Anda di halaman 1dari 34

KOREKSI KETIDAKSEIMBANGAN

CAIRAN DAN ELEKTROLIT

BY: SHOLIHATUL MAGHFIRAH, S.Kep., Ns., M.Kep.


Penggantian Cairan elektrolit melalui
enteral
1. Oral
Diberikan jika pasien tidak muntah, tidak
mengalami kehilangan cairan dalam jumlah
besar, tidak mengalami obstruksi mekanis di
saluran gastrointestinal
2. Selang pemberi makan (NGT)
Diberikan jika saluran gastrointestinal sehat
tetapi klien tidak mampu menelan cairan
(post bedah oral, kerusakan refleks menelan)
Penggantian Cairan elektrolit melalui
parenteral
1. Nutrisi Parenteral Total
Nutrisi dalam bentuk larutan hipertonik yg
adekuat, terdiri dari glukosa dan nutrien lain
serta elektrolit yg diberikan melalui kateter IV
sentral atau kateter IV menetap.
2. Terapi Intravena
Tujuan: Untuk mengoreksi atau mencegah
gangguan cairan dan elektrolit
Tipe Larutan IV
1. Hipotonik
• Osmolaritasnya < serum (konsentrasi ion
Na+ < dibandingkan serum) → larut dalam
serum, dan menurunkan osmolaritas
serum.
• Cairan “ditarik” dari dalam pembuluh darah
keluar ke jaringan sekitarnya (prinsip cairan
berpindah dari osmolaritas rendah ke
osmolaritas tinggi), sampai akhirnya
mengisi sel-sel yang dituju.
• Digunakan pada keadaan: sel “mengalami”
dehidrasi, misalnya pada pasien cuci darah
(dialisis) dalam terapi diuretik, juga pada pasien
hiperglikemia (kadar gula darah tinggi) dengan
ketoasidosis diabetik.
• Komplikasi yang membahayakan adalah
perpindahan tiba-tiba cairan dari dalam
pembuluh darah ke sel, menyebabkan kolaps
kardiovaskular dan peningkatan tekanan
intrakranial (dalam otak) pada beberapa orang.
• Contohnya adalah NaCl 0,45% dan Dekstrosa
2,5%.
2. Isotonik
• osmolaritas (tingkat kepekatan) cairannya
mendekati serum (bagian cair dari komponen
darah), sehingga terus berada di dalam
pembuluh darah.
• Bermanfaat pada pasien yang mengalami
hipovolemi (kekurangan cairan tubuh,
sehingga tekanan darah terus menurun).
• Memiliki risiko terjadinya overload (kelebihan
cairan), khususnya pada penyakit gagal
jantung kongestif dan hipertensi.
• Contohnya adalah cairan Ringer-Laktat (RL),
dan normal saline/larutan garam fisiologis
(NaCl 0,9%).
3. Hipertonik
• Osmolaritasnya lebih tinggi dibandingkan serum,
sehingga “menarik” cairan dan elektrolit dari
jaringan dan sel ke dalam pembuluh darah.
• Mampu menstabilkan tekanan darah,
meningkatkan produksi urin, dan mengurangi
edema (bengkak).
• Penggunaannya kontradiktif dengan cairan
hipotonik.
• Misalnya Dextrose 5%, NaCl 45% hipertonik,
Dextrose 5%+Ringer-Lactate, Dextrose 5%+NaCl
0,9%, produk darah (darah), dan albumin.
Jenis Larutan IV:
1. Kristaloid:
Bersifat isotonik, maka efektif dalam mengisi sejumlah
volume cairan (volume expanders) ke dalam pembuluh
darah dalam waktu yang singkat, dan berguna pada
pasien yang memerlukan cairan segera. Misalnya
Ringer-Laktat dan garam fisiologis.
2. Koloid:
Ukuran molekulnya (biasanya protein) cukup besar
sehingga tidak akan keluar dari membran kapiler, dan
tetap berada dalam pembuluh darah, maka sifatnya
hipertonik, dan dapat menarik cairan dari luar
pembuluh darah. Contohnya adalah albumin dan
steroid.
Tabel kandungan cairan kristaloid
K Ca Glukosa Laktat Asetat
Cairan Tonusitas Na(mmol/l) Cl(mmol/l)
(mmol/) (mmol/l) (mg/dl) (mmol/l) (mmol/l)
NaCl 0,9 308
154 154
% (isotonus)
154
½ Saline 77 77
(hipotonus)
Dextrose 253
5000
5 % (hipotonus)
561
D5NS 154 154 5000
(hipertonus
330
D5 ¼NS 38,5 38,5 5000
(isotonus)
2/3 D &
Hipertonus 51 51 3333
1/3 S
Ringer 273
130 109 4 3 28
Laktat (isotonus)
273
D5 RL 130 109 4 3 50 28
(isotonus)
Ringer 273,4
130 109 4 3 28
Asetat (isotonus)
Jenis-jenis Cairan Infus
1. Assering/ Ringer asetat
Indikasi:
Dehidrasi (syok hipovolemik dan asidosis)
pada kondisi: gastroenteritis akut, demam
berdarahdengue (DHF), luka bakar, syok
hemoragik, dehidrasi berat, trauma.
Komposisi:Setiap liter asering mengandung:
• Na 130 mEq
• K 4 mEq
• Cl 109 mEq
• Ca 3 mEq
• Asetat (garam) 28 mEq
Keunggulan:
1. Asetat dimetabolisme di otot, dan masih dapat
ditoleransi pada pasien yang mengalami gangguan hati
2. Pada pemberian sebelum operasi sesar, RA
mengatasi asidosis laktat lebih baik dibanding RL pada
neonatus
3. Pada kasus bedah, asetat dapat mempertahankan suhu
tubuh sentral pada anestesi denganisofluran
4. Mempunyai efek vasodilator
5. Pada kasus stroke akut, penambahan MgSO4 20 %
sebanyak 10 ml pada 1000 ml RA, dapat meningkatkan
tonisitas larutan infus sehingga memperkecil
risiko memperburuk edema serebral
2. KA-EN 1B
Indikasi:
1. Sebagai larutan awal bila status elektrolit pasien
belum diketahui, misal pada kasus
emergensi(dehidrasi karena asupan oral
tidak memadai, demam)
2. < 24 jam pasca operasi
3. Dosis lazim 500-1000 ml untuk sekali pemberian
secara IV. Kecepatan sebaiknya 300-
500 ml/jam(dewasa) dan 50-100 ml/jam pada
anak-anak
4. Bayi prematur atau bayi baru lahir, sebaiknya tidak
diberikan lebih dari 100 ml/jam
3. KA-EN 3A & KA-EN 3B
Indikasi:
1. Larutan rumatan nasional untuk memenuhi
kebutuhan harian air dan elektrolit
dengankandungan kalium cukup untuk
mengganti ekskresi harian, pada keadaan
asupan oral terbatas
2. Rumatan untuk kasus pasca operasi (> 24-48
jam)
3. Mensuplai kalium sebesar 10 mEq/L untuk KA-
EN 3A
4. Mensuplai kalium sebesar 20 mEq/L untuk KA-
EN 3B
4. KA-EN MG3
Indikasi :
1. Larutan rumatan nasional untuk memenuhi
kebutuhan harian air dan elektrolit
dengankandungan kalium cukup untuk
mengganti ekskresi harian, pada keadaan
asupan oral terbatas
2. Rumatan untuk kasus pasca operasi (> 24-48
jam)
3. Mensuplai kalium 20 mEq/L
4. Rumatan untuk kasus dimana suplemen NPC d
ibutuhkan 400 kcal/L
5. KA-EN 4A
Indikasi:
1. Merupakan larutan infus rumatan untuk bayi dan anak
2. Tanpa kandungan kalium, sehingga dapat diberikan
pada pasien dengan berbagai kadarkonsentrasi kalium
serum normal
3. Tepat digunakan untuk dehidrasi hipertonikKomposisi
(per 1000 ml):
• Na 30 mEq/L
• K 0 mEq/L
• Cl 20 mEq/L
• Laktat 10 mEq/L
• Glukosa 40 gr/L
6. KA-EN 4B
Indikasi:
1. Merupakan larutan infus rumatan untuk bayi dan
anak usia kurang 3 tahun
2. Mensuplai 8 mEq/L kalium pada pasien sehingga
meminimalkan risiko hipokalemia
3. Tepat digunakan untuk dehidrasi hipertonik
Komposisi:
Na 30 mEq/L
K 8 mEq/L
Cl 28 mEq/L
Laktat 10 mEq/L
Glukosa 37,5 gr/L
7. NaCl 0,9%
Komposisi: Na: 154 mmol/L, Cl: 154 mmol/L
Indikasi:
1. Untuk resusitasi
2. Kehilangan Na > Cl, misal diare
3. Sindrom yang
berkaitan dengan kehilangan natrium (asidosis
diabetikum, insufisiensi adrenokortikal, luka
bakar)
• Kontra indikasi: hipertonik usus, hiponatremia,
retensi cairan. Pengawasan ketat pada CHF,
insufisiensi renal, hipertensi, edema perifer
dan edema paru.
• Penggunaan jumlah besar mengakibatkan
akumulasi natrium, edema jaringan
8. Ringer Laktat
Komposisi (mmol/100ml): Na: 130-140, K: 4-
5, Ca: 2-3, Cl: 109=110, basa: 28-30
Indikasi:
1.Resusitasi
2.Suplai ion bikarbonat
3.Asidosis metabolik
Hati-hati pemberian pada penderita edema
perifer
9. MARTOS-10
Komposisi: maltosa
Indikasi:
1. Suplai air dan karbohidrat secara
parenteral pada penderita diabetik
2. Keadaan kritis lain yang membutuhkan
nutrisi eksogen seperti tumor, infeksi
berat, stres beratdan defisiensi protein
3. Dosis: 0,3 gr/kg BB/jam
4. Mengandung 400 kcal/L
10. AMIPAREN
Komposisi (per liter): asam amino bebas 100
gram, N: 15,7 gram, Na 2 mEq, Asetat 120
mEq.
Indikasi:
1. Stres metabolik berat
2. Luka bakar
3. Infeksi berat
4. Kwasiokor
5. Pasca operasi
6. Total Parenteral Nutrition
7. Dosis dewasa 100 ml selama 60 menit
Kontra Indikasi:
• Koma hepatikum
• Gangguan fungsi ginjal
• Metabolisme asam amino yang abnormal
11. AMINOVEL-600
Komposisi (tiap liter): amino acid (L-form) 50g, D-
sorbitol 100g, ascorbic acid 400mg, inositol
500mg, nicotinamide 60mg, pyridoxine HCl 40mg,
riboflavin sodium phosphate 2,5mg, elektrolit:
Sodium 35 mEq, potassium 25 mEq, magnesium 5
mEq, acetate 35 mEq, maleate 22 mEq, chloride
38 mEq.
Indikasi:
1. Nutrisi tambahan pada gangguan saluran GI
2. Penderita GI yang dipuasakan
3. Kebutuhan metabolik yang meningkat (misal
luka bakar, trauma dan pasca operasi)
4. Stres metabolik sedang
5. Dosis dewasa 500 ml selama 4-6 jam (20-30 tpm)
12. PAN-AMIN G
Setiap liter mengandung:
• L-arginine HCl 2,7g, L-histidine HCl H2O 1,3g,
L-isoleucine 1,8g, L-leucine 4,1g, L-lysine HCl
6,2g, L-methionine 2,4g, L-phenyilalanine
2,9g, L-threonine 1,8g, L-tryptophane 0,6g, L-
valine 2g, glycine 3,4g, D-sorbitol 50g, air.
• Indikasi:
1. Suplai asam amino pada hiponatremia
dan stres metabolik ringan
2. Nutrisi dini pasca operasi
3. Tifoid
Prosedur Pemasangan Infus
Alat:
• Larutan
• IV kateter (abocath, surflo, venflon) sesuai
ukuran:
- Dewasa: No. 14-20
- Untuk bedah mayor: No. 16
- Untuk transfusi: No.18
- Anak-anak: No. 22-24
- Infant: No. 24-25
Kateter infus untuk infant
Venflon

Abocath
• Infus set

Infus set makro

Infus set untuk


transfusi

Infus set mikro


• Alkohol 70%
• Kapas steril dalam kom bertutup
• Torniquet
• Kasa steril
• Plester
• Sarung tangan steril
• Perlak dan pengalas
• Bengkok
• Standart infus
• Gunting Verban
• Bak instrumen
• Alat pencukur (bila perlu)
Memilih lokasi penusukan:
• Hindari daerah penonjolan tulang
• Gunakan vena yang paling distal terlebih
dahulu
• Hindarkan pemasangan di pergelangan
tangan, daerah yang mengalami peradangan,
di ruang antekubital, di ekstremitas yang
sensasinya menurun, di tangan yang dominan
Menghitung tetesan infus:
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑐𝑎𝑖𝑟𝑎𝑛 𝑥 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑡𝑒𝑠𝑎𝑛
𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 (𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡)
Keterangan:
Faktor tetesan/drip faktor:
• Dewasa (makro): 15 atau 20 tetes/menit
• Anak-anak (mikro): 60 tetes/menit
Contoh:
• Diketahui Cairan infus 1000 ml, Faktor tetesan
20 tetes/menit, harus habis dalam waktu 6
jam. Berapa tetes infus per menitnya?
1000𝑥 20
= 55,56 dibulatkan 56 tetes permenit
6𝑥60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

Anda mungkin juga menyukai