Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH

PENYAKIT TUBERCULOSIS PARU


Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Keperawatan Medikal Bedah (KMB) 1
Dosen Pengampu : Saiful Nurhidayat, S.Kep.Ns.,M.Kep

Disusun Oleh :
Kelompok 1 / 4B
1. Laily Ayu Nurrohmah (18631649)
2. Lina Desi Utami (18631699)
3. Hesti Triana S (18631654)
4. Silvi Zuhrotus S (18631701)
5. Aprillia Christine (18631695)
6. Zidane A (18631732)

PRODI SI KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
Tahun akademik 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan pembuatan
Makalah ini dengan cukup baik dan tepat pada waktunya.
Adapun makalah ini kami susun atas dasar kelengkapan tugas mata kuliah
Keperawatan Medikal Bedah. Kami sampaikan terima kasih kepada Bapak Saiful
Nurhidayat, S.Kep., Ns., M. Kep. selaku dosen pengampu Mata Kuliah
Keperawatan Medikal Bedah (KMB) 1 di Universitas Muhammadiyah Ponorogo.
Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu dalam
proses penyusunan laporan ini, semua yang telah memberi informasi yang kami
tidak sebut satu per satu.
Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari bahwa masih banyak
terdapat kekurangan di dalamnya, maka untuk itu kami mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat konstruktif dari para pembaca dalam kesempurnaan laporan
ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Sekali lagi kami
sampaikan terima kasih.

Ponorogo, 12 Maret 2020

Kelompok 1
LAPORAN PENDAHULUAN
TUBERCULOSIS PARU

Disusun Oleh :
Kelompok 1 / 4B
1. Laily Ayu Nurrohmah (18631649)
2. Lina Desi Utami (18631699)
3. Hesti Triana S (18631654)
4. Silvi Zuhrotus S (18631701)
5. Aprillia Christine (18631695)
6. Zidane A (18631732)

PRODI SI KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
Tahun akademik 2019/2020

Jl. Budi Utomo No. 10 Telp. (0352) 487 662 Ponorogo Fax. (0352) 461 796
LAPORAN PENDAHULUAN

DENGAN MASALAH TB PARU

A. Definisi

Tuberkulosis paru merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi


bakteri Mycobacterium tuberculosis ada umumnya menyerang paru dan sebagian
menyerang diluar paru, seperti kelenjar getah bening (kelenjar), kulit, tulang,
selaput otak. TB menyebar melalui udara tatkala batuk dan berdahak. Penularan
terjadi melalui udara (airborne spreading) dari “droplet” infeksi.4

B. Etilogi

Penyebab dari penyakit tuebrculosis paru adalah terinfeksinya paru oleh


micobacterium tuberculosis yang merupakan kuman berbentuk batang dengan
ukuran sampai 4 mycron dan bersifat anaerob. Sifat ini yang menunjukkan kuman
lebih menyenangi jaringan yang tinggi kandungan oksigennya, sehingga paru-paru
merupakan tempat prediksi penyakit tuberculosis. Kuman ini juga terdiri dari asal
lemak (lipid) yang membuat kuman lebih tahan terhadap asam dan lebih tahan
terhadap gangguan kimia dan fisik. Penyebaran mycobacterium tuberculosis yaitu
melalui droplet nukles, kemudian dihirup oleh manusia dan menginfeksi (Depkes
RI, 2002).

C. Manifestasi Klinik

Tanda dan gejala tuberculosis menurut Perhimpunan Dokter Penyakit Dalam


(2006) dapat bermacam-macam antara lain :

1. Demam

Umumnya subfebris, kadang-kadang 40-410C, keadaan ini sangat dipengaruhi


oleh daya tahan tubuh pasien dan berat ringannya infeksi kuman tuberculosis
yang masuk
2. Batuk

Terjadi karena adanya iritasi pada bronkus. Batuk ini diperlukan untuk
membuang produk radang. Sifat batuk dimulai dari batuk kering (non
produktif). Keadaan setelah timbul peradangan menjadi produktif
(menghasilkan sputum atau dahak). Keadaan yang lanjut berupa batuk darah
haematoemesis karena terdapat pembuluh darah yang cepat. Kebanyakan batuk
darah pada TBC terjadi pada dinding bronkus.

3. Sesak nafas

Pada gejala awal atau penyakit ringan belum dirasakan sesak nafas. Sesak nafas
akan ditemukan pada penyakit yang sudah lanjut dimana infiltrasinya sudah
setengah bagian paru-paru.

4. Nyeri dada

Gejala ini dapat ditemukan bila infiltrasi radang sudah sampai pada pleura,
sehingga menimbulkan pleuritis, akan tetapi, gejala ini akan jarang ditemukan.

5. Malaise

Penyakit TBC paru bersifat radang yang menahun. Gejala malaise sering
ditemukan anoreksia, berat badan makin menurun, sakit kepala, meriang, nyeri
otot dan keringat malam. Gejala semakin lama semakin berat dan hilang timbul
secara tidak teratur.
D. Pathway
Microbacterium Tuberculosis

Infeksi Primer Sembuh

Bakteri Dorman

Bakteri muncul beberapa tahun


kemudian

Reaksi infeksi / inflamasi, kavitas


dan merusak parekim paru

 Produksi secret  Kerusakan membrane Perubahan cairan intrapleura Reaksi sistematis


meningkat alveolar
 Pecahnya pembuluh  Kapiler merusak pleura
darah  atelektasis Sesak, sianosis, Sesak, Anoreksia, Lemah
penggunaan nyari dada mual, BB
otot bantu menurun
Batuk produktif Intoleransi
Sesak nafass, nafas
Batuk darah aktivitas
ekspansi torak Nyeri
Perubahan
Ketidakefektifa bersihan jalan pemenuhan
Gangguan Ketidakefektifan pola nafas nutrisi
nafas pertukaran gas berkurang
E. Asuhan Keperawatan Menurut Teori
- Pengkajian
I. Identitas
1. Identitas klien
Nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, golongan darah,
alamat.
2. Identitas penanggung jawab
Nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat, hubungan
dengan klien.
II. Keluhan utama
1. Keluhan utama saat mrs
2. Keluhan utama saat pengkajian
3. Diagnosa medis
4. Riwayat kesehatan
a. Riwayat penyakit sekarang
Mengkaji pasien saat merasakan sakit sampai pasien masuk rs
b. Riwayat penyakit dahulu
Mengkaji apakah ada gangguan yang dirasakan merupakan yang
pertama kali atau sudahpernah mengalami sebelumnya.
c. Riwayat penyakit keluarga
Mengkaji penyakit klien apakah ada hubungan pengkajian keturunan
dari keluarga atau tidak.
5. Riwayat keperawatan klien
a. Pola aktifitas sehari-hari
- Aktifitas yang berlebihan
- Riwayat penyakit
- Frekuensi minum
- Sering terpapar suhu tinggi/rendah
Terdiri atas :
1. Pola persepsi kesehatan
2. Pola nutrisi danmetabolisme
3. Pola eliminasi
4. Pola istirshst tidur
5. Pola aktifitas dan latihan
6. Pola kognitif
7. Pola konsep diri
8. Pola hubungan peran
9. Pola seksual dan reproduksi
10. Pola koping dan toleransi stress
11. Pola nilai dan kepercayaan

b. Riwayat psikologis
Respon terhadap masalah gangguan termoregulasi
c. Riwayat sosial
Pengaruh pekerjaan terhadap aktifitas
d. Riwayat spiritual
Keyakinan dan nilai yang diaanut oleh pasien terkait dengan kasus
5. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum -> tingkat suhu
b. Pemeriksaan tanda-tanda vital
- Hitung ketika panas/dingin terus menerus dan sesuai perintah (2/4
jam)
- Inspeksi dan palpasikulit cek turgor
- Tanda-tanda perubahan tingkah laku
c. Pemeriksaan wajah
d. Pemeriksaan kepala dan leher
e. Pemeriksaan thorax/dada
f. Pemeriksaan abdomen
g. Pemeriksaan genetalia dan rektal
h. Pemeriksaan punggung dan tulang belakang
i. Pemeriksaan ekstremitas/muskuloskeletal
j. Pemeriksaan fungsi pendengaran/penhghidu/tenggorokan
k. Pemeriksaan fungsi penglihatan
l. Pemeriksaan fungsi neurologis
m. Pemeriksaan kulit/intergument
n. Pemeriksaan penunjang/kdiagnostik medik
o. Pemeriksaan persistem
- Sistem persepsi sensori
- Sistem persyarafan (kesadaran)
- Sistem pernafasan
- Sistem kardiovaskuler
- Sistem gastrointestinal
- Sistem intergumen
- Sistem perkemihan
7. Tindakan dan terapi
b. Diagnosa keperawatan
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
2. Ketidakefektifan pola nafas
3. Gangguan pertukaran gas
4. Nyeri
5. Gangguan keseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
6. Intoleransi aktivitas
c. Intervensi
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
Berhubungandengan mucus berlebihan, terpajanasap,
bendaasingdalamjalannapas, sekresi yang tertahan, perokokpasif, perokok
Batasan karakteristik :dispnea, penurunan suara nafas, orthopneu,
cyanosiskelainan suara nafas (rales, wheezing), kesulitan berbicara, batuk, tidak
efektif atau tidak ada, produksi sputum, gelisah, perubahan frekuensi dan irama
nafas
NOC
- Respiratory status : ventilation
- Respiratory status : airway patency
- Aspiration control
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam klien menunjukkan
keefektifan jalan nafasdengan
Kriteria Hasil
- Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih
tidak ada sianosis dan dyspneu
- Mampu mengeluarkan sputum bernafas dengan mudah tidak ada
pursed lips.
- Menunjukkan jalannafas yang paten
- klien tidak merasa tercekik irama nafas frekuensi pernafasan
dalam rentang normal tidak ada suara nafas abnormal.
- M a m p u   m e n g i d e n t i f i k a s i k a n   d a n mencegah faktor yang
penyebab
NIC
1. Kaji fungsi napas auskultasi bunyi suara nafas
2. Bersihkan sekret dari mulut dan trakea, penghisapan sesuai keperluan
3. Berikan oksigen untuk memenuni kebutuhan oksigen, gunakan alat yang
steril setiap melakukan tindakan
4. Anjurkan pasien untuk istirahat dan napas,ajarkan keluarga pentingnya
untuk tidak merokok dalam ruang perawatan
5. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
6. Keluarkan sekret dengan batuk atau suction auskultasi suara nafas
7. Catat adanya suara tambahan, berikan pelembab udara kassa basah nacl
lembab,
8. Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan dan pemberian
obat Sesuai Indikasi
2. Ketidakefektifan Pola Nafas

Berhubungan dengan ansietas, posisi tubuh, keletihan, hiperventilasi, obsesitas,


dannyeri.

Batasan karakteristik : perubaahan kedalaman pernafasan, bradipneu,


penurunan tekanan ekspirasi, penurunan ventilasi semenit, dispneu, pernapasan
cuping hidung, ortopneu, fase ekspirasi memenjang, pernapasan bibir, takipneu,
penggunaan otot aksesorius untuk bernapas.
NOC
- Respiratory status : ventilation
- Respiratory status : airway patency
- Vital sign status.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam klien menunjukkan
keefektifan pola nafas dengan

Kriteria Hasil
- Mendemontrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada
sianosis dan dyspneu (mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas
dengan mudah, tidak ada pursed lips ).
- Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien tidak merasa tercekik, irama
nafas, frekuensi universitas sumatera utara pernafasan dalam rentang
normal, tidak ada suara nafas abnormal).
- Tanda tanda vital dalam rentang normal (tekanan darah, nadi, pernafasan)
NIC
1. Kaji fungsi pernafasan, auskultasi bunyi nafas, buka jalan nafas, gunakan
teknik chin lift atau jaw thrust bila perlu
2. Posisikan pasien untuk memaksimalkan vertilasi
3. Keluarkan sekret dengan batuk auskultasi suara nafas, catat adanya suara
tambahan, berikan pelembab udara kassa basah nacl lembab.
4. Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan
5. Bersihkan mulut, hidung dan secret trakea, pertahankan jalan nafas yang
paten
6. Pertahankan posisi pasien
7. Observasi adanya tanda tanda hipoventilasi
8. Monitor adanya kecemasan pasien terhadap oksigen
9. Monitor td, nadi, suhu, dan rr, catat adanya fluktasi tekanan darah,
10. Monitor vs saat pasien berbaring, duduk, atau berdiri, auskultasi td pada
kedua lengan dan bandingkan, monitor td, nadi, rr, sebelum, selama, dan
setelah aktivitas
11. Monitor frekuensi dan irama pernapasan,monitor pola pernapasan
abnormal, monitor suhu, warna, dan kelembaban kulit
12. Dientifikasi penyebab dari perubahan vital sign.

3. Gangguan Pertukaran Gas


NOC
a. Respiratory status : ventilation
b. Respiratory status : gas exchange
c. Vital sign status
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24jam klien mampu
bernafas dengan normal dengan
Kriteria Hasil
- Mendemontrasikan peningkatan ventilasi dan oksigenasi yang adekuat
- Memelihara kebersihan paru paru dan bebas dari tanda tanda distress
pernafasan
- Mendemontrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada
sianosis dan dyspneu (mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas
dengan mudah, tidak ada pursed lips), tanda tanda vital dalam rentang
normal.

NIC

1. Buka jalan nafas, gunakan teknik chin lift atau jaw thrust bila perlu
2. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
3. Keluarkan sekret dengan batuk atau suction, auskultasi suara nafas
4. Catat adanya suara tambahan
5. Berikan pelembab udara
6. Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan
7. Monitor respirasi dan status o2
8. Monitor ratarata, kedalaman, irama, dan usaha respirasi
9. Catat pergerakan dada
10. Amati kesimetrisan, penggunaan otot tambahan, retraksi otot
supraciavicular dan intercostal, monitor suara nafas, seperti dengkur,
monitor pola nafas seperti bradipena, takipenia, kussmaul, hiperventilasi,
cheyne stokes, auskultasi suara nafas
11. Catat area penurunan/ tidak adanya ventilasi dan suara tambahan entukan
kebutuhan suction dengan mengauskultasi crakles dan ronkhi pada jalan
napas utama
12. Auskultasi suara paru setelah tindakan untuk mengetahui hasilnya

4. Nyeri
NOC
a. Pain Level,
b. Pain control,
c. Comfort level
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam nyeri dapat
berkurang dengan

Kriteria Hasil :
- Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu
menggunakan tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri,
mencari bantuan)
- Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan
manajemen nyeri
- Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
- Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
- Tanda vital dalam rentang normal

NIC

1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,


karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
2. Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
3. Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman
nyeri pasien
4. Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri
5. Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu
ruangan, pencahayaan dan kebisingan
6. Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non farmakologi dan
inter personal)
7. Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
8. Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak
berhasil
5. Perubahan Pemenuhan Nutrisi Berkurang
NOC
Nutritional Status : food and Fluid Intake
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam perubahan
pemenuhan nutrisi dapat terpenuhi dengan
Kriteria Hasil :
- Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan
- Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan
- Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi
- Tidak ada tanda tanda malnutrisi
- Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti

NIC :
1. Kaji adanya alergi makanan
2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan
nutrisi yang dibutuhkan pasien.
3. Berikan makanan yang terpilih ( sudah dikonsultasikan dengan ahli
gizi)
4. Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
5. Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan
6. Monitor adanya penurunan berat badan
7. Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa dilakukan

6. Intoleransi Aktivitas
NOC:
a. Self Care: ADLs
b. Toleransi aktivitas
c. Konservasi energi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam pasien bertoleransi
terhadap aktivitas dengan

Kriteria Hasil:
- Berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa disertai peningkatan tekanan
darah, nadi, dan RR.
- Mampu melakukan aktivitas sehari-hari (ADLs) secara mandiri
- Keseimbangan aktivas dan istirahat
NIC:
1. Observasi adanya pembatasan klien dan melakukan aktivitas
2. Kaji adanya faktor yang menyebabkan kelelahan
3. Monitor nutrisi dan sumber energi yang adekuat
4. Monitor pasien akan adanya kelelahan fisik dan emosi secara berlebihan
5. Monitor respon kardiovaskuler terhadap aktivitas (takikardi, disritmia,
sesak nafas, diaporesis, pucat, perubahan hemodinamik)
6. Monitor pola tidur dan lamanya tidur/istirahat pasien
7. Bantu klien/keluarga untuk mengidentifikasi kekurangan dalam
beraktivitas

d. Implementasi
Pelaksanaan dari rencana tindakan atau intervensi yang telah dibuat sesuai kondisi
pasien.
e. Evaluasi
Evaluasi menggunakan format s.o.a.p
S = data subjektif yang diperoleh dari apa yang dikatan oleh pasien
O = data objektif dari hasil pengkajian perawat
A = assesment dari tindakan yang dilakukan
P = rencana/planning yang akan dilakukan untuk mengurangi masalah
(intervensi)
DAFTAR PUSTAKA

Diniarti, Fiya. 2019. pengaruh Kepadatan Hunian Rumah dengan Kejadian TB Paru di
Wilayah Kerja Puskesmas Basuki Rahmad Kota Bengkulu Tahun 2019. Journal of Public
Health. 7(2): 1-7.

Fitriani, Nindi Elvira, dkk. 2019. Hubungan Antara Pengetahuan, Motivasi Pasien dan
Dukungan Keluarga Terhadap Kepatuhan Minum Obat Anti Tuberkulosis (OAT) Pada
Penderita Penyakit TB Paru BTA (+) di Puskesmas Pasundan Kota Samarinda. Jurnal
Kesehatan Masyarakat. 5 (2): 124-134.

Intan R, sheradika. 2016. laporan pendahuluan dan asuhan keperawatan pada pasien dengan
tuberculosis paru. progam studi ilmu keperawatan. fakultas kedokteran : universitas
Brawijaya. yang diakses lewat Scribd pada tanggal 5 mei 2016
https://id.scribd.com/doc/311578596/LP-TB-PARU

Maelani, Tika, Cahyati, Widya Hary. 2019. Karakteristik Penderita, Efek Samping Obat dan
Putus Asa Berobat Tuberkulosis Paru. Higeia Journal of Public Health Research and
Development. 3 (4): 625-634.
FORMAT PENGKAJIAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. B DENGAN MASALAH KEPERAWATAN


KETIDAKEFEKTIFAN BERSIHAN JALAN NAFAS
DI RUANG DAHLIA
RSUD Dr. HARDJONO PONOROGO

Oleh :
Kelompok 1 / 4B

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
2020
ASUHAN KEPERAWATAN
DENGAN MASALAH KEPERAWATAN TB PARU

Tgl Pengkajian : 05 Februari 2020 No. Register : 01. 2X .XX


Jam Pengkajian : 10.00
Ruang / Kelas :- Tgl MRS : 01 Februari 2020

I. IDENTITAS

1.Identitas Pasien 2.Identitas Penanggung Jawab


Nama : Ny. B Nama : Tn. A
Umur : 60 Umur : 25
Jenis Kelamin : Perempuan Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SD Pekerjaan : Pegawai Bank
Pekerjaan : Ibu rumah tangga Alamat : Jl. Srikandi
Gol. Darah :- Hubungan dengan klien : Anak
Alamat : Jl. Srikandi

II. KELUHAN UTAMA


1. Keluhan Utama Saat MRS
Klien mengatakan daerah dada terasa sakit pada saat batuk seperti ditusuk-tusuk
yang bersifat hilang timbul dan menyebar ke area dada kiri dan kanan selama ±5-
10 menit.
2. Keluhan Utama Saaat Pengkajian
Batuk  dengan dahak susah dikeluarkan.

III. DIAGNOSA MEDIS


TB Paru

IV. RIWAYAT KESEHATAN


1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien datang dengan keluhan pada dada saat batuk seperti tertusuk-tusuk.
2. Riwayat Kesehatan Yang Lalu
Klien mengatakan pernah dirawat di rumah sakit sebelum ini dengan keluhan
yang sama.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien mengatakan keluarga tidak ada yang menderita penyakit yang sama.
V. RIWAYAT KEPERAWATAN KLIEN
1. Pola Aktivitas Sehari-hari (ADL)

ADL Di Rumah Di Rumah Sakit


Pola pemenuhan kebutuhan -Klien mengatakan -klien mengatakan makan
nutrisi dan cairan (makan & makan 3x sehari, 3x sehari dengan porsi
minum) komposisi nasi, lauk, rumah sakit habis,
buah dan sayur komposisi nasi, lauk,
buah dan sayur
-minum 5-6 gelas sehari -minum 4 gelas/hari
dalam 24 jam 1200 liter kurang lebih 800 liter dan
air putih, teh kadang susu mendapat terapi infuse
D5 drip amino 21 tetes

Pola Eliminasi Klien mengatakan BAK Klien mengatakan BAK


BAK kurang lebih 4x sehari , kurang lebih 2x sehari,
warna urine normal, dan warna urine normal, dan
bau urine normal bau urine normal , tidak
terpasang kateter

BAB Klien mengatakan BAB Klien mengatakan BAB


1x sehari dengan bau 1x sehari dengan bau
khas, dengan feses warna khas, dengan feses warna
kuning, lunak tidak ada kuning, lunak tidak ada
darah darah
Pola Istirahat Tidur Klien mengatakan tidur Klien mengatakan tidur
kurang lebih 8 jam pada kurang lebih 5-6 jam/hari,
malam dan 2 jam tidur terbangun jika klien
siang dengan kualitas merasa haus dan
nyenyak mendengar suara
keluarga pasien lain

Pola Kebersihan Diri (PH) 2X sehari mandi, keramas 1x sehari mandi, tidak
3x seminggu, 2x sehari keramas, 1x sehari gosok
gosok gigi, keadaan kuku gigi, keadaan kuku bersih
bersih dan tidak panjang, dan tidak panjang, ganti
ganti baju 2x sehari baju 1x sehari

Aktivitas Lain Aktivitas dilakukan Aktivitas di rumah sakit


seperti biasa pagi ke hanya berbaring di tempat
sawah sampai siang, sore tidur dan tergantung/
berangkat lagi sebelum dibantu keluarga
akhirnya masuk Rumah
Sakit

2. Riwayat Psikologi
Klien mengatakan harapan untuk cepat sembuh dan dapat beraktivitas kembali
seperti biasanya.
3. Riwayat Sosial
Klien mengatakan hubungan dengan keluarga dan tetangga baik.
4. Riwayat Spiritual
Klien mengatakan tidak melakukan sholat 5 waktu dikarenakan keadaan badannya
masih lemas dan hanya dapat berdo’a agar cepat sembuh dari penyakit yang
diderita sekarang.
VI. PEMERIKSAAN FISIK
A. Keadaan Umum
Keadaan klien lemas dan merintih kesakitan pada dada saat batuk.
B. Pemeriksaan Tanda-tanda Vital
Saat Pengkajian
TD : 130/7 0 mmHg S : 37,5 OC
N : 78X/menit RR : 26 X/Menit

C. Pemeriksaan Wajah
- Mata : bentuk simetris, konjungtiva pucat, ukuran pupil normal
- Hidung : bentuk simetris, tidak ada sekret, tidak menggunakan alat
bantu, tidak ada perdarahan.
- Mulut : bibir kering, gigi agak kotor, tidak ada gangguan bicara.
- Telinga : bentuk simetris, tidak ada alat bantu pendengaran.
D. Pemeriksaan Kepala dan Leher
- Kepala : bentuk simetris, warna rambut hitam, tidak ada benjolan, tidak
ada lesi, tidak ada nyeri tekan.
- Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
E. Pemeriksaan Thoraks/dada
Bentuk dada simetris, pergerakan nafas cepat, pola nafas batuk kering, sputum
kental, frekuensi pernafasan takipnea ( 26x/menit), bunyi nafas tambahan
ronchi (+).
F. Pemeriksaan Abdomen
Bentuk simetris, Tidak ada benjolan, tidak ada lesi, bising usus normal, tidak
ada pembesaran hepar, tidak ada pembesaran ginjal.
G. Pemeriksaan Genetalia dan Rektal
Tidak terpasang kateter , bersih
H. Pemeriksaan Penggung dan Tulang Belakang
Tidak ada lesi pada kulit punggung, tidak ada nyeri tekan
I. Pemeriksaan Ekstremitas/musculoskeletal
Tidak terdapat fraktur di bagian tubuh manapun 5 5
J. Pemeriksaan Fungsi Pendengaran/ Penghidu/ Tenggorokan
- Pendengaran normal, tidak ada gangguan
- Penghidu normal, tidak ada gangguan
- Tenggorokan adanya nyeri tekan
K. Pemeriksaan Fungsi Penglihatan
Penglihatan normal, baik
L. Pemeriksaan Fungsi Neorologis
- N1 : Pasien dapat membedakan bau-bauan
- N2 : Pasien mampu menggerakkan bola mata dan pupil
- N3 : Pasien mampu menggerakkan bola mata dengan baik
- N4 : Pasien mampu merespon pupil terhadap cahaya
- N5 : Pasien mampu membedakan halus dan kasar
- N6 : Pasien mampu menggerakkan bola mata
- N7 : Pasien mampu mengangkat alis dengan baik
- N8 : Pasien mampu mendengar dengan baik
- N9 : Pasien mampu menelan dengan baik
- N10 : Pasien mampu berbicara dengan baik
- N11 : Pasien mampu menengok
- N12 : Pasien mampu menggerakkan lidah
M. Pemeriksaan Kulit/Integument
Kulit tampak kotor, tidak ada lesi, tidak sianosis, turgor kulit baik, teraba
panas.
N. Pemeriksaan Penunjang / Diagnostik Medik
Tanggal : 04 Februari 2020
Hasil : TB Paru Aktif  (kesan proses spesifik)
Lab darah : 04 Februari 2020
Nilai Abnormal Nilai Normal

HB : 10,7 gr % HB : 14-16 gr %
Loukosit : 12.900 nm³ Leukosit : 5000-10.000 nm
LED 15-30  mm/jam LED 10-20 mm/jam

ANALISA DATA

Nama : Ny. B
Umur : 60
No.Reg : 01.2X.XX

Tanggal/Jam Kelompok Data Masalah/Problem Penyebab/Etiologi


05/02/2020 Ds. Pasien mengatakan Bersihan jalan nafas Penumpukan sekret
10.00  Batuk dengan dahak tidak efektif kental pada rongga
yang sulit dikeluarkan broncus
 Sesak bila beraktivitas
 Keringat dingin pada
malam hari
 Dada terasa sakit pada
saat batuk
Do.
 Sputum kental
 Takipnea
 Ronki (+)
 Loukosit : 12.900 mm³
 LED 15-30  mm/jam
 FotoThorak :
Hasil : TB
ParuAktif  (kesan
proses spesifik)
 Respirasi : 26x/menit

05/02/2020 Ds. Pasien mengatakan Perubahan nutrisi Tidak nafsu makan


14.00  Badan lemas kurang dari
 Mulut kering kebutuhan tubuh

 Kurang nafsu makan

Do.
 K/U Lemas
 BB tidak ideal (kurang
5kg dari BBI)
 Porsi makan yang
dihabiskan ½ porsi
 Keadaan rongga mulut:
kering
RENCANA ASUHAN KEPERWATAN

Nama : Ny. B
Umur : 60
No.Reg : 01.2X.XX

No. Diagnosa Keperawatan Tujuan/Kriteria Hasil Intervensi Rasional TTD

1 Bersihan jalan nafas Bersihan jalan nafas efektif 1. Kaji  pola nafas, frekuensi, 1. Sebagai tindakan lanjut
inefektif b/d Penumpukan dengan kriteri : irama dan ke dalaman untuk mengetahui pola
sekret kental dalam rongga nafas pasien.
 Batuk hilang
beruncus yang ditandai 2. Catat kemampuan untuk
 Dada sakit saat batuk
dengan mengeluarkan sputum dan 2. Sputum yang berdarah dan
hilang
DS : Pasienmengatakan karakter sputum. kental diakibatkan oleh
 Sesak hilang
kerusakan paru atau luka
 Batuk dengan  Ronki hilang
3. Atur posisi semi fowler bronchial
dahak susah  Sputum (-)
terhadap pasien
dikeluarkan  Leukosit normal (4.500-
3. Posisi memaksimalkan
 Sesak bila 11.000mm)
4. Ajar latihan batuk efektif. ekspensi paru dan
beraktivitas  LED normal (<
menurunkan upaya
 Keringat dingin 15mm/1jam)
5. Pertahankan masukan pernapasan
pada malam hari  Photo thorax tidak ada
cairan sedikitnya
 Dada terasa sakit kelainan. 2500ml/hari kecuali 4. Untuk memudahkan
pada saat batuk  Respirasi normal (16- kontraindikasikan. pengeluaran lender atau
20x/menit) secret.

DO :
5. Membantu mengencerkan
 Sputum kental secret sehingga mudah
 Takipnea dikeluarkan

 Ronki (+)
 Loukosit : 12.900
mm³
 LED 15-
30  mm/jam
 FotoThorak :
Hasil : TB
ParuAktif  (kesan
proses spesifik)
 Respirasi :
26x/menit

2 Perubahan nutrisi kurang Kebutuhan nutrisi dapat 1. Kaji pola makan dan 1. Sebagai bahan inforasi
dari kebutuhan tubuh b/d terpenuhi dengan kriteria Tanyakan tentang tentang jumlah intake dan
Anoreksia yang ditandai sebagai berikut: makanan kesukaan pasien sebagai patokan untuk
dengan dan makanan yang tidak intervensi selanjutnya
DS : Pasien Mengatakan disukai oleh pasien.
 Nafsu makan meningkat
 Badan Lemas  Porsi makan dihabiskan
2. Timbang BB setiap hari
 Mulut Kering  K/U baik 2. Untuk mengetahui status

 Kurang nafsu  BB normal (54 kg) perkembangan nutrisi


3. Kolaborasi dengan tim gizi
makan protein.
dalam pemberian diet yang
tepat.
DO :
3. Diet yang tepat

 K/U Lemah mempercepat proses

 BB 49 (tidak ideal) penyembuhan.

 Porsimakan yang
dihabiskan ½ porsi
 Keadaan rongga
mulut : kering
CATATAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Nama : Ny. B
Umur : 60
No.Reg : 01.2X.XX

No. Tanggal/Jam Tindakan Keperawatan Respon TTD


Dx.

1 05/02/2020 1. Mengkaji  pola nafas, frekuensi, irama dan 1. Bunyi nafas ronkhi bawah
10.00 ke dalaman RR : 23×/menit
2. Mencatat kemampuan untuk mengeluarkan 2. Pasien mampu mengeluarkan sputum dan dibuang
sputum dan karakter sputum. pada baskom kecil yang berisi air
3. Mengatur posisi semi fowler terhadap 3. Pasien Kooperatif
pasien 4. Pasien Kooperatif. Pasien mampu mempraktekkan
4. Mengajarkan latihan batuk efektif. batuk efektif dan nafas dalam
5. Mempertahankan masukan cairan sedikitnya 5. Pasien terpasang infuss
2500ml/hari kecuali kontraindikasikan.

2 05/02/2020 1. Mengkaji pola makan dan tanyakan tentang 1. Pasien makan 3x sehari dengan porsi kecil
14.00 makanan kesukaan pasien dan makanan 2. BB pasien kurang dari BBI
yang tidak disukai oleh pasien.
2. Menimbang BB setiap hari 3. Pasien dianjurkan diet BAB
3. Berkolaborasi dengan tim gizi dalam
pemberian diet yang tepat.
CATATAN PERKEMBANGAN KEPERAWATAN

Nama : Ny. B
Umur : 60
No.Reg : 01.2x.xx

No. Tanggal/Jam Perkembangan TTD


Dx.

1 05/02/2020 S : Klien mengatakan nyeri pada dada saat batuk sudah


berkurang
O : batuk jarang sputum encer
A : masalah belum teratasi
P : rencana dilakukan no 1,2, 4, dan 5

2 05/02/2020 S : Klien mengatakan nafsu makan bertambah, dan masih


lemah
O : Klien menghabiskan ¾ porsi makan
A : masalah teratasi sebagian
P : rencana dilanjutkan no 2 dan 3

3 06/02/2020 S : Klien mengatakan sesak (-)


O : Batuk jarang, tidak ada sputum
A : Masalah teratasi sebagian
P : Rencana dilanjutkan no 2 dan 4
4 06/02/2020 S : Klien mengatakan nafsu makan bertambah, agak lemas
O : klien habis 1 porsi makan
A : Masalah teratasi sebagian
P : rencana dilanjutkan

5 07/02/2020 S : Klien mengatakan sudah tidak sesak


O : Klien sudah tidak batuk , tidak ada sputum
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan, dilanjutkan discard planning :
- Jadwal kontrol 09 Februari 2020
- Terapi obat

6 07/02/2020 S : Klien mengatakan nafsu makan bertambah


O : klien habis 1 porsi makan
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan

Anda mungkin juga menyukai