Anda di halaman 1dari 29

Indahnya Membangun

Mahligai Rumah Tangga

Kelompok 4 (XII MIPA5)


OUR TEAM

Aulia Dewi F. Floweriska Ch. Intan Hardiana P. Linda Wahyuni

Maya Risnasari Serli Indriani Siti Patimah


Pengertian Pernikahan
01
Definisi Pernikahan
Pernikahan atau nikah artinya adalahterkumpul dan menyatu.
Menurut istilah lainjuga dapat berarti Ijab Qobul (akad nikah)yang
mengharuskan perhubungan antarasepasang manusia yang diucapkan
olehkata-kata yang ditujukan untuk melanjutkanke pernikahan,
sesuai peraturan yangdiwajibkan oleh Islam
Makna Pernikahan
Menurut Undang-Undang Perkawinan No. 1 tahun 1974 pasal 1: “Perkawinan ialah ikatan lahir
bathin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk
keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha esa.”

Perkawinan menurut hukum Islam adalah “Akad yang sangat kuat atau mitsaqan ghaliiza untuk
mentaati perintah Allah dan melaksanakannya merupakan ibadah.Firman Allah:

‫ْض َوَأ َخ ْذ َن ِم ْن ُك ْم ِميثَاقًا َغلِيظًا‬


ٍ ‫ض ُك ْم ِإلَى بَع‬ َ ‫ْف تَْأ ُخ ُذونَهُ َوقَ ْد َأ ْف‬
ُ ‫ضى بَ ْع‬ َ ‫َو َكي‬

Bagaimana kamu akan mengambilnya kembali, padahal sebagian kamu telah bergaul
(bercampur) dengan yang lain sebagai suami-isteri. Dan mereka (isteri-isterimu) telah
mengambil dari kamu perjanjian yang kuat. (QS. An Nisa:21)

Maksud Penikahan Sebagai “Miittsaqan Ghaliiza” (Ikatan Yang Agung)Ikatan perjanjian


pernikahan yang agung antara lelaki dan perempuan yang sudah dihalalkan Allah,
didalamnya ada hak dan kewajiban sebagai suami istri,
Tujuan Pernikahan
02
TUJUAN PERNIKAHAN

Mengikuti sunnah Mendapatkan


01 Rasulullah 03 Keturunan yang saleh

02 Untuk mendapatkan
Ketenangan Hidup
04 Meningkatkan Ibadah
kepada Allah SWT.

Menegakan rumah tangga


05 yang islami
Hukum Pernikahan
03
Wajib
Apabila seorang yang sudah mampu secara finansial dan juga
sangat beresiko jatuh ke dalam perzinaan, karena zina
merupakan dosa besar.Imam Al-Qurtubi berkata bahwa para
ulama tidak berbeda pendapat tentang wajibnya seorang untuk
menikah bila dia adalah orang yang mampu dan takut tertimpa
resiko zina.
Sunnah
Apabila orang yang sudah mampu namun masih tidak merasa takut jatuh
kepada zina, disebabkan karena memang usianya yang masih muda atau pun
lingkungannya yang cukup baik dan kondusif. Orang yang punya kondisi
seperti ini hanyalah disunnahkan untuk menikah, namun tidak sampai
wajib.Bila dia menikah, tentu dia akan mendapatkan keutamaan yang lebih
dibandingkan dengan tidak menikah.

Dari Abi Umamah bahwa Rasulullah SAW bersabda,”Menikahlah, karena aku


bangga berlomba dengan umat lain dalam jumlah umat. Dan janganlah kalian
menjadi seperti para rahib nasrani. (HR. Al-Baihaqi 7/78)Ibnu Abbas
berkata ,“Orang yang tidak mau menikah tidak sempurna ibadahnya.
Haram
Hukum nikah juga bisa menjadi haram apabila seseorang tidak
memiliki kemampuan untuk menafkahi istrinya secara lahir batin.
Contohnya saja tidak memiliki penghasilan dan tidak dapat
melakukan hubungan seksual karena suatu alasan.
Begitu juga pernikahan yang dilakukan dengan maksud untuk
menganiaya, menyakiti dan menelantarkan pasangannya. Selain itu,
pernikahan juga bisa diharamkan jika syarat sah dan kewajiban tidak
terpenuhi bahkan dilanggar.
Mubah
Orang yang berada pada posisi tengah- tengah antara hal-hal yang
mendorong keharusannya untuk menikah dengan hal- hal yang
mencegahnya untuk menikah. Tidak dianjurkan untuk segera menikah
namun juga tidak ada larangan atau anjuran untuk mengakhirkannya.
Makruh
Yaitu bagi seseorang yang mampu menikah tetapi dia khawatir akan
menyakiti wanita yang akan dinikahinya, atau menzalimi hak-hak
istri dan buruknya pergaulan yang dia miliki dalam memenuhi hak-
hak manusia, atau tidak minat terhadap wanita dan tidak
mengharapkan keturunan.
Mahram
04
Mahram
Menurut pengertian bahasa mahram berarti yang diharamkan. Menurut Istilah dalam ilmu fiqh mahram adalah
wanita yang haram dinikahi. Penyebab wanita yang haram dinikahi ada 4 macam :

1. Wanita yang haram dinikahi karena keturunan


a. Ibu kandung dan seterusnya ke atas (nenek dari ibu dan nenek dari ayah).
b. Anak perempuan kandung dan seterusnya ke bawah (cucu dan seterusnya).
c. Saudara perempuan sekandung (sekandung, sebapak atau seibu).
d. Saudara perempuan dari bapak.
e. Saudara perempuan dari ibu.
f. Anak perempuan dari saudara laki-laki dan seterusnya ke bawah.
g. Anak perempuan dari saudara perempuan dan seterusnya ke bawah.

2. Wanita yang haram dinikahi karena hubungan sesusuan


a. Ibu yang menyusui.
b. Saudara perempuan sesusuan
Mahram
3. Wanita yang haram dinikahi karena perkawainan
a. Ibu dari isrti (mertua)
b. Anak tiri (anak dari istri dengan suami lain), apabila suami sudah kumpul dengan ibunya.
c. Ibu tiri (istri dari ayah), baik sudah di cerai atau belum. Allah SWT berfirman: Artinya: “Dan janganlah kamu
kawini wanita-wanita yang telah dikawini oleh ayahmu, terkecuali pada masa yang telah lampau.
Sesungguhnya perbuatan itu amat keji dan dibenci Allah dan seburuk-buruk jalan (yang ditempuh)”. (An-
Nisa: 22)
d. Menantu (istri dari anak laki-laki), baik sudah dicerai maupun belum.

4. Wanita yang haram dinikahi karena mempunyai pertalian mahram dengan istri. Misalnya haram melakukan
poligami (memperistri sekaligus) terhadap dua orang bersaudara, terhadap perempuan dengan bibinya, terhadap
seorang perempuan dengan kemenakannya. (lihat An-Nisa : 23)
Rukun dan Syarat Pernikahan
05
Syah atau tidaknya suatu pernikahan bergantung kepada terpenuhi atau tidaknya rukun serta syarat
nikah.

1. Calon Suami
• Beragama Islam 3. Adanya Wali
• Atas kehendak sendiri • Mukallaf (Islam, dewasa, sehat akal) (Ali Imron : 28)
• Bukan mahram • Laki-laki merdeka
• Tidak sedang ihrom haji • Adil
2. Calon Istri • Tidak sedang ihrom haji atau umroh
• Beragama Islam 4. Adanya 2 Orang Saksi
• Tidak terpaksa • Syaratnya sama dengan no : 3
• Bukan Mahram 5. Adanya Ijab dan Qobul
• Tidak bersuami • Dengan kata-kata " nikah " atau yang semakna dengan itu.
• Tidak sedang dalam masa idah Berurutan antara Ijab dan Qobul
• Tidak sedang ihrom haji atau umroh
Ijab Qobul
Kewajiban suami yang terpenting adalah :
• Memberi nafkah, pakaian dan tempat tinggal kepada istri dan anak-anaknya sesuai dengan kemampuan yang
diusahakan secara maksimal.(lihat At-Thalaq:7)
• Bergaul dengan istri secara makruf, yaitu dengan cara yang layak dan patut misalnya dengan kasih sayang,
menghargai, memperhatikan dan sebagainya.
• Memimpin keluarga, dengan cara membimbing, memelihara semua anggota keluarga dengan penuh
tanggung jawab. (Lihat An-Nisa : 34)
• Membantu istri dalam tugas sehari-hari, terutama dalam mengasuh dan mendidik anak-anaknya agar menjadi
anak yang shaleh. (At-Tahrim:6)

Kewajiban Istri
• Patuh dan taat pada suami dalam batas-batas yang sesuai dengan ajaran Islam. Perintah suami yang
bertentangan dengan ajaran Islam tidak wajib di taati.
• Memelihara dan menjaga kehormatan diri dan keluarga serta harta benda suami.
• Mengatur rumah tangga dengan baik sesuai dengan fungsi ibu sebagai kepala rumah tangga.
• Memelihara dan mendidik anak terutama pendidikan agama. Allah swt, berfirman yang artinya :"Hai orang-
orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka". (At-Tahrim : 6)
• Bersikap hemat, cermat, ridha dan syukur serta bijaksana pada suami.
Pernikahan yang
tidak sah
07
Syighar mut’ah Orang ihram
pernikahan yang dilakukan pernikahan yang dibatasi oleh Pernikahan orang yang sedang
dengan syarat imbalan. waktu tertentu, bisa lama melaksanakan Haji atau umrah
maupun sebentar. serta belum memasuki waktu
tahallul.

Dalam masa iddah Tanpa Wali Muhallil


Pernikahan di mana seorang laki-laki Pernikahan yang dilakukan Pernikahan seorang wanita yang
menikah dengan seorang wanita yang seorang laki-laki dengan telah ditalak 3 kali oleh suaminya
sedang dalam masa iddah, baik karena seorang wanita tanpa seizin yang karenanya diharamkan untuk
perceraian ataupun karena meninggal walinya. rujuk kepadanya, kemudian wanita
dunia. itu dinikahi laki-laki lain dengan
tujuan untuk menghalalkan dinikahi
lagi oleh mantan suaminya.
Talak
08
 Pengertian Talak Menurut Ulama mazhab Hanafi dan Hanbali
mengatakan bahwa talak adalah pelepasan ikatan perkawinan secara
langsung untuk masa yang akan datang dengan lafal yang khusus

 Menurut mazhab Syafi i, talak adalah pelepasan akad nikah dengan


lafal talak atau yang semakna dengan itu.

 Menurut ulama Maliki, talak adalah suatu sifat hukum yang


menyebabkan gugurnya kehalalan hubungan suami istri .
Pembagian Talak :
• Dari segi cara suami menjatuhkan
• Dilihat dari segi boleh tidaknya suami rujuk denganistrinya, maka talak dibagi menjadi dua,
yaitu talak raj idan talak ba in.

 Talak Raj i: Talak yang dijatuhkan suami kepada istrinya (talak 1 dan 2) yang belum habis masa
iddahnya. Dalam hal ini suami boleh rujuk pada istrinya kapan saja selama masa iddah istri
belum habis.

 Talak Ba in: Talak yang dijatuhkan suami pada istrinya yang telah habis masa iddahnya. Dalam
hal ini, talak ba in terbagi lagi pada 2 yaitu: talak ba in sughra dan talak ba in kubra.
Hikmah Pernikahan
09
1. Terciptanya hubungan antara lai-lai dan perempuan yang bukan mahram, dalam ikatan suci dan halal
dan diridai oleh Allah swt.

2. Mendapatkan keturunan yang sah dari hasil pernikahan

3. Terpeliharanya kehormatan suami istri dari perbutan zina

4. Terjalinnya kerja sama antara suami dan istri dalam mendidik anak dan menjaga kehidupanya

5. Terjalinya silahturahmi antar keluarga besar pihak suami dan pihak istri
THANK YOU
Do you have any qouestion??

Anda mungkin juga menyukai