Anda di halaman 1dari 2

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi dan Epidemiologi


Rhinitis medikamentosa sebuah kondisi kongesti nasal yang diakibatkan penggunaan
obat intranasal secara berlebihan. Kasus rhinitis medikamentosa belum sepenuhnya dilaporkan
sehingga insidensinya belum dapat dipastikan. Dalam sebuah survei pada 119 pasien rhinitis
alergika, 6,7% mengalami rhinitis medikamentosa. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan
selama 10 tahun di sebuah kantor otolaryngology, kejadian rhinitis medikamentosa dilaporkan
sebanyak 1%. Dalam penelitian lain, dilaporkan 52 dari 100 pasien dengan obstruksi nasal
didiagnosis rhinitis medikamentosa. Jumlah kejadian rhinitis medikamentosa sama antara pria
dan wanita. Insiden tertinggi terjadi pada orang dewasa muda dan setengah baya
B. Etiologi dan Patofisiologi
Rhinitis medikamentosa merupakan penyakit yang diinduksi oleh penggunaan secara
berlebihan obat intranasal maupun obat dengan jalur lain. Beberapa obat yang sering
menginduksi terjadinya rhinitis medikamentosa adalah intranasal dekongestan. Gejala kongesti
nasal dapat muncul setelah penggunaan selama 3 hari secara terus menerus pada beberapa
pasien. Pada pasien lainnya, gejala baru muncul setelah 4-6 minggu penggunaan. Selain itu obat
oral golongan ACE inhibitor, beta blocker, alpha adrenergic receptor antagonist, aspirin, dan
AINS juga dilaporkan mampu menyebabkan kongesti nasal pada pasien yang sensitif dengan
komponen obat.
Proses terjadinya rhinitis medikamentosa belum sepenuhnya dimengerti. Berbagai
hipotesis berkaitan dengan ketidakseimbangan saraf simpatis dan parasimpatis akibat molekul
vasokonstriktor eksogen dipercaya sebagai penyebab terjadinya rhinitis medikamentosa, hal
tersebut berdasarkan pemahaman dasar mengenai fisiologi dari mukosa nasal. Mekanisme
rhinitis medikamentosa diakibatkan terjadinya penurunan sekunder dalam produksi
norepinefrin endogen melalui mekanisme umpan balik negatif. Hal ini dikarenakan efek beta
dari simpatomimetik bertahan lebih lama dan menyebabkan pembengkakan. Mekanisme lain
berkaitan dengan peningkatan aktivitas parasimpatis, permeabilitas pembuluh darah, dan
terjadinya edema. Terdapat pula mekanisme yang menjelaskan obat intranasal adrenergik
dekongestan dapat tersimpan dalam kompartemen endomembran seluler sehingga
mempengaruhi toksisitas dan farmakologi dari agen-agen tersebut.
C. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis dari rhinitis medikamentosa ditandai dengan mukosa nasal yang
mengalami inflamasi serta berwarna kemerahan. Pada beberapa kasus kemungkinan
didapatkan area perdarahan yang jarang dan sedikit lendir. Kemungkinan pula terdapat area-
area dengan jaringan yang rapuh dan mengeluarkan lendir mukoid dalam jumlah berlebih.
Terkadang mukosa nasal tampak pucat.

Anda mungkin juga menyukai