No. Dokumen :
No. Revisi : -
SOP
Tanggal Terbit : 0/02/2020
Halaman : 1/7
1. Pengertian Defenisi
Keluhan
1/7
gangguan nafas dan sirkulasi.
Faktor Risiko
Pemeriksaan Fisik
Tanda Patognomonis
Pemeriksaan Penunjang
Tidak diperlukan
Diagnosis Klinis
Diagnosis Banding
2/7
1. Beberapa kelainan menyerupai anafilaksis
a. Serangan asma akut
b. Sinkop
c. Gangguan cemas / serangan panic
d. Urtikaria akut generalisata
e. Aspirasi benda asing
f. Kelainan kardiovaskuler akut (infark miokard,
emboli paru)
g. Kelainan neurologis akut (kejang, stroke)
2. Sindrom flush
a. Perimenopause
b. Sindrom karsinoid
c. Epilepsi otonomik
d. Karsinoma tiroid meduler
3. Sindrom pasca-prandial
a. Scombroidosis
b. Sindrom alergi makanan berpolen
c. Monosodium glutamate atau Chinese
restaurant syndrome
d. Sulfit
e. Keracunan makanan
4. Syok jenis lain
a. Hipovolemik
b. Kardiogenik
c. Distributif
d. Septic
5. Kelainan non organik
a. Disfungsi pita suara
b. Hiperventilasi
3/7
c. Episode psikosomatis
6. Peningkatan histamin endogen
a. Mastositosis / kelaianan klonal sel mast.
b. Leukemia basofilil
7. Lainnya
a. Angioedema non-alergik
b. Systemic capillary leak syndrome
c. Red man syndrome akibat vancomycin
d. Respon pardoksikal pada feokromositoma
1. Infus set
2. Oksigen
3. Adrenalin ampul, aminofilin ampul, difenhidramin
vial, deksametason ampul
4. NaCl 0,9%
4/7
atau berbaring dengan kedua tungkai diangkat
(diganjal dengan kursi) akan membantu menaikan
venous return sehingga tekanan darah ikut
meningkat.
2. Berikan oksigen 3-5 liter/menit, jika keadaan
pasien sangat ekstrim trakeostomi atau
krikotiroidektomi perlu dipertimbangkan.
3. Pasang infus dengan cairan plasma expander
(Dextran), jika tidak tersedia bisa diganti dengan
cairan ringer laktat atau NaCl fisiologis.
Pertahankan pemberian cairan infus hingga
tekanan darah pasien stabil kembali.
4. Berikan adrenalin 0,3-0,5 ml dari larutan 1:1000
diberikan secara intramuskular dan dapat diulangi
5-10 menit kemudian. Jika respon pemberian
dengan cara intramuskular kurang efektif, dapat
diberikan dengan cara intravena setelah 0,1-0,2 ml
adrenalin dilarutkan dalam spuit 10 ml dengan
cairan NaCl fisiologis, diberikan secara perlahan-
lahan.
5. Jika bronkospasme belum hilang dengan
pemberian adrenalin maka dapat diberikan
aminofilin 250 mg diberikan secara perlahan-lahan
selama 10 menit melalui intravena. Jika perlu
dapat dilanjutkan dengan 250 mg melalui drips
infus.
6. Antihistamin dan kortikosteroid dapat diberikan
setelah gejala klinik mulai membaik guna
mencegah komplikasi selanjutnya berupa serum
sickness atau prolonged effect. Antihistamin yang
5/7
dapat diberikan adalah difenhidramin HCl 5-20 mg
IV dan untuk golongan kortikosteroid dapat
diberikan deksametason 5-10 mg IV atau
hidrokortison 100-250 mg IV.
7. Jika seandainya terjadi henti jantung (cardiac
arrest) maka perlu dilakukan resusitasi
kardiopulmo (RKP) dan diperlukan juga perangkat
resusitasi.
8. Dokter perlu mencari penyebab terjadinya reaksi
anafilaktik dan mencatatnya di rekam medis serta
memberitahukan kepada pasien dan keluarga
pasien.
Kriteria Rujukan
6/7
Kegawatan pasien ditangani, apabila tidak ada perbaikan
setelah pasien dilakukan penanganan maka pasien dapat
dirujuk ke fasilitas sekunder.
Prognosis
13. Diagr -
am Alir
14. Hal-hal
yang perlu
diperhatikan
16. Dokumen
terkait
17. Rekaman
Histori
perubahan Tgl.mulaidiberla
No Yang dirubah Isi Perubahan
kukan
7/7
8/7