Anda di halaman 1dari 16

BAB 7

Indahnya Mebangun
mahligai Rumah
Tangga
01
Pengertian
Pernikahan
Pernikahan

Pernikahan sama artinya dengan perkawinan.


Allah SWT berfirman : “Dan jika kamu
khawatir tidak akan mampu berlaku adil
terhadap (hak-hak) perempuan yatim
(bilamana kamu menikahinya), maka
nikahilah perempuan (lain) yang kamu
senangi: dua, tiga atau empat. Tetapi jika
kamu khawatir tidak akan mampu berlaku
adil, maka (nikahilah) seorang saja, atau
hamba sahaya perempuan yang kamu
miliki. Yang demikian itu lebih dekat agar
kamu tidak berbuat zalim”. (Q.S.
an-Nisa/4:3).
2
Tujuan Pernikahan
Tujuan Pernikahan

1. Untuk memenuhi tuntutan naluri 2. Untuk mendapatkan ketenangan


manusia yang asasi, Rasullullah SAW, hidup Allah SWT. Berfirman : “Dan
bersabda : Artinya: “Dari Abu Hurairah diantara tanda-tanda (kebesaran)-Nya
r.a, dari Nabi Muhammad SAW., beliau ialah Dia menciptakan pasangan-
bersabda : “Wanita dinikahi karena pasangan untukmu dari jenismu
empat hal: karena hartanya, sendiri, agar kamu cenderung dan
kedudukannya, kecantikannya, dan merasa tenteram kedepannya, dan dia
karena agamanya. Nikahilah Wanita menjadikan di antaramu rasa kasih
karena agamanya, kalua tidak kamu dan sayang. Sungguh,pada yang
akan celaka”(HR. Al-Bukhari dan demikian itu benar-benar terdapat
Muslim) tanda-tanda (kebesaran Allah SWT.)
bagi kaum yang berfikir”.(Q.S. ar-
rum/30:21).
3
Mahram (Orang yang Tidak
Boleh Dinikahi)
Mahram (Orang yang Tidak Boleh Dinikahi)
Dalam pembahasan secara umum biasanya yang dibicarakan ialah mahram nikah dari pihak
perempuan, sebab pihak laki-laki yang biasanya mempunyai kemauan terlebih dahulu untuk
mencari jodoh dengan Wanita pilihannya.

Mahram terbagi menjadi dua; pertama mahram muabbad (Wanita diharamkan untuk dinikahi
selama-lamannya) seperti: ketentuan, satu susuan, mertua perempuan, anak tiri jika ibunya
sudahh dicampuri, bekas menantu perempuan, dan bekas ibu tiri. Kedua mahram gair
muabbad adalah mahram sebab menghimpun dua perempuan yang statusnya bersaudara,
misalnya saudara sepersusuan kakak dan adiknya. Hal ini boleh dinikahi tetapi setelah yang
satu statusnya sudah bercerai atau meninggal dunia. Yang lain dengan sebab istri orang dan
sebab iddah.
4
Rukun dan Syarat
pernikahan
Rukun dan Syarat pernikahan
a. Calon Suami, syarat-syaratnya
1. Bukan mahram si Wanita.
2. orang yang dikehendaki ,yakni adanya keriaan dari masing masing pihak.
3. Muayyan beredentitas jelas,harus ada kepastian siapa identitas mempelai laki-lakidengan menyebut nama
atau sifatnyayang khusus.

b. Calon Istri, syaratnya adalah


4. Bukan mahram si laki-laki
5. Terbatas dari halangan nikah,misalnya,masih dalam masa iddah atau berstatus sebagai istri orang.

c. Wali yaitu, bapak kandung mempelai Wanita,penerima wasiat atau kerabat terdekat.Syarat wali adalah
6. Orang yang dikehendaki bukan orang yang di benci.
7. Laki-laki bukan perempuan atau banci.
8. Mahram si Wanita.
9. Baligh bukan anak-anak.
10. Berakal tidak gila
11. Adil tidak fasiq.
12. Tidak terhalang wali lain.
13. Tidak buta.
14. Tidak berbeda agama.
15. Merdeka bukan budak.
d. Dua orang saksi. Syarat saksi adalah sebagai berikut
1. Berjumlah 2 orang bukan budak bukan Wanita dan bukan orang fasiq
2. Tidak boleh merangkak sebagai saksi walaupun memenuhi kualifikasi sebagai saksi
3. Sunah dalam kedaan rela

e. Sigah (ijab Kabul), yaitu perkataan dari mempelai laki-laki atau wakilnya ketika akad nikah
Syaratnya adalah ,
4. Tidak tergantung dengan syarat lain
5. Tidak terikat dengan waktu tertentu
6. Boleh dengan Bahasa asing
7. Menggunakan kata “taswij” atau nikah tidak boleh dalam bentuk kinayah (sindiran).
8. Qabul harus dengan ucapan “qabullitu nikahaha/tazwijaha”dan boleh di dahulukan dari ijab.
5
Pernikahan yang tidak sah
a). Pernikahan mutah yaitu pernikahan yang dibatasi untuk jangkah waktu tertentu baik sebentar atau
lama.
b). Pernikahan syighar yaitu pernikahan dengan persyaratan barter tanpa pembelian mahar.
c). Pernikahan muhalil yaitu pernikahan seorang Wanita yang telah ditalak tiga oleh suaminya yang
karnanya diharamkan untuk rujuk kepadanya. Kemudian Wanita itu dinikahi laki laki lain dengan
tujuan untuk menghalalkan dinikahi lagi oleh mantan suaminya.
d). Pernikahan orang yang ikhram yaitu pernikahan orang yang sedang melaksanakan ikhram haji atau
umrah serta belum memasuki waktu tahalul.
e). Pernikahan dalam masa iddah yaitu pernikahan dimana seorang laki laki menikah dengan seorang
perempuan yang sedang dalam masa iddah baik karna perceraian ataupun meninggal dunia.
f). Pernikahan tanpa wali yaitu pernikahan yang dilakukan seorang laki laki dengan seorang Wanita
tanpa seijin walinya.
g). Pernikahan dengan Wanita kafir.
h). Menikahi mahram baik mahram untuk selamanya, mahram karna pernikahan atau karna
sepersusuaaan.
6
Pernikahan menurut UU
Perkawinan Indonesia
Pernikahan menurut UU Perkawinan Indonesia (UU
No. 1 Tahun 1974)
Dalam rangka tertib hukum dan tertib administrasi, maka tatacara pelaksanaan pernikahan
harus mengikuti prosedur sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah tentang
Pelaksanaan Undang-undang No. 1 Thn 1974.

Adapun pencatatan Pernikahan sebagaimana termaktub dalam BAB II pasal 2 adalah


dilakukan oleh Pegawai Pencatat Nikah (PPN) yang berada di wilayah masing-masing. PPN
adalah satu-satunya pejabat yang berwenang untuk mencatat perkawinan yang dilakukan
berdasarkan hukum Islam di wilayahnya. Artinya, siapapun yang ingin melangsungkan
perkawinan berdasarkan hukum Islam, berada di bawah pengawasan PPN.
Hikmah Pernikahan
Nikah disyariatkan Allah Swt. melalui al-Qurān dan sunah Rasul-Nya, seperti dalam uraian di
atas, mengandung hikmah yang sangat besar untuk keberlangsungan hidup manusia, di
antaranya sebagai berikut.

• Terciptanya hubungan antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahram, dalam ikatan
suci yang halal dan diridai Allah Swt.

• Mendapatkan keturunan yang sah dari hasil pernikahan.

• Terpeliharanya kehormatan suami istri dari perbuatan zina.

• Terjalinnya kerja sama antara suami dan istri dalam mendidik anak dan menjaga
kehidupannya.

• Terjalinnya silaturahim antarkeluarga besar pihak suami dan pihak istri


Syarat wali

Syarat wali adalah:


1) orang yang dikehendaki, bukan orang yang dibenci,
2) laki-laki, bukan perempuan atau banci,
3) mahram si wanita,
4) baligh, bukan anak-anak,
5) berakal, tidak gila,
6) adil, tidak fasiq,
7) tidak terhalang wali lain,
8) tidak buta,
9) tidak berbeda agama,
10) merdeka, bukan budak.

Anda mungkin juga menyukai