Anda di halaman 1dari 6

RINITIS MEDIKAMENTOSA

I. DEFINISI
Rinitis medikamentosa adalah suatu kelainan hidung yang berupa gangguan respons
normal vasomotor. Kelainan ini merupakan akibat dari pemakaian vasokontriktor topikal
seperti obat tetes hidung atau obat semprot hidung dalam waktu lama dan berlebihan,
sehingga menyebabkan sumbatan hidung yang menetap. Istilah rinitis mendikamentosa ini
pertama kali dikenalkan oleh Lake pada tahun 1946. [1,2,3,4,5]
II. ETIOLOGI

Penyakit rinitis medikamentosa disebabkan oleh pemakaian obat sistemis yang


bersifat sebagai antagonis adreno-reseptor alfa seperti anti hipertensi dan psikosedatif .
Selain itu aspirin, derivat ergot, pil kontrasepsi , dan anti cholinesterasi yang digunakan
secara berlebihan juga dapat menyebabkan gangguan hidung. Obat vasokonstriktor topikal
sebaiknya isotonik dengan sekret hidung yang normal, dengan pH antara 6,3 dan 6,5, serta
pemakaiannya tidak lebih dari satu minggu. Jika tidak, akan terjadi kerusakan pada mukosa
hidung berupa:[4,10]

1. Silia rusak 5. Stroma tampak edema


2. Sel goblet berubah ukurannya 6. Hipersekresi kelenjar mukus
3. Membran basal menebal 7. Lapisan submukosa menebal
4. Pembuluh darah melebar 8. Lapisan periostium menebal

Antihipertensi Phosphodiesterase type 5 Hormon


inhibitors

1
 Amiloride  Sildenafil  Estrogen
 Angiotensin-  Tadalafil Eksogenous
converting enzyme  Vardenafil  Pil kontrasepsi
inhibitors
 ß-blockers
 Chlorothiazide
 Clonidine
 Hydralazine
 Hydrochlorothiazide
 Prazosin
 Reserpine

Anti-nyeri Psikotropik Lain- lain

 Aspirin  Chlordiazepoxide-  Kokain


 NSAIDs amitriptyline  Gabapentin
 Chlorpromazine
 Risperidone
 Thioridazine

Tabel 1 : Obat yang menyebabkan Drug-Induced Rhinitis


( Dikutip dari kepustakaan 1 )

Dekongestan Imidazolines

2
– Simpatomimetik :
 Amfetamin  Klonidin
 Benzedrine  Naphazolin
 Kafein  Oxymetazolin
 Ephedrin  Xylometazolin
 Mescalin
 Phenylephrin
 Phenylpropanolamin
 Pseudoephedrin

Tabel 2 : Dekongestan yang menyebabkan Rhinitis Medikamentosa


( Dikutip dari kepustakaan 1 )

3
III. PATOFISIOLOGI

Mukosa hidung merupakan organ yang amat peka terhadap rangsangan atau iritan
sehingga harus berhati hati dalam mengkonsumsi obat vasokonstriksi topikal dari golongan
simptomatik yang dapat mengakibatkan terganggunya siklus nasal dan akan berfungsi kembali
dengan menghentikan pemakaian obat. Pemakaian vasokonstriktor topikal yang berulang dalam
waktu lama, akan mengakibatkan terjadinya fase dilatasi berulang (rebound dilatation) setelah
vasokonstriksi, sehingga menimbulkan terjadinya obstruksi atau penyumbatan. Dengan adanya
gejala obstruksi hidung ini menyebabkan pasien lebih sering dan lebih banyak lagi memakai obat
tersebut sehingga efek vasokonstriksi berkurang, pH hidung berubah dan aktivitas silia
terganggu, sedangkan efek balik akan menyebabkan obstruksi hidung lebih hebat dari keluhan
sebelumnya. Bila pemakaian obat diteruskan akan menyebabkan dilatasi dan kongesti jaringan.
Kemudian terjadi pertambahan mukosa jaringan dan rangsangan sel–sel mukoid, sehingga
sumbatan akan menetap dengan produksi sekret yang berlebihan. [ 4 ]

Selain itu, terdapat juga hipotesis bahwa rhinitis medikamentosa terjadi sebagai akibat
berkurangnya produksi nor-epinefrin simpatetik endogen menerusi jalur umpan balik negatif.
Dengan penggunaan dekongestan dalam jangka waktu yang lama, saraf simpatetik tidak bisa
berfungsi untuk mempertahankan vasokonstriksi karena pelepasan nor-epinefrin yang ditekan. [ 4
]

IV. MANIFESTASI KLINIS

Keluhan utama pasien adalah hidung tersumbat secara terus menerus tanpa mengeluarkan
sekret. Penampakan pada pemeriksaan fisis bagi rhinitis medikamentosa tidak jauh bedanya
dengan infeksi atau rhinitis alergi. Mukosa hidung kelihatan kemerahan ( beefy-red )
dengan area bercak pendarahan dan sekret yang minimal atau udem. Selain itu juga, mukosanya
bisa tampak pucat dan udem, juga bisa menjadi atrofi dan berkrusta disebabkan penggunaan
dekongestan hidung dalan jangka waktu yang lama. [ 1,2,3,4,5 ]

V. DIAGNOSIS

4
Kriteria bagi diagnosis Rhinitis Medikamentosa adalah :- [ 1,2 3,4,5,11 ]

i. Riwayat pemakaian vasokontriktor topikal seperti obat tetes hidung atau obat semprot
hidung dalam waktu lama dan berlebihan.
ii. Obstruksi hidung yang berterusan ( kronik ) tanpa pengeluaran sekret atau bersin.
iii. Ditemukan mukosa hidung yang menebal pada pemeriksaan fisis.

Rhinitis medikamentosa sering terjadi disebabkan oleh kondisi medis lainnya yang
menyebabkan penggunaan dekongestan. Jadi, penting untuk menjalankan beberapa pemeriksaan
lainnya untuk mengidentifikasi kondisi medis lainnya yang berpotensi untuk diobati. Di antara
pemeriksaannya adalah uji tusuk bagi pasien yang mempunyai riwayat rhinitis alergi, uji aspirin
bagi pasien yang mempunyai trias ASA dan pemeriksaan rinoskopi untuk mengidentifikasi
[ 1,2 3,4 ]
deviasi septal, abnormalitas struktur anatomi dan juga polip hidung.

VI. DIAGNOSIS BANDING

Diagnosis banding untuk Rinitis Medikamentosa adalah :- [ 1,3, 12 ]


i. Rinitis Alergi
ii. Continuous Positive Airway Pressure (CPAP) Rhinitis
iii. Polip Nasi
iv. Rinitis Non-Alergi
v. Rhinosinusitis

VII. PENATALAKSANAAN
Jika rinitis medikamentosa dikenalpasti akibat penggunaan dekongentan topikal, maka
pasien harus dinasihatkan agar segera dihentikan penggunaannya. Pasien juga harus diberi
edukasi mengenai keluhan yang dialami dan diberikan pengobatan alternatif lainnya bagi
menggantikan obat yang menyebabkan terjadinya sumbatan hidung pada pasien. [ 2,3,5,13 ]

Penghentian penggunaan secara mendadak dapat menyebabkan rebound swelling dan


kongesti. Beberapa obat telah dikenalpasti bagi mengatasi masalah ini yaitu dengan
5
menggunakan Cromolyn, sedatif / hipnotik, semprotan hidung yang menggunakan larutan saline.
Adenosin trifosfat oral, obat tetes deksametason dan obat tetes triamcinolon juga membantu
dalam usaha menyembuhkan pasien. [ 2 3,5,14,15 ]

Menurut penelitian, kombinasi antihistamin oral dengan dekongestan bersama


penggunaan deksametason intranasal juga direkomendasikan buat pengobatan rhinitis
medikamentosa. Pada penelitian lainnya, injeksi kortikosteroid ( triamsinolone asetat 20 mg
pada turbinasi anterior juga mampu mengurangkan kongesti hidung. Glukokortikosteroid
intranasal ( semprotan deksametason sodium fosfat / budesonide ). [ 2,3,5,14,15 ]

RESEP

dr. Yeni Rosa Sitohang

SIP. 1765050247

Jalan Waru Dalam RT 07 no 10, Cawang Jakarta Timur

(021) 80923247

Jakarta, 17 Januari 2019

R/ Cetirizine tab 10mg No. X

S 1 dd I tab, p.r.n, n

-------------------------------------------------------Y

R/ Pseudoephedrine HCl tab 30mg No. X

S 3 dd I tab, p.r.n.

-------------------------------------------------------Y

R/ Dexametason tab 0,5mg No. XV

S 3 dd I tab

-------------------------------------------------------Y 6

PRO : Tn. X (20tahun)

Anda mungkin juga menyukai