Penggantian Cairan elektrolit melalui enteral 1. Oral Diberikan jika pasien tidak muntah, tidak mengalami kehilangan cairan dalam jumlah besar, tidak mengalami obstruksi mekanis di saluran gastrointestinal 2. Selang pemberi makan (NGT) Diberikan jika saluran gastrointestinal sehat tetapi klien tidak mampu menelan cairan (post bedah oral, kerusakan refleks menelan) Penggantian Cairan elektrolit melalui parenteral 1. Nutrisi Parenteral Total Nutrisi dalam bentuk larutan hipertonik yg adekuat, terdiri dari glukosa dan nutrien lain serta elektrolit yg diberikan melalui kateter IV sentral atau kateter IV menetap. 2. Terapi Intravena Tujuan: Untuk mengoreksi atau mencegah gangguan cairan dan elektrolit Tipe Larutan IV 1. Hipotonik • Osmolaritasnya < serum (konsentrasi ion Na+ < dibandingkan serum) → larut dalam serum, dan menurunkan osmolaritas serum. • Cairan “ditarik” dari dalam pembuluh darah keluar ke jaringan sekitarnya (prinsip cairan berpindah dari osmolaritas rendah ke osmolaritas tinggi), sampai akhirnya mengisi sel-sel yang dituju. • Digunakan pada keadaan: sel “mengalami” dehidrasi, misalnya pada pasien cuci darah (dialisis) dalam terapi diuretik, juga pada pasien hiperglikemia (kadar gula darah tinggi) dengan ketoasidosis diabetik. • Komplikasi yang membahayakan adalah perpindahan tiba-tiba cairan dari dalam pembuluh darah ke sel, menyebabkan kolaps kardiovaskular dan peningkatan tekanan intrakranial (dalam otak) pada beberapa orang. • Contohnya adalah NaCl 0,45% dan Dekstrosa 2,5%. 2. Isotonik • osmolaritas (tingkat kepekatan) cairannya mendekati serum (bagian cair dari komponen darah), sehingga terus berada di dalam pembuluh darah. • Bermanfaat pada pasien yang mengalami hipovolemi (kekurangan cairan tubuh, sehingga tekanan darah terus menurun). • Memiliki risiko terjadinya overload (kelebihan cairan), khususnya pada penyakit gagal jantung kongestif dan hipertensi. • Contohnya adalah cairan Ringer-Laktat (RL), dan normal saline/larutan garam fisiologis (NaCl 0,9%). 3. Hipertonik • Osmolaritasnya lebih tinggi dibandingkan serum, sehingga “menarik” cairan dan elektrolit dari jaringan dan sel ke dalam pembuluh darah. • Mampu menstabilkan tekanan darah, meningkatkan produksi urin, dan mengurangi edema (bengkak). • Penggunaannya kontradiktif dengan cairan hipotonik. • Misalnya Dextrose 5%, NaCl 45% hipertonik, Dextrose 5%+Ringer-Lactate, Dextrose 5%+NaCl 0,9%, produk darah (darah), dan albumin. Jenis Larutan IV: 1. Kristaloid: Bersifat isotonik, maka efektif dalam mengisi sejumlah volume cairan (volume expanders) ke dalam pembuluh darah dalam waktu yang singkat, dan berguna pada pasien yang memerlukan cairan segera. Misalnya Ringer-Laktat dan garam fisiologis. 2. Koloid: Ukuran molekulnya (biasanya protein) cukup besar sehingga tidak akan keluar dari membran kapiler, dan tetap berada dalam pembuluh darah, maka sifatnya hipertonik, dan dapat menarik cairan dari luar pembuluh darah. Contohnya adalah albumin dan steroid. Tabel kandungan cairan kristaloid K Ca Glukosa Laktat Asetat Cairan Tonusitas Na(mmol/l) Cl(mmol/l) (mmol/) (mmol/l) (mg/dl) (mmol/l) (mmol/l) NaCl 0,9 308 154 154 % (isotonus) 154 ½ Saline 77 77 (hipotonus) Dextrose 253 5000 5 % (hipotonus) 561 D5NS 154 154 5000 (hipertonus 330 D5 ¼NS 38,5 38,5 5000 (isotonus) 2/3 D & Hipertonus 51 51 3333 1/3 S Ringer 273 130 109 4 3 28 Laktat (isotonus) 273 D5 RL 130 109 4 3 50 28 (isotonus) Ringer 273,4 130 109 4 3 28 Asetat (isotonus) Jenis-jenis Cairan Infus 1. Assering/ Ringer asetat Indikasi: Dehidrasi (syok hipovolemik dan asidosis) pada kondisi: gastroenteritis akut, demam berdarahdengue (DHF), luka bakar, syok hemoragik, dehidrasi berat, trauma. Komposisi:Setiap liter asering mengandung: • Na 130 mEq • K 4 mEq • Cl 109 mEq • Ca 3 mEq • Asetat (garam) 28 mEq Keunggulan: 1. Asetat dimetabolisme di otot, dan masih dapat ditoleransi pada pasien yang mengalami gangguan hati 2. Pada pemberian sebelum operasi sesar, RA mengatasi asidosis laktat lebih baik dibanding RL pada neonatus 3. Pada kasus bedah, asetat dapat mempertahankan suhu tubuh sentral pada anestesi denganisofluran 4. Mempunyai efek vasodilator 5. Pada kasus stroke akut, penambahan MgSO4 20 % sebanyak 10 ml pada 1000 ml RA, dapat meningkatkan tonisitas larutan infus sehingga memperkecil risiko memperburuk edema serebral 2. KA-EN 1B Indikasi: 1. Sebagai larutan awal bila status elektrolit pasien belum diketahui, misal pada kasus emergensi(dehidrasi karena asupan oral tidak memadai, demam) 2. < 24 jam pasca operasi 3. Dosis lazim 500-1000 ml untuk sekali pemberian secara IV. Kecepatan sebaiknya 300- 500 ml/jam(dewasa) dan 50-100 ml/jam pada anak-anak 4. Bayi prematur atau bayi baru lahir, sebaiknya tidak diberikan lebih dari 100 ml/jam 3. KA-EN 3A & KA-EN 3B Indikasi: 1. Larutan rumatan nasional untuk memenuhi kebutuhan harian air dan elektrolit dengankandungan kalium cukup untuk mengganti ekskresi harian, pada keadaan asupan oral terbatas 2. Rumatan untuk kasus pasca operasi (> 24-48 jam) 3. Mensuplai kalium sebesar 10 mEq/L untuk KA- EN 3A 4. Mensuplai kalium sebesar 20 mEq/L untuk KA- EN 3B 4. KA-EN MG3 Indikasi : 1. Larutan rumatan nasional untuk memenuhi kebutuhan harian air dan elektrolit dengankandungan kalium cukup untuk mengganti ekskresi harian, pada keadaan asupan oral terbatas 2. Rumatan untuk kasus pasca operasi (> 24-48 jam) 3. Mensuplai kalium 20 mEq/L 4. Rumatan untuk kasus dimana suplemen NPC d ibutuhkan 400 kcal/L 5. KA-EN 4A Indikasi: 1. Merupakan larutan infus rumatan untuk bayi dan anak 2. Tanpa kandungan kalium, sehingga dapat diberikan pada pasien dengan berbagai kadarkonsentrasi kalium serum normal 3. Tepat digunakan untuk dehidrasi hipertonikKomposisi (per 1000 ml): • Na 30 mEq/L • K 0 mEq/L • Cl 20 mEq/L • Laktat 10 mEq/L • Glukosa 40 gr/L 6. KA-EN 4B Indikasi: 1. Merupakan larutan infus rumatan untuk bayi dan anak usia kurang 3 tahun 2. Mensuplai 8 mEq/L kalium pada pasien sehingga meminimalkan risiko hipokalemia 3. Tepat digunakan untuk dehidrasi hipertonik Komposisi: Na 30 mEq/L K 8 mEq/L Cl 28 mEq/L Laktat 10 mEq/L Glukosa 37,5 gr/L 7. NaCl 0,9% Komposisi: Na: 154 mmol/L, Cl: 154 mmol/L Indikasi: 1. Untuk resusitasi 2. Kehilangan Na > Cl, misal diare 3. Sindrom yang berkaitan dengan kehilangan natrium (asidosis diabetikum, insufisiensi adrenokortikal, luka bakar) • Kontra indikasi: hipertonik usus, hiponatremia, retensi cairan. Pengawasan ketat pada CHF, insufisiensi renal, hipertensi, edema perifer dan edema paru. • Penggunaan jumlah besar mengakibatkan akumulasi natrium, edema jaringan 8. Ringer Laktat Komposisi (mmol/100ml): Na: 130-140, K: 4- 5, Ca: 2-3, Cl: 109=110, basa: 28-30 Indikasi: 1.Resusitasi 2.Suplai ion bikarbonat 3.Asidosis metabolik Hati-hati pemberian pada penderita edema perifer 9. MARTOS-10 Komposisi: maltosa Indikasi: 1. Suplai air dan karbohidrat secara parenteral pada penderita diabetik 2. Keadaan kritis lain yang membutuhkan nutrisi eksogen seperti tumor, infeksi berat, stres beratdan defisiensi protein 3. Dosis: 0,3 gr/kg BB/jam 4. Mengandung 400 kcal/L 10. AMIPAREN Komposisi (per liter): asam amino bebas 100 gram, N: 15,7 gram, Na 2 mEq, Asetat 120 mEq. Indikasi: 1. Stres metabolik berat 2. Luka bakar 3. Infeksi berat 4. Kwasiokor 5. Pasca operasi 6. Total Parenteral Nutrition 7. Dosis dewasa 100 ml selama 60 menit Kontra Indikasi: • Koma hepatikum • Gangguan fungsi ginjal • Metabolisme asam amino yang abnormal 11. AMINOVEL-600 Komposisi (tiap liter): amino acid (L-form) 50g, D- sorbitol 100g, ascorbic acid 400mg, inositol 500mg, nicotinamide 60mg, pyridoxine HCl 40mg, riboflavin sodium phosphate 2,5mg, elektrolit: Sodium 35 mEq, potassium 25 mEq, magnesium 5 mEq, acetate 35 mEq, maleate 22 mEq, chloride 38 mEq. Indikasi: 1. Nutrisi tambahan pada gangguan saluran GI 2. Penderita GI yang dipuasakan 3. Kebutuhan metabolik yang meningkat (misal luka bakar, trauma dan pasca operasi) 4. Stres metabolik sedang 5. Dosis dewasa 500 ml selama 4-6 jam (20-30 tpm) 12. PAN-AMIN G Setiap liter mengandung: • L-arginine HCl 2,7g, L-histidine HCl H2O 1,3g, L-isoleucine 1,8g, L-leucine 4,1g, L-lysine HCl 6,2g, L-methionine 2,4g, L-phenyilalanine 2,9g, L-threonine 1,8g, L-tryptophane 0,6g, L- valine 2g, glycine 3,4g, D-sorbitol 50g, air. • Indikasi: 1. Suplai asam amino pada hiponatremia dan stres metabolik ringan 2. Nutrisi dini pasca operasi 3. Tifoid Prosedur Pemasangan Infus Alat: • Larutan • IV kateter (abocath, surflo, venflon) sesuai ukuran: - Dewasa: No. 14-20 - Untuk bedah mayor: No. 16 - Untuk transfusi: No.18 - Anak-anak: No. 22-24 - Infant: No. 24-25 Kateter infus untuk infant Venflon
Abocath • Infus set
Infus set makro
Infus set untuk
transfusi
Infus set mikro
• Alkohol 70% • Kapas steril dalam kom bertutup • Torniquet • Kasa steril • Plester • Sarung tangan steril • Perlak dan pengalas • Bengkok • Standart infus • Gunting Verban • Bak instrumen • Alat pencukur (bila perlu) Memilih lokasi penusukan: • Hindari daerah penonjolan tulang • Gunakan vena yang paling distal terlebih dahulu • Hindarkan pemasangan di pergelangan tangan, daerah yang mengalami peradangan, di ruang antekubital, di ekstremitas yang sensasinya menurun, di tangan yang dominan Menghitung tetesan infus: 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑐𝑎𝑖𝑟𝑎𝑛 𝑥 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑡𝑒𝑠𝑎𝑛 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 (𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡) Keterangan: Faktor tetesan/drip faktor: • Dewasa (makro): 15 atau 20 tetes/menit • Anak-anak (mikro): 60 tetes/menit Contoh: • Diketahui Cairan infus 1000 ml, Faktor tetesan 20 tetes/menit, harus habis dalam waktu 6 jam. Berapa tetes infus per menitnya? 1000𝑥 20 = 55,56 dibulatkan 56 tetes permenit 6𝑥60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡