Anda di halaman 1dari 3

REFERAT

VENA CAVA SUPERIOR SINDROM

DISUSUN OLEH:

Fitri Maulani (G99162166)

Mega Elisa Hasyim (G99162156

Hananto Wildan Habibi (G99172083)

Megayani Santoso (G99172112)

Maulida Narulita (G99172009)

PEMBIMBING :

Dr. Widiastuti, dr., Sp.Rad (K) TR

KEPANITERAAN KLINIK/ PROGRAM STUDI PROFESI DOKTER

BAGIAN ILMU RADIOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. MOEWARDI

2018
BAB I

PENDAHULUAN

Vena cava superior sindrom atau superior vena cava syndrome (SVCS) adalah
obstruksi mekanik dari vena cava superior (pembuluh pendek yang membawa darah yang
mengalir ke jantung. Lebih dari 80% kasus SVCS disebabkan oleh kompresi dinding
pembuluh oleh tumor ganas di mediastinum, sebagian besar di antaranya adalah kanker
paru atau limfoma non-Hodgkin. Penyebab non-maligna termasuk tumor mediastinum
jinak, aneurisma aorta, infeksi, trombosis karena penempatan kateter vena sentral, dan
mediastinitis fibrosing.
Secara epidemiologi, SVCS merupakan suatu sindrom yang jarang terjadi. SVCS
terjadi pada sekitar 15.000 orang di Amerika Serikat tiap tahunnya. SVCS paling banyak
disebabkan oleh kanker (95%), dan sisanya berhubungan dengan thrombosis akibat
pemasangan kateter vena atau pacemaker wires. Sedangkan di Indonesia, data mengenai
SVCS masih sangat terbatas, baik itu mengenai jumlah kasus per tahun ataupun penyebab
terjadinya SVCS.
Ciri khas syndrome vena cava superior adalah edema (bengkak karena kelebihan
cairan) dari wajah dan lengan dan pengembangan vena kolateral yang membengkak di
bagian depan dinding dada. Sesak nafas dan batuk adalah gejala yang cukup umum;
kesulitan menelan dilaporkan pada 11% kasus, sakit kepala dalam 6% dan stridor (mengi
bernada tinggi) dalam 4%. Gejalanya jarang mengancam jiwa, meskipun edema epiglotis
dapat membuat sulit bernafas, edema otak dapat menyebabkan penurunan kewaspadaan,
dan dalam kurang dari 5% kasus SVCO, gejala neurologis yang berat atau kompromi
saluran napas dilaporkan. Namun kanker yang mendasari hampir selalu berakibat fatal.
Lebih dari 80% kasus disebabkan oleh tumor ganas yang mengompresi vena cava
superior. Kanker paru-paru, biasanya karsinoma sel kecil, terdiri dari 75-80% dari kasus-
kasus ini dan limfoma non-Hodgkin, limfoma sel B besar yang paling sering menyebar,
terdiri dari 10-15%. Penyebab ganas yang langka termasuk limfoma Hodgkin, kanker
metastatik, leukemia, leiomiosarcoma pembuluh mediastinum, dan plasmositoma. [1]
Sifilis dan tuberkulosis juga diketahui menyebabkan sindrom vena cava superior. [3]
SVCS dapat disebabkan oleh invasi atau kompresi oleh proses patologis atau oleh
trombosis di vena itu sendiri, meskipun yang terakhir ini kurang umum (sekitar 35%
karena penggunaan perangkat intravaskular).

Cohen, Ronny. Mena, Derrick. Crbajal-Mendoza, Roger. Matos, Ninon. Karki, Nishu. (2008).
Superior Vena Cava Syndrome: A Medical Emergency. New York USA: Int J Angiol Vol 17 No
1 Spring 2008

Mustofa, Syazili. Mardhiyah, Idzni. (2017). Sindrom Vena Cava Superior pada Pasien dengan
Tumor Mediastinum. Fakultas Kedokteran Universitas Lampung: J AgromedUnila Vol 4 No 1
Juni 2017
.

Anda mungkin juga menyukai