PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian/definisi dari nikah siri
2. Mengetahui faktor yang melatarbelakangi terjadinya pernikahan siri
3. Mengetahui bagaimana hukum pernikahan siri
4. Mengetahui dampak dari pernikahan sirri
BAB II
PEMBAHASAN
Secara literal Nikah Sirri berasal dari bahasa Arab “nikah” yang
menurut bahasa artinya mengumpulkan, saling memasukkan, dan
digunakan untuk arti bersetubuh (wathi). Sedangkan kata Sirri berasal
dari bahasa Arab “Sirr” yang berarti rahasia. Nikah sirri dapat diartikan
sebagai pernikahan yang rahasia atau dirahasiakan. Dikatakan sebagai
pernikahan yang dirahasiakan karena prosesi pernikahan semacam ini
sengaja disembunyikan dari publik dengan berbagai alasan, dan biasanya
dihadiri hanya oleh kalangan terbatas keluarga dekat, tidak dipestakan
dalam bentuk resepsi walimatul ursy secara terbuka untuk umum.
Yang biasanya bisa jadi korban akibat adanya perkawinan model ini,
yang biasanya muncul jika ada masalah, bentrokan dan suatu
kepentingan, dalam bentuk pengingkaran terjadinya perkawinan di
bawah tangan yang dilakukan dan tak jarang pula anak yang dilahirkan
dalam perkawinan itu juga tidak diakui. Terkadang muncul juga
permasalahan juga dalam hal pembagian waris.
Secara umum nikah sirri dapat disebabkan oleh beberapa factor, yaitu:
Berikut ini adalah pendapat para ulama Islam tentang nikah siri.
. او عن جما عة ولو اهل منزل,هو الذي يو صي فيه الزوج الشهود مكتمه عن امراته
Hukum nikah sirri secara agama adalah sah atau legal dan
dihalalkan atau diperbolehkan jika syarat dan rukun nikahnya terpenuhi
pada saat nikah sirih digelar. Pada prinsipnya, selama nikah siri itu
memenuhi rukun dan syarat nikah yang disepakati ulama, maka dapat
dipastikan hukum nikah itu pada dasarnya sudah sah. Hanya saja
bertentangan dengan perintah Nabi saw, yang menganjurkan agar nikah
itu terbuka dan diumumkan kepada orang lain agar tidak menjadi fitnah.
Sesuai hadis Nabi saw :
فصل مابين الحالل والحرام الضرب بالدف:وروى أحمد وغيره عن ابن حاطب
Artinya :
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
pernikahan siri adalah sah jika syarat dan rukunnya terpenuhi, namun kita
sebagai warga negara yang baik haruslah taat terhadap hukum dalam hal ini
undang-undang perkawinan yang telah pemerintah tetapkan. Karena sebaiknya
pernikahan itu dilaksanakan secara terbuka dan diumumkan kepada orang lain
agar tidak menjadi fitnah. Mengenai sebaian orang yang beranggapan bahwa
lebih baik nikah siri dari pada zinah itu memang benar, namun jika itu hanya
untuk menyalurkan hawa nafsu saja itu yang tidak dibenarkan. Karena pada
dasarnya sesuatu yang diawali dengan niat yang tidak baik, pada akhirnya akan
menimbulkan ke-mudharratan. Sehingga perlu adanya penyuluhan mengenai
dampak yang muncul dari pernikahan siri.
DAFTAR PUSTAKA