Anda di halaman 1dari 41

Laporan kasus

Impetigo Krustosa
Oleh
Hafizhan Ilmi

Pembimbing :
dr. Chadijah Rifai. Sp.KK
Identitas Pasien
Nama : An.DN

Usia : 3 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Alamat : Jl. Percetakan negara,


Jakarta Pusat

Agama : Islam
Keluhan utama : Timbul koreng di pangkal hidung sejak 4 hari yang lalu

Riwayat penyakit dahulu


Pasien datang ke Poliklinik Kulit dan Kelamin RS Islam Jakarta Cempaka Putih
dengan keluhan timbul koreng di hidung sejak 4 hari yang lalu.
Awalnya muncul kemerahan dan bintik merah berisi air lalu makin lama memecah
dan timbul koreng di pangkal hidung. Pasien merasakan gatal dan sering digaruk.

Seminggu yang lalu pasien mengalami batuk pilek dan sudah diobati ke klinik dan
sembuh. Ibu pasien lupa obat yang sudah diberikan selama batuk pilek dan hanya
mengetahui mengkonsumsi obat batuk.
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat sakit seperti ini : disangkal
Riwayat sakit kulit lain: disangkal
Riwayat asma : disangkal
Alergi : disangkal
Pasien mengalami batuk pilek seminggu yang lalu

Riwayat Penyakit Keluarga


Riwayat sakit seperti ini : disangkal
Riwayat penyakit kulit : disangkal
Riwayat Asma : disangkal
Alergi : disangkal
Di tetangga yang dititipkan pasien menyangkal ada yang
mengalami penyakit seperti ini.
Riwayat pengobatan
Ibu pasien mengatakan hanya menggunakan obat
batuk untuk keluhan batuk pilek setelah berobat ke
klinik
Keadaan Psikososial

Pasien anak tunggal, keseharian pasien sering bermain


di luar rumah dan dititipkan oleh tetangga. Pasien
suka memasukkan jari ke hidung. Pasien jarang
mencuci tangan setelah beraktivitas
STATUS GENERALIS
Keadaaan umum : tampak sakit berat

Kesadaran : Somnolen

BB : 15 kg

Vital Sign : Tekanan darah : tidak diperiksa

Nadi : 89 x/meni,

Pernafasan : 20 x/menit,

Suhu : 36.80C

Kepala : normochepal, rambut hitam, distribusi


merata

Mata : konjunctiva anemis (-/-), sklera


ikterik (-/-)

Hidung : simetris, deviasi septum (-), sekret (-)


Mulut : mukosa bibir dan mulut lembab,
sianosis (-)
Tenggorokan : faring tidak hiperemis, T1-T1 tenang.

Thorax : Jantung : BJ I-II reguler, murmur (-),


gallop (-).
Paru : vesikuler, ronki (-), wheezing (-)
Abdomen : supel, nyeri tekan (-), pembesaran hepar dan
lien tidak teraba
Kgb : tidak teraba pembesaran.
Ekstremitas : Superior : akral hangat, edema -/-, CRT< 2dtk
: Inferior : akral hangat, edema -/-, CRT< 2dtk
Status Dermatologis
Status Dermatologis
Pada regio : Nasalis
Efloresensi : Tampak lesi Krusta tebal berwarna kuning
sebesar numularis berbatas tegas dengan dasar eritematosa
Pada regio : Bucalis bilateral
Efloresensi : Tampak lesi papul-papul dengan dasar
eritematosa berbatas tegas
Pada regio : Dorsum manus dekstra
Efloresensi : Tampak lesi soliter krusta dengan sadar
eritematosa sebesar lentikular berbatas tegas
Resume
Anamnesis

OS Anak Laki laki 3 tahun, timbul koreng di hidung


sejak 4 hari yang lalu. Awalnya muncul kemerahan dan
bintik merah berisi air lalu makin lama memecah dan
timbul koreng di pangkal hidung. Seminggu yang lalu
pasien mengalami batuk pilek dan sudah diobati ke klinik
Pada pemeriksaan dermatologi, ditemukan

- Regio : Nasalis

Efloresensi: lesi Krusta tebal berwarna kuning


sebesar numularis berbatas tegas dengan dasar eritematosa

- Regio : Bucalis bilateral

Efloresensi: lesi papul-papul eritematosa


berbatas tegas

- Regio : Dorsum manus dekstra

Efloresensi: lesi soliter krusta eritematosa


sebesar lentikular berbatas tegas
Diagnosis

DIAGNOSIS KERJA:

Impetigo Krustosa

DIAGNOSIS BANDING:

Dermatitis venenata
PEMERIKSAAN PENUNJANG
(Usulan pemeriksaan)

Pemeriksaan mikroorganisme menggunakan


pewarnaan gram untuk melihat kokus gram-positif
Penatalaksanaan
UMUM
Menghindari garukan agar infeksi tidak meluas
Memotong kuku untuk menghindari penggarukan yang
memperberat lesi

KHUSUS
a. Sistemik : cetirizine 10 mg/hari
Co-amoxiclav syr 3 x 1sdt
b. Topikal : Mupirocin 2% 3 x sehari atau
Asam fucidat 3x sehari
PROGNOSIS
Quo Ad vitam : dubia ad bonam
Quo Ad functionam : dubia ad bonam
Quo Ad sanationam : dubia ad bonam
ANALISIS KASUS
ANAMNESIS
Dari data anamnesis, keluhan timbul koreng di hidung
sejak 4 hari yang lalu. Awalnya muncul kemerahan dan
bintik merah berisi air lalu makin lama memecah dan
timbul koreng di pangkal hidung.

Didapatkan faktor predisposisi Seminggu yang lalu


pasien mengalami batuk pilek
PEMERIKSAAN FISIK
Kemudian dari pemeriksaan fisik didapatkan Tampak Dari hasil
anamnesis dan pemeriksaan fisik

Pada regio : Nasalis

- Efloresensi : Tampak lesi Krusta tebal berwarna kuning sebesar


numularis berbatas tegas dengan dasar eritematosa

Pada regio : Bucalis bilateral

- Efloresensi : Tampak lesi papul-papul eritematosa berbatas tegas

Pada regio : Dorsum manus dekstra

- Efloresensi : Tampak lesi soliter krusta eritematosa sebesar


lentikular berbatas tegas
Dapat di diagnosis :

- Impetigo krustosa

- Dermatitis venenata
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi

Impetigo ialah pioderma superfisialis

(terbatas pada epidermis)


Patofisiologi
Mengenai kulit lapisan superfisial (epidermis).

Kulit sehat: resistensi pertahanan tubuh menyebabkan kolonisasi /


impetiginasi.

Kuman penyebab dapat ditemukan dan dibiakan dari cairan bulanya.

Impetigo bulosa cairan bula ditemukan toksin epidermolitik, dianggap


sebagai penyebab terjadinya bula. Port de entre : mikro lesi dikulit dan
menular.

Impetigo krustosa: streptococcus menyebar dari hidung ke kulit yang normal


(sekitar 11 hari kemudian) berkembang kedalam lapisan kulit superfisial
yang terjadi lesi (setelah 11 hari)

Lesi sering muncul pada wajah (terutama sekitar hidung) & ekstremitas
setelah trauma.
Prevalensi

70% kasus pioderma,


paling sering pada semua umur
dapat mengenai orang dewasa.
Klasifikasi
Impetigo krustosa

Impetigo bulosa.
Impetigo Krustosa

Sinonim : Impetigo kontagiosa, impetigo vulgaris,


impetigo Tillbury Fox.

Etiologi : Streptococcus B hemolyticus.

Predileksi : Muka sekitar hidung dan mulut.


Gejala Klinis
Tidak disertai gejala umum (demam, malaise, mual),
hanya terdapat pada anak-anak.

Kelainan kulit : eritema dan vesikel yang cepat


memecah sehingga jika penderita datang berobat yang
terlihat ialah krusta tebal berwarna kuning seperti
madu. Jika dilepaskan akan tampak erosi di bawahnya.
Sering krusta menyebar ke perifer dan sembuh di
bagian tengah.
Komplikasi
- Glomerulonefritis (2-5%) yang disebabkan oleh sero
tipe tertentu.
- Ektima
Diagnosa banding
- Ektima
Pengobatan
- Jika krusta sedikit, dilepaskan dan diberi salep
antibiotic, kalau banyak diberi pula antibiotic sistemik.
Pemberian Terapi Impetigo
First line

a. Topical : - Mupirocin 2x sehari

- Retapamulin 2 x sehari

- Asam fusidat 2 x sehari

b. Sistemik : - Dicloxacilin 4 x 250 500 mg diberikan


selama 5 -7 hari

- Amoxicilin + asam klavulanat 3 x 25


mg/KgBB/hari

- Cephalexin 3 x 40 -50 mg/KgBB/hari


Second Line (Alergi penisilin)
- Sistemik : - Azithromycin 1x 500 mg pada hari
pertama lalu dilanjutkan 1 x 250 mg
selama 4 hari

- Clindamycin 3 x 15mg/KgBB/hari

- Eritromisin 3 x 15mg/KgBB/hari/ 4 x
250 mg 500 mg diberikan selama 5-7
hari
Impetgo Bulosa
Sinonim : Impetigo vesiko-bulosa, cacar monyet.

Etiologi : Staphylococcus aureus

Predileksi : aksila, dada, punggung.


Gejala klinis
Keadaan umum tidak. Terdapat pada anak dan orang
dewasa.

Sering bersama-sama merialia

Kelainan kulit: eritema, bula dan bula hipopin.

Kadang-kadang waktu penderita datang berobat,


vesikel/bula telah memecah sehingga yang tampak
hanya koleret dan dasarnya masih eritematosa
Diagnosa banding

- Jika vesikel/bula telah pecah dan hanya terdapat


koleret dan eritema mirip dermafitosis.

- Pada anamnesa ditanyakan, apakah sebelumnya


terdapat lumpuh. Jika ada impetigo bulosa.
Pengobatan
- Topikal: Krem antibiotik
Mupirocin 2% 3 x sehari
Asam fusidat 3 x sehari
- Drainage: bula dan pustule dengan ditusuk jarum
steril untuk mencegah penyebaran lokal
- Kompres larutan Sodium kloride 0,9 %
- Kebersihan: mandi teratur dengan sabun mandi.
Pakaian, handuk sprei sering diganti dan dicuci air panas
dan dipakai sendiri
Pemberian Terapi Impetigo
First line
a. Topical : - Mupirocin 2x sehari
- Retapamulin 2 x sehari
- Asam fusidat 2 x sehari

b. Sistemik : - Dicloxacilin 4 x 250 500 mg


diberikan selama 5 -7 hari

- Amoxicilin + asam klavulanat 3 x 25 mg/


KgBB/hari

- Cephalexin 3 x 40 -50 mg/KgBB/hari


Second Line (Alergi penisilin)
- Sistemik :

a. Azithromycin 1x 500 mg pada hari pertama lalu


dilanjutkan 1 x 250 mg selama 4 hari

b. Clindamycin 3 x 15mg/KgBB/hari

c. Eritromisin 3 x 15mg/KgBB/hari/ 4 x 250 mg


500 mg diberikan selama 5-7 hari
Komplikasi

Ektima terjadi karena krusta yang menebal dan terjadi


eskoriasi atau ulkus dan kejadian ektima pada anak
biasanya di ekstremitas bawah
Daftar Pustaka
Adhi, D. Pioderma. Dalam: Ilmu penyakit kulit dan Kelamin. Edisi
ke-6. Cetakan ketujuh. Jakarta : FKUI :2016.hal 57-63
Wolff K, Johnson, Richard A, Suurmond, D. Fitzpatrick's Color
Atlas and Synopsis of Clinical Dermatology 7th ed. USA: McGraw-Hill :
2013.
Rhea TH, Moldin RL.. Fitzpatricks Dermatology in General Medicine
8th ed. USA : McGraw Hill : 2011. P 2128-2142
Murtiastutih,D. Ervianty, E. Agusni, I. Suyono, S.. Infeksi bakteri.
Dalam : Atlas penyakit kulit dan kelamin edisi 2. Surabaya. Fakultas
kedokteran Universitas Airlangga/RSUD Dr. Soetomo hal 23-55
Menaldi, S. Novianto, E. S.mpurna, A. Atlas berwarna dan
synopsis penyakit kulit dan kelamin. Jakarta : 2015. Hal 87-10

Anda mungkin juga menyukai