Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH FIQIH

“MUNAKAHAT”
DOSEN PENGAMPU : EKO WAHYUDI SH.I

DISUSUN OLEH :

 ANNISA RESTIANI
 ROHMA YANTI
 SITI NUR JANAH

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT) AL HIKMAH


KEC. PAKUAN RATU KAB. WAY KANAN
TAHUN AKADEMIK 2019/2020

1
KATA PENGANTAR

‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬

Puji syukur ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat


dan hidayah-Nya kamidapat menyelesaikan makalah yang berju“Munakahat
(pernikahan)dengan baik.
Makalah ini kami susun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah fikih
Tak lupa kamiucapkan terimakasih kepada Bapak Eko Wahyudi. S.H.I sebagai dosen
pengampu
yang telah membimbing dalam menyusun makalah ini. Kmi juga mengucapkan
terimakasih kepada teman-teman mahasiswa kami telah memberikan kontribusi baik
langsung maupun tidak langsung.

Dengan selesainya tugas makalah ini, kamiberharap dapat memberikan pengetahuan

tambahan dimasa yang akan datang.


Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Seperti kata pepatah
“Tak Ada GadingYang Tak Retak”. Oleh karena itu,kami mengharapkan masukan berupa
saran dan kritik.

Tanjung Serupa,20 September 2019

Penulis

SITI NURJANAH

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG...............................................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH..............................................................................................................5
C. TUJUAN MASALAH.....................................................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................6
A. KETENTUAN HUKUM ISLAM TENTANG PERNIKAHAN..............................................................6
BAB III....................................................................................................................................................9
PENUTUP...............................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................10

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Allah SWT. Telah menciptakan sesuatu berpasang –pasangan , ada laki- laki dan
Perempuan. Salah satu ciri mahluk hidup adalah berkembang yang bertujuan
melanjutkan genersi . Oleh Allah SWT. Manusia di berikan karunia berupa
pernikahan untuk memasuki jenjang hidup baru .
Untuk merealisasikan terjadinya kesatuan dari dua sifat tersebut menjadi sebuah
hubungan yang benar-benar manusiawi , maka islam telah datang membawa ajaran
pernikahan yang sesuai dengan syariat nya. Islam menjadikan lembaga pernikahan
tersebut akan lahir keturunan secara terhormat , maka pernikahan adalah suatu hal
yang wajar yang ingin menjaga kesucian fitrah.
Manusia sebagai mhluk sosial tidak terlepas dari ketergantungan dengan orang
lain. Menurut ibnu khaldun manusia itu pasti dilahirkan ditengah –tengah masyarakat
dan tidak mungkin hidup kecuali ditengah-tengah mereka . Manusia memiliki naluri
untuk hidup bersama dan melestarikan keturunannya. Ini di wujudkan dengan
pernikahan, Pernikahan yang menjadi anjuran Allah SWT. Dan rosul nya
ininmerupakan akad yang sangat kuat untuk menaati perintah Allah SWT. Dan
melaksanakannya merupakan ibadah.

4
A. Rumusan Masalah

1. Apakah Pengertian dari Munakahat


2. Apakah Hukum dari Munakahat

B. Tujuan Masalah

1. Mengetahui Rukun Munakahat


2. Mengetahui Syarat Syah Munakahat
3. Mengetahui Urutan dan Jenis Wali
4. Mengetahui Wanita Yang Haram Dinikahi
5. Mengetahui Akibat Putusnya Pernikahan

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. KETENTUAN HUKUM ISLAM TENTANG PERNIKAHAN

1. Pengertian
Munakahat berarti “ pernikahan atau perkawinan “ menurut bahasa indonesia ,
kata nikah berarti berkumpul atau bersatu . Dalam istilah syariat islam, nikah
berarti melakukan suatu akad atau perjanjian untuk mengikatkan diri antara
seorang laki-laki dan seorang perempuan , dengan dasar suka rela dan
persetujuan bersama demi terwujdnya keluarga bahagia.

2. Hukum munakahat
Pada dasarnya adalah mubah , artinya boleh dikerjakan dan boleh
ditinggalkan . Hukum nikah dapat berubah menjadi sunah, wajib, makruh, dan
haram apabila :
a. Sunah

Apabila bagi orang yang ingin menikah , mampu menikah ,dan mampu
mengendalikan diri dari perzinahan walau tak segera menikah.

b. Wajib
Apabila bagi orang yang ingin menikah , mampu menikah dan ia khawatir
berbuat zina jika tidak segera menikah .
c. Makruh
Apabila bagi orang yang ingin menikah tetapi belum mampu memberi
nafkah terhadap istri dan anaknya.
d. Haram
Apabila bagi orang yang bermaksud menyakiti wanita yang ia nikahi .
3. Tujuan munakahat
a. Untuk memperoleh rasa cinta dan kasih sayang
b. Untuk memperoleh ketenangan hidup
c. Untuk memenuhi kebutuhan seksual secara sah dan di ridhi Allah SWT.
d. Untuk memperoleh keturunan yang syah dalam masyarakat
e. Untuk mewujutkan keluarga bahagia dunia ahirat.

4. Rukun Munakahat

1. Mempelai pria
Mempelai pria adalah calon suami yang memenuhi persyaratan. Menurut imam
zakaria al-anshari dalam fathul wahab bi syarhi minhaj al-thalab “syarat calon suami

6
ialah halal menikahi calon istri, tidak terpaksa, ditertentukan, dan tahu akan halalnya
calon istri baginya

2. Mempelai wanita
Adalah calon istri yang halal di nikahi oleh calon mempelai pria.

3.Wali

Adalah orang tua mempelai wanita baik ayah, kakek, maupun pamannya dari
Pihak ayah, dan pihak lainnya.

4.Dua saksi
Ini harus memenuhi syarat adil dan terpercaya.

5.Shighat
Meliputi ijab dan qobul yang diucapkan oleh wali atau perwakilannya dengan
mempelai pria.

5. Syarat syah munakahat


1. Beragama islam bagi pengantin laki-laki
2. Bukan laki-laki mahrom bagi calon istri
3. Mengetahu wali akad nikah
4. Tidak sedang melaksanakan haji
5. Tidak karna paksaan

6. Urutan dan jenis wali


1. Ayah
2. Kakek
Kakek dari pihak ayah
3. Saudara lelaki kandung
Saudara lelaki mempelai wanita yang tunggal ayah dan ibu.
4. Saudara lelaki seayah
Yakni saudara lelaki mempelai wanita yang tungal ayah namun beda ibu.
5. Paman
Ialah saudara lelaki ayah. Yang paling tua.
6. Anak lelaki paman Dari pihak ayah

7. Wanita yang haram dinikahi


a. Tuju dari jalur nasob
1. Ibu kandung keatas (nenek, ibu nenek seterusnya)
2. Anak perempuan kandung kebawah (cucu, anak cucu seterusnya)
3. Saudara perempuan baik sekandung, sebapak atau seibu
4. Saudara perempuan bapak
5. Saudara perempuan ibu
6. Anak perempuan saudara laki-laki dan
7. Anak perempuan saudara perempuan.

7
b.Tuju dari jalur susuan

Sama dengan sebab senasob diatas

C.Empat dari jalur pernikahan


1. Ibu istri (mertua)
2. Anak perempuan istri (anak tiri)
Jika terjadi hubungan badan dengan ibunya.
3.Istri ayah (ibu tiri)
4. Istri anak (menantu)
i.
ii. .
8. Akibat putusnya pernikahan
a.Akibat talak
Ikatan pernikahan yang putus karena suami mentalak istrinya.
b.Akibat perceraian
Cerai yaitu seorang istri menggugat suaminya untuk bercerai melalui
Pengadilan, kemudian pihak keadilan mengabulkan gugatan yang
Dimaksud sehingga putus hubungan penggugat dengan tergugat
Pernikahan.
c.Akibat khulu
Yaitu suatu ikatan pernikahan yang putus karena pihak istri telah
Memberikan hartanya untuk membebaskan dirinya dari ikatan pernikahan.
d. Akibat lian
Yaitu ikatan pernikahan yang putus selama-lamanya.
e. Akibat ditinggal mati suami
ketika pernikahan putus akibat meninggalnya suami maka istri menjalani
masa iddah dan bertanggung jawab terhadap pemeliharaan anak-anak nya
serta mendapat bagian harta warisan dari suaminya.

BAB III
PENUTUP

8
A.Kesimpulan

a. Munakahat ialah berkumpul atau bersatunya laki-laki dan perempuan dengan

melakukan akad nikah

b. Hukum munakahat ialah mubah. Namun bisa berubah menjadi sunah,

wajib, makruh, dan haram.

c. Rukun munakahat ada lima yaitu :

Mempelai pria , mempelai wanita, wali, dua saksi, dan shight

d. Syarat syah munakahat ada lima yaitu :

Beragama islam, bukan laki-laki mahrom, mengetahui wali akad nikah,

Tidak sedang haji, dan tidak karena paksaan.

e. Urutan dan jenis wali ada enam yaitu :

Ayah, kakek, saudara lelaki kandung, paman, saudara lelaki ayah, dan

Anak lelaki paman

f. Wanita yang harom dinikahi :

Ada tuju dari jalur nasob, tuju dari jalur susuan, dan empat dari jalur pernIkahan

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Rahman Ghozaly ,Fiqh Munakahat,Jakarta : Kencana, 2013 , Cetakan ke-3

9
Ahmad Rofiq , Hukum Islam di Indonesia , Jakarta : PT Raja Grafindo Persida , 1997

Amin Syarifuddin , Hukum Perkawinan Islam di Indonesia , Jakarta : Kencana , 2007

10

Anda mungkin juga menyukai