Tinea Tinea
Unguium Kruris
Dermato-
Tinea
phytosis Tinea
Pedis Korporis
Tinea Tinea
Manum Barbae
Manifestasi Klinis
1. Tinea Capitis
Banyak terjadi pada anak-anak
Gray Patch: Papul eritematosa sekitar rambut kemudian
melebar, bercak pucat bersisik, kemudian rambut jadi
abu-abu, tidak berkilat, mudah patah sehingga
terbentuk alopesia
Kerion: pembengkakan menyerupai sarang lebah,
pustula, nodul eritematosa, inflamasi membentuk
jaringan parut kemudian menjadi alopesia
Black dot: rambut patah tepat pada muara folikel,
dan yang tertinggal adalah ujung rambut yang hitam
dalam folikel
Black Dot
Gray Patch
Kerion
Manifestasi Klinis
2. Tinea Barbae
Pada janggut, jambang, kumis
Sering terjadi pada orang yang sering kontak
dengan tanah dan hewan.
Gatal, rambut patah
Lesi eritropapuloskuamosa dengan tepi
polisiklis
Manifestasi Klinis
4. Tinea Kruris
Pada inguinal, genitalia, genitokrural, perineum,
perianal
Sangat gatal, simetris
Efloresensi polimorf, bila berlangsung menahun
dapat berupa bercak hitam disertai sisik
Batas jelas, tepi meninggi, tengah menyembuh
berwarna coklat kehitaman
Manifestasi Klinis
6. Tinea Manum
Unilateral
Pada dorsum manus seperti tinea korporis
Pada palmar : eksematoid/dishidrosis,
hiperkeratotik
Manifestasi Klinis
7. Tinea Unguium
Di kuku kaki >> kuku tangan
Bentuk sublungual distalis: lesi dimulai dari tepi
distolateral kuku ke proksimal dan di bawah kuku
terbentuk sisa kuku yang rapuh (menyerupai
kapur)
Leukonikia mikotika: keputihan di permukaan
kuku.
Bentuk sublungual proksimalis: lesi dimulai dari
bagian proksimal
Pemeriksaan Penunjang
TOPIKAL
GOLONGAN IMIDAZOL :
- Dioleskan 2 kali sehari :
- Klotrimazol 1%, mikonazol 2%
- Dioleskan 1 kali sehari :
- Ketokonazol, tiokonazol, bifonazol
GOLONGAN ALILAMIN :
- Terbenafin 1%, naftifin 1%, butenafin 1%
1 kali sehari
Terapi
SISTEMIK / ORAL
Lesi pada rambut harus menggunakan obat sistemik
Griseovulfin 500 m-1 gram/hari diberikan 1-2 kali sehari selama 3-4
minggu
Golongan azol :
- Ketokonazol 200 mg/hari selama 10 hari – 2 minggu
pada pagi hari
- Itrakonazol 2 x 100 – 200 mg/hari selama 3 hari. Khusus
onikomikosis diberikan selama 3 bulan
Derivat alilamin :
- Terbinafin 250 mg/hari selama 14 hari. Khusus
onikomikosis diberikan selama 3 bulan
Prinsip terapi: lama pengobatan topikal/oral minimal 3 minggu atau 1-2 minggu setelah
pemeriksaan KOH negative untuk mencegah kekambuhan
Edukasi
Non
Piedra Dermato- Folikulitis
Malassezia
phytosis
Tinea
Nigra
Pitiriasis Versikolor
Papular/Gutata
Makula
Hipopigmentasi Hiperpigmentasi
Pemeriksaan Penunjang
Topikal
Sampo :
ketokonazol 2%, selenium sulfida 1,8% atau bentuk losio
2,5% (15-30 menit lalu dibilas, 2 kali seminggu)
Gol. imidazol : ketokonazol 2%, mikonazole 2%
Alternatif lain: hiposulfit 20%, solusio propilen glikol 50%
Penggunaan sebaiknya dilanjutkan 2 minggu setelah
pemeriksaan negatif
Sistemik (untuk lesi luas)
Ketokonazol 200 mg/hari selama 5-10 hari
Itrakonazol 200 mg/hari selama 5-7 hari
Folikulitis Malassezia
Lokasi predileksi:
dada,
punggung,
lengan atas,
kadang
terdapat di leher
dan wajah
Gatal, papul
dan pustule
perifolikuler
berukuran 2-3
mm diameter
dengan
peradangan
minimal
Pemeriksaan Penunjang
Candida albicans
Candidiasis
Kutis dan
Selaput
Lendir
Genital
Candidiasis Candidiasis
Disseminata Kuku
Candidiasis
Superficialis
Candidiasis
Candidiasis
Mukosa
Sistemik
(Oral)
Candidiasis
Candidiasis
Mukokutan
Kongenital
Kronik
Manifestasi Klinis
b. Candidiasis
Perianal
Lesi berupa
maserasi seperti
infeksi dermatofit
tipe basah
Manifestasi Klinis
b. Vulvovaginitis
Penderita DM>>
Gatal daerah vulva,
bisa disertai rasa
panas, nyeri
sesudah miksi, dan
dyspareunia
Hiperemia labia
minora, introitus
vagina, terdapat
bercak putih
kekuningan
Fluor albus berwarna
kekuningan
Manifestasi Klinis
c. Balanitis/Balanopostitis
Post kontak seksual
dengan pasien
vulvovaginitis, DM, kondisi
nonsirkumsisi
Lesi berupa erosi, pustula
dengan dinding tipis
terdapat pada glands
penis dan sulkus
koronarius glands penis
Manifestasi Klinis
d. Diaper-rash (Candidal
diaper dermatitis)
Akibat oklusi kronik oleh
popok yang basah
Lesi berawal dari area
perianal meluas ke
perineum dan lipatan
inguinal berupa eritema
cerah
Manifestasi Klinis
e. Candidosis Kutis
Granulomatosa
Anak-anak >>
Lesi berupa papul
berwarna kemerahan
tertutup krusta tebal
berwarna kuning
kecoklatan yang melekat
erat di dasarnya.
Manifestasi Klinis
2. Candidiasis Kuku
Onikomikosis kandida
Eritema, edema, pus putih membentuk
kantong, nyeri.
Paronikia kandida (infeksi lipatan kuku
proksimal)
Candidiasis Kuku
Paronikia
Manifestasi Klinis
Oral Thrush
Manifestasi Klinis
4. Candidiasis Kongenital
Pada kulit dan selaput lendir bayi baru lahir
Lesi khas: pustule/vesikel dengan dasar eritematosa pada
wajah, dada, meluas generalisata
Manifestasi Klinis
6. Reaksi Id (Candidid)
Reaksi terjadi karena reaksi alergi terhadap jamur atau
antigen lain yang terbentuk selama proses inflamasi
Lesi berupa vesikel eritematosa yang bergerombol, terdapat
pada lateral jari dan telapak tangan.
Bila infeksi diobati, kelainan akan menyembuh
Manifestasi Klinis
6. Candidiasis Sistemik
Aspek klinis sangat bervariasi
7. Candidiasis
Diseminata
Akibat penyebaran hematogen
Candida sp. dari orofaring atau
traktus gastrointestinal dengan
barrier mukosa kompromis
Lesi berupa papul eritema
dengan pustule hemoragis di
bagian tengah badan dan
ekstremitas. Candidiasis Diseminata
Pemeriksaan Penunjang
TOPIKAL
Solusio gentian violet 0,5-1% (mukosa), 1-2% (kulit) dioles
2x/hari selama 3 hari
Nistatin (krim, suspensi)
Derivat imidazol (mikonazol,kotrimazol,ketokonazol)
Kandidosis vaginalis Kotrimazol 500 mg pervaginam
dosis tunggal
SISTEMIK / ORAL
- Ketokonazol 200 mg 1-2 tab/hari selama 2-4 minggu
- Itrakonazol 100 mg 1-2 tab/hari selama 1 minggu
- Flukonazol 50-100 mg/hari selama 1-2 minggu
atau 150 mg/minggu selama 1-2 minggu