Anda di halaman 1dari 72

Infeksi Jamur

Inggit Luthfia Zahra - 201810401011050


SKDI 2012
Dermatophytosis

Infeksi jamur dermatofita pada jaringan


mengandung keratin (zat tanduk), seperti kulit,
rambut, kuku
Etiologi

Microsporum Trichophyton Epidermophyton


Tinea
Kapitis

Tinea Tinea
Unguium Kruris

Dermato-
Tinea
phytosis Tinea
Pedis Korporis

Tinea Tinea
Manum Barbae
Manifestasi Klinis

1. Tinea Capitis
 Banyak terjadi pada anak-anak
 Gray Patch: Papul eritematosa sekitar rambut kemudian
melebar, bercak pucat bersisik, kemudian rambut jadi
abu-abu, tidak berkilat, mudah patah sehingga
terbentuk alopesia
 Kerion: pembengkakan menyerupai sarang lebah,
pustula, nodul eritematosa, inflamasi membentuk
jaringan parut kemudian menjadi alopesia
 Black dot: rambut patah tepat pada muara folikel,
dan yang tertinggal adalah ujung rambut yang hitam
dalam folikel
Black Dot

Gray Patch

Kerion
Manifestasi Klinis

2. Tinea Barbae
 Pada janggut, jambang, kumis
 Sering terjadi pada orang yang sering kontak
dengan tanah dan hewan.
 Gatal, rambut patah
 Lesi eritropapuloskuamosa dengan tepi
polisiklis
Manifestasi Klinis

3. Tinea Korporis/Tinea Sirsinata/Tinea


Glabrosa
 Pada badan, tungkai, lengan, wajah yang tidak berambut
 Gatal, makin lama makin lebar
 Makula eritematosa, batas jelas, berbentuk bulat/lonjong,
tertutup skuama, tepi aktif, tengah menyembuh (central
healing), kadang terdapat vesikel dan papul di tepi.
 Terlihat erosi dan krusta akibat garukan
Manifestasi Klinis

Manifestasi klinis lainnya


 Tinea imbrikata: dermatofitosis dengan susunan skuama
yang konsentris. Etiologi: Trichophyton concentricum
 Tinea favosa atau favus: Tinea korporis yang disertai
kelainan pada rambut, disebabkan oleh Tricophyton
schoeleini dengan gambaran klinis terbentuk scutula
dan berbau seperti tikus (mousy odor).
 Tinea fasialis, tinea aksilaris (lokasi)
Tinea Favus
Tinea Imbricata

Tinea Facialis Tinea Axillaris


Manifestasi Klinis

4. Tinea Kruris
 Pada inguinal, genitalia, genitokrural, perineum,
perianal
 Sangat gatal, simetris
 Efloresensi polimorf, bila berlangsung menahun
dapat berupa bercak hitam disertai sisik
 Batas jelas, tepi meninggi, tengah menyembuh
berwarna coklat kehitaman
Manifestasi Klinis

5. Tinea Pedis (Athlete’s Foot)


 Terutama di sela jari dan telapak kaki
 Sering pada orang dewasa yang bekerja di tempat
basah/memakai sepatu tertutup
 Lesi berupa fissure yang dilingkari sisik halus dan tipis,
maserasi berupa kulit putih dan rapuh, bila bagian kulit
yang mati dibersihkan akan terlihat kulit baru.
 Moccasin foot pada seluruh kaki dan telapak tepi sampai
punggung kaki terlihat kulit menebal dan bersisik, eritema
ringan. Bersifat kronik dan resisten pengobatan.
 Bentuk subakut: vesikel, vesiko-pustule dan kadang bula
Moccasins Foot
Manifestasi Klinis

6. Tinea Manum
 Unilateral
 Pada dorsum manus seperti tinea korporis
 Pada palmar : eksematoid/dishidrosis,
hiperkeratotik
Manifestasi Klinis

7. Tinea Unguium
 Di kuku kaki >> kuku tangan
 Bentuk sublungual distalis: lesi dimulai dari tepi
distolateral kuku ke proksimal dan di bawah kuku
terbentuk sisa kuku yang rapuh (menyerupai
kapur)
 Leukonikia mikotika: keputihan di permukaan
kuku.
 Bentuk sublungual proksimalis: lesi dimulai dari
bagian proksimal
Pemeriksaan Penunjang

 Pemeriksaan mikroskopis langsung :


- Sediaan: kerokan kulit/skuama, rambut, kuku (tempat
kelainan dibersihkan dulu dengan spirtus 70%)
- Bahan: KOH 10% (rambut), KOH 20% (kuku dan kulit)
- Interpretasi: positif bila ditemukan gambaran hifa bersepta
(pada kulit dan kuku), spora (pada rambut)
 Lampu wood :
- Untuk identifikasi tinea kapitis
- Interpretasi: positif bila berwarna hijau terang kekuningan
 Kultur :
- Bila pemeriksaan KOH negatif, namun klinis menyokong
- Menentukan spesies
Hifa Bersepta
Pemeriksaan Wood Lamp
Positif  Hijau Terang Kekuningan
Terapi

TOPIKAL
 GOLONGAN IMIDAZOL :
- Dioleskan 2 kali sehari :
- Klotrimazol 1%, mikonazol 2%
- Dioleskan 1 kali sehari :
- Ketokonazol, tiokonazol, bifonazol
 GOLONGAN ALILAMIN :
- Terbenafin 1%, naftifin 1%, butenafin 1%
 1 kali sehari
Terapi

SISTEMIK / ORAL
 Lesi pada rambut harus menggunakan obat sistemik
 Griseovulfin 500 m-1 gram/hari diberikan 1-2 kali sehari selama 3-4
minggu
 Golongan azol :
- Ketokonazol 200 mg/hari selama 10 hari – 2 minggu
pada pagi hari
- Itrakonazol 2 x 100 – 200 mg/hari selama 3 hari. Khusus
onikomikosis diberikan selama 3 bulan
 Derivat alilamin :
- Terbinafin 250 mg/hari selama 14 hari. Khusus
onikomikosis diberikan selama 3 bulan

Prinsip terapi: lama pengobatan topikal/oral minimal 3 minggu atau 1-2 minggu setelah
pemeriksaan KOH negative untuk mencegah kekambuhan
Edukasi

 Mengeringkan daerah lipatan-lipatan sesudah mandi


 Pakaian dan handuk sering dicuci serta direndam air
panas
 Hewan peliharaan yang terinfeksi jamur segera diobati
Pitiriasis
Versikolor

Non
Piedra Dermato- Folikulitis
Malassezia
phytosis

Tinea
Nigra
Pitiriasis Versikolor

Infeksi jamur superfisialis, kronis, asimtomatis, menyerang


stratum korneum dari epidermis
Etiologi

Jamur spesies Malassezia sp. Namun yang predominan terhadap


pityriasis versicolor adalah Malassezia furfur dan Malassezia
sympodialis.
Manifestasi Klinis

 Kadang-kadang tanpa keluhan


 Lokasi predileksi: di bagian atas dada dan meluas ke
lengan atas, leher, punggung, dan tungkai atas atau
bawah
 Gatal bila berkeringat
 Makula berbatas tegas berwarna putih/coklat
kehitaman/kemerahan berskuama halus
 Lesi kulit :
 Makular :
soliter/saling bertemu (koalesen), skuama
 Papular/gutata :
bulat kecil-kecil, perifolikular, skuama
Eritematosa Hiperpigmentasi

Papular/Gutata

Makula
Hipopigmentasi Hiperpigmentasi
Pemeriksaan Penunjang

 Pemeriksaan mikroskopis langsung :


- Sediaan: kerokan kulit
- Bahan: KOH 10 - 20%
- Interpretasi: positif bila ditemukan gambaran Spaghetti and
Meatball
 Lampu wood :
- Untuk identifikasi pityriasis versikolor
- Interpretasi: positif bila berwarna kuning keemasan
 Kultur :
- Bila pemeriksaan KOH negatif, namun klinis menyokong
- Menentukan spesies
Spaghetti and Meatball
Pemeriksaan Wood Lamp
Positif  Kuning Keemasan
Terapi

Topikal
 Sampo :
ketokonazol 2%, selenium sulfida 1,8% atau bentuk losio
2,5% (15-30 menit lalu dibilas, 2 kali seminggu)
 Gol. imidazol : ketokonazol 2%, mikonazole 2%
 Alternatif lain: hiposulfit 20%, solusio propilen glikol 50%
Penggunaan sebaiknya dilanjutkan 2 minggu setelah
pemeriksaan negatif
Sistemik (untuk lesi luas)
 Ketokonazol 200 mg/hari selama 5-10 hari
 Itrakonazol 200 mg/hari selama 5-7 hari
Folikulitis Malassezia

Infeksi pada folikel pilosebasea yang disebabkan oleh


Malassezia spp.
Manifestasi Klinis

 Lokasi predileksi:
dada,
punggung,
lengan atas,
kadang
terdapat di leher
dan wajah
 Gatal, papul
dan pustule
perifolikuler
berukuran 2-3
mm diameter
dengan
peradangan
minimal
Pemeriksaan Penunjang

 Terdapat kelompokkan sel ragi dan blastospora (spora


bulat) pada pemeriksaan isi folikel yang dikeluarkan
dengan ekstrator komedo. Pemeriksaan dilakukan
dengan KOH dan tinta Parker biru hitam
 Terdapat organisme dalam ostium folikel rambut pada
sediaan histopatologi
Terapi

 Antimikotik topical biasanya kurang efektif


 Antimikotik oral
 Ketokonazol 200 g/hari selama 4 minggu
 Itrakonazol 200g/hari selama 2 minggu
 Flukonazom 150g seminggu selama 4 minggu
Piedra

Infeksi jamur pada helai rambut, ditandai dengan benjolan


(nodul) sepanjang rambut. Disebabkan oleh Piedrae hortae
(Piedra hitam) dan Trichosporon spp. (Piedra putih)
Manifestasi Klinis

 Piedra hitam (terutama di rambut kepala) asimtomatik.


Terdapat nodul hitam lonjong, keras, multiple, melekat
erat ke rambut. Bila rambut disisir akan terdengar suara
bergelitik. Rambut sering patah
 Piedra putih (terutama rambut aksila, genital, jenggot)
berupa benjolan lunak, multiple, berukuran
mikroskopik-1 mm, warna putih sampai coklat muda,
mudah dilepaskan.
Pemeriksaan Penunjang

 Pemerikaan mikroskopik dengan larutan KOH:


 Piedra hitam: Benjolan terpisah yang terdiri dari
anyaman padat hifa berwarna coklat-hitam, regular
dalam substansi seperti semen. Di tepi terdapat
artokonidia berdiameter 4-8 µm dan di tengah
ditemukan askus yang berisi 8 arkospora berbentuk
fusiformis
 Piedra putih: Benjolan menyatu, terdapat anyaman
hifa yang tersusun kurang regular, seperti gelatin
yang menyelubungi rambut
Terapi

 Memotong rambut yang terkena infeksi


 Larutan sublimat 1/2000 setiap hari.
 Sediaan azol topical, sampo ketokonazol
Tinea Nigra

Infeksi jamur superfisial yang asimptomatik pada stratum korneum,


biasanya pada telapak tangan berupa macula coklat sampai hitam,
disebabkan oleh Hortaea werneckii, Cladosporium werneckii
Manifestasi Klinis

 Biasanya terdapat pada


telapak tangan dan
telapak kaki
 Makula coklat hitam
berbatas tegas, tidak
bersisik
Pemeriksaan Penunjang

 Pemeriksaan mikroskopis langsung dalam larutan KOH terdapat


hifa bercabang, bersekat ukuran sampai 5µ, berwarma coklat
muda sampai hijau tua.
 Biakan pada agar Saboraud menghasilkan koloni menyerupai
ragi dan koloni filamen berwarna hijau tua dan hitam
Terapi

 Obat antijamur kombinasi dengan keratolitik, seperti


salep salisil sulfur, Whitfield, dan tincture jodii
 Antijamur topical golongan azol.
Candidiasis Superficialis

Penyakit jamur karena kandida, bersifat akut/kronis,


menyerang kulit, kuku, selaput lendir dan organ
Etiologi

Candida albicans
Candidiasis
Kutis dan
Selaput
Lendir
Genital

Candidiasis Candidiasis
Disseminata Kuku

Candidiasis
Superficialis
Candidiasis
Candidiasis
Mukosa
Sistemik
(Oral)

Candidiasis
Candidiasis
Mukokutan
Kongenital
Kronik
Manifestasi Klinis

1.Candidiasis Kutis dan Selaput


Lendir Genital
a. Candidiasis Intertriginosa
Banyak di lokasi kulit dengan lipatan-
lipatan (inguinal, aksila, infra mammae,
genitocrural, intergluteal, interdigital)
Makula eritematosa, dikelilingi lesi satelit
(pustule-pustule kecil dan vesikel, atau
bula), di tengah bisa ada erosi, skuama
Manifestasi Klinis

b. Candidiasis
Perianal
Lesi berupa
maserasi seperti
infeksi dermatofit
tipe basah
Manifestasi Klinis

b. Vulvovaginitis
 Penderita DM>>
 Gatal daerah vulva,
bisa disertai rasa
panas, nyeri
sesudah miksi, dan
dyspareunia
 Hiperemia labia
minora, introitus
vagina, terdapat
bercak putih
kekuningan
 Fluor albus berwarna
kekuningan
Manifestasi Klinis

c. Balanitis/Balanopostitis
 Post kontak seksual
dengan pasien
vulvovaginitis, DM, kondisi
nonsirkumsisi
 Lesi berupa erosi, pustula
dengan dinding tipis
terdapat pada glands
penis dan sulkus
koronarius glands penis
Manifestasi Klinis

d. Diaper-rash (Candidal
diaper dermatitis)
 Akibat oklusi kronik oleh
popok yang basah
 Lesi berawal dari area
perianal meluas ke
perineum dan lipatan
inguinal berupa eritema
cerah
Manifestasi Klinis

e. Candidosis Kutis
Granulomatosa
 Anak-anak >>
 Lesi berupa papul
berwarna kemerahan
tertutup krusta tebal
berwarna kuning
kecoklatan yang melekat
erat di dasarnya.
Manifestasi Klinis

2. Candidiasis Kuku
Onikomikosis kandida
Eritema, edema, pus putih membentuk
kantong, nyeri.
Paronikia kandida (infeksi lipatan kuku
proksimal)
Candidiasis Kuku

Paronikia
Manifestasi Klinis

3. Candidiasis Mukosa (Oral)


Thrush: pseudomembran, putih keabu-
abuan, melekat pada lidah, pipi,
palatum, ginggiva, bibir, bila diangkat 
warna dasar kemerahan dan basah
Perleche: eritema dan fisura pada sudut
mulut. Lesi ini mengalami maserasi, erosi
basah, dan dasarnya eritematosa.
Perleche

Oral Thrush
Manifestasi Klinis

4. Candidiasis Kongenital
 Pada kulit dan selaput lendir bayi baru lahir
 Lesi khas: pustule/vesikel dengan dasar eritematosa pada
wajah, dada, meluas generalisata
Manifestasi Klinis

5. Candidiasis Mukokutan Kronik


 Candidiasis superficial pada kuku, kulit, orofaring yang
resisten terhadap pengobatan,
 Pasien kasus kelainan imunitas>>
Manifestasi Klinis

6. Reaksi Id (Candidid)
 Reaksi terjadi karena reaksi alergi terhadap jamur atau
antigen lain yang terbentuk selama proses inflamasi
 Lesi berupa vesikel eritematosa yang bergerombol, terdapat
pada lateral jari dan telapak tangan.
 Bila infeksi diobati, kelainan akan menyembuh
Manifestasi Klinis

6. Candidiasis Sistemik
 Aspek klinis sangat bervariasi

7. Candidiasis
Diseminata
 Akibat penyebaran hematogen
Candida sp. dari orofaring atau
traktus gastrointestinal dengan
barrier mukosa kompromis
 Lesi berupa papul eritema
dengan pustule hemoragis di
bagian tengah badan dan
ekstremitas. Candidiasis Diseminata
Pemeriksaan Penunjang

 Pemeriksaan mikroskopis langsung :


- Sediaan: kerokan kulit
- Bahan: KOH 10 - 20%
- Interpretasi: positif bila ditemukan gambaran
Blastospora, Pseudohyphae, Yeast Cell
 Pemeriksaan biakan :
- Sediaan: kerokan kulit
- Bahan: agar dekstrosa glukosa Saboraud
- Interpretasi: positif bila ditemukan koloni setelah 2-
5 hari disimpan di suhu 37◦C
Terapi

 TOPIKAL
 Solusio gentian violet 0,5-1% (mukosa), 1-2% (kulit) dioles
2x/hari selama 3 hari
 Nistatin (krim, suspensi)
 Derivat imidazol (mikonazol,kotrimazol,ketokonazol)
 Kandidosis vaginalis  Kotrimazol 500 mg pervaginam
dosis tunggal
 SISTEMIK / ORAL
- Ketokonazol 200 mg 1-2 tab/hari selama 2-4 minggu
- Itrakonazol 100 mg 1-2 tab/hari selama 1 minggu
- Flukonazol 50-100 mg/hari selama 1-2 minggu
atau 150 mg/minggu selama 1-2 minggu

Anda mungkin juga menyukai