PEMBAHASAN
A. Pengertian Pernikahan
Kata Nikah (حð )نatau pernikahan sudah menjadi kosa kata dalam bahasa
Indonesia, sebagai padanan kata perkawinan ()زواج. Nikah artinya suatu akad yang
menghalalkan pergaulan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang bukan
mahramnya hingga menimbulkan hak dan kewajiban diantara keduanya, dengan
menggunakan lafadz inkah atau tazwij atau terjemahannya.
Dalam pengertian yang luas, pernikahan merupakan ikatan lahir dan batin yang
dilaksanakan menurut syariat Islam antara seorang laki-laki dan seorang perempuan,
untuk hidup bersama dalam satu rumah tangga guna mendapatkan keturunan.
B. Macam-macam Pernikahan dan Hukumnya
1. Nikah Mut’ah
menurut bahasa nikah mut’ah ialah sesuatu yang bisa dimanfaatkan dan
orang senang bagi yang memilikinya. Nikah mut’ah sifatnya sementara tidak
memiliki tujuan yang berterusan dan tujuan nikah mut’ah hanya untuk
merasakan kelazatan (seperti makna dari kata mata’a yaitu kelazatan), dan
memuaskan hawa nafsu. Sedangkan menurut istilah nikah mut’ah ialah pernikahan
yang sifatnya sementara saja. Mazhab Hanafi berpendapat : nikah
mut’ah merupakan suatu akad yang dilakukan kepada seorang wanita yang
tidak mempunyai tujuan dalam sebuah pernikahan seperti hal nya melahirkan
seorang anak serta mendidik keturunan. Akad yang sifatnya semetara, akad itu
berakhir dalam masa yang sudah ditentukan.
Nikah mut’ah terjadi pada zaman jahiliah yaitu pernikahan yang dikenal
sebagai pernikahan yang sementara antara laki-laki dan perempuan. Pernikahan
tersebut berlangsung sampai zaman nabi SAW. Islam menjadikan nikah mut’ah
ini sebagai sesuatu yang diharuskan ketika seseorang berada dalam keadaan
darurat. Maksudnya adalah ketika seorang lelaki sedang dalam perjalanan dalam
peperangan yang memakan waktu cukup lama, sehingga mereka tidak bisa
menahan keperluan biologi mereka. Maka dari itu rosulullah SAW. Mengizinkan
mereka melakukan nikah mut’ah dikarenakan keadaan darurat tersebut.
Kemudian rosulullah SAW. Memutuskan berkenaan nikah mut’ah beliau
mengharamkan pernikahan ini dalam semua keadaan. Rosulullah bersabda yang
artinya “wahai manusia, sesungguhnya aku pernah mengizinkan kamu melakukan
nikah mut’ah dan sesungguhnya Allah sudah mengharamkannya sehingga hari
kiamat. Sesiapa yang pada saat ini sedang melakukan nikah mut’ah, maka dia perlu
meninggalkannya dan jangan kamu ambil kembali apa yang sudah kamu berikan
kepada wanita yang dinikahi secara mut’ah”
BAB III
PENUTUPAN
Kesimpulan
Perkawinan yang sah menurut syara’ adalah perkawinan yang memenuhi rukun
dan syarat-syarat nikah. Terdapat beberapa macam perkawinan yang sah dan tidak
sah di antaranya adalah nikah mut’ah, nikah syighar, nikah muhallil dan nikah masa
iddah, ini adalah nikah yang dilarang atau hukumnya haram, dan nikah sirri,
walaupun pernikahan ini tidak sah dalam hukum negara tetapi nikah sirri ini sah
dalam hukum islam karena memenuhi rukun dan syarat-syarat nikah.
Daftar Pustaka
Maloko, M. Thahir. "Nikah Sirri Perspektif Hukum Islam." Jurnal Sipakalebbi 1.3 (2014).