Disusun Oleh :
Kelompok 1 / 4B
1. Laily Ayu Nurrohmah (18631649)
2. Lina Desi Utami (18631699)
3. Hesti Triana S (18631654)
4. Silvi Zuhrotus S (18631701)
5. Aprillia Christine (18631695)
6. Zidane A (18631732)
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan pembuatan
Makalah ini dengan cukup baik dan tepat pada waktunya.
Adapun makalah ini kami susun atas dasar kelengkapan tugas mata kuliah
Keperawatan Medikal Bedah. Kami sampaikan terima kasih kepada Bapak Saiful
Nurhidayat, S.Kep., Ns., M. Kep. selaku dosen pengampu Mata Kuliah
Keperawatan Medikal Bedah (KMB) 1 di Universitas Muhammadiyah Ponorogo.
Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu dalam
proses penyusunan laporan ini, semua yang telah memberi informasi yang kami
tidak sebut satu per satu.
Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari bahwa masih banyak
terdapat kekurangan di dalamnya, maka untuk itu kami mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat konstruktif dari para pembaca dalam kesempurnaan laporan
ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Sekali lagi kami
sampaikan terima kasih.
Kelompok 1
LAPORAN PENDAHULUAN
TUBERCULOSIS PARU
Disusun Oleh :
Kelompok 1 / 4B
1. Laily Ayu Nurrohmah (18631649)
2. Lina Desi Utami (18631699)
3. Hesti Triana S (18631654)
4. Silvi Zuhrotus S (18631701)
5. Aprillia Christine (18631695)
6. Zidane A (18631732)
Jl. Budi Utomo No. 10 Telp. (0352) 487 662 Ponorogo Fax. (0352) 461 796
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Definisi
B. Etilogi
C. Manifestasi Klinik
1. Demam
Terjadi karena adanya iritasi pada bronkus. Batuk ini diperlukan untuk
membuang produk radang. Sifat batuk dimulai dari batuk kering (non
produktif). Keadaan setelah timbul peradangan menjadi produktif
(menghasilkan sputum atau dahak). Keadaan yang lanjut berupa batuk darah
haematoemesis karena terdapat pembuluh darah yang cepat. Kebanyakan batuk
darah pada TBC terjadi pada dinding bronkus.
3. Sesak nafas
Pada gejala awal atau penyakit ringan belum dirasakan sesak nafas. Sesak nafas
akan ditemukan pada penyakit yang sudah lanjut dimana infiltrasinya sudah
setengah bagian paru-paru.
4. Nyeri dada
Gejala ini dapat ditemukan bila infiltrasi radang sudah sampai pada pleura,
sehingga menimbulkan pleuritis, akan tetapi, gejala ini akan jarang ditemukan.
5. Malaise
Penyakit TBC paru bersifat radang yang menahun. Gejala malaise sering
ditemukan anoreksia, berat badan makin menurun, sakit kepala, meriang, nyeri
otot dan keringat malam. Gejala semakin lama semakin berat dan hilang timbul
secara tidak teratur.
D. Pathway
Microbacterium Tuberculosis
Bakteri Dorman
b. Riwayat psikologis
Respon terhadap masalah gangguan termoregulasi
c. Riwayat sosial
Pengaruh pekerjaan terhadap aktifitas
d. Riwayat spiritual
Keyakinan dan nilai yang diaanut oleh pasien terkait dengan kasus
5. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum -> tingkat suhu
b. Pemeriksaan tanda-tanda vital
- Hitung ketika panas/dingin terus menerus dan sesuai perintah (2/4
jam)
- Inspeksi dan palpasikulit cek turgor
- Tanda-tanda perubahan tingkah laku
c. Pemeriksaan wajah
d. Pemeriksaan kepala dan leher
e. Pemeriksaan thorax/dada
f. Pemeriksaan abdomen
g. Pemeriksaan genetalia dan rektal
h. Pemeriksaan punggung dan tulang belakang
i. Pemeriksaan ekstremitas/muskuloskeletal
j. Pemeriksaan fungsi pendengaran/penhghidu/tenggorokan
k. Pemeriksaan fungsi penglihatan
l. Pemeriksaan fungsi neurologis
m. Pemeriksaan kulit/intergument
n. Pemeriksaan penunjang/kdiagnostik medik
o. Pemeriksaan persistem
- Sistem persepsi sensori
- Sistem persyarafan (kesadaran)
- Sistem pernafasan
- Sistem kardiovaskuler
- Sistem gastrointestinal
- Sistem intergumen
- Sistem perkemihan
7. Tindakan dan terapi
b. Diagnosa keperawatan
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
2. Ketidakefektifan pola nafas
3. Gangguan pertukaran gas
4. Nyeri
5. Gangguan keseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
6. Intoleransi aktivitas
c. Intervensi
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
Berhubungandengan mucus berlebihan, terpajanasap,
bendaasingdalamjalannapas, sekresi yang tertahan, perokokpasif, perokok
Batasan karakteristik :dispnea, penurunan suara nafas, orthopneu,
cyanosiskelainan suara nafas (rales, wheezing), kesulitan berbicara, batuk, tidak
efektif atau tidak ada, produksi sputum, gelisah, perubahan frekuensi dan irama
nafas
NOC
- Respiratory status : ventilation
- Respiratory status : airway patency
- Aspiration control
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam klien menunjukkan
keefektifan jalan nafasdengan
Kriteria Hasil
- Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih
tidak ada sianosis dan dyspneu
- Mampu mengeluarkan sputum bernafas dengan mudah tidak ada
pursed lips.
- Menunjukkan jalannafas yang paten
- klien tidak merasa tercekik irama nafas frekuensi pernafasan
dalam rentang normal tidak ada suara nafas abnormal.
- M a m p u m e n g i d e n t i f i k a s i k a n d a n mencegah faktor yang
penyebab
NIC
1. Kaji fungsi napas auskultasi bunyi suara nafas
2. Bersihkan sekret dari mulut dan trakea, penghisapan sesuai keperluan
3. Berikan oksigen untuk memenuni kebutuhan oksigen, gunakan alat yang
steril setiap melakukan tindakan
4. Anjurkan pasien untuk istirahat dan napas,ajarkan keluarga pentingnya
untuk tidak merokok dalam ruang perawatan
5. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
6. Keluarkan sekret dengan batuk atau suction auskultasi suara nafas
7. Catat adanya suara tambahan, berikan pelembab udara kassa basah nacl
lembab,
8. Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan dan pemberian
obat Sesuai Indikasi
2. Ketidakefektifan Pola Nafas
Kriteria Hasil
- Mendemontrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada
sianosis dan dyspneu (mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas
dengan mudah, tidak ada pursed lips ).
- Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien tidak merasa tercekik, irama
nafas, frekuensi universitas sumatera utara pernafasan dalam rentang
normal, tidak ada suara nafas abnormal).
- Tanda tanda vital dalam rentang normal (tekanan darah, nadi, pernafasan)
NIC
1. Kaji fungsi pernafasan, auskultasi bunyi nafas, buka jalan nafas, gunakan
teknik chin lift atau jaw thrust bila perlu
2. Posisikan pasien untuk memaksimalkan vertilasi
3. Keluarkan sekret dengan batuk auskultasi suara nafas, catat adanya suara
tambahan, berikan pelembab udara kassa basah nacl lembab.
4. Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan
5. Bersihkan mulut, hidung dan secret trakea, pertahankan jalan nafas yang
paten
6. Pertahankan posisi pasien
7. Observasi adanya tanda tanda hipoventilasi
8. Monitor adanya kecemasan pasien terhadap oksigen
9. Monitor td, nadi, suhu, dan rr, catat adanya fluktasi tekanan darah,
10. Monitor vs saat pasien berbaring, duduk, atau berdiri, auskultasi td pada
kedua lengan dan bandingkan, monitor td, nadi, rr, sebelum, selama, dan
setelah aktivitas
11. Monitor frekuensi dan irama pernapasan,monitor pola pernapasan
abnormal, monitor suhu, warna, dan kelembaban kulit
12. Dientifikasi penyebab dari perubahan vital sign.
NIC
1. Buka jalan nafas, gunakan teknik chin lift atau jaw thrust bila perlu
2. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
3. Keluarkan sekret dengan batuk atau suction, auskultasi suara nafas
4. Catat adanya suara tambahan
5. Berikan pelembab udara
6. Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan
7. Monitor respirasi dan status o2
8. Monitor ratarata, kedalaman, irama, dan usaha respirasi
9. Catat pergerakan dada
10. Amati kesimetrisan, penggunaan otot tambahan, retraksi otot
supraciavicular dan intercostal, monitor suara nafas, seperti dengkur,
monitor pola nafas seperti bradipena, takipenia, kussmaul, hiperventilasi,
cheyne stokes, auskultasi suara nafas
11. Catat area penurunan/ tidak adanya ventilasi dan suara tambahan entukan
kebutuhan suction dengan mengauskultasi crakles dan ronkhi pada jalan
napas utama
12. Auskultasi suara paru setelah tindakan untuk mengetahui hasilnya
4. Nyeri
NOC
a. Pain Level,
b. Pain control,
c. Comfort level
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam nyeri dapat
berkurang dengan
Kriteria Hasil :
- Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu
menggunakan tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri,
mencari bantuan)
- Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan
manajemen nyeri
- Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
- Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
- Tanda vital dalam rentang normal
NIC
NIC :
1. Kaji adanya alergi makanan
2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan
nutrisi yang dibutuhkan pasien.
3. Berikan makanan yang terpilih ( sudah dikonsultasikan dengan ahli
gizi)
4. Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
5. Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan
6. Monitor adanya penurunan berat badan
7. Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa dilakukan
6. Intoleransi Aktivitas
NOC:
a. Self Care: ADLs
b. Toleransi aktivitas
c. Konservasi energi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam pasien bertoleransi
terhadap aktivitas dengan
Kriteria Hasil:
- Berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa disertai peningkatan tekanan
darah, nadi, dan RR.
- Mampu melakukan aktivitas sehari-hari (ADLs) secara mandiri
- Keseimbangan aktivas dan istirahat
NIC:
1. Observasi adanya pembatasan klien dan melakukan aktivitas
2. Kaji adanya faktor yang menyebabkan kelelahan
3. Monitor nutrisi dan sumber energi yang adekuat
4. Monitor pasien akan adanya kelelahan fisik dan emosi secara berlebihan
5. Monitor respon kardiovaskuler terhadap aktivitas (takikardi, disritmia,
sesak nafas, diaporesis, pucat, perubahan hemodinamik)
6. Monitor pola tidur dan lamanya tidur/istirahat pasien
7. Bantu klien/keluarga untuk mengidentifikasi kekurangan dalam
beraktivitas
d. Implementasi
Pelaksanaan dari rencana tindakan atau intervensi yang telah dibuat sesuai kondisi
pasien.
e. Evaluasi
Evaluasi menggunakan format s.o.a.p
S = data subjektif yang diperoleh dari apa yang dikatan oleh pasien
O = data objektif dari hasil pengkajian perawat
A = assesment dari tindakan yang dilakukan
P = rencana/planning yang akan dilakukan untuk mengurangi masalah
(intervensi)
DAFTAR PUSTAKA
Diniarti, Fiya. 2019. pengaruh Kepadatan Hunian Rumah dengan Kejadian TB Paru di
Wilayah Kerja Puskesmas Basuki Rahmad Kota Bengkulu Tahun 2019. Journal of Public
Health. 7(2): 1-7.
Fitriani, Nindi Elvira, dkk. 2019. Hubungan Antara Pengetahuan, Motivasi Pasien dan
Dukungan Keluarga Terhadap Kepatuhan Minum Obat Anti Tuberkulosis (OAT) Pada
Penderita Penyakit TB Paru BTA (+) di Puskesmas Pasundan Kota Samarinda. Jurnal
Kesehatan Masyarakat. 5 (2): 124-134.
Intan R, sheradika. 2016. laporan pendahuluan dan asuhan keperawatan pada pasien dengan
tuberculosis paru. progam studi ilmu keperawatan. fakultas kedokteran : universitas
Brawijaya. yang diakses lewat Scribd pada tanggal 5 mei 2016
https://id.scribd.com/doc/311578596/LP-TB-PARU
Maelani, Tika, Cahyati, Widya Hary. 2019. Karakteristik Penderita, Efek Samping Obat dan
Putus Asa Berobat Tuberkulosis Paru. Higeia Journal of Public Health Research and
Development. 3 (4): 625-634.
FORMAT PENGKAJIAN
Oleh :
Kelompok 1 / 4B
I. IDENTITAS
Pola Kebersihan Diri (PH) 2X sehari mandi, keramas 1x sehari mandi, tidak
3x seminggu, 2x sehari keramas, 1x sehari gosok
gosok gigi, keadaan kuku gigi, keadaan kuku bersih
bersih dan tidak panjang, dan tidak panjang, ganti
ganti baju 2x sehari baju 1x sehari
2. Riwayat Psikologi
Klien mengatakan harapan untuk cepat sembuh dan dapat beraktivitas kembali
seperti biasanya.
3. Riwayat Sosial
Klien mengatakan hubungan dengan keluarga dan tetangga baik.
4. Riwayat Spiritual
Klien mengatakan tidak melakukan sholat 5 waktu dikarenakan keadaan badannya
masih lemas dan hanya dapat berdo’a agar cepat sembuh dari penyakit yang
diderita sekarang.
VI. PEMERIKSAAN FISIK
A. Keadaan Umum
Keadaan klien lemas dan merintih kesakitan pada dada saat batuk.
B. Pemeriksaan Tanda-tanda Vital
Saat Pengkajian
TD : 130/7 0 mmHg S : 37,5 OC
N : 78X/menit RR : 26 X/Menit
C. Pemeriksaan Wajah
- Mata : bentuk simetris, konjungtiva pucat, ukuran pupil normal
- Hidung : bentuk simetris, tidak ada sekret, tidak menggunakan alat
bantu, tidak ada perdarahan.
- Mulut : bibir kering, gigi agak kotor, tidak ada gangguan bicara.
- Telinga : bentuk simetris, tidak ada alat bantu pendengaran.
D. Pemeriksaan Kepala dan Leher
- Kepala : bentuk simetris, warna rambut hitam, tidak ada benjolan, tidak
ada lesi, tidak ada nyeri tekan.
- Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
E. Pemeriksaan Thoraks/dada
Bentuk dada simetris, pergerakan nafas cepat, pola nafas batuk kering, sputum
kental, frekuensi pernafasan takipnea ( 26x/menit), bunyi nafas tambahan
ronchi (+).
F. Pemeriksaan Abdomen
Bentuk simetris, Tidak ada benjolan, tidak ada lesi, bising usus normal, tidak
ada pembesaran hepar, tidak ada pembesaran ginjal.
G. Pemeriksaan Genetalia dan Rektal
Tidak terpasang kateter , bersih
H. Pemeriksaan Penggung dan Tulang Belakang
Tidak ada lesi pada kulit punggung, tidak ada nyeri tekan
I. Pemeriksaan Ekstremitas/musculoskeletal
Tidak terdapat fraktur di bagian tubuh manapun 5 5
J. Pemeriksaan Fungsi Pendengaran/ Penghidu/ Tenggorokan
- Pendengaran normal, tidak ada gangguan
- Penghidu normal, tidak ada gangguan
- Tenggorokan adanya nyeri tekan
K. Pemeriksaan Fungsi Penglihatan
Penglihatan normal, baik
L. Pemeriksaan Fungsi Neorologis
- N1 : Pasien dapat membedakan bau-bauan
- N2 : Pasien mampu menggerakkan bola mata dan pupil
- N3 : Pasien mampu menggerakkan bola mata dengan baik
- N4 : Pasien mampu merespon pupil terhadap cahaya
- N5 : Pasien mampu membedakan halus dan kasar
- N6 : Pasien mampu menggerakkan bola mata
- N7 : Pasien mampu mengangkat alis dengan baik
- N8 : Pasien mampu mendengar dengan baik
- N9 : Pasien mampu menelan dengan baik
- N10 : Pasien mampu berbicara dengan baik
- N11 : Pasien mampu menengok
- N12 : Pasien mampu menggerakkan lidah
M. Pemeriksaan Kulit/Integument
Kulit tampak kotor, tidak ada lesi, tidak sianosis, turgor kulit baik, teraba
panas.
N. Pemeriksaan Penunjang / Diagnostik Medik
Tanggal : 04 Februari 2020
Hasil : TB Paru Aktif (kesan proses spesifik)
Lab darah : 04 Februari 2020
Nilai Abnormal Nilai Normal
HB : 10,7 gr % HB : 14-16 gr %
Loukosit : 12.900 nm³ Leukosit : 5000-10.000 nm
LED 15-30 mm/jam LED 10-20 mm/jam
ANALISA DATA
Nama : Ny. B
Umur : 60
No.Reg : 01.2X.XX
Do.
K/U Lemas
BB tidak ideal (kurang
5kg dari BBI)
Porsi makan yang
dihabiskan ½ porsi
Keadaan rongga mulut:
kering
RENCANA ASUHAN KEPERWATAN
Nama : Ny. B
Umur : 60
No.Reg : 01.2X.XX
1 Bersihan jalan nafas Bersihan jalan nafas efektif 1. Kaji pola nafas, frekuensi, 1. Sebagai tindakan lanjut
inefektif b/d Penumpukan dengan kriteri : irama dan ke dalaman untuk mengetahui pola
sekret kental dalam rongga nafas pasien.
Batuk hilang
beruncus yang ditandai 2. Catat kemampuan untuk
Dada sakit saat batuk
dengan mengeluarkan sputum dan 2. Sputum yang berdarah dan
hilang
DS : Pasienmengatakan karakter sputum. kental diakibatkan oleh
Sesak hilang
kerusakan paru atau luka
Batuk dengan Ronki hilang
3. Atur posisi semi fowler bronchial
dahak susah Sputum (-)
terhadap pasien
dikeluarkan Leukosit normal (4.500-
3. Posisi memaksimalkan
Sesak bila 11.000mm)
4. Ajar latihan batuk efektif. ekspensi paru dan
beraktivitas LED normal (<
menurunkan upaya
Keringat dingin 15mm/1jam)
5. Pertahankan masukan pernapasan
pada malam hari Photo thorax tidak ada
cairan sedikitnya
Dada terasa sakit kelainan. 2500ml/hari kecuali 4. Untuk memudahkan
pada saat batuk Respirasi normal (16- kontraindikasikan. pengeluaran lender atau
20x/menit) secret.
DO :
5. Membantu mengencerkan
Sputum kental secret sehingga mudah
Takipnea dikeluarkan
Ronki (+)
Loukosit : 12.900
mm³
LED 15-
30 mm/jam
FotoThorak :
Hasil : TB
ParuAktif (kesan
proses spesifik)
Respirasi :
26x/menit
2 Perubahan nutrisi kurang Kebutuhan nutrisi dapat 1. Kaji pola makan dan 1. Sebagai bahan inforasi
dari kebutuhan tubuh b/d terpenuhi dengan kriteria Tanyakan tentang tentang jumlah intake dan
Anoreksia yang ditandai sebagai berikut: makanan kesukaan pasien sebagai patokan untuk
dengan dan makanan yang tidak intervensi selanjutnya
DS : Pasien Mengatakan disukai oleh pasien.
Nafsu makan meningkat
Badan Lemas Porsi makan dihabiskan
2. Timbang BB setiap hari
Mulut Kering K/U baik 2. Untuk mengetahui status
Porsimakan yang
dihabiskan ½ porsi
Keadaan rongga
mulut : kering
CATATAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Nama : Ny. B
Umur : 60
No.Reg : 01.2X.XX
1 05/02/2020 1. Mengkaji pola nafas, frekuensi, irama dan 1. Bunyi nafas ronkhi bawah
10.00 ke dalaman RR : 23×/menit
2. Mencatat kemampuan untuk mengeluarkan 2. Pasien mampu mengeluarkan sputum dan dibuang
sputum dan karakter sputum. pada baskom kecil yang berisi air
3. Mengatur posisi semi fowler terhadap 3. Pasien Kooperatif
pasien 4. Pasien Kooperatif. Pasien mampu mempraktekkan
4. Mengajarkan latihan batuk efektif. batuk efektif dan nafas dalam
5. Mempertahankan masukan cairan sedikitnya 5. Pasien terpasang infuss
2500ml/hari kecuali kontraindikasikan.
2 05/02/2020 1. Mengkaji pola makan dan tanyakan tentang 1. Pasien makan 3x sehari dengan porsi kecil
14.00 makanan kesukaan pasien dan makanan 2. BB pasien kurang dari BBI
yang tidak disukai oleh pasien.
2. Menimbang BB setiap hari 3. Pasien dianjurkan diet BAB
3. Berkolaborasi dengan tim gizi dalam
pemberian diet yang tepat.
CATATAN PERKEMBANGAN KEPERAWATAN
Nama : Ny. B
Umur : 60
No.Reg : 01.2x.xx