0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
15 tayangan33 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang rukun-rukun pernikahan menurut mazhab Malikiyah dan Syafi'iyah serta jumhur ulama. Juga membahas syarat-syarat perkawinan menurut UU perkawinan dan hak serta kewajiban antara suami istri termasuk soal nafkah.
Dokumen tersebut membahas tentang rukun-rukun pernikahan menurut mazhab Malikiyah dan Syafi'iyah serta jumhur ulama. Juga membahas syarat-syarat perkawinan menurut UU perkawinan dan hak serta kewajiban antara suami istri termasuk soal nafkah.
Dokumen tersebut membahas tentang rukun-rukun pernikahan menurut mazhab Malikiyah dan Syafi'iyah serta jumhur ulama. Juga membahas syarat-syarat perkawinan menurut UU perkawinan dan hak serta kewajiban antara suami istri termasuk soal nafkah.
Winda Mudhiatul Anisah (2021116375) Nur Khomsiyah (2021116376) Amir Farisi (2021116362) Ulama Malikiyah menyebutkan lima macam rukun nikah yaitu: (1)wali perempuan (2) maskawin (3) suami (4) istri (5) sighat akad Ulama Syafiiyah menyebutkan lima macam rukun nikah yaitu: (1) suami (2) istri (3) wali (4) dua orang saksi (5) sighat akad. Menurut jumhur ulama, rukun pernikahan ada lima. Masing-masing rukun memiliki syarat-syarat tertentu, yakni : 1.Calon suami, syaratnya beragama islam, laki- laki, jelas orangnya, dapat memberi persetujuan, tidak terdapat halangan pernikahan. 2.Calon istri, syaratnya beragama, perempuan, jelas orangnya, dapat dimintai persetujuan, tidak terdapat halangan pernikahan. 3. Wali nikah, syaratnya laki-laki, dewasa, mempunyai hak perwalian, tidak terdapat halangan perwalian.
4.Saksi nikah, minimal dua orang laki-laki, hadir
dalam ijab kabul, mengerti maksud akad, islam, dewasa. 5.Ijab kabul, syaratnya ada pernyataan mengawinkan dari wali, adanya pernyataan penerimaan dari calon mempelai, memakai kata nikah, tazwid, atau terjemahan dari keduanya, antara ijab dengan kabul bersambungan, antara ijab dan kabul jelas maksudnya, orang yang terkait dengan ijab kabul tidak sedang ihram haji atau umrah, majlis ijab kabul harus dihadiri minimal 4 orang yaitu calon mempelai, wali dari mempelai wanita, dan dua orang saksi. Syarat-syarat perkawinan, Menurut Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974 sebagai berikut: 1. Perkawinan harus didasarkan atas persetujuan kedua calon mempelai 2. Untuk melangsungkan perkawinan seseorang yang belum mencapai umur 21 tahun harus mendapat izin kedua orang tua 3. Apabila Salah seorang dari kedua orang tuanya sudah meningal duniaa, izin cukup diperoleh dari orang tua yang masih hidup atau dari orang tua yang mampu menyatakan kehendaknya.
4. Apabila kedua orang tua sudah meninggal
dunia atau dalam keadaan tidak mampu untuk menyatakan kehendaknya, maka izin diperoleh dari wali; 5. Dalam hal ada perbedaaan pendapat antara orang-orang yang disebut dalam ayat (2), (3), dan (4) pasal ini, atau salah seorang atau lebih di antara mereka tidak menyatakan pendapatnya, maka pengadilan dalam daerah hukum tempat tinggal orang yang akan melangsungkan perkawinan atas permintaan orang tersebut dapat memberikan izin setelah lebih dahulu mendengar orang-orang tersebut dalam ayat (2), (3), dan (4) pasal ini 5. Dalam hal ada perbedaaan pendapat antara orang-orang yang disebut dalam ayat (2), (3), dan (4) pasal ini, atau salah seorang atau lebih di antara mereka tidak menyatakan pendapatnya, maka pengadilan dalam daerah hukum tempat tinggal orang yang akan melangsungkan perkawinan atas permintaan orang tersebut dapat memberikan izin setelah lebih dahulu mendengar orang-orang tersebut dalam ayat (2), (3), dan (4) pasal ini 6. Ketentuan tersebut ayat (1) sampai dengan ayat (5) pasal ini berlaku sepanjang hukum masing-masing agama dan kepercayaannya itu dari yang bersangkutan tidak menentukan lain. Tujuan pernikahan itu ialah menjalankan Perintah Allah SWT, Mengharapkan ridho- Nya serta sunnah Rasul-Nya, demi memperoleh keturunan yang sah dan terpuji dalam masyarakat, dengan membina rumah tangga yang bahagia dan sejahtera antara suami istri َو ِم ْن آيَاتِ ِه أ َ ْن َخلَقَ لَ ُك ْم ِم ْن أ َ ْنفُ ِس ُك ْم أ َ ْز َوا ًجا ِلت َ ْس ُكنُوا ِإلَ ْي َها َو َجعَ َل ٍ بَ ْينَ ُك ْم َم َو َّدة ً َو َر ْح َمةً ۚ ِإ َّن ِفي َٰذَ ِل َك ََليَا َ ت ِلقَ ْو ٍم يَتَفَ َّك ُر ون Tujuan pernikahan itu ialah menjalankan Perintah Allah SWT, Mengharapkan ridho- Nya serta sunnah Rasul-Nya, demi memperoleh keturunan yang sah dan terpuji dalam masyarakat, dengan membina rumah tangga yang bahagia dan sejahtera antara suami istri َو ِم ْن آيَاتِ ِه أ َ ْن َخلَقَ لَ ُك ْم ِم ْن أ َ ْنفُ ِس ُك ْم أ َ ْز َوا ًجا ِلت َ ْس ُكنُوا ِإلَ ْي َها َو َجعَ َل ٍ بَ ْينَ ُك ْم َم َو َّدة ً َو َر ْح َمةً ۚ ِإ َّن ِفي َٰذَ ِل َك ََليَا َ ت ِلقَ ْو ٍم يَتَفَ َّك ُر ون Artinya: Dan diantara tanda-tanda kebesaran dan kekuasaan-Nya ialah Dia telah menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh pada yang demikian itu benar-benar tedapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir. Hikmah Pernikahan : 1.Hidup bersuami istri akan mendatangkan rezeki 2.Pengalaman agama bertambah sempurna 3.Dorongan seksual tersalurkan dengan benar 4.Anak akan terlahir dengan benar 5.Lebih terlindungi kehormatannya 6.Lebih tentram jiwanya 7.Lebih terjaga kesehatannya 8.Menumbuhkan sikap bertanggung jawab • Fasakh artinya putus atau batal. Maksudnya adalah memutuskan atau membatalkan ikatan hubungan antara suami istri
• Fasakh bisa terjadi karena tidak
terpenuhinya syarat-syarat ketika berlangsungnya akad nikah, atau karena hal-hal lain yang kemudian dan membatalkan kelangsungnya perkawinan Batal yaitu rusaknya hukum yang ditetapkan terhadap suatu amalan seseorang, karena tidak memenuhi syarat dan rukunnya, sebagaimana yang ditetapkan oleh syara’. Hal-hal yang dapat membatalkan pernikahan (Fasakh) antara lain: 1. karena syarat-syarat tidak terpenuhi ketika akad nikah. 2. Setelah akad nikah, ternyata diketahui bahwa istrinya adalah saudara kandung atau saudara sesusuan pihak suami. 3. Bila salah seorang dari suami istri murtad (keluar dari agama Islam) dan tidak mau kembali sama sekali, maka akadnya batal karena kemurtadan yang terjadi belakangan. Jika suami yang tadinya kafir masuk islam, tetapi istri masih tetap dalam kekafirannya, maka akadnya batal. a. Setelah akad nikah, ternyata diketahui bahwa istri merupakan saudara sepupu atau saudara sesusuan pihak suami
a. Suami istri masih kecil, dan diadakannya
akad nikah oleh selain ayah atau datuknya. Kemudian setelah dewaasa ia berhak meneruskan ikatan perkawinannya dahulu atau mengakhirinya. a. Bila salah seorang dari suami istri murtad yang terjadi setelah akad. b. Jika suami yang tadinya kafir masuk islam, tetapi istri masih tetap dalam kekafirannya, Lain halnya kalau istri orang ahli kitab, maka akadnya tetap sah seperti semula. Sebab perkawinannya dengan ahli kitab dari semulanya dipandang sah. 1. Hak suami terhadap istri diantaranya: a. Suami berhak untuk mendapatkan istri seutuhnya b. Suami berhak untuk meminta hajatnya kepada istri kapan saja dia mau c. Suami berhak untuk memberi izin dan melarang istri pergi d. Suami berhak untuk menjaga dan melindungi istrinya e. Suami berhak untuk memberi nasehat kepada istrinya 2. Kewajiban suami terhadap istri diantaranya: a. Suami wajib membimbing istrinya dalam hal agama dan berumah tangga. b. Suami wajib melindungi istrinya c. Suami wajib memberikan nafkah lahir dan bathin kepada istrinya sesuai dengan kemampuannya. d. Suami wajib memberikan pendidikan agama kepada istrinya. e. Suami wajib memuliakan istrinya. 3. Hak Istri terhadap suami, a. Istri berhak menerima mahar dari suami b. Istri berhak digauli dengan baik dan dimuliakan c. Istri berhak menerima nafkah lahir dan batin dari suaminya d. Istri berhak dibimbing dan diajarkan ilmu agama oleh suaminya e. Istri berhak diberi keadilan diantara para istri apabila suaminya beristri lebih dari satu 4. Kewajiban istri terhadap suami diantaranya: a. Istri wajib untuk taat dan patuh kepada suami b. Istri wajib untuk mengurus suami dan rumah tangganya c. Istri wajib menjaga harta dan kehormatan suami saat suami tidak ada di rumah d. Istri wajib untuk selalu berhias dan bersolek untuk suami agar tampil cantik dihadapan suami e. Istri wajib menghormati suami dan keluarga suami. 5. Hak dan kewajiban bersama suami istri a. Hak (dihalalkan) untuk melakukan hubungan seksual. b. Hak untuk saling menikmati satu sama lain. c. Hak untuk saling mendapatkan waris akibat dari adanya ikatan pernikahan yang sah. d. Wajib memelihara kepercayaan dan tidak saling membuka aib mereka kepada orang lain. e. Wajib untuk sabar dan rela atas kekurangan dan kelemahan masing-masing. f. Wajib untuk saling menghormati orang tua dan keluarga kedua belah pihak. Nafkah berasal dari kata al-anfaaqa yang artinya mengeluarkan. Nafkah juga berarti belanja. Maksudya, sesuatu yang diberikan oleh seorang suami kepada istri, seorang bapak kepada anak, dan kerabat dari miliknya sebagai keperluan pokok bagi mereka. Dasar hukum nafkah merupakan kewajiban suami terhadap istri (sekalipun si istri orang kaya), orang tua terhadap anak-anak, terhadap orang tuanya serta terhadap orang-orang yang tidak mampu sebagaimana tertera dalam QS. At- Thalaq ayat 6 Untuk mendapatkan nafkah, harus dipenuhi beberapa syarat. Adapun syarat bagi istri berhak menerima nafkah antara lain: 1. Ikatan pernikahannya harus sah 2. Istri taat dan patuh kepada suami 3. Istri memberi dan melayani suami sepanjang waktu yang diperbolehkan 4. Keduanya masih mampu melaksanakan kewajiban mereka sebagai suami istri 5. Istri tidak keberatan untuk pindah tempat apabila suami menghendakinya kecuali apabila suami bermaksud jahat. Suami boleh tidak memberikan nafkah kepada istri apabila terjadi hal sebagai berikut: 1.Istri kabur atau pindah dari rumah suaminya ke tempat lain tanpa seizin suami atau alasan yang dibenarkan agama 2.Istri bepergian tanpa izin suaminya 3.Istri ihram pada aktu ibadah haji tanpa seizin suami 4.Istri menolak melakukan hubungan suami istri 5.Istri dipenjara karena melakukan tindak pidana 6.Suami meninggal, sehingga ia menjadi janda Imam syafi’i berpendapat bahwa besarnya nafkah ditentukan atas kemampuan suami. Imam maliki dan imam abu hanifah berpendapat bahwa besarnya nafkah bukan ditentukan berdasarkan ketentuan syara’ tetapi berdasarkan keadaan masing-masing suami istri dan berbeda- beda sesuai waktu, keadaan dan tempat. Walimah الو ِلي َمة َ artinya Al – Jam’u = Kumpul, Sebab antara suami istri berkumpul.
Walimah berasal dari bahasa arab “Al – Walima” artinya
makanan pengantin. Maksudnya makanan yangdisediakan khusus dalam acara pesta perkawinan atau sebagai makanan untuk tamu undangan atau lainnya Walimah adalah salah satu bentuk rasa syukur setelah diadakannya akad nikah dengan jamuan makan bagi para tamu undangan, kerabat dan sanak saudara. Walimah tidak harus dilaksanakan setelah akad nikah langsung, disunnahkan mengadakan walimah tiga hari setelah akad nikah. Hukum menyelenggarakan walimah adalah sunnah muakkad hadis yang diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim: ا َ ْو ِل ْم َولَ ْو ِبشَا ٍة Artinya: Adakanlah walimah, walaupun hanya dengan seekor kambing. (HR.Al-Bukhori No. 2048 dan Muslim No. 1427) Wujud rasa syukur kepada Allah SWT Tanda pergerakan penyerahan anak gadis kepada suami dari kedua orang tuanya Sebagai tanda memulai hidup baru bagi suami istri Sebagai realisasi arti sosiologis dari akad nikah 1. Suami Merantau, Apa saja hal yang dilarang dan wajib dilakukan oleh suami dan istri ? 2. (6229) Saksi nikah menyaksikan dari VidCall, Apakah pernikahannya sah? 3. Istri keluar rumah tanpa seizin suami, hukumnya bagaimana? Apablia istri melakukan kesalahan bagaimana tindakan suami?