Anda di halaman 1dari 16

Misma Kasim

uni_mima@yahoo.co.id
Pengertian Pernikahan
Pengertian Nikah
Kata nikah dalam bahasa arab, berasal dari kata kerja lampau (fi’il
madhi) nakaha yang artinya menghimpun atau mengumpulkan. Dalam
pengertian fiqh, pernikahan adalah akad yang mengandung kebolehan
melakukan hubungan suami istri dengan didahului lafal nikah.

Sedangkan secara terminologi, pernikahan adalah ikatan lahir dan batin


antara pria dan wanita untuk membangaun rumah tangga yang bahagia
berdasarkan ketentuan agama.

Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 pengertian pernikahan


adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita
sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah
tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
Hukum Pernikahan
1. Anjuran Nikah dan Macam – Macam Hukum Nikah
Setiap tindakan ibadah harus didasarkan pada Al – Qur’an dan Al – Hadits,
termasuk dalam menjalankan syariat pernikahan. Menurut Sayid Sabiq dalam
kitab Fiqh as – Sunnah hukum nikah terdapat 5 tingkatan, yaitu :
1. Wajib
2. Sunnah
3. Haram
4. Makruh
5. Mubah
2. Pernikahan yang Dilarang
Pernikahan adalah ikatan yang suci dan sakral antara laki – laki dan perempuan,
Maka harus dilaksanakan secara baik dan bbermartabat sesuai dengan syariat
Islam.
Menurut Syaikh Shafiyyur Rahman dalam buku ar – Rahiq al – Makhtum,
terdapat 4 macam pernikahan jahiliyah yang dilarang oleh syariat Islam,
yaitu :
a. Pernikahan spontan
b. Pernikahan istibda’
c. Pernikahan poliandri
d. Pernikahan melalui hukum ramal

Selain itu ada model pernikahna yang sekilas dalam pandangan hukum
dibenarkan tetapi dilarang karena tidak sesuai dengan tujuan pernikahan
Islam,
yaitu :
a. Kawin Mut’ah ( perkawinan sementara atau putus)
b. Kawin cinta buta
3. Wanita Yang Tidak Boleh Dinikahi ( Mahram)
Wanita yang haram dinikahi menurut islam terbagi menjadi 2 kelompok,
yaitu :
a. Wanita yang haram dikawini untuk selamanya, kelompok ini dibagi menjadi
3 macam, yaitu :
1) Wanita yang mempunyai hubungan sedarah
2) Wanita yang ada hubungan persemandaan
3) wanita persusuan
b. Wanita yang haram dinikahi untuk sementara waktu, kelompok ini terbagi
menjadi 2 macam, yaitu :
1) Saudara perempuan istri dan bibi dari istri
2) Wanita yang masih berstatus istri orang lain atau yang masih dalam
masa idah
Kriteria Calon Suami dan Istri

1. Kriteria Calon Istri


Untuk mencari seorang istri maka harus di pertimbangkan hal – hal
berikut ini :
a. Faktor Agama
b. Faktor Harta
c. Faktor Keturunan
d. Faktor kecantikan

2. Kriteria Calon Suami


Suami dalam Al –Qur’an disebut dengan qawwam bagi wanita di rumah
tangga. Dengan demikian, suami mempunyai fungsi dan peran yang besar
dalam rangka membangun rumah tangga yang sakinah. Seseorang dijadikan
Pemimpin tentu karena mempunyai kelebihan – kelebihan dari yang dipimpin.
Untuk itu sebaikanya calon suami mempunyai keunggulan diatas calon
istri
agar dapat menakhodai bahtera kehidupan denagn aman dan selamat
menuju
pantai kebahagian. Sebagaimana firman Allah dalam surat An – Nisa : 34
yang
artinya “ Kaum laki – laki adalah pemimpin kaum wanita… “
Sebagaiman pria, wanita juga diperbolehkan untuk mempertimbangkan
kekayaan, keturunan, dan ketampanan dalam memilih calon suami
dikarenakan tidak ada larangan dalam agama. Akan tetapi, 3 hal tersebut
tidak
boleh menjadi pertimbangan utama dan pertama, faktor kesolehan harus
menjadi prioritas utama.
Hak dan Kewajiban Suami Istri

1. Kewajiban Suami
a. Memberikan nafkah lahir dari rizki yang halal lagi baik
termasuk didalamnya pakaian
b. Melindungi keluarga dari segala mara bahaya yang
mengancam
keselamatan keluarga di dunia sampai akhirat.
c. Menyediakan tempat tinggal yang sehat dan layak
d. Memperlakukan dengan baik dan penuh kasih sayang
e. Memberikan nafkah batin dengan penuh kasih sayang dan
kehangatan
2. Kewajiban Istri
a. Menjaga kehormatan serta harta benda suami
b. Senantiasa berpenampilan menarik sehingga suami
merasa nyaman
dan senantiasaa, rindu untuk bertemu
c. Taat dan patuh kepada suami selama apa yang
dipertintahkan untuk
kemaslahatan rumah tangga dan tidak bertentangan
dengan ajaran
agama islam.
d. Memberikan pelayanan lahir maupun batin dengan
penuh keramahan
dan kehangatan, selagi kondisi memungkinkan.
Rukun Nikah
Suatu ibadah dikatakan sah diukur dari terpenuhinya rukun – rukun
termasuk didalamnya masalah pernikahan. Adapun rukun – rukun nikah
adalah :
1. Nikah harus dihadiri minimal 2 orang saksi
2. Wali mempelai wanita
Adapun syarat – syarat yang harus dipenuhi seorang wali adalah :
a. Laki –laki
b. Muslim
c. Berakal sehat
d. Baligh
e. Merdeka
3. Calon Suami ( mempelai pria)
4. Ada sighat ijab qabul
Pelaksanan Akad Nikah

1. Khitbah
2. Pertunangan
3. Mahar
4. Khutbah Nikah
5. Walimah
Putusnya Ikatan Pernikahan
1. Kematian
Apabila suami atau istri meninggal dunia dalam ikatan perkawinan, maka
dengan sendirinya terjadi pemutusan ikatan perkawinan atau perceraian. Jika
suami yang ditinggalkan istrinya maka dapat segera menikah, namun
demikian
harus dipertimbangkan faktor kepantasan sehingga tidak mengganggu
suasana
berkabung. Sedangkan jika suami yang meninggal, maka istri dapat menikah
kembali setelah masa idahnya.
2. Talak
Kata talak berasal dari bahasa arab yaitu thalaqa, secara bahasa berarti
melepaskan atau meninggalkan suatu ikatan. Secara terminologi berarti
suamimenceraikan istri sehingga ikatan perkawinan antara keduanya
terputus.
Macam – macam Talak :

1. Talak Raj’I
adalah talak dimana suami boleh kembali kepada
bekas istrinya tanpa melakukan perkawinan baru, selama
masih dalam masa idah, seperti talak kesatu dan talak
yang kedua.
2. Talak Ba’in
Talak Ba’in ada 2 macam, yaitu :
a. Talak ba’in Sughra
b. Talak ba’in Kubra (talak tiga)
Hikmah Pernikahan
Ada beberapa hikmah yang dapat dipetik
daribdisyariatkannya nikah oleh Allah SWT,
antara lain :
1. Allah telah menciptakan naluri seksual dalam diri manusia,
naluri tersebut harus mendapatkan media untuk
menyalurkannya secara benar dan sah. Dengan jalan nikah,
naluri seksual dapat disalurkan kapan saja, asalkan tidak
dilakukan pada waktu dan tempat yang dilarang oleh syariat
islam serta saling merelakan antara suami istri.
2. mempererat hubungan satu keluarga dengan keluarga lain
melalui ikatan persemendaan.
3. Satu – satunya cara untuk memperoleh keturunan.
4. Memberikan semangat untuk menjalankan aktivitas kehidupan
bagi seseorang yang telah dewasa.
5. Sebagai media mengespresikan naluri kebapakan dan keibuan
yang dimiliki seseorang dalam rangka melimpahkan kasih
sayangnya.
6. Menurut penelitian para ahli, orang – orang yang menikah
lebih memiliki kemungkinan umur yang panjang dibandingkan
dengan orang – orang yang tidak menikah, baik karena cerai
atau membujang.

Anda mungkin juga menyukai