Anda di halaman 1dari 8

Kelompok 5

Emha nor muhammad

Ardhi wiryanata
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Pernikahan
B. Ketentuan Pernikahan dalam Islam
1. Hukum Nikah
2. Rukun Nikah dan Syarat Nikah
C. Hikmah Pernikahan dalam Islam
D. Tujuan pernikahan
E. Hak dan Kewajiban Suami-Istri

BAB III PENUTUP

KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji syukur kami
panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah, dan Inayah-Nya
sehingga kami dapat merampungkan penyusunan makalah pendidikan agama islam dengan judul
"Indahnya Membangun Mahligai Rumah Tangga"

Kami mengharapkan semoga dari makalah ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga
dapat memberikan inspirasi bagi kita semua.

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia sebagai makhluk sosial tidak bisa terlepas dari ketergantungan dengan orang lain.
Menurut Ibnu Khaldun, manusia itu (pasti) dilahirkan di tengah-tengah masyarakat, dan tidak
mungkin hidup kecuali di tengah-tengah mereka pula. Manusia memiliki naluri untuk hidup
bersama dan melestarikan keturunannya. Ini diwujudkan dengan pernikahan. Pernikahan yang
menjadi anjuran Allah dan Rasull-Nya ini merupakan akad yang sangat kuat atau mitssaqan
ghalidzan untuk mentaati perintah Allah dan melaksanakannya merupakan ibadah.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas timbul permasalahan yang perlu di dibahas sedikit tentang:
1. Definisi pernikahan
2. Hikmah/manfaat pernikahan
3. Tujuan Pernikah dalam islam

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pernikahan
v Pengertian Nikah Menurut Bahasa :
Kata nikah berasal dari bahasa arab yang didalam bahasa Indonesia sering diterjemahkan dengan
Kawin / perkawinan, Nikah menurut bahasa mempunyai arti mengumpulkan, menggabungkan,
menjodohkan atau bersenggama (wath’i).
v Pengertian Nikah Menurut Istilah
Nikah menurut istilah syariat Islam adalah akad yang menghalalkan pergaulan antara laki – laki
dan perempuan yang tidak ada hubungan Mahram sehingga dengan akad tersebut terjadi hak dan
kewajiban antara kedua insan.
. Ketentuan Pernikahan dalam Islam
Pada dasarnya Islam sangat menganjurkan kepada umatnya yang sudah mampu untuk menikah.
Namun karena adanya beberapa kondisi yang bermacam – macam, maka ada beberapa ketentuan
meliputi hukum, rukun dan syarat nikah yang dapat dibagi menjadi,
1. Hukum Nikah :
a. Sunnah, bagi orang yang berkehendak dan baginya yang mempunyai biaya sehingga dapat
memberikan nafkah kepada istrinya dan keperluan – keperluan lain yang mesti dipenuhi.

b. Wajib, bagi orang yang mampu melaksanakan pernikahan dan kalau tidak menikah ia akan
terjerumus dalam perzinaan.

c. Makruh, bagi orang yang tidak mampu untuk melaksanakan pernikahan Karena tidak mampu
memberikan belanja kepada istrinya atau kemungkinan lain lemah syahwat.

d. Haram, bagi orang yang ingin menikahi dengan niat untuk menyakiti istrinya atau menyia –
nyiakannya. Hukum haram ini juga terkena bagi orang yang tidak mampu memberi belanja
kepada istrinya, sedang nafsunya tidak mendesak

e. Mubah, bagi orang – orang yang tidak terdesak oleh hal – hal yang mengharuskan segera nikah
atau yang mengharamkannya.

2. Rukun Nikah dan Syarat Nikah

Rukun nikah ada 5 macam, di sertai dengan syarat-sayratnya yaitu :


a. Calon suami
Calon suami harus memenuhi syarat – syarat sebagai berikut :
1) Beragama Islam
2) Benar – benar pria
3) Tidak dipaksa
4) Tidak sedang beristri empat
5) Bukan mahram calon istri
6) Tidak sedang ihram, haji, atau umroh
7) Usia sekurang – kurangnya 19 Tahun
b. Calon istri
Calon istri harus memiliki syarat – syarat sebagai berikut :
1) Beragama Islam
2) Benar – benar perempuan
3) Tidak dipaksa
4) Halal bagi calon suami / Tidak Sedang Bersuami
5) Tidak sedang dalam masa iddah
6) Bukan mahram calon suami
7) Tidak sedang ihram, haji, atau umroh
8) Usia sekurang – kurangnya 16 Tahun
c. Wali
Wali Nikah harus memenuhi syarat – syarat sebagi berikut :
1) Beragama Islam
2) Baligh (dewasa)
3) Berakal Sehat
4) Tidak sedang ihram, haji, atau umroh
5) Adil (tidak fasik)
6) Mempunyai hak untuk menjadi wali
7) Laki – laki

Yang berhak menjadi wali bukan sembarang orang, menurut Syafi’I,orang-orang yang berhak
menjadi wali yaitu :
1) Bapak
2) Kakek dari jalur Bapak
3) Saudara laki-laki kandung
4) Saudara laki-laki tunggal bapak
5) Kemenakan laki-laki (anak laki-lakinya saudara laki-laki sekandung)
6) Kemenakan laki-laki (anak laki-laki saudara laki-laki bapak)
7) Paman dari jalur bapak
8) Sepupu laki-laki anak paman
9) Hakim, bila sudah tidak ada wali –wali tersebut dari jalur nasab. Bila sudah benar-benar tidak
ditemui seorang kerabat atau yang dimaksud adalah wali di atas maka alternatif berdasarkan hadis
Nabi adalah pemerintah atau hakim .

v Dua orang saksi


Dua orang saksi nikah harus memenuhi syarat – syarat sebagai berikut :
1) Islam
2) Baligh (dewasa)
3) Berakal Sehat
4) Tidak sedang ihram, haji, atau umroh
5) Adil (tidak fasik)
6) Mengerti maksud akad nikah
7) Laki – laki
Pernikahan yang dilakukan tanpa saksi tidak sah.
Hikmah pernikahan dalam Islam

1 . Menjadikan hidup tenang dan tenteram karena terjalinnya rasa cinta dan kasih sayang diantara
sesama.
2 . Terhindar dari perbuatan maksiat, dengan adanya pernikahan maka seseorang dapat
menyalurkan naluri seksualnya ke jalan yang benar.
3 . Nikah merupakan jalan terbaik untuk menciptakan keturunan yang baik dan mulia sekaligus
merupakan upaya menjaga kelangsungan hidup sesuai dengan ajaran agama .
4 . Denga menikah dan mempunyai anak , naluri kebapakan dan keibuan akan tumbuh dan
berkembang untuk saling melengkapi
5 . Nikah dapat mendorong seseorang terutama laki- laki untuk bersungguh -sungguh dalam
mencari rezeki yang halal.
6 . Memperluas persaudaraan, pernikahan dalam arti luasa tidak hanya menyatukan dan
memperluas kekerabatan diantara dua keluarga besar yaitu keluarga laki- laki dan keluarga
perempuan .
7 . Mendatangkan keberkahan , pernikahan akan mendorong seseorang terutama suami untuk
sungguh - sungguh untuk mencari nafkah yang banyak dan halal untuk anak dan istrinya,
sehingga dengan kerja kerasnya akan menimbulkan kemakmuran , kebahagiaan dan keberkahan
dalam hidup berumah tangga.

Tujuan Pernikahan

1. Memenuhi Tuntutan Naluri Manusia yang Asasi


2. Sebagai Benteng yang Kokoh bagi Akhlaq Manusia
3. Menegakkan Rumah Tangga Islami
4. Meningkatkan Ibadah kepada Allah
5. Memperoleh Keturunan

. Hak dan Kewajiban Suami-Istri


Berikut ini adalah beberapa hak dan kewajiban pasangan suami isteri yang baik :
1. Kewajiban Suami :
a) Memberi nafkah keluarga agar terpenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan.
b) Membantu peran istri dalam mengurus anak
c) Menjadi pemimpin, pembimbing dan pemelihara keluarga dengan penuh tanggung jawab demi
kelangsungan dan kesejahteraan keluarga
d) Siaga / Siap antar jaga ketika istri sedang mengandung / hamil.
e) Menyelesaikan masalah dengan bijaksana dan tidak sewenang-wenang
f) Memberi kebebasan berpikir dan bertindak pada istri sesuai ajaran agama agar tidak menderita
lahir dan batin.
2. Hak Suami :
a) Isteri melaksanakan kewajibannya dengan baik sesuai ajaran agama seperti mendidik anak,
menjalankan urusan rumah tangga, dan sebagainya.
b) Mendapatkan pelayanan lahir batin dari istri
c) Menjadi kepala keluarga memimpin keluarga
3. Kewajiban Isteri :
a) Mendidik dan memelihara anak dengan baik dan penuh tanggung jawab.
b) Menghormati serta mentaati suami dalam batasan wajar.
c) Menjaga kehormatan keluarga.
d) Menjaga dan mengatur pemberian suami (nafkah suami) untuk mencukupi kebutuhan
keluarga.
e) Mengatur dan mengurusi rumah tangga keluarga demi kesejahteraan dan kebahagiaan
keluarga.
4. Hak Istri :
a) Mendapatkan nafkah batin dan nafkah lahir dari suami.
b) Menerima maskawin dari suami ketika menikah.
c) Diperlakukan secara manusiawi dan baik oleh suami tanpa kekerasan dalam rumah tangga /
kdrt.
d) Mendapat penjagaan, perlindungan dan perhatian suami agar terhindar dari hal-hal buruk.
3. Kewajiban Suami dan Istri :
a) Saling mencintai, menghormati, setia dan saling bantu lahir dan batin satu sama lain.
b) Memiliki tempat tinggal tetap yang ditentukan kedua belah pihak.
c) Menegakkan rumah tangga.
d) Melakukan musyawarah dalam menyelesaikan problema rumah tangga tanpa emosi.
e) Menerima kelebihan dan kekurangan pasangan dengan ikhlas.
f) Menghormati keluarga dari kedua belah pihak baik yang tua maupun yang muda.
g) Saling setia dan pengertian.
h) Tidak menyebarkan rahasia / aib keluarga.
4. Hak Suami dan Istri :
1) Mendapat kedudukan hak dan kewajiban yang sama dan seimbang dalam keluarga dan
masyarakat.
2) Berhak melakukan perbuatan hukum.
3) Berhak diakui sebagai suami isteri dan telah menikah jika menikah dengan sah sesuai hukum
yang berlaku.
4) Berhak memiliki keturunan langsung / anak kandung dari hubungan suami isteri.
5) Berhak membentuk keluarga dan mengurus kartu keluarga.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Arti dari pernikahan disini adalah bersatunya dua insane dengan jenis berbeda yaitu laki-laki
dan perempuan yang menjalin suatu ikatan dengan perjanjian atau akad.
2. Hikmah dalam pernikahannya itu yaitu :
a) Mampu menjaga kelangsungan hidup manusia dengan jalan berkembang biak dan
berketurunan.
b) Mampu menjaga suami istri terjerumus dalam perbuatan nista dan mampu mengekang syahwat
seta menahan pandangan dari sesuatu yang diharamkan.
c) Mampu menenangkan dan menentramkan jiwa denagn cara duduk-duduk dan bencrengkramah
dengan pacarannya.
d) Mampu membuat wanita melaksanakan tugasnya sesuai dengan tabiat kewanitaan yang
diciptakan.
3. Tujuan pernikahan :
a) Untuk Memenuhi Tuntutan Naluri Manusia Yang Asasi
b) Untuk Membentengi Ahlak Yang Luhur
c) Untuk Menegakkan Rumah Tangga Yang Islami
d) Untuk Meningkatkan Ibadah Kepada Allah
e) Untuk Mencari Keturunan Yang Shalih

Anda mungkin juga menyukai