Kepala : Sclera icterus (-), conjungtiva anemis (-), bibir sianosis (-)
● Jantung/Paru : BJ I/II regular, murmur (-), gallop (-), napas vesikular (+/+), rhonki (-
● Ukuran : Miliar
● Efloresensi : Multiple papul swarna kulit, permukaan halus, skuama (-), erosi (-)
Laboratorium
FOTO KLINIS
RESUME
Pasien wanita 17 tahun datang dengan keluhan multiple papul sewarna kulit pada regio
antebrachia dextra et sinistra dan cruris dextra et sinistra sejak 1 tahun yll. Papul tanpa nyeri dan
pruritus. Status Dermatovenereologis; lokasi keluhan pada regio antebrachia dextra et sinistra dan
cruris dextra et sinistra . Ukuran miliar. Efloresensi: multiple papul sewarna kulit, permukaan
halus, skuama (-), erosi (-).
DIAGNOSIS DIAGNOSIS
BANDING
Veruka vulgaris • Nevus verukosus
Planning Terapi
Bedah Listrik Terapi Sistemik :
Menjaga higiene
Terapi topikal :
-
—Prognosis
—PROGNOSIS
Ad Vitam : Dubia ad Bonam
—Edukasi
Menjelaskan kepada pasien tentang:
Veruka Vulgaris
Disebut juga dengan
kutil
Tampak papul padat verukosa, keratorik dengan ukuran beberapa mm sampai 1 cm, dan bila
berkonfluensi dapat menjadi lebih besar serta berwarna putih abu-abu.
Lokasi dapat di mana saja, tetapi paling sering di punggung, tangan, dan jari tangan atau daerah
yang sering terkena trauma seperti lutut atau siku.
Biasanya asimptomatik, namun dapat nyeri bila tumbuh di palmar atau plantar dan merusak kuku
apabila tumbuh pada lipatan atau bawah kuku
Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Histopatologis.
Nevus Verukosus:
TERAPI
Medikamentosa
1.Destruksi dengan keratolitik (as salisilat 25-50%)
Non Medikamentosa
1. Bedah: bedah listrik