Anda di halaman 1dari 59

AHMAD AL FAIZ 18360186

FATMA AZZAHIRA 18360198


Non Dermatofitosis

 Infeksi jamur yang menyerang jaringan yang mengandung zat tanduk dan tidak
disebabkan oleh jamur golongan dermatofita
Klasifikasi

 Ptiriasis versikolor
 Ptirosprum folikulitis/ folikulitis malasezia
 Piedra
 Otomikosis
 Keratomikosis
 Kandidosis
PITIRIASIS VERSIKOLOR

 Penyakit jamur superfisial kronik, disebabkan oleh Malassezia fufur Robin (Pityrosporum orbiculare/
P.ovale), yang ditandai dengan makula hipopigmentasi atau hiperpigmentasi dan kadang eritematosa.
Epidemiologi

 Pitiriasis versikolor adalah penyakit universal dan terutama ditemukan di daerah tropis
Predileksi

 Ketiak
 Lipat paha
 Lengan
 Tungkai atas
 Leher
 Muka dan kulit kepala yang berambut
Gejala klinis

 Keluhan umumnya tidak ada, kadang


timbul rasa gatal terutama bila berkeringat
 Ruam kulit: Lesi berupa bercak
hipopigmentasi, eritema hingga kecoklatan
dengan skuama halus papulo-vesikel dapat
terlihat
Pemeriksaan penunjang

 Pemeriksaan dengan lampu Wood: terlihat fluorosensi berwarna kuning keemasan


 Pemeriksaan langsung dengan mikroskop dan larutan KOH 10%: tampak spora berkelompok dan hifa
pendek.
Lampu wood dan KOH

Lampu wood KOH


Diagnosis

 Diagnosis di tegakan atas dasar gambaran klinis


 Pemeriksaan lampu wood
 KOH
Diagnosis banding

 Eritrasma
 Dermatitis seboroik
 Pitiriasis alba
 Vitiligo
 Morbus hunsen
Penatalaksanaan

 Nonmedikamentosa
 Hindari suasana lembab, panas dan keringat berlebih
 Medikamentosa
 Topikal: sampo selenium sulfida 1,8% dioleskan di seluruh badan, 15-30 menit sebelum mandi,
sekali/hari atau 2-3x seminggu. Khusus untuk wajah dan genital digunakan golongan azol topikal
 Sistemik
 untuk lesi luas ketokonazol oral 200mg/hari selama 10 hari. Obat dihentikan bila pemeriksaan negatif
 Kasus kronik berulang
 manitenance dengan topikal tiap 1-2 minggu atau sistemik ketokonazol 2x200mg/hari sekali sebulan.
Pitirosporum folikulitis/Folikulitis malassezei

 Penyakit kronis pada folikel pilosebasea yang disebabkan oleh spesies Pitirosporum,
berupa papul dan pustul folikular, yang biasanya gatal dan terutama berlokasi di batang
tubuh, leher, dan lengan bagian atas
Gejala klinis

 Keluhan gatal pada tempat predileksi


 Ruam kulit: lesi berbentuk papul dan
pustul perifolikular, berukuran
diameter 2-3 mm, dengan peradangan
minimal.
Predileksi

 Dada
 Punggung
 Lengan atas
 Leher dan muka jarang terjadi
Diagnosis banding

 Acne vulgaris
 Folikulitis bakterial
 Erupsi akneformiss
Penatalaksanaan

 Antimikotik oral
 Ketokonazol 200 mg selama 2-4 minggu
 Itrakonazol 200 mg selama 2 minggu
 Flukonazol 150 mg selama 2-4 minggu
Piedra

 Infeksi jamur pada rambut, ditandai dengan benjolan (nodus) sepanjang rambut, dan
disebabkan oleh Piedraia hortai (black piedra) atau Trichosporon beigeii (white piedra).
Etiologi

 Piedra hortai (black piedra)


 Tricosporon beigelii (white piedra)
Gejala klinis

 Piedra: Krusta melekat erat pada rambut yang terserang. Benjolan yang besar mudah
dilihat, diraba, dan teraba kasar, bila rambut diraba dengan jari-jari atau disisir terdengar
suara metal (klik)
 Piedra hitam: menyerang rambut kepala (rambut di bawah kutikel), kemudian
membengkak dan pecah untuk menyebar di sekitar rambut (shaft) dan membentuk
benjolan tengguli dan hitam.
 Piedra putih: jarang ditemukan, menyerang janggut dan kumis. Benjolan berwarna coklat
muda dan tidak begitu melekat pada rambut.
Black piedra dan white piedra

White piedra Black piedra


Predileksi

 Rambut kepala
 Janggut
 kumis
Pemeriksaan penunjang

 Sediaan langsung dengan KOH 10% pada piedra


hitam : hifa berseptum, teranyam padat dan
diantaranya terdapat askusaskus. Pada piedra putih:
anyaman hifa terlihat mengelilingi rambut sbg
selubung, berwarna kehijau-hijauan yang
transparan.
Diagnosis

 Berdasarkan gambaran klinis


 KOH
 Biakan
Tatalaksana

 Memotong rambut yang terkena infeksi


 Mencuci rambut dengan larutan sublimat 1/2000 setiap hari
 Obat antimikotik
Tinea nigra palmaris

 Infeksi jamur superfisial yang asimptomatik pada stratum korneum dan disebabkan oleh
Cladosporium wermeckii. Kelainan kulit berupa makula tengguli sampai hitam.
Etiologi

 Clodosporium wemeckii
 Cladosporium mansonii
Predileksi

 Telapak tangan
 Telapak kaki
 Permukaan kulit lain
Gambaran klinis

 Kelainan kulit telapak tangan berupa bercak-bercak tengguli hitam dan sesekali bersisik. Penyakit berlangsung
kronik.
Pemeriksaan penunjang

 Pemeriksaan kerokan kulit dalam larutan KOH 10%: hifa bercabang, bersekat, berwarna
coklat muda sampai hijau tua.
 Biakan agar Sabouraud: koloni menyerupai ragi dan koloni filamen berwarna hijau tua
atau hitam.
Biakan dan KOH

KOH Biakan agar


Diagnosis

 Berdasarkan pemeriksaan KOH


 Biakan
Diagnosis Banding

 Dermatitis kontak,
 tinea versikolor,
 nevus pigmentosus.
Penatalaksanaan

 Dapat diobati dengan obat-obat jamur konvensional, misalnya salap salisil sulfur,
Whitfield, dan tinctura jodii.
Onikomikosis

 Infeksi jamur keronik atau subakut pada liang telinga luar dan lubang telinga luar yang di
tandai dengan inflamasi eksudif dan gatal
Etiologi

 Aspergilus
 Penisilum
 Mukor
Gejala klinis

 Rasa penuh dan gatal di dalam


telinga.
 Liang telinga merah sembab dan
banyak kerusta
Pemeriksaan penunjang

 Pada sediaan langsung KOH 20% akan terlihat hifa tanpa spora.
 Biakan pada agar sabouraud pada suhu kamar akan menghasilkan koloni penyebab.
KOH Biakan agar
Diagnosis

 Berdasarkan pemeriksaan kerokan kukit dan kotoran telinga.


Penatalaksanaan

 Non medikamentosa
 Memasukan kapas yang telah dibasahi larutan pemanganas 1/10000
 Lakukan irigasi untuk membersihkan serumen dan kotoran
 Medika mentosa
 Antibiotik
 Antiseptik
 Antifungal
Keratomikosis

 Infeksi jamur pada kornea mata yang menyebabkan ulserasi dan inflamasi setelah trauma.
Etiologi

 Aspergillus
 Fusarium
 Cephalosporum
 Curvulari
 Penicilium
Gejala klinis

 ulkus kornea. Lesi mulai dengan


benjolan yang menonjol sedikit di
permukaan berwarna putih kelabu
dan berambut halus,terbentuk halo
lebar berbatas tegas berwarna putih
kelabu mengelilingi titik pusat
Penatalaksanaan

 Nisitatin dan afoterisin B di berikan tiap jam.


Kandidiasis

 Penyakit jamur yang bersfat akut atau subakut yang disebabkan oleh spesies candida
biasanya spesies candida albican yang dapat mengenai mulut vagina kulit kuku paru.
Etiologi

 Candida albican
 Candida parapsilosis (endocarditis kandidosis)
 Candida tropicalis (septikemia)
Kandidosis mocosa/selaput lendir

 Trush
 Perleche
 Vulvovaginitis
Thrush

 Biasa pada bayi


 Pseudomembran putih coklat
muda kelabu (lidah, palatum
mole, pipi bagian dalam, dan
permukaan rongga mulut lain).
 Lesi terpisah pisah
 Lesi terlepas akan tampak basah
dan merah dasarnya
Perleche

 Lesi fisur pada sudut mulut


 Lesi mengalami maserasi, erosi,
basah dan dasarnya eritematosa
 Predisposisi defisiensi riboflavin
Vulvovaginitis

 Sering pada DM dan wanita hamil


 Gatal di daerah vulva
 Rasa panas
 Sakit setelah miksi
 Hiperemia di labia menorah
 Introitis vagina
 Bercak khas putih kekuningan
 fluor albus bergumpal sebagai kepala
susu berwarna kekuningan
Kandidosis kutis

 Kandidosis intertriginosa
 Kandidosis perianal
 Kandidosis kutis generalisata
Kandidosis intertriginosa

 Lesi pada daerah lipat kulit ketiak,


paha, intergluteal, payudara,
interdigitalis tangan atau kaki, glans
penis dan umbilicus
 Bercak berbatas tegas
 Bersisik
 Basah dan eritematosa.
 Lesi di kelilingi satelit vesikel vesikel
atau pustule pustule kecil
Kandidosis perianal

 Lesi berupa maserasi


 Pruritus ani
Kandidosis generalisata

 Sering pada bayi


 Lipat payudara, intergluteal,
dan umbilicus
 Lesi berupa ekzematoid dengan
vesikel vesikel dan pustule
pustul
Pemeriksaan penunjang kandidosis

 KOH 10% : terlihat sel ragi, blastospora, hifa semu


 Biakan : media agar dekstros sabouraud, dalam 24-48 jam akan terlihat berupa
yeast like colony
Penatalaksanaan kandidosis

 Non medikamentosa
 Menghindari atau menghilangkan factor predisposis
 Medikamentosa
 Topikal
 Larutan ungu gentia ½-1% untuk selaput lender, 1-2% untuk kulit 2x/hari selama 3 hari
 Nistatin
 Amfoterisin B
 Group azol (mikonazol 2%, klotrimazol 1%, Tiakonazol)
 Sistemik
 Nistatin
 Amfotrisin B
 Kotrimazol 500mg per vaginam dosis tunggal
 Ketokonazol 2x200mg selama 5 hari
 Itrakonazol 2x100 mg selama 3 hari
TERIMAKASIH DERMATOLOG
I

Anda mungkin juga menyukai