Disusun Oleh :
TAHUN 2019
1. Thalaq raj'i Dilihat dari segi boleh tidaknya suami rujuk dengan istrinya, maka
talak dibagi menjadi dua, yaitu talak raj'i dan talak ba'in.
A. Talak Raj'i: Talak yang dijatuhkan suami kepada istrinya (talak 1 dan
2) yang belum habis masa iddahnya. Dalam hal ini suami boleh rujuk
pada istrinya kapan saja selama masa iddah istri belum habis.
B. Talak Ba'in: Talak yang dijatuhkan suami pada istrinya yang telah
habis masa iddahnya. Dalam hal ini, talak ba'in terbagi lagi pada 2
yaitu: talak ba'in sughra dan talak ba'in kubra.
Talak ba'in sughra adalah talak yang dijatuhkan suami pada istrinya
(talak 1 dan 2) yang telah habis masa iddahnya. suami boleh rujuk lagi dengan
istrinya, tetapi dengan aqad dan mahar yang baru. sedangkan talak ba'in kubra
adalah talak yang dijatuhkan suami pada istrinya bukan lagi talak 1 dan 2
tetapi telah talak 3. dalam hal ini, suami juga masih boleh kembali dengan
istrinya, tetapi dengan catatan, setelah istrinya menikah dengan orang lain dan
bercerai secara wajar.
Oleh karena itu nikah seseorang dengan mantan istri orang lain dengan
maksud agar mereka bisa menikah kembali (muhallil) maka ia dilaknat oleh
Rasulullah SAW. dalam salah satu haditsnya. * Talak dua: pernyataan talak
yang dijatuhkan sebanyak dua kali dan memungkinkan suami rujuk dengan
istri sebelum selesai masa iddah * Talak tiga: pernyataan talak yang bersifat
final. Suami dan istri tidak boleh rujuk lagi, kecuali sang istri pernah dikawini
oleh orang lain lalu diceraikan olehnya.
2. A. Fasakh
menurut syara’ adalah masa menunggu yang ditetapkan oleh syara’ bagi
wanita yang dicerai oleh suminya baik karena cerai mati atau cerai hidup dan masa
iddah ini hanya berlaku bagi isteri yang sudah di gauli oleh suminya (QS.Al-
Ahzab/33: 49)
B. Khadhonah
secara terminologi berarti mengasuh, memelihara, dan mendidik anak kecil
yang belum mumayyiz. Pensyariatan ini sesuai dengan sabda nabi yang berbunyi :
Artinya “Dari Abdullah bin Umar r.a. bahwa seorang perenpuan pernah berkata : “Ya
Rasulullah sesungguhnya anakku ini adalah perutku yang mengandungnya, susuku
yang memberi makan dan minumnya, serta pangkuanku yang melindunginya,
sedangkan ayahnya telah menceraikan aku, dan maumengambilnya
dariku,”Rasulullah SAW Berkata kepadanya “Engkau lebih berhak dengan anak itu
selama engkau belum kawin.”(H.R. Ahmad dan Abu Dawud)
6. A. Muhrim
artinya orang yang berihram dalam ibadah haji sebelum bertahallul.
B. Mahram
adalah semua orang yang haram untuk dinikahi selamanya karena sebab
keturunan, persusuan dan pernikahan dalam syariat Islam.
7. A. Wali Nasab
terdiri dari empat kelompok dalam urutan kedudukan, kelompok yang satu
didahulukan dari kelompok yang lain sesuai erat tidaknya susunan kekerabatan
dengan calon mempelai wanita (Anda). Kelompok tersebut yakni:
a. Kelompok kerabat laki-laki garis lurus keatas yakni ayah, kakek dari pihak
ayah dan seterusnya.
b. Kelompok kerabat saudara laki-laki kandung, atau saudara laki-laki seayah,
dan keturunan laki-laki mereka.
c. Kelompok kerabat paman, yakni saudara laki-laki kandung ayah, saudara
seayah dan keturunan laki-laki mereka.
d. Kelompok saudara laki-laki kandung kakek, saudara laki-laki seayah kakek
dan keturunan laki-laki mereka.
B. Wali Hakim
ialah wali nikah yang ditunjuk oleh Mentri Agama atau pejabat yang ditunjuk
olehnya, yang diberi hak dan kewenangan untuk bertindak sebagai wali nikah. Wali
hakim baru dapat bertindak sebagai wali nikah apabila wali nasab tidak ada atau tidak
mungkin menghadirkannya atau tidak diketahui tempat tinggalnya atau gaib atau
adlal atau enggan. Dalam hal wali adlal atau enggan maka wali hakim baru dapat
bertindak sebagai wali nikah setelah ada putusan Pengadilan Agama tentang wali
tersebut.