Anda di halaman 1dari 5

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji syukur
kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah, dan
Inayah-Nya sehingga kami dapat merampungkan penyusunan makalah pendidikan
agama islam dengan judul "Indahnya Membangun Mahligai Rumah Tangga"

Kami mengharapkan semoga dari makalah ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya
sehingga dapat memberikan inspirasi bagi kita semua.

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia sebagai makhluk sosial tidak bisa terlepas dari ketergantungan dengan orang
lain. Menurut Ibnu Khaldun, manusia itu (pasti) dilahirkan di tengah-tengah masyarakat,
dan tidak mungkin hidup kecuali di tengah-tengah mereka pula. Manusia memiliki naluri
untuk hidup bersama dan melestarikan keturunannya. Ini diwujudkan dengan
pernikahan. Pernikahan yang menjadi anjuran Allah dan Rasull-Nya ini merupakan akad
yang sangat kuat atau mitssaqan ghalidzan untuk mentaati perintah Allah dan
melaksanakannya merupakan ibadah.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas timbul permasalahan yang perlu di dibahas sedikit tentang:
1. Definisi pernikahan
2. Hikmah/manfaat pernikahan
3. Tujuan Pernikah dalam islam

BAB 2 PENGERTIAN
A. Pengertian Pernikahan

Pengertian Nikah Menurut Bahasa


Kata nikah berasal dari bahasa arab yang didalam bahasa Indonesia sering
diterjemahkan dengan Kawin / perkawinan, Nikah menurut bahasa mempunyai arti
mengumpulkan, menggabungkan, menjodohkan atau bersenggama (wath’i).

Pengertian Nikah Menurut Istilah


Nikah menurut istilah syariat Islam adalah akad yang menghalalkan pergaulan antara
laki – laki dan perempuan yang tidak ada hubungan Mahram sehingga dengan akad
tersebut terjadi hak dan kewajiban antara kedua insan.

Ketentuan Pernikahan dalam Islam


Pada dasarnya Islam sangat menganjurkan kepada umatnya yang sudah mampu untuk
menikah. Namun karena adanya beberapa kondisi yang bermacam – macam, maka ada
beberapa ketentuan meliputi hukum, rukun dan syarat nikah yang dapat dibagi menjadi,

1. Hukum Nikah :
a. Sunnah, bagi orang yang berkehendak dan baginya yang mempunyai biaya sehingga
dapat memberikan nafkah kepada istrinya dan keperluan – keperluan lain yang mesti
dipenuhi.

b. Wajib, bagi orang yang mampu melaksanakan pernikahan dan kalau tidak menikah ia
akan terjerumus dalam perzinaan.

c. Makruh, bagi orang yang tidak mampu untuk melaksanakan pernikahan Karena tidak
mampu memberikan belanja kepada istrinya atau kemungkinan lain lemah syahwat.

d. Haram, bagi orang yang ingin menikahi dengan niat untuk menyakiti istrinya atau
menyia – nyiakannya. Hukum haram ini juga terkena bagi orang yang tidak mampu
memberi belanja kepada istrinya, sedang nafsunya tidak mendesak

e. Mubah, bagi orang – orang yang tidak terdesak oleh hal – hal yang mengharuskan
segera nikah atau yang mengharamkannya.

2. Rukun Nikah dan Syarat Nikah

Rukun nikah ada 5 macam, di sertai dengan syarat-sayratnya yaitu :

A. Calon suami
Calon suami harus memenuhi syarat – syarat sebagai berikut :
1) Beragama Islam
2) Benar – benar pria
3) Tidak dipaksa
4) Tidak sedang beristri empat
5) Bukan mahram calon istri
6) Tidak sedang ihram, haji, atau umroh
7) Usia sekurang – kurangnya 19 Tahun

B. Calon istri
Calon istri harus memiliki syarat – syarat sebagai berikut :
1) Beragama Islam
2) Benar – benar perempuan
3) Tidak dipaksa
4) Halal bagi calon suami / Tidak Sedang Bersuami
5) Tidak sedang dalam masa iddah
6) Bukan mahram calon suami
7) Tidak sedang ihram, haji, atau umroh
8) Usia sekurang – kurangnya 16 Tahun
C. Wali
Wali Nikah harus memenuhi syarat – syarat sebagi berikut :
1) Beragama Islam
2) Baligh (dewasa)
3) Berakal Sehat
4) Tidak sedang ihram, haji, atau umroh
5) Adil (tidak fasik)
6) Mempunyai hak untuk menjadi wali
7) Laki – laki

Yang berhak menjadi wali bukan sembarang orang, menurut Syafi’I,orang-orang yang
berhak menjadi wali yaitu :
1) Bapak
2) Kakek dari jalur Bapak
3) Saudara laki-laki kandung
4) Saudara laki-laki tunggal bapak
5) Kemenakan laki-laki (anak laki-lakinya saudara laki-laki sekandung)
6) Kemenakan laki-laki (anak laki-laki saudara laki-laki bapak)
7) Paman dari jalur bapak
8) Sepupu laki-laki anak paman
9) Hakim, bila sudah tidak ada wali –wali tersebut dari jalur nasab. Bila sudah benar-
benar tidak ditemui seorang kerabat atau yang dimaksud adalah wali di atas maka
alternatif berdasarkan hadis Nabi adalah pemerintah atau hakim .

Dua Orang Saksi


Dua orang saksi nikah harus memenuhi syarat – syarat sebagai berikut :
1) Islam
2) Baligh (dewasa)
3) Berakal Sehat
4) Tidak sedang ihram, haji, atau umroh
5) Adil (tidak fasik)
6) Mengerti maksud akad nikah
7) Laki – laki
Pernikahan yang dilakukan tanpa saksi tidak sah.

Hikmah pernikahan dalam Islam

1 . Menjadikan hidup tenang dan tenteram karena terjalinnya rasa cinta dan kasih
sayang diantara sesama.
2 . Terhindar dari perbuatan maksiat, dengan adanya pernikahan maka seseorang dapat
menyalurkan naluri seksualnya ke jalan yang benar.
3 . Nikah merupakan jalan terbaik untuk menciptakan keturunan yang baik dan mulia
sekaligus merupakan upaya menjaga kelangsungan hidup sesuai dengan ajaran agama
4 . Denga menikah dan mempunyai anak , naluri kebapakan dan keibuan akan tumbuh
dan berkembang untuk saling melengkapi
5 . Nikah dapat mendorong seseorang terutama laki- laki untuk bersungguh -sungguh
dalam mencari rezeki yang halal.
6 . Memperluas persaudaraan, pernikahan dalam arti luasa tidak hanya menyatukan dan
memperluas kekerabatan diantara dua keluarga besar yaitu keluarga laki- laki dan
keluarga perempuan .
7 . Mendatangkan keberkahan , pernikahan akan mendorong seseorang terutama suami
untuk sungguh - sungguh untuk mencari nafkah yang banyak dan halal untuk anak dan
istrinya, sehingga dengan kerja kerasnya akan menimbulkan kemakmuran ,
kebahagiaan dan keberkahan dalam hidup berumah tangga.

Tujuan Pernikahan

1. Memenuhi Tuntutan Naluri Manusia yang Asasi


2. Sebagai Benteng yang Kokoh bagi Akhlaq Manusia
3. Menegakkan Rumah Tangga Islami
4. Meningkatkan Ibadah kepada Allah
5. Memperoleh Keturunan

Hak dan Kewajiban Suami-Istri


Berikut ini adalah beberapa hak dan kewajiban pasangan suami isteri yang baik :

1. Kewajiban Suami :
a) Memberi nafkah keluarga agar terpenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan.
b) Membantu peran istri dalam mengurus anak
c) Menjadi pemimpin, pembimbing dan pemelihara keluarga dengan penuh tanggung
jawab demi kelangsungan dan kesejahteraan keluarga
d) Siaga / Siap antar jaga ketika istri sedang mengandung / hamil.
e) Menyelesaikan masalah dengan bijaksana dan tidak sewenang-wenang
f) Memberi kebebasan berpikir dan bertindak pada istri sesuai ajaran agama agar tidak
menderita lahir dan batin.

2. Hak Suami :
a) Isteri melaksanakan kewajibannya dengan baik sesuai ajaran agama seperti mendidik
anak, menjalankan urusan rumah tangga, dan sebagainya.
b) Mendapatkan pelayanan lahir batin dari istri
c) Menjadi kepala keluarga memimpin keluarga
3. Kewajiban Isteri :
a) Mendidik dan memelihara anak dengan baik dan penuh tanggung jawab.
b) Menghormati serta mentaati suami dalam batasan wajar.
c) Menjaga kehormatan keluarga.
d) Menjaga dan mengatur pemberian suami (nafkah suami) untuk mencukupi kebutuhan
keluarga.
e) Mengatur dan mengurusi rumah tangga keluarga demi kesejahteraan dan
kebahagiaan keluarga.

4. Hak Istri :
a) Mendapatkan nafkah batin dan nafkah lahir dari suami.
b) Menerima maskawin dari suami ketika menikah.
c) Diperlakukan secara manusiawi dan baik oleh suami tanpa kekerasan dalam rumah
tangga / kdrt.
d) Mendapat penjagaan, perlindungan dan perhatian suami agar terhindar dari hal-hal
buruk.
3. Kewajiban Suami dan Istri :
a) Saling mencintai, menghormati, setia dan saling bantu lahir dan batin satu sama lain.
b) Memiliki tempat tinggal tetap yang ditentukan kedua belah pihak.
c) Menegakkan rumah tangga.
d) Melakukan musyawarah dalam menyelesaikan problema rumah tangga tanpa emosi.
e) Menerima kelebihan dan kekurangan pasangan dengan ikhlas.
f) Menghormati keluarga dari kedua belah pihak baik yang tua maupun yang muda.
g) Saling setia dan pengertian.
h) Tidak menyebarkan rahasia / aib keluarga.
4. Hak Suami dan Istri :
1) Mendapat kedudukan hak dan kewajiban yang sama dan seimbang dalam keluarga
dan masyarakat.
2) Berhak melakukan perbuatan hukum.
3) Berhak diakui sebagai suami isteri dan telah menikah jika menikah dengan sah
sesuai hukum yang berlaku.
4) Berhak memiliki keturunan langsung / anak kandung dari hubungan suami isteri.
5) Berhak membentuk keluarga dan mengurus kartu keluarga.

BAB III
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
1. Arti dari pernikahan disini adalah bersatunya dua insane dengan jenis berbeda yaitu
laki-laki dan perempuan yang menjalin suatu ikatan dengan perjanjian atau akad.
2. Hikmah dalam pernikahannya itu yaitu :
a) Mampu menjaga kelangsungan hidup manusia dengan jalan berkembang biak dan
berketurunan.
b) Mampu menjaga suami istri terjerumus dalam perbuatan nista dan mampu
mengekang syahwat seta menahan pandangan dari sesuatu yang diharamkan.
c) Mampu menenangkan dan menentramkan jiwa denagn cara duduk-duduk dan
bencrengkramah dengan pacarannya.
d) Mampu membuat wanita melaksanakan tugasnya sesuai dengan tabiat kewanitaan.

3. Tujuan pernikahan
a) Untuk Memenuhi Tuntutan Naluri Manusia Yang Asasi
b) Untuk Membentengi Ahlak Yang Luhur
c) Untuk Menegakkan Rumah Tangga Yang Islami
d) Untuk Meningkatkan Ibadah Kepada Allah
e) Untuk Mencari Keturunan Yang Shalih

Anda mungkin juga menyukai