Anda di halaman 1dari 43

RESPONSI

KANDIDIASIS KUTIS

Oleh:
Amalia Salim Widyani | G99142070

Pembimbing:
Arie Kusumawardhani, dr., Sp.KK
STATUS RESPONSI

2

IDENTITAS
Nama: An. B

Umur: 2 Bulan

Jenis Kelamin: Laki-laki

Pekerjaan: -

Alamat: Baki, Sukoharjo

Tanggal Pemeriksaan: 5 Oktober


2016

No. RM: 013481XX


Keluhan Utama

“Bintik-bintik kemerahan di
daerah punggung pasien”
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

×Pasien merupakan konsulan dari bagian neurologi anak


dengan diagnosis epilepsi umum simptomatik post ekstraksi
vp shunt atas indikasi infeksi sekunder, suspek laringomalasia.

×Alloanamnesis (Ibu pasien):


×Muncul bintik-bintik kemerahan sejak 4 hari yang lalu.
×Awalnya keluhan dimulai dengan muncul kemerahan
pada bagian bokong
×Kemudian dalam satu hari muncul bintik kemerahan yang
semakin banyak dan meluas.
×Sehari-hari ibu pasien mengganti popok apabila penuh
atau sekitar 3 x/hari dan memandikan pasien 1 x/hari.
RIWAYAT KEHAMILAN

Selama hamil ibu pasien sering merasakan


sakit perut namun tidak pernah memeriksakan
dan mengobati hal tersebut, hanya istirahat di
rumah. Ibu pasien juga menyangkal adanya
infeksi atau gatal-gatal pada kemaluannya.
RIWAYAT PERSALINAN DAN
IMUNISASI

Pasien lahir caesar karena letak janin sungsang


dengan BBL 2,5 kg dan PBL 45 cm.

Sejak lahir hingga kini pasien hanya mendapat


vaksin hepatitis B ketika lahir dan belum
mendapat imunisasi lainnya karena
keadaannya yang sakit-sakitan.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

Riwayat sakit serupa : disangkal

Riwayat alergi : disangkal

Riwayat asma : disangkal

Riwayat keluhan kulit lainnya: disangkal


RIWAYAT KELUARGA

Riwayat sakit serupa : tidak ada keluarga yang


menderita sakit serupa

Riwayat alergi : disangkal

Riwayat Asma : disangkal


RIWAYAT KEBIASAAN

Pasien menggunakan popok sekali pakai sejak lahir. Popok


diganti apabila sudah penuh atau sekitar 3x/hari.

Pasien mandi dengan waslap 1 kali sehari pagi,


menggunakan handuk sendiri, yang diganti setiap 2 minggu,
dan selalu ganti pakaian setelah mandi.
RIWAYAT SOSIAL EKONOMI

Pasien merupakan anak pertama.

Kedua orang tua pasien bekerja sebagai pedagang di


pasar.

Pasien berobat dengan asuransi BPJS.


PEMERIKSAAN FISIK

12

STATUS GENERALIS
 Keadaan : Kompos mentis, gizi buruk
umum
 Tanda-tanda
vital
 Tekanan : -
Darah
: 140x /menit
 Nadi
 Frekuensi : 36x /menit
napas
 Suhu : 38 ᵒC 13
STATUS GENERALIS

Kepala : makrocephal
Mata : dalam batas normal
Hidung : dalam batas normal
Mulut : dalam batas normal
Leher : dalam batas normal
Punggung : lihat status dermatologis
Dada : dalam batas normal
Abdomen : dalam batas normal
Inguinal dan anogenital : lihat status dermatologis
Ekstremitas atas: dalam batas normal
Ekstremitas bawah: dalam batas normal 14
STATUS
DERMATOVENEROLOGI

Tampak patch dan plak eritem disertai papul eritema disekitarnya,


ukuran bervariasi, multipel, diskret. Tampak sebagian erosi, skuama
dan krusta kekuningan di atasnya. 15
DIAGNOSIS BANDING

KANDIDIASIS TINEA DERMATITIS


KUTIS CORPORIS ET ATOPI
CRURIS
PEMERIKSAAN
PENUNJANG

Kerokan kulit dengan KOH 10 %:


Dilakukan pemeriksaan kerokan kulit dari lesi yang ada menggunakan larutan KOH 10%. Dari
pemeriksaan tersebut, ditemukan adanya pseudohifa dan budding yeast cell (+).
PEMERIKSAAN
PENUNJANG

Kerokan kulit dengan KOH 10 %:


Dilakukan pemeriksaan kerokan kulit dari lesi yang ada menggunakan larutan KOH 10%. Dari
pemeriksaan tersebut, ditemukan adanya pseudohifa dan budding yeast cell (+).
PEMERIKSAAN
PENUNJANG

 Pemeriksaan Gram:
PMN 0-1/LPB
Coccus gram positif 5-10/LPB
DIAGNOSIS
“KANDIDIASIS KUTIS”

20

TERAPI

TERAPI

Non
medikamentosa

Medikamentosa
NON MEDIKAMENTOSA
•Menjaga kebersihan popok, lebih sering mengganti popok minimal 4-6 kali sehari atau jika
popok sudah penuh dan sesudah buang air besar.

•Menjaga kebersihan kulit punggung, bokong dan sekitar alat kelamin terutama setelah
buang air kecil atau buang air besar dengan membersihkan daerah lesi sebelum memakai
popok yang baru.

•Memakai handuk pribadi dan ganti handuk minimal seminggu sekali

•Tidak memakai pakaian yang ketat, memakai pakaian yang menyerap keringat dan ganti
pakaian minimal dua kali sehari terutama apabila sering berkeringat

•Menghindari gososokan dan garukan pada lesi

•Edukasi mengenai cara pemakaian obat yang benar secara rutin


MEDIKAMENTOSA

Topikal
Miconazole cream 2% 2x sehari setelah
mandi (pagi dan sore)
PROGNOSIS

Ad Sanam : dubia ad bonam

Ad Vitam : dubia ad bonam

Ad Fungsionam : bonam

Ad Kosmetikum : bonam
TINJAUAN PUSTAKA

25

DEFINISI
Infeksi jamur genus Candida superfisial baik secara primer
maupun sekunder yang terjadi pada bagian tubuh yang hangat,
lembab, dan daerah lipatan.

Penyakit berjalan akut, sub akut atau kronik

Mengenai mulut, vagina, kulit, kuku, kulit kepala, jari,


tenggorokan, bronkhi, paru-paru, saluran pencernaan

Dapat sistemik mengenai endokardium, meningen sampai


septikemia.
KLASIFIKASI

Kandidiasis Kandidiasis
selaput sistemik
lendir
Kandidiasis Reaksi id
kutis (Kandidid)
EPIDEMIOLOGI
 Dapat menyerang semua umur, baik laki-laki maupun perempuan
 Spesies Candida merupakan penyebab tersering infeksi jamur pada
pasien dengan imunokompromais
 Kandidiasis diaper rash juga dilaporkan dengan angka yang cukup
tinggi, yaitu 65,7%-80% ditemukan pada anak berusia dibawah 4 tahun.
ETIOLOGI
 Candida albicans adalah jamur dimorfik yang dapat menyebabkan infeksi,
penyebab paling sering kandidiasis superfisial ataupun sistemik.
 Candida spp merupakan suatu flora normal -> patogen oportunistik
 Daya tahan tubuh turun -> ragi dapat menjadi dominan dan
menyebabkan keadaan patologik
CANDIDA SPP YANG
MENGINFEKSI MANUSIA
PATOGENESIS
 Infeksi yang disebabkan Candida disebut kandidiasis atau kandidosis.
 Transmisi infeksi kandidiasi secara endogen dan eksogen
 Kelainan yang disebabkan oleh spesies Candida ditentukan oleh interaksi
yang kompleks antara patogenitas fungi dan mekanisme pertahanan tubuh
host
PATOGENESIS
Faktor penentu patogenitas Candida:
 Daya lekat dan Invasif
 Pembentukan Biofilm
 Polimorfisme
 Enzim
 Pengaturan pH dan regulasi
 Metabolisme dan adaptasi
PATOGENESIS
Adanya interaksi antara glikoprotein permukaan Candida
dengan sel epitel kulit

Candida menempel pada sel epitel kulit

Candida mengeluarkan zat keratinolitik (fosfolipase)

Fosfolipid membran sel epitel kulit terhidrolisis,


Candida masuk ke tubuh

Tubuh mengaktifkan semua komponen sistem imun

Candida akan difagosit oleh makrofag, neutrofil, dan sel


dendritik imatur
GAMBARAN KLINIS
1. Lokalisata
a. Kandidosis intertriginosa
Lesi di daerah lipatan kulit, berupa bercak
berbatas tegas, bersisik, basah,
eritematosa, serta terdapat lesi satelit .
b. Kandidosis perianal
Lesi berupa maserasi seperti infeksi
dermatofit tipe basah.
Kandidosis intertriginosa.
Tampaklesi satelit pada lipatan
payudara
GAMBARAN KLINIS

2. Vulvovaginitis
Keluhan utama gatal di daerah vulva, tampak
hiperemi pada labia minora, bercak putih
kekuningan.

3. Balanitis atau balanopostitis


Lesi berupa erosi, pustula dengan dinding tipis,
terdapat pada glans penis dan sulkus koronarius
glandis.
Balanopostitis. Tampak papul multiple
diskret pada gland panis.
GAMBARAN KLINIS

4. Diaper-rash
Akibat oklusi kronik area popok oleh popok yang
basah. Berupa eritema cerah disertai erosi dan
terbetuk pustul.
5. Kandidosis kutis granulomatosa
Lesi papul kemerahan tertutp krusta tebal berwarna
kuning kecoklatan dan melekat erat pada dasarnya
Diaper-rash. Tampak bercak
kemerahan pada pantat bayi
yang menggunakan popok.
PEMERIKSAAN
PENUNJANG

Prinsip : pemeriksaan laboratorium yang dapat


menunjukkan adanya jamur
dalam jaringan

 Pemeriksaan langsung mikroskopis dengan KOH


10%
 Pemeriksaan biakan
Bahan ditanam di agar dektrosa glukosa
Budding yeast dan pseudohifa
Sabouraud. Inkubasi 37o C,koloni pada pemeriksaan langsung
tumbuh setelah 2-5 hari => berupa koloni mukoid dengan KOH (perbesaran 40x)
putih
PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan pada kandidiasis kutis:

Edukasi Topikal Sistemik


•Menghindari faktor Golongan Azol : • Kasus refrakter, kandida
predisposisi •Mikonazol 2% berupa krim diseminata, dan kandidiosis
•Menjaga kelembaban kulit atau bedak mukokutan kronik
•Berpakaian nyaman, tidak
•Klotrimazol 1% berupa bedak,
sempit &bahan menyerap
larutan dan krim.
keringat
•Mencuci pakaian dengan
Menjaga kebersihan.
PROGNOSIS

“Prognosis candidiasis bergantung pada status imun


penderita, faktor predisposisi dan beratnya penyakit.
Namun, prognosis penyakit ini umumnya baik”
DAFTAR PUSTAKA

40

1. Dabas, Parveen S. An Approach to Etiology, Diagnosis and Management of Different Types of Candidiasis. Journal
of Yeast and Fungal Research. 2013. 4 (6): 63-73
2. Wolff, Klauss dan Richard Allen Johnson. Fitzpatrick’s Color Atlas and Sinopsis of Clinical Dermatology Sixth
Edition. McGraw-Hill. USA. 2009; 718-731.
3. Scheinfeld, Noah S. Cutaneous Candidiasis. Available from http://emedicine.medscape.com/article/1090632-
overview. 03 April 2016
4. Hidalgo, JH. Candidiasis. Available from http://emedicine.medscape.com/article/213853-overview. 03 April 2016
5. Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest, BA, Paller AS, Leffel DJ, Wolff K. Fiztpatrick Dermatology in General Medicine
Eight Edition. McGraw-Hill. USA. 2012: 3268-3281
6. Kuswadji. Kandidosis. Dalam : Djuanda A., Hamzah M., Aishah S., Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi VI, Cetakan
II, Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. 2011;106-109.
7. Pappas, Kaufmann, Andes, Benjamin, Calandra, Edwards, Filler, et al. Clinical Practice Guidelines for the
Management of Candidiasis: 2009 Update by the Infectious Diseases Society of America. Treatment Guidelines for
Candidiasis. 2009. 48 : 503-535
8. Bhai N, Tendolkar U, Baradkar B, Mathur M, Kulkarni M. Paediatric Oropharyngeal And Cutaneous Candidiasis With
Special Reference To Candida Dubliniensis. 2014. Journal of Medical Microbiology. 63: 518-521
9. David Ellis, Mycology Unit, Women’s and Children’s Hospital, Adelaide. Management of cutaneous fungal
infections. Tersedia pada www.mycology.adelaide.edu.au
10. Rahman MH, Hadiuzzaman, Jaman MK, Bhuiyan, Islam N, Ansari NP, Mumu SA, Chowdhury IJ. Prevalence Of
Superficial Fungal Infections In The Rural Areas Of Bangladesh. Irian Journal of Dermatology. 14 (3): 86-91
11. Borman AM, Linton CJ, Oliver D, Palmer, MD, Szekely A, Odds FC, Johnson EM. Pyrosequencing of 20
nucleotides of the Internal Transcribed Spacer 2 discriminates Candida parapsilosis, Candida metapsilosis
and Candida orthopsilosis. Journal of Clinical Microbiology. 2009. 2307-2310
12. Mayer FL, Wilson D, Hube B. Candida albicans Pathogenicity Mechanisms. Virulence. 2013. 4 (2): 119-128
13. Garcia MC, Lee JT, Ramsook CB, Alsteens D, Dufrene YF, Lipke PN. A Role for Amyloid in Cell Aggregation
and Biofilm Formation. Plos One. 2011. 6 (3): 1-13.
14. Verstrepen KJ, Klis FM. Flocculation, Adhesion And Biofilm Formation In Yeasts. Mol Microbiol 2006. 60:5-
15
15. Naglik JR, Moyes DL, Wachtler B, Hube B. Candida Albicans Interactions With Epithelial Cells And
Mucosalimmunity. Microbes Infect. 2011. 13 (12-13): 963-976.
16. Dalle F, Wachtller B, Ollivier C, Holland G, Bannert N, Wilson D, Labruere C, Bonnin A, Hube B. Cellular
Interactions Of Candida Albicans With Human Oral Epithelial Cells And Enterocytes. Cellular Microbiolgy.
2010. 12 (2): 248-271.
17. Martins N, Ferreira I, Barros L, Silva S, Henriques M. Candidiasis: Predisposing factors, Prevention,
Diagnosis and Alternative Treatment. Mycopathologia. 2014. 177: 223-240.
“Terima kasih”

Anda mungkin juga menyukai