Anda di halaman 1dari 28

INDAHNYA MEMBANGUN

MAHLIGAI RUMAH TANGGA

Kelompok 4 :
1. Bintang Fisabilla (7)
‫مرحبا‬
2. Erizal Rahmad (16)
3. Fairuz Hasna’ Hermiati (17)
4. Gitvian Hafidz (19)
5. Indra Setiawan (20)
6. Restu Widhibrata (28)
ANJURAN DAN
HUKUM ‫اثنان‬
MENIKAH
Artinya : “Allah menjadikan bagimu pasangan (suami atau istri) dari
jenis kamu sendiri dan menjadikan anak dan cucu bagimu dari
pasanganmu, serta memberimu rezeki dari yang baik. Mengapa
mereka beriman kepada yang batil dan mengingkari nikmat Allah?”
(QS. An-Nahl ayat 72)
KETENTUAN
PERNIKAHAN ‫اثنان‬
DALAM ISLAM
KETENTUAN PERNIKAHAN DALAM ISLAM
PENGERTIAN TUJUAN
PERNIKAHAN PERNIKAHAN
01 02

‫عنوان‬
HUKUM ORANG YANG
PERNIKAHAN TIDAK BOLEH
03 04 DINIKAHI
KETENTUAN PERNIKAHAN DALAM ISLAM
RUKUN DAN SYARAT PERNIKAHAN YANG
PERNIKAHAN TIDAK SAH
05 06

‫عنوان‬
KEWAJIBAN HIKMAH
SUAMI & ISTRI PERNIKAHAN
07 08
PENGERTIAN PERNIKAHAN
● Secara Bahasa : Mengumpulkan, menggabungkan atau menjodohkan

● Menurut KBBI : Perjanjian antara laki-laki dan perempuan untuk bersuami istri
(dengan resmi).

● Secara Syari’ah : Akad yang menghalalkan pergaulan antara laki-laki dan perempuan
yang bukan mahramnya yang menimbulkan hak dan kewajiban masing-masing.

● Menurut UUPRI No. 1 : Ikatan lahir bathin antara seorang pria dan wanita sebagai
suami istri, dengan tujuan membentuk keluarga yang berbahagia dan kekal
berdasarkan ketuhanan Yang Maha Esa
TUJUAN PERNIKAHAN

● Memenuhi tuntutan naluri manusia


yang asasi,
● Membentengi akhlak
● Meningkatkan ibadah kepada Allah
Swt.
● Mendapatkan keturunan yang salih
● Menegakkan rumah tangga yang
islami
HUKUM PERNIKAHAN
1. Wajib, bagi orang yang telah mampu secara fisik, mental, ekonomi, dan
akhlak
2. Sunnah, bagi orang yang telah mempunyai keinginan untuk menikah
dan tidak dikhawatirkan dirinya akan jatuh dalam maksiat.
3. Mubah, bagi yang mampu dan aman dari fitnah, tetapi tidak memiliki
syahwat sama sekali.
4. Makruh, bagi seseorang yang mampu menikah tapi khawatir akan
menyakiti yang dinikahinya.
5. Haram, bagi orang yang yakin bahwa dirinya tidak mampu
melaksanakan kewajiban pernikahan.
ORANG YANG TIDAK BOLEH DINIKAHI

MAHRAM MUABBAD
Yaitu wanita yang diharamkan untuk dinikahi selama-lamanya.
Seperti : keturunan, satu susuan, mertua perempuan, anak tiri, bekas menantu
perempuan dan bekas ibu tiri.

MAHRAM GHAIRU MUABBAD


(hubungan kemahraman yang sewaktu-waktu dapat berubah)
Yaitu mahram sebab menghimpun dua perempuan yang statusnya bersaudara, misalnya
saudara sepersusuan kakak dan adiknya, boleh dinikahi apabila yang satu statusnya
sudah bercerai atau meninggal.
RUKUN DAN SYARAT PERNIKAHAN
1) Calon suami, syarat-syaratnya : 3) Wali, syarat-syaratnya :

○ Bukan mahram si wanita ○ Orang laki-laki yang dikehendaki

○ Orang yang dikehendaki ○ Mahram si wanita yang adil

○ Mu’ayyan ○ Baligh lagi berakal

2) Calon istri, syarat-syaratnya : ○ Islam lagi merdeka

○ Bukan mahram si laki laki ○ Tidak buta dan tidak terhalang wali lain
.
○ Terbebas dari halangan nikah
RUKUN DAN SYARAT PERNIKAHAN
4) Dua orang saksi, syarat-syaratnya : 5) Sighah (Ijab Kabul), Syarat-syaratnya :

○ Laki-laki yang merdeka lagi adil ○ Tidak tergantung dengan syarat lain
(tidak fasik)
○ Tidak terikat dengan waktu tertentu
○ Suami dan wali tidak boleh
merangkap sebagai Saksi ○ boleh dengan bahasa asing

○ Sunnah dalam keadaan rela dan ○ Dengan menggunakan kata “tazwij” atau
tidak terpaksa. “nikah” tidak boleh dalam bentuk kinayah
(sindiran)

○ Qabul harus didahulukan dengan ucapan


“Qabiltu nikahaha / tazwijaha” dan boleh
didahulukan dari ijab
PERNIKAHAN YANG TIDAK SAH
1. Pernikahan mut’ah : pernikahan yang dilakukan dengan menetapkan batas waktu
tertentu (pernikahan kontrak)
2. Pernikahan syighar : Pernikahan syighar adalah pernikahan yang dilakukan dengan
syarat imbalan.
3. Pernikahan muhalil : Muhallil adalah sebutan bagi orang yang menikahi seorang
perempuan yang telah ditalak tiga oleh suami sebelumnya dengan niat bukan untuk
membina rumah tangga.
4. Pernikahan orang yang ihram
5. Pernikahan dalam masa iddah
6. Pernikahan tanpa wali
7. Pernikahan dengan wanita kafir selain wanita-wanita ahli kitab
8. Menikahi mahram
KEWAJIBAN SUAMI & ISTRI
Kewajiban Suami Terhadaap Istri : Kewajiban Istri Terhadap Suami :

● Memberikan mahar dan nafkah ● Menaati suami

● Menjaga istri ● Menjaga harta, rumah, dan kehormatan


suami
● Membimbing istri
● Mencari kerelaan suami dan menghindari
● Memberikan rasa cinta dan kasih murkanya
saying
● Menunjukkan wajah yang manis dan
menyenangkan suami
HIKMAH PERNIKAHAN

1. Terciptanya ikatan suci yang halal dan


diridhai Allah Swt.
2. Mendapatkan keturunan yang sah
3. Terpelihara dari perbuatan zina
4. Terjalin kerja sama dan rasa tanggung
jawab
5. Terjalin Silaturahmi antara keluarga
pihak suami dan pihak istri
PERCERAIAN ‫اثنان‬
PENGERTIAN PERCERAIAN
→ Perceraian adalah berakhirnya suatu pernikahan.
Perceraian merupakan terputusnya hubungan antara
suami istri, disebabkan oleh kegagalan suami atau istri
dalam menjalankan obligasi peran masing-masing.
PERCERAIAN DAPAT TERJADI DENGAN CARA :

01 02
TALAK KHULU’

‫عنوان‬
FASAKH LI’AN
03 04
05

ILA’
PERCERAIAN DAPAT TERJADI DENGAN CARA :

TALAK
● Talak (Thalaqa) menurut bahasa berarti melepaskan , sedang
yang dimaksudkan disini adalah melepaskan ikatan
perkawinan.
● Talak menurut istilah syariat Islam ialah melepaskan atau
membatalkan ikatan pernikahan dengan lafadz tertentu yang
mengandung arti menceraikan.
JENIS – JENIS TALAK

Ditinjau dari segi waktunya talak di bagi dua, yaitu :


1. Talak Sunni, yaitu talak yang dijatuhkan menurut tuntunan syara’
2. Talak Bid’i (talak yang dibenci), yaitu talak yang bertentangan dengan
syara’

Ditinjau dari kemungkinan untuk rujuk talak dibagi dua, yaitu :


3. Talak Raj’i (talak satu dan dua), yaitu suami masih bisa kembali
(merujuk) kepada isterinya sebelum masa iddah habis.
4. Talak Ba’in (talak tiga), yaitu suami tidak boleh kembali (merujuk)
sebelum bekas isterinya dinikahi orang lain dan telah dicerai secara
sukarela (cina buta)
PERCERAIAN DAPAT TERJADI DENGAN CARA :

KHULU’
→ Talak khulu‘ atau talak tebus ialah perceraian atas persetujuan suami
istri dengan jatuhnya talak satu kepada istri dengan tebusan harta
atau uang dari pihak istri yang menginginkan cerai dengan cara khulu‘
→ Syarat sahnya khulu‘ ialah sebagai berikut :

 Perceraian dengan khulu‘ itu harus dilaksanakan dengan kerelaan


dan persetujuan suami istri

 Besar kecilnya jumlah uang tebusan harus ditentukan dengan


persetujuan bersama antara suami istri.
PERCERAIAN DAPAT TERJADI DENGAN CARA :
FASAKH
→ Fasakh ialah merusakkan atau membatalkan. Ini berarti bahwa perkawinan itu
diputuskan/ dirusakkan atau permintaan salah satu pihak oleh hakim Pengadilan Agama.
→ Istri dapat menuntut fasakh apabila dipenuhi salah satu syarat seperti :

 Suami sakit gila

 Suami mempunyai penyakit menular yang tidak mungkin sembuh (seperti supak)

 Suami tidak mau atau kehilangan kemampuan untuk melakukan hubungan

 Suami tidak mampu menafkahi

 Istri merasa tertipu baik dalam nasab, kekayaan atau kedudukan suami

 Suami pergi tanpa diketahui tempat tinggalnya dan tanpa berita, sehingga tidak
diketahui hidup atau mati dan waktunya sudah cukup lama.
PERCERAIAN DAPAT TERJADI DENGAN CARA :

LI’AN
→ Li’an adalah sumpah seorang suami untuk meneguhkan
tuduhannya bahwa istrinya telah berzina dengan laki-laki lain.

→ Sumpah itu dilakukan karena istrinya telah menyanggah


tuduhan suaminya itu, sedang suami tidak punya bukti atas
tuduhannya. Maka pada sidang pengadilan agama, hakim
dapat menyuruh suami untuk bersumpah secara li’an.
PERCERAIAN DAPAT TERJADI DENGAN CARA :

ILA’
→ Ila’ adalah sumpah suami bahwa ia tidak akan mencapuri
istrinya dalam masa tertentu.
→ Batas waktu Ila’ paling lama empat bulan. Dengan demikian,
apabila masa empat bulan itu sudah lewat, suami harus
memilih rujuk atau talak.
→ Apabila yang dipilih rujuk, suami harus membayar kafarat
sumpah. Namun, jika yang dipilih talak, akan jatuh talak sugra.
RUJUK ‫اثنان‬
PENGERTIAN RUJUK

→ Rujuk adalah bersatunya kembali seorang suami kepada istri


yang telah dicerai sebelum habis masa menunggu (iddah).
SYARAT RUJUK

Syarat Rujuk :

● Isteri yang ditalak sudah pernah dicampuri sebelumnya


● Dilakukan dalam masa iddah
● Disaksikan oleh dua orang saksi
● Talak yang dijatuhkan oleh suami tidak disertai iwald dari pihak isteri

Seorang suami dapat merujuk isterinya yang dalam masa iddah apabila :

● Putus perkawinannya karena talak, kecuali talak tiga


● Putus perkawinannya bukan karena khuluk atau dengan cara Li’an
● Rujuk dilakukan dengan persetujuan isteri
● Rujuk harus dibuktikan dengan Kutipan Pendaftaran Rujuk (RPR)
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai