Jl. Cempaka Putih Tengah I/1 Jakarta Pusat, Kode Pos 10510
Telp/Faks: 021-42802202
A. DEFINISI
Tuberkulosis merupakan infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosis yang dapat menyerang pada berbagai organ tubuh mulai dari paru dan organ
di luar paruseperti kulit, tulang, persendian, selaput otak, usus serta ginjal yang sering
disebut dengan ekstrapulmonal TBC (Chandra,2012).
B. ETIOLOGI
Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosis. Mycobacterium tuberculosis ditemukan oleh Robet Koch pada tahun 1882.
Basil tuberculosis dapat hidup dan tetap virulen beberapa minggu dalam keadaan kering,
tetapi dalam cairan mati dalam suhu 600C dalam 15-20 menit. Fraksi protein basil
tuberkulosis menyebabkan nekrosis jaringan, sedangkan lemaknya menyebabkan sifat
tahan asam dan merupakan faktor terjadinya fibrosis dan terbentuknya sel epiteloid dan
tuberkel.(FKUI,2007).
Basil ini tidak berspora sehingga mudah dibasmi dengan pemanasan sinar
matahari dan sinar ultraviolet. Ada dua macam mikobakterium tuberculosis yaitu tipe
human dan tipe bovin. Basil tipe bovin berada dalam susu sapi yang menderita mastitis
tuberkulosis usus.
Basil tipe human bisa berada di bercak ludah (droplet) di udara yang berasal dari
penderita TBC terbuka dan orang yang rentan terinfeksi TBC ini bila menghirup bercak
ini. Perjalanan TBC setelah terinfeksi melalui udara. Bakteri juga dapat masuk ke sistem
pencernaan manusia melalui benda/bahan makanan yang terkontaminasi oleh bakteri.
Sehingga dapat menimbulkan asam lambung meningkat dan dapat menjadikan infeksi
lambung. (Wim de Jong, 2005).
C. PATHWAY
Udara tercemar
mycrobacterium Dihirup individu rentan Kurang informasi
tuberculose
produksi sekret
tuberkel berlebih
Mengalami
Mengganggu
klasifikasi Ketidakefektifan
Sekret susah keluar Resiko infeksi penyebaran
meluas perkejuan
perfusi bersihan jalan nafas pada orang lain
bersin
Penyebaran
hematogen limfogen
Difusi O2
mual, anoreksia
F. PERENCANAAN KEPERAWATAN
1. Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif berhubungan dengan ketidak mampuan untuk
mengeluarkan sekret
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam, bersihan jalan napas
kembali normal.
Kriteria hasil :
I. Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara napas yang bersih,
tidak ada sianosis dan dyspneu (mampu mengeluarkan sputum,
mampu bernapas dengan mudah, tidak ada pursed lips).
II. Menunjukkan jalan napas yang paten (klien tidak merasa tercekik,
irama dan frekuensi napas dalam rentang normal, tidak ada suara
napas abnormal).
III. Mampu mengidentifikasi dan mencegah faktor yang dapat
menghambat jalan napas.
Intervensi (NIC) :
I. Buka jalan napas, gunakan teknik chin lift atau jaw trust bila perlu
II. Identifikasi perlunya pemasangan alat jalan napas buatan
III. Lakukan fisioterapi dada jika perlu
IV. Keluarkan secret dengan batuk efektif atau suction
V. Auskultasi suara napas, catat adanya suara tambahan
2. Hipertemia berhubungan dengan proses inflamasi
Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam, diharapkan masalah
hipertermi teratasi
Kriteria hasil :
I. Suhu 360-370C
II. Tidak ada keluhan demam
III. Turgor kulit kembali > 2 detik
IV. Tanda-tanda vital dalam rentang normal
Intervensi:
I. Monitor tanda-tanda vita terutama suhu
II. Monitor intake dan output setiap 8jam
III. Berikan kompres hangat
IV. Anjurkan banyak minum
V. Anjurkan memakai pakaian tipis
VI. Kolaborasi pemberian cairan intravena dan antipiretik
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
anoreksia
Tujuan:
setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam, diharapkan
ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh teratasi
Kriteria hasil
I. Adanya peningkatan berat badan
II. Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi
III. Tidak ada tanda malnutrisi
IV. Tidak ada penurunan berat badan yang berarti
Intervensi
I. Kaji adanya alergi makanan
II. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan
nutrisi yang dibutuhkan pasien
III. Anjurkan untuk meningkatkan intake zat besi
IV. Anjurkan pasien untuk meningkatan protein dan vitamin C
V. Berikan substansi gula
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI., 2010. Pedoman Nasional penanggulangan Tuberculosis. Jakarta : Gerdunas
TB. Edisi 2 hal 4-6
https://www.academia.edu/40432350/Laporan_Pendahuluan_TB_Paru
Chandra B, 2012. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
EGC
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
Nama Ny S
Usia ,jenis kelamin Perempuan (48 tahun)
Tgl masuk RS 19-10-2022
Diagnosa Medik TB Paru
Keluhan utama Sebelum masuk ke rumah sakit pasien mengatakan sesak sudah 1
minggu
Riwayat perjalanan Klien datang ke IGD pada pukul 10:15 dengan kesadaran
penyakit composmetis. Klien mengatakan sesak sejak 1 minggu sebelum
masuk rumah sakit, dirasakan terus menerus, disertai batuk sudah 1
bulan sebelum masuk rumah sakit, berdahak warna hijau, darah tidak
keluar, demam sudah 2 minnggu naik turun sebelum masuk rumah
sakit, disertai lemas, napsu makan kurang sejak 1 bulan, bb turun
BAB dan BAK sering, klien memiliki Riwayat asma. TTV adalah
TD: 125/79 mmHg N: 129 x/menit, RR: 28 x/menit, S: 38,80C. Klien
sudah mendapatkan terapi IVFD Asering 20 tpm, inj ondancentron
4mg IV, Ventolin 1, Pulmicort 1
Survey primer Airway :
- Jalan nafas tidak efektif,, di tandai adanya sumbatan jalan
nafas yaitu secret, Suara nafas crackles
Breathing :
- RR : 28x/menit
- Suara nafas : crackles
- Adanya penggunaan alat bantu pernafasan oksigen 3
liter/menit
Circulation :
- Nadi : 129x/menit
- TD : 125/79 mmHg
- Suhu : 38,8°C
- irama nadi teratur, akral dingin, CRT < 3 detik
Disability :
- keadaan umum baik
- Kesadaran composmetis
- GCS : 15 (E4V5M6)
Exposure :
- Tidak ada luka
- Tidak ada jejas
Survey sekunder Antropometri
BB : 43 kg, TB: 158 cm
IMT= BB(kg) : TB² (m 2 ) = 17,3 (Underweight), Nilai Normal:
(18,5-24,9)
Wajah : terlihat simetris, tidak ada nyeri tekan dan tidak ada edema
Mulut : tidak ada stomatitis, gusi tidak berdarah, tidak ada karies gigi
Leher : bentuk simetris, tidak ada lesi, tidak ada benjolan pada leher,
tidak ada pembesaran vena jugularis
Dada : simetris kanan dan kiri, terdapat alat bantu pernafasan RR:
28x/menit, pernafasan dangkal, tidak terdapat nyeri tekan, tidak
terabah benjolan,
Abdomen : simetris, palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada lesi
perkusi: timpani, auskultasi: bising usus 12x/menit
Analisa data :
S:
- Klien mengatakan sesak nafas sudah 1 minggu
O:
- TD: 125/79 mmHg
- N: 129 x/menit,
- RR: 28 x/menit,
- S: 38,80C
- Kesadaran composmetis
- GCS :E4V5M6
Diagosa keperawatan Ketidak Efektifan Bersihan Jalan Nafas b.d Skret Yang Menumpuk
Intervensi Mandiri:
1. Kaji fungsi pernafasan (bunyi nafas, irama)
2. Obserfasi TTV
3. Ajarkan batuk efektif dan relaksasi tarik nafas dalam
4. Catat kemampuan batuk efektif, karakter skret dan jumlah skret
5. Berikan posisi klien semi fowler
Kaloborasi:
1. Kaloborasi dengan dokter pemberian terapi oksigenasi dan
nebulizer
Evaluasi (SOAP) S:
- Klien mengatakan batuk berdahak lebih dari 1 bulan, sesak
nafas
- Klien mengatakan 1 bulan yang lalu pernah pemeriksaan
BTA (Bakteri Tahan Asma) dan hasilnya Positif
O:
- TD: 125/79 mmHg
- N: 129 x/menit,
- RR: 28 x/menit,
- S: 38,80C
- Kesadaran composmetis
- GCS :E4V5M6
A : ketidak efektifan bersihkan jalan nafas teratasi
P : intervensi dihentikan