DOSEN PENGAMPU:
ALI ASMAUL.SPd.M.Pd
BAB I
Pendahuluan
BAB II
Pembahasan
BAB III
Penutup
A. A.Kesimpulan .........................................................................................................14
B. B.Saran .................................................................................................................14
BAB I
Pendahuluan
Latar Belakang
Munakahat berarti pernikahan atau perkawinan. Kata dasar pernikahan adalah nikah.
Menurut kamus bahasa Indonesia, kata nikah berarti berkumpul atau bersatu.Pernikahan adalah
suatu lembaga kehidupan yang disyariatkan dalam agama Islam.Pernikahan merupakan suatu
ikatan yang menghalalkan pergaulan laki-laki denganseorang wanita untuk membentuk
keluarga yang bahagia dlan mendapatkanketurunan yang sah. Nikah adalah fitrah yang
berarti sifat asal dan pembawaanmanusia sebagai makhluk Allah SWT. Tujuan pernikahan
adalah untuk mewujudkanrumah tangga yang sakinah, mawaddah, warahmah, serta
bahagia di dunia danakhirat.Dalam usaha meleburkan suatu bentuk hukum dalam
dunia hukum IslamIndonesia. Tentunya kita ingin mengetahui lebih dalam darimana asal
konsep hukumyang diadopsi oleh Departemen Agama RI tersebut yang kemudian menjadi
produk hukum yang lazim disebut Kompilasi Hukum Islam di Indonesia, dan diantara
materibahasannya adalah rukun dan syarat perkawinan yang akan coba kita
pelajariperbandingannya dengan fikih munakahat.
A.Pengertian Perkawinan
Secara bahasa : kumpulan, bersetubuh, akad secara syar’i :
dihalalkannyaseorang lelaki dan untuk perempuan bersenangg-senang, melakukan
hubunganseksual, dll.
Kata nikah berasal dari bahasa arab yang didalam bahasa Indonesia sering diterjemahkan
dengan perkawinan. Nikah menurut istilah syariat Islam adalah akad yang menghalalkan
pergaulan antara laki - laki dan perempuan yang tidak ada hubungan Mahram sehingga dengan
akad tersebut terjadi hak dan kewjiban antara kedua insan.
Hubungan antara seorang laki - laki dan perempuan adalah merupakan tuntunan yang
telah diciptakan oleh Allah SWT dan untuk menghalalkan hubungan ini maka disyariatkanlah
akad nikah. Pergaulan antara laki - laki dn perempuan yang diatur dengan pernikahan ini akan
membawa keharmonisan, keberkahan dan kesejahteraan baik bagi laki - laki maupun perempuan,
bagi keturunan diantara keduanya bahkan bagi masyarakat yang berada disekeliling kedua insan
tersebut.
Berbeda dengan pergaulan antara laki - laki dan perempuan yang tidak dibina dengan
sarana pernikahan akan membawa malapetaka baik bagi kedua insan itu, keturunannya dan
masyarakat disekelilingnya. Pergaulan yang diikat dengan tali pernikahan akan membawa
mereka menjadi satu dalam urusan kehidupan sehingga antara keduanya itu dapat menjadi
hubungan saling tolong menolong, dapat menciptkan kebaikan bagi keduanya dan menjaga
kejahatan yang mungkin akan menimpa kedua belah pihak itu. Dengan pernikahan seseorang
juga akan terpelihara dari kebinasaan hawa nafsunya.
Allah SWT berfirman dalam surat An - Nisa Ayat 3 sebagai berikut :
” Maka kawinilah wanita - wanita (lain) yang kamu senangi, dua, tiga atau empat. Kemudian
jika kamu takut tidak akan brlaku adil maka (kawinilah) seorang saja .” (An - Nisa : 3).
Ayat ini memerintahkan kepada orang laki - laki yang sudah mampu untuk melaksanakan
nikah. Adapun yang dimaksud adil dalam ayat ini adalah adil didalam memberikan kepada istri
berupa pakaian, tempat, giliran dan lain - lain yang bersifat lahiriah. Ayat ini juga menerangkan
bahwa islam memperbolehkan poligami dengan syarat - syarat tertentu.
B.Hukum Nikah
Para fuqaha mengklasifikasikan hukum nikah menjadi 5 kategori yang berpulang kepada
kondisi pelakunya :
Wajib, bila nafsu mendesak, mampu menikah dan berpeluang besar jatuh ke
dalam zina.
Sunnah, bila nafsu mendesak, mampu menikah tetapi dapat memelihara diri dari
zina.
Mubah, bila tak ada alasan yang mendesak/mewajibkan segera menikah dan/atau
alasan yang mengharamkan menikah.
Makruh, bila nafsu tak mendesak, tak mampu memberi nafkah tetapi tidak
merugikan isterinya.
Haram, bila nafsu tak mendesak, tak mampu memberi nafkah sehingga
merugikan istrinya.
1.Ijab-Qabul
a. Diucapkan dengan bahasa yang dimengerti oleh semua pihak yang hadir.
b. Menyebut jelas pernikahan & nama mempelai pria-wanita
4. Adanya wali.
a. a.Ayah
b. b.Kakek
c. c.Saudara laki-laki sekandung
d. d.Saudara laki-laki seayah
e. e.Anak laki-laki dari saudara laki – laki sekandung
f. f.Anak laki-laki dari saudara laki – laki seayah
g. g.Paman sekandung
h. h.Paman seayah
i. i.Anak laki-laki dari paman sekandung
j. j.Anak laki-laki dari paman seayah.
k. k.Hakim
Meskipun semua yang hadir menyaksikan aqad nikah pada hakikatnya adalahsaksi, tetapi
Islam mengajarkan tetap harus adanya 2 orang saksi pria yang jujur lagiadil agar pernikahan
tersebut menjadi sah.
a. .Mahar adalah pemberian wajib (yang tak dapat digantikan dengan lainnya) dariseorang
suami kepada isteri, baik sebelum, sesudah maupun pada saat aqad nikah.Lihat QS. An
Nisaa’ : 4.
b. Mahar wajib diterimakan kepada isteri dan menjadi hak miliknya,
bukankepada/milik mertua.
c. Mahar yang tidak tunai pada akad nikah, wajib dilunasi setelah
adanyapersetubuhan.
d. Mahar dapat dinikmati bersama suami jika sang isteri memberikan dengan kerelaan.
e. Mahar tidak memiliki batasan kadar dan nilai. Syari’at Islam menyerahkan perkaraini
untuk disesuaikan kepada adat istiadat yang berlaku. Boleh sedikit, tetapi tetapharus
berbentuk, memiliki nilai dan bermanfaat. Rasulullah saw senang mahar yangmudah dan
pernah pula.
Ia tidak halal bagi suaminya yang pertama sehingga ia kawin dengan orang laindengan
perkawinan yang sah. Allah SWT berfirman, ”Kemudian jika si suamimentalaqnya
(ssudah talak yang kedua), maka perempuan itu tidak halal lagibaginya hingga dia
kawin dengan suami yang lain. Kemudian jika suami yang lainitu menceraikannya, maka tidak
ada dosa bagi keduanya (bekas suami pertama danisteri) untuk kawin kembali, jika keduanya
berpendapat akan dapat menjalankanhukum-hukum Allah. Itulah hukum-hukum Allah,
diterangkan-Nya kepada kaumyang (mau) mengetahui.” (Al-Baqarah :230).
Kawin dengan wanita pezina
Tidak halal bagi seorang laki-laki menikahi wanita pezina, demikian juga tidak halalbagi seorang
perempuan kawian dengan seorang laki-laki pezina, terkecuali masing-masing dari keduanya
tampak jelas sudah melakukan taubat nashuha. Allahmenegaskan, ’Laki-laki yang
berzina tidak boleh mengawini kecuali perempuanberzina atau perempuan musryik; dan
perempuan yang berzina tidak boleh dikawini melainkan oleh laki-laki berzina atau laki-laki
yang musyrik, dan yang demikian itudiharamkan atas orang-orang yang mukmin.”(An-Nuur : 3).
A.Kesimpulan
Pernikahan adalah suatu lembaga kehidupan yang disyariatkan dalam agamaIslam.
Pernikahan merupakan suatu ikatan yang menghalalkan pergaulan laki-lakidengan seorang
wanita untuk membentuk keluarga yang bahagia dan mendapatkanketurunan yang sah. Nikah
adalah fitrah yang berarti sifat asal dan pembawaanmanusia sebagai makhluk Allah SWT.
Tujuan pernikahan adalah untuk mewujudkan rumah tangga yang sakinah,mawaddah,
warahmah, serta bahagia di dunia dan akhirat.
Hukum nikah padadasarnya adalah mubah, artinya boleh dikerjakan dan boleh
ditinggalkan. Meskipundemikian, hukum, nikah dapat berubah menjadi sunah,
wajib,makruh,atau haram.Tujuan pernikahan menurut Islam adalah untuk memenuhi hajat
manusia (prigterhadap wanita atau sebaliknya) dalam rangka mewujudkan rumah tangga
yangbahagia sesuai dengan ketentuan-ketentuan agama Islam.
B.Saran
Pernikahan merupakan suatu ikatan yang menghalalkan pergaulan laki-lakidengan
seorang wanita untuk membentuk keluarga yang bahagia dalammendapatkan keturunan
yang sah. Maka dari itu, kita harus mengetahui segala sesuatu, mulai dari hukum
nikah,rukun nikah, kewajiban suami istri setelah menikah, hikmah menikah, agar kita
tidaksekali-kali bila ada kesalah pahaman di dalam keluarga jangan terus
membuatkeputusan untuk bercerai, karena bercerai itu tidak disukai oleh Allah SWT.