Rhinitis medikamentosa sebuah kondisi kongesti nasal yang diakibatkan penggunaan obat intranasal secara berlebihan. Kasus rhinitis medikamentosa belum sepenuhnya dilaporkan sehingga insidensinya belum dapat dipastikan. Dalam sebuah survei pada 119 pasien rhinitis alergika, 6,7% mengalami rhinitis medikamentosa. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan selama 10 tahun di sebuah kantor otolaryngology, kejadian rhinitis medikamentosa dilaporkan sebanyak 1%. Dalam penelitian lain, dilaporkan 52 dari 100 pasien dengan obstruksi nasal didiagnosis rhinitis medikamentosa. Jumlah kejadian rhinitis medikamentosa sama antara pria dan wanita. Insiden tertinggi terjadi pada orang dewasa muda dan setengah baya B. Etiologi dan Patofisiologi Rhinitis medikamentosa merupakan penyakit yang diinduksi oleh penggunaan secara berlebihan obat intranasal maupun obat dengan jalur lain. Beberapa obat yang sering menginduksi terjadinya rhinitis medikamentosa adalah intranasal dekongestan. Gejala kongesti nasal dapat muncul setelah penggunaan selama 3 hari secara terus menerus pada beberapa pasien. Pada pasien lainnya, gejala baru muncul setelah 4-6 minggu penggunaan. Selain itu obat oral golongan ACE inhibitor, beta blocker, alpha adrenergic receptor antagonist, aspirin, dan AINS juga dilaporkan mampu menyebabkan kongesti nasal pada pasien yang sensitif dengan komponen obat. Proses terjadinya rhinitis medikamentosa belum sepenuhnya dimengerti. Berbagai hipotesis berkaitan dengan ketidakseimbangan saraf simpatis dan parasimpatis akibat molekul vasokonstriktor eksogen dipercaya sebagai penyebab terjadinya rhinitis medikamentosa, hal tersebut berdasarkan pemahaman dasar mengenai fisiologi dari mukosa nasal. Mekanisme rhinitis medikamentosa diakibatkan terjadinya penurunan sekunder dalam produksi norepinefrin endogen melalui mekanisme umpan balik negatif. Hal ini dikarenakan efek beta dari simpatomimetik bertahan lebih lama dan menyebabkan pembengkakan. Mekanisme lain berkaitan dengan peningkatan aktivitas parasimpatis, permeabilitas pembuluh darah, dan terjadinya edema. Terdapat pula mekanisme yang menjelaskan obat intranasal adrenergik dekongestan dapat tersimpan dalam kompartemen endomembran seluler sehingga mempengaruhi toksisitas dan farmakologi dari agen-agen tersebut. C. Manifestasi Klinis Manifestasi klinis dari rhinitis medikamentosa ditandai dengan mukosa nasal yang mengalami inflamasi serta berwarna kemerahan. Pada beberapa kasus kemungkinan didapatkan area perdarahan yang jarang dan sedikit lendir. Kemungkinan pula terdapat area- area dengan jaringan yang rapuh dan mengeluarkan lendir mukoid dalam jumlah berlebih. Terkadang mukosa nasal tampak pucat.