Anda di halaman 1dari 7

BAB 3 THALAQ DAN ZINA

Nama : Nobrinza Fachra


Kelas : XII IPA 6

1. Jelaskan definisi Thalaq menurut arti kata dan istilah !


Pengertian talak menurut bahasa adalah melepas atau pelepasan, Kata Ath-thalaq ( ‫ق‬ ُ َ‫)الطَّال‬
secara makna bahasa adalah isim mashdar kata Thallaqa (َ‫)طَلَّق‬, dan suatu isim mashdar
menyamai mashdhar dari sisi makna tetapi berbeda dari segi huruf-hurufnya. Makna kata
ْ ‫ )اإِل‬yang artinya melepas. Hal itu karena pernikahan
ini diambil dari kata Al-ithlaq (ُ‫طالَق‬
adalah ikatan (akad), apabila istri ditalak, lepaslah ikatan (akad) tersebut.
Secara istilah Syariah adalah melepaskan ikatan perkawinan atau putusnya hubungan
perkawinan antara suami dan istri dalam waktu tertentu atau selamanya.

2. Tulis salah satu ayat Al-Quran dan Al-Hadits berikut artinya yang berkaitan dengan
Thalaq !
Di PDF/lampiran di file selanjutnya

3. Sebutkan rukun thalaq secara berurutan !


Rukun talak ada lima, yaitu
1) orang yang menalak
2) shighat atau kata-kata talak
3) orang yang ditalak
4) perwalian
5) niat

4. Coba Anda jelaskan hal-hal berikut ini!


a. Illa
Ila’ adalah sumpah suami bahwa ia tidak akan mencapuri istrinya dalam masa lebih
empat bulan atau dengan tidak menyebut masanya. Ila’ merupakan tradisi orang-
orang jahiliyah Arab dengan maksud untuk menyakiti istrinya dengan cara tidak
menggauli dan membiarkan istrinya menderita berkepanjangan tanpa ada kepastian
apakah dicerai atau tidak.
Setelah Islam datang, tradisi tersebut dihapus dengan cara membatasi waktu Ila’
paling lama empat bulan. Dengan demikian, apabila masa empat bulan itu sudah
lewat, suami harus memilih rujuk atau talak. Apabila yang dipilih rujuk, suami harus
membayar kafarat sumpah. Namun, jika yang dipilih talak, akan jatuh talak sugra.
Artinya : Aisyah r.a. berkata, “Rasulullah Saw. Telah bersumpah Ila’ diantara istrinya
dan mengharamkan berkumpul dengan mereka. Lalu beliau menghalalkan yang telah
diharampkan dan membayar kafarat bagi yang bersumpah.” (HR. Tirmidzi dan para
rawinya dapat dipercaya)
b. Li’an
Li’an adalah sumpah suami sebanyak empat kali yang menuduh istrinya telah
berbuat zina. Pada sumpah yang kelima ia mengucapkan “Laknat Allah atasku
sekiranya aku berdusta dalam tuduhanku.” Sebaliknya, istri dapat menolak tuduhan
itu tidak benar. Kemudian, pada sumpah yang kelima ia mengucapkan kata-kata,
“Laknat Allah atas diriku sekiranya tuduhan itu benar.”
Apabila seseorang menuduh orang lain berzina, sedangkan saksi yang cukup tidak
ada, orang itu akan dikenai hukuman dera (dipukul atau dicambuk) sebanyak 80 kali.
Akan tetapi, jika yang menuduh adalah suaminya sendiri, suami dapat memilih 2 hal,
yaitu memilih dera 80 kali atau ia me-Li’an istrinya. Akibat hukum yang terjadi
apabila li’an suami itu benar adalah :
a. Suami tidak dikenai hukuman
b. Istri dikenai hukuman 80 kali
c. Suami istri bercerai selama-lamanya
d. Kalau ada anak, anak tersebut tidak dapat diakui oleh suaminya
c. Zhihar
Zihar adalah ucapan suami kepada istrinya bahwa istrinya menyerupai ibunya.
Contohnya : “Engkau tampak olehku seperti punggung ibuku.” Zihar pada zaman
jahiliyah merupakan cara untuk menceraikan istrinya. Setelah Islam datang, Islam
melarang perbuatan itu. Apabila zihar terlanjur dilakukan oleh suami, ia wajib
membayar kafarat dan dilarang mencampuri istrinya sebelum kafarat terbayar.
Artinya : Dari Ibnu Abbas r.a. bahwasannya seorang laki-laki telah bersumpah zhihar
terhadap istrinya, kemudian ia mempergaulinya. Ia menghadap Nabi Saw. Dan
berkata, “Sesungguhnya aku telah mempergauli istriku sebelum membayar kafart.”
Beliau bersabda, “Janganlah kamu mendekati istrimu sebelum kamu melakukan apa
yang diperintahkan oleh Allah.” (HR. Imam empat dan dianggap shahih oleh
Tirmidzi. Nasai merajihkan mursalnya hadis)Al-Bazzar meriwayatkan dari jalur lain
dari Ibnu Abbas r.a. dan ia menambahkan, “Bayarlah Kafarat dan janganlah kamu
ulangi.” Hadits ini menunjukkan tidak bolehnya seseorang yang melakukan ila’ atau
zhihar untuk menggauli istrinya sebelum membayar kafarat, yakni memerdekakan
seorang hamba sahaya, atau jika tidak mampu dengan berpuasa dua bulan berturut-
turut, atau jika tidak mampu, maka memberi makan kepada 60 orang miskin.
d. Nusyudz
Kata nusyuz dalam bahasa Arab merupakan bentuk mashdar (akar kata) dari kata
”‫وزا‬QQ‫ نش‬-‫ز‬QQ‫ ينش‬-‫ز‬QQ‫ ”نش‬yang berarti: ”duduk kemudian berdiri, berdiri dari, menonjol,
menentang atau durhaka dalam konteks pernikahan, makna nusyuz yang tepat untuk
digunakan adalah “menentang atau durhaka”. sebab makna inilah yang paling
mendekati dengan persoalan rumah tangga.
Sedangkan menurut istilah, dalam kitab Al-Bajuri dikatakan bahwa Nusyuz adalah:
“Nusyuz adalah keluar dari ketaatan (secara umum) dari isteri atau suami atau
keduanya”
Dari beberapa definisi di atas bisa ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud
dengan nusyuz adalah pelanggaran komitmen bersama terhadap apa yang menjadi
kewajiban dalam rumah tangga. Adanya tindakan nusyuz ini adalah merupakan pintu
pertama untuk kehancuran rumah tangga. Untuk itu, demi kelanggengan rumah
tangga sebagaimana yang menjadi tujuan setiap pernikahan, maka suami ataupun
isteri mempunyai hak yang sama untuk menegur masing-masing pihak yang ada
tanda-tanda melakukan nusyuz.
e. Fasakh dan Iddah
Fasakh
Fasakh adalah rusaknya ikatan perkawinan antara suami dan istri karena sebab-
sebab tertentu. Sebab-sebab tersebut meliputi sebab-sebab yang merusak pernikahan
dan sebab-sebab yang menghalangi tujuan pernikahan.
a. Sebab-sebab yang merusak pernikahan :
1) Setelah menikah, ternyata diketahui istrinya itu adalah mahramnya
2) Salah seorang diantara suami istri keluar dari Islam
3) Pada mulanya suami istri sama-sama musyrik, kemudian istrinya masuk islam,
sementara suaminya tetap musyrik atau sebaliknya
b. Sebab-sebab yang menghalangi tujuan pernikahan :
1) Terdapat penipuan didalam pernikahan, misalnya sebelum akad nikah suaminya
mengaku orang baik-baik, tetapi ternyata dia jahat
2) Suami atau istri mengidap suatu penyakit atau cacat yang menyebabkan
hubungan rumah tangga terganggu
3) Suami atau istri hilang ingatan atau gila

Iddah
Secara harfiah berarti hitungan atau bilangan. Secara istilah iddah adalah masa
tenggang atau menunggu (belum boleh menikah) bagi seorang perempuan yang
berpisah dengan suami, baik karena ditalak, perceraian, atau mati. Iddah dimaksudkan
untuk memberikan kesempatan kepada suami untuk rujuk kembali dengan mantan
istrinya, menentukan hamil atau tidaknya perempuan setelah ditinggal atau ditalak
oleh suaminya. Iddah hanya berlaku bagi perempuan. Bagi kaum laki-laki tidak ada
iddah.

5. Bagaimana pendapat Anda dan apa hukumnya? Kemudian berikan penjelasaannya hal di
bawah ini!
Standing Party, prewedding, bermewah-mewahan dalam resepsi.
Sesungguhnya larangan lebih dikedepankan dari pada adanya kebolehan,
bahwasannya larangan dalam kaidah tersebut (dalam permasalahan makan dan minum
dengan bediri) adalah larangan yang berkaitan dengan adab atau akhlaq dan larangan
tersebut bukan larangan yang sifatnya mengharamkan, akan tetapi hanya sebatas kepada
hukum makruh. Hukum makan dan minum dengan model standing party kurang tepat.
seharusnya hukum makan dan minum dengan model standing party bisa jadi makruh
apabila disitu memang ada tempat untuk duduk dan kondisinya memang sangat
memungkinkan bagi seseorang untuk makan dan minum dengan duduk. Bisa jadi
diperbolehkan apabila situasi saat akan menikmati makanan atau minuman memang
kondisinya tidak memungkinkan bagi seseorang untuk menikmatinya dengan cara duduk,
seperti tidak adanya tempat untuk duduk, atau pada saat sedang berdesak-desakan atau
mungkin juga karena tempat yang digunkan untuk duduk basah.

6. Coba kalian jelaskan masa iddahnya


a. Seorang istri yang dicerai mati atau hidup oleh suaminya?
b. Seorang istri yang dicerai mati atau hidup dalam keadaan hamil ?
c. Seorang istri yang dicerai mati atau hidup dalam keadaan masih hed?
Iddah (Arab: ‫" ;عدة‬waktu menunggu") di dalam agama Islam adalah sebuah masa di
mana seorang perempuan yang telah diceraikan oleh suaminya, baik diceraikan karena
suaminya mati atau karena dicerai ketika suaminya hidup, untuk menunggu dan menahan
diri dari menikahi laki-laki lain. Tujuannya adalah untuk menjaga hubungan darah
suaminya. Dikhawatirkan, seorang wanita sedang mengandung saat akan menikah lagi
sehingga anaknya menjadi anak pria yang dia nikahi. Seorang perempuan yang sedang
dalam masa iddah disebut mu’taddah. Iddah sendiri menjadi 2, yaitu perempuan yang
ditinggal mati oleh suaminya (mutawaffa ‘anha) dan perempuan yang tidak ditinggal mati
oleh suaminya (ghair mutawaffa ‘anha).Iddah diwajibkan untuk memastikan apakah
perempuan tersebut rahimnya sedang mengandung atau tidak, hal tersebut adalah
penyebab kenapa seorang perempuan harus menunggu dalam masa yang telah ditentukan.
Apabila ia menikah dalam masa iddah, sedangkan kita tidak mengetahui apakah
perempuan tersebut sedang hamil atau tidak dan ternyata dia hamil maka akan timbul
sebuah pertanyaan “Siapa bapak dari anak ini?” dan ketika anak tersebut lahir maka
dinamakan “anak syubhat”, yakni anak yang tidak jelas siapa bapaknya dan apabila
anaknya adalah perempuan maka ia tidak sah, karena ia tidak dinikahkan oleh walinya.
7. Coba tulis sarat dan rukun rujuk!
Ada beberapa syarat rujuk/rukun rujuk yang perlu dipenuhi agar menjadi sah di mata
agama.

1. Syarat rujuk dari sisi istri adalah istri yang telah ditalak pernah melakukan hubungan
seksual dengan sang suami. Jika suami menalak istri yang belum pernah melakukan
hubungan seksual bersama, ia nggak berhak mengajak rujukan. Hal ini sudah
merupakan kesepakatan para ulama.
2. Syarat rujuk dari sisi suami adalah ia nggak boleh merasa terpaksa kala mengajak
rujuk istrinya, berakal sehat, dan sudah akil baligh atau dewasa.
3. Talak yang jatuh bukanlah talak tiga, melainkan talak raj'i.
4. Talak yang terjadi tanpa tebusan. Jika dengan tebusan, istri menjadi talak bain (talak
yang dijatuhkan suami pada istrinya yang telah habis masa iddah-nya) dan suami
nggak dapat mengajak istrinya untuk rujukan.
5. Rujuk dilakukan pada masa iddah atau masa menunggu istri. Jika sudah lewat
masa iddah, suami nggak dapat mengajak istri untuk rujuk kembali dan ini sudah
menjadi kesepakatan para ulama fikih.
6. Adanya ucapan jelas atau tersirat untuk mengajak rujukan
7. Adanya saksi yang menyaksikan suami dan istri rujuk kembali. Sebagaimana firman
Allah swt yang berbunyi:  “Maka bila mereka telah mendekati akhir iddahnya, maka
rujuklah (kembali kepada) mereka dengan baik atau lepaskanlah mereka dengan baik
dan persaksikanlah dengan dua orang saksi yang adil diantara kamu dan hendaklah
kamu tegakkan kesaksian itu karena Allah.” (Q.S. at-Talaq: 2)

8. Anda jelaskan tentang definisi zina dan tulis salah satu ayat Al-Quran berikut artinya
yang berkaitan dengan hal tersebut!
Zina merupakan kegiatan bersebadan antara laki-laki dan perempuan yang tidak
terjalin oleh ikatan dalam pernikahan. Secara umum, zina bukan hanya ketika manusia
sudah melaksanakan ikatan sensual, namun semua kegiatan sensual yang bisa menodai
harga diri manusia terbilang digolongkan zina.
(Ayat Al-Quran ada di pdf/lampiran di file selanjutnya)

9. Ada berapa macam zina? Kemudian Anda berikan penjelasan dan hukumannya!
1. Zina Al-Laman
Zina Al-Laman merupakan zina yang pada umumnya dilakukan dengan
mengunakan panca indera, seperti:

 Zina mata yaitu zina ketika seseorang memandang lawan jenisnya dengan perasaan
senang.
 Zina hati yaitu zina ketika memikirkan atau mengkhayalkan lawan jenis dengan
perasaan senang dan bahagia.
 Zina ucapan yaitu zina ketika membicarakan lawan jenis yang diikuti dengan
perasaan senang.
 Zina tangan yaitu zina ketika dengan sengaja memegang bagian tubuh lawan jenis
diikuti dengan perasaan senang dan bahagia terhadapnya.
 Zina luar yaitu zina yang diperbuat antar lawan jenis yang bukan muhrim dengan
melibatkan alat kelamin.

2. Zina Muhsan
Zina Muhsan merupakan zina yang dilakukan oleh orang yang telah menikah atau
telah memiliki suami atau istri.

3. Zina Gairu Muhsan


Zina ghairu muhsan merupakan zina yang dilakukan oleh mereka yang belum
pernah menikah.

Perbuatan zina sangatlah diharamkan dan termasuk dalam dosa besar menurut islam.
Hukuman para pelaku zina menurut agama islam, sebagai berikut:
 Jika pelaku sudah menikah dan melakukannya secara sukarela (tidak dipaksa atau
tidak diperkosa), maka mereka dicambuk 100 kali dan kemudian dirajam.
 Jika pelaku belum menikah, maka mereka dicambuk 100 kali dan kemudian
diasingkan selama setahun

10. Coba Anda tuliskan hikmah dilarangnya berbuat zina dan bagaimana pula cara untuk
menghindari perbuatan zina tersebut! (masing-masing 5 point)
Di antara hikmah pengharaman zina adalah sebagai berikut.
A. Menjaga kehormatan perempuan agar tidak dijadikan barang yang
diperjualbelikan karena Islam datang untuk memuliakan manusia, baik laki-laki
dan perempuan.
B. Mencegah percampuran nasab karena dengan dibolehkan zina berarti
memasukkan anak yang bukan dari benihnya ke dalam keluarga yang nantinya
akan mewarisi. Bukan anaknya dan memperlakukannya sebagai mahram
padahal bukan mahramnya.
C. Mencegah banyaknya anak yang ditelantarkan orang tua akibat malu anaknya
lahir dari hasil perzinahan. Dan, melindungi bayi-bayi yang dibunuh ibunya
sendiri ketika masih dalam kandungan (aborsi).
D. Pengharaman zina sesuai dengan fitrah manusia yang memiliki rasa
ghirah/cemburu terhadap kehormatannya, di mana tidak mungkin seseorang
bisa menerima dan rela melihat istri, anak, ibu, dan saudari nya menjadi barang
yang diperjualbelikan dan dijadikan pemuas nafsu orang lain. Sebagai mana
nasihat Nabi dalam hadis yang diriwayatkan Imam Ahmad, Baihaqi, dan
Thabrani, kepada pemuda yang meminta izin kepada Beliau untuk dibiarkan
melakukan zina, dengan menanya kan kepada dia apakah rela orang lain berzina
dengan ibu, anak, sau dari dan anggota keluarganya yang lain.
E. Mencegah menyebarnya kejahatan, khususnya pembunuhan, disebabkan rasa
cemburu, di mana seorang suami bisa membunuh istrinya dan lelaki yang
berzina dengannya karena rasa marah, cemburu ketika melihat istrinya berzina
dengan lelaki lain, atau lelaki bisa membunuh suami wanita yang dizinahinya.
Berikut ini adalah cara bagaimana agar kita bisa terhindar dari dosa zina,

1. Menumbuhkan Rasa Takut akan Adzab Allah


2. Mengingat dampak dan bahaya dari perbuatan zina
3. Hindari mendekati tempat-tempat maksiat yang dapat memberikan peluang dan
kesempatan untuk berzina.
4. Jangan mendekati hal-hal yang menjurus kepada perbuatan zina, seperti berduaan
dengan lawan jenis yang bukan mahram, atau membuka situs-situs yang berpotensi
mendekatkan diri dari perbuatan zina, berkumpul dengan para pelaku zina, dan
seterusnya.
5. Memilih teman bergaul yang saleh dan tidak suka mengunjungi tempat-tempat
maksiat. Sebab, teman yang saleh akan menebarkan kebaikan kepada temannya, serta
selalu mengingatkan tentang bahaya perzinaan.

Anda mungkin juga menyukai