DI SUSUN OLEH :
WIWICE ARIANTI
NIM: PO7120220021
KELAS: 2A
DOSEN PEMBIMBING :
SUPANGAT, SST, M.Kes
LAPORAN PENDAHULUAN
GANGGUAN OKSIGENASI: POLA NAPAS TIDAK EFEKTIF
A. Pengertian
Secara umum pola napas tidak efektif dapat didefinisikan sebagai keadaan
dimana ventilasi atau pertukaran udara inspirasi dan atau ekspirasi tidak adekuat
(NANDA, 2005).
B. Etiologi
Beberapa macam penyebab yang dapat menimbulkan munculnya masalah
keperawatan gangguan oksigenasi mengenai pola napas tidak efektif adalah:
a. Hiperventilasi
b. Hipoventilasi
c. Deformitas tulang
d. Nyeri
e. Deformitas dinding dada
f. Cemas
g. Penurunan energi/kelelahan
h. Disfungsi neuromuscular
i. Kerusakan musculoskeletal
j. Kerusakan persepsi/kognitif
k. Obesitas
l. Cedera tulang belakang
m. Posisi tubuh
n. Imaturitas neurologis
o. Kelemahan otot pernapasan
C. Patofisiologi
Bakteri atau virus masuk ke dalam tubuh, akan menyebabkan gangguan/peradangan pada
terminal jalan nafas. Proses tersebut akan menyebabkan infiltrate yang biasanya mengenai
pada multiple lous, terjadi desktruksi sel dengan menanggalkan gangguan fungsi alveolar dan
jalan nafas.
Pada kondisi akut maupun kronik seperti AIDS, cystic fibrosis, aspirasi benda
asing dan kongenital yang dapat meningkatkan resiko pneumonia (Ngastiyah,
2014).
Kuman penyebab bronchopneumonia masuk ke dalam jaringan paru-paru melalui
saluran pernafasan atas ke bronchioles, kemudian kuman masuk ke dalam
alveolus ke alveolus lainnya melalui poros kohn, sehingga terjadi peradangan
pada dinding bronchus atau bronkhiolus dan alveolus sekitarnya. Kemudian
proses radang ini selalu dimulai pada hilus paru yang menyebar secara progresif
ke perifer sampai seluruh lobus (Nabiel, 2014).
Bakteri yang masuk ke paru melalui saluran nafas masuk ke bronkioli dan alveoli,
menimbulkan reaksi peradangan hebat dan menghasilkan cairan edema yang kaya
protein dalam alveoli dan jaringan interstitial. Kuman pneumokokus dapat meluas
melalui prus kohm dari alveoli ke seluruh segmen atau lobus. Eritrosit mengalami
perembesan dan beberapa leukosit dari kapiler paru-paru. Alveoli dan septa
menjadi penuh dengan cairan edema yang berisi eritrosit dan fibrin serta relative
sedikit leukosit sehingga kapiler alveoli menjadi melebar. Paru menjadi tidak
berisi udara lagi, kenyal dan berwarna merah.Pada tingkat lanjut, alirah darah
menurun, Kuman pneumokokus di fagositosis oleh leukosit dan sewaktu resolusi
berlangsung, makrofag masuk ke dalam alveoli dan menelan leukosit bersama
kuman pneumokokus di dalamnya.Paru masuk dalam tahap hepatisasi abu-abu
dan tampak berwarna abu-abu kekuningan. Secara perlahan-lahan sel darah merah
yang mati dan eksudat fibrin dibuang dari alveoli. Terjadi resolusi sempurna, paru
menjadi normal kembali tanpa kehilangan kemampuan dalam pertukaran gas
(Riyadi, 2009).
D. Pathway
Infaksi bakteri
Peradangan pada
laring
Udema laring
dispneu
l. Frekwensi napas:
1) Bayi : <25 atau >60
2) 1-4 th : <20 atau >30
3) 5-14 th : <14 atau >25
4) >14 th : <11 atau >24
m. Kedalaman napas:
1) Volume tidal dewasa saat istirahat 500 ml.
2) Volume tidal bayi 6-8 ml/kgBB.
n. Penurunan kapasitas vital.
F. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat digunakan untuk memastikan masalah
keperawatan pola napas tidak efektif diantaranya:
a. Pemeriksaan spirometri
b. Pemeriksaan fisik dada
c. Rontgen
G. Penatalaksanaan
a. Farmakologi, dengan terapi pemberrian obat-obatan
b. Non farmakologi:
Smeltzer dan Bare,2002, Buku ajar keperawatan medikal bedah, Edisi 8,EGC, Jakarta.
McCloskey dan Bulechek 2000, “Nursing interventions classification (NIC)”, United States
of America, Mosby.
NANDA 2005, “Nursing diagnosis definitions & classification”, Philadelphia, Locust Street.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi dan
Indikator Diagnostik. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia . Jakarta :
Dewan Pengrus PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia . Jakarta :
Dewan Pengrus PPNI
FORMAT PENGKAJIAN PADA PASIEN DENGAN MASALAH
GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR
A. Identitas :
Makan/minum ü
Mandi ü
Toileting ü
Berpakaian ü
Berpindah ü
Ambulasi/ROM ü
Ket:
0: mandiri, 1: alat Bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan alat,
4: ketergantungan total
Penglihatan: Normal
Pendengaran:Normal
Pengecap: Normal
Sensasi: Normal
7. Pola persepsi diri : klien merasa takut tidak sembuh dikarenakan lama pulang
8. Pola seksualitas dan reproduksi : ( fertilitas, libido, menstuasi, kontrasepsi, dll.)
9. Pola peran hubungan : sudah sedikit terbuka karena ada keluarga yang menemani
10. Pola managemen koping-stess : klien menjadi religius
11. Sistem nilai dan keyakinan : Klien selalu berdoa untuk kesembuhan dan iklhas apapun yang
terjadi
Pernafasan
Inspeksi :
1. Bentuk Dada
PMeningkat Lokasi
Auskultasi :
Bunyi Nafas :
a. Normal
Vasikuler di
Bronchial di
Broncho vesikuler di
b. Abnormal
£ Stridor Lokasi
£ Wheezing Lokasi
£ Rales Lokasi
£ KrepitasiLokasi …………..
£ Masker £ Respirator
Cardiovascular (Focus)
a. Inspeksi :
Iktus :
£ Tampak, letak :
Pulsasi Jantung :
üTak tampak
£ Tampak, letak :
b. Palpasi :
Iktus :
üTak teraba
£ Teraba, letak :
Pulsasi Jantung :
£ Tak teraba
£ Teraba, letak :
Getaran / Thrill :
£ Tidak ada.
c.Perkusi :
Batas Jantung Kanan :
d.Auskultasi :
Bunyi Jantung I :
Bunyi Jantung II :
Bunyi Jantung IV :
Bising Jantung :
£ Mitral
£ Aorta
£ Trikuspidal
£ Pulmunal
£ Defect Septal
£ Gerakan Perikard
Nadi
1. Frekuensi = 88x/menit
£ üReguler £ Kuat
£ Irreguler £ Lemah
2. Irama :
üNormal : £ Reguler £ Irreguler
Abnormal :
5. Letak Jantung
Ictus cordis teraba pada …………………
Persarafan
Tingkat Kesadaran :
Total GCS : 15
2. Refleks
5. Lain-lain
Penginderaan
a. Bentuk
ü Normal £ Enoftalmus
£ Eksoptalmus £ Lain-lain
c. Pupil :
üIsokor £ Unisokor
£ Miosis £ Midriasis
£ Utuh £ Perforasi
£ Lain-lain, sebutkan
Perkemihan
Pencernaan
e. Abdomen
£ Kenyal £ Tegang P Kembung
Lavemen £ ya £ tidak
Otot, Tulang Dan Integument
Pbebas £ terbatas
Kemampuan kekuatan otot
2. Integumen
Warna kulit : Akral :
£ Ikterik PHangat
£ Siasonik £ Panas
£ Pigmentasi
Tulang Belakang
£ Lordosis
£ Scoliosis
£ Kiposis
£ lain-lain, sebutkan : tidak ada kelainan
Reproduksi
Laki-laki :
Kelamin
Perempuan :
Payudara
Bentuk £ simetris £ asimetris
Benjolan £ ya £ tidak
Kelamin
Endokrin
Keterangan ………=………
Program terapi:........
Hasil Pemeriksaan Penunjang dan Laboratorium : ............
(dimulai saat anda mengambil sebagai kasus kelolaan, cantumkan tanggal pemeriksaan, dan
kesimpulan hasilnya)
Baturaja, .2021
Pembimbing Klinik Praktikan
-------------------------------------
\\Mengetahui
Pembimbing Akademik
------------------------------------
ANALISA DATA
Pola nafas
tidak efektif
FORMAT DIAGNOSA
P : Intervensi dilanjutkan
1. Monitor pola napas
(frekuensi,irama,usaha napas)
2. monitor bunyi napas
tambahan
3. posisikan semi fowler
4. berikan oksigenisasi
P : Intervensi dilanjutkan
1. Monitor pola napas
(frekuensi,irama,usaha napas)
2. monitor bunyi napas
tambahan
3. posisikan semi fowler
4. berikan oksigenisasi
22 Desember 2021- S :
A : masalah selesai
P : Intervensi dihentikan