Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

KONSEP DASAR MANAGEMENT SARANA DAN PRASARANA


PENDIDIKAN

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Management Sarana Dan Prasarana Pendidikan
Dosen Pengampu : Supriyadi, M.Pd.

Disusun oleh :
Kelompok I

M. Sihabudin

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIAH ( STIT )


AL – HIKMAH KAMPUS B
KECAMATAN PAKUAN RATU KABUPATEN WAY KANAN
TAHUN 2023 M/ 1443 H
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang selalu melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-
Nya,sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Konsep Dasar Management
Sarana Dan Prasarana”
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Management Sarana dan
Prasarana Pendidikan, dengan tujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
mahasiswa. Dalam penulisan makalah ini, tidak lepas dari petunjuk dan bimbingan serta
masukan dari semua pihak. dan juga semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian
makalah inisehingga makalah ini dapat selesai tepat waktu.Makalah ini berusaha kami susun
selengkap-lengkapnya.
Akan tetapi, kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna,
karena keterbatasan dan kekurangan pengetahuan sertaminimnya pengalaman yang dimiliki.
Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca sangatkami harapkan demi pembuatan
makalah berikutnya.Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun dan
pembaca padaumumya. Amin.

Serupa Indah, 28 Maret 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

BAB I.......................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN...............................................................................................................................3
A. Latar Belakang.............................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah.......................................................................................................................3
BAB II......................................................................................................................................................4
PEMBAHASAN..................................................................................................................................4
A. Pengertian Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan Islam.................................................4
B. Prinsip-Prinsip Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan Islam.........................................6
C. Proses Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan Islam.......................................................7
BAB III..................................................................................................................................................11
PENUTUP..........................................................................................................................................11
KESIMPULAN..................................................................................................................................11
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem pendidikan merupakan rangkaian-rangkaian dari sub system atau unsur-unsur
pendidikan yang saling terkait dalam mewujudkan keberhasilannya. Ada tujuan, kurikulum,
materi, metode, pendidik, peserta didik, sarana, alat, pendekatan dan sebagainya. Keberadaan
satu unsur membutuhkan keberadaan unsur lain, tanpa keberadaan salah satu diantara unsur-
unsur itu proses pendidikan menjadi terhalang, sehingga mengalami kegagalan.[1]
Keberadaan sarana pendidikan mutlak dibutuhkan dalam proses pendidikan, sehingga
termasuk dalam komponen-komponen yang harus dipenuhi dalam pelaksanaan proses
pendidikan. Tanpa sarana pendidikan, proses pendidikan akan mengalami kesulitan yang
sangat serius, bahkan bias mengagalkan pendidikan. Suatu kejadian yang mesti dihindari oleh
semua pihak yang terlibat dalam pendidikan.
Proses pendidikan dilaksanakan untuk mencapai suatu tujuan pendidikan. Agar tujuan
pendidikan tersebut dapat dicapai maka perlu diperhatikan segala sesuatu yang mendukung
keberhasilan tujuan pendidikan itu. Dari sekian faktor penunjang keberhasilan tujuan
pendidikan, kesuksesan dalam proses pembelajaran merupakan salah satu faktor yang
dominan. Sebab didalam proses pembelajaran itulah terjadinya interialisasi nilai-nilai dan
pewarisan budaya maupun norma-norma secara langsung. Karena itu, kegiatan belajar
mengajar merupakan ujung tombak untuk tercapainya pewarisan nilai-nilai diatas. Untuk itu
perlu sekali dalam proses pembelajaran itu diciptakan suasana yang kondusif agar peserta
didik benar-benar tertarik dan ikut proses itu.[2]
Dalam kaitannya dengan usaha menciptakan suasana yang kondusif itu sarana dan
prasarana pendidikan memegang peranan yang sangat penting. Sehingga baik buruknya
manajemen sarana dan prasarana pendidikan akan berpengaruh terhadap proses
pembelajaran.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian manajemen sarana dan prasarana pendidikan Islam?
2. Apa saja tujuan manajemen sarana dan prasarana pendidikan Islam ?
3. Bagaimana prinsip-prinsip manajemen sarana dan prasarana pendidikan Islam ?
4. Bagaimana proses manajemen sarana dan prasarana pendidikan Islam ?

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan Islam
Sarana pendidikan adalah semua fasilitas yang diperlukan dalam proses belajar
mengajar baik yang bergerak maupun tidak bergerak agar pencapaian tujuan pendidikan
dapat berjalan dengan lancar, efektif, teratur dan efisien.[3] Misalnya: gedung, ruang kelas,
meja kursi serta alat-alat media pengajaran. Adapun yang dimaksud dengan prasarana adalah
fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan atau pengajaran.
Seperti halaman, kebun, taman, jalan menuju madrasah , tetapi jika dimanfaatkan secara
langsung untuk proses belajar mengajar, seperti taman madrasah untuk pengajaran biologi,
halaman madrasah sebagai lapangan olahraga, komponen tersebut merupakan sarana
pendidikan.
Manajemen sarana prasarana dapat diartikan sebagai proses kerjasama
pendayagunaan semua sarana dan prasarana pendidikan secara efektif dan efisien.[4] Dari
definisi tersebut menunjukkan bahwa sarana dan prasarana yang ada harus didaya gunakan
dan dikelola untuk kepentingan proses pembelajaran. Pengelolaan sarana dan prasarana
tersebut dimaksudkan agar penggunaannya bisa berjalan dengan efektif dan efisien.
Manajemen sarana dan prasarana pendidikan bertugas mengatur dan menjaga sarana
dan prasarana pendidikan agar dapat memberikan kontribusi pada proses pendidikan secara
optimal dan berarti. Kegiatan pengelolaan ini meliputi kegiatan perencanaan, pengadaan,
pengawasan, penyimpanan inventarisasi, dan penghapusan serta penataan.[5]
Sarana dan prasarana pendidikan itu dalam lembaga pendidikan Islam sebaiknya
dikelola dengan sebaik mungkin dengan mengikuti kebutuhan-kebutuhan sebagai berikut:[6]
1. Lengkap, siap dipakai setiap saat, kuat dan awet.
2. Rapi, indah, bersih, anggun, dan asri sehingga menyejukkan pandangan dan perasaan siapa
pun yang memasuki komplek lembaga pendidikan Islam.
3. Kreatif, inovatif, responsif dan bervariasi sehingga dapat merangsang timbulnya imajinasi
peserta didik.
4. Memiliki jangkauan waktu yang panjang melalui perencanaan yang matang untuk
menghindari kecenderungan bongkar pasang bangunan.
5. Memiliki tempat khusus untuk beribadah maupun pelaksanaan kegiatan sosio-religius
seperti mushalla atau masjid.
Ketentuan ini ketika diterapkan pada jenjang pendidikan yang berbeda, akan
menghasilkan keputusan yang berbeda pula. Misalnya pada ketentuan harus kreatif,
inovatif, responsif, dan bervariasi antara lembaga madrasah Ibtidaiyah dengan madrasah
Aliyah sangat berbeda, seperti penataan meja. Penataan ini pada madrasah Ibtidaiyah bisa
berbeda-beda antara semua kelas. Ada yang seluruh meja di depan papan tulis seperti yang
terjadi selama ini, ada kelas yang penataan mejanya dalam bentuk oval, separuh oval,
beberapa meja bulat, dan sebagainya. Tetapi untuk madrasah Aliyah tidak perlu sevariasi itu.
Untuk penataan lingkungan dalam kompleks sekolah/madrasah/perguruan
tinggi/pesantren seharusnya rapi, indah, bersih, anggun dan asri. Keadaan ini setidaknya
menjadikan peserta didik merasa betah (kerasan) berada di lembaga pendidikan baik sewaktu
proses pembelajaran berlangsung di kelas, waktu istirahat, ketika berkunjung ke sekolah,
bahkan tamu-tamu dari luar juga diharapkan merasakan hal yang sama. Kenyataan di
lapangan kebanyakan lembaga pendidikan Islam kurang memperhatikan kerapian,
kebersihan, keindahan, keanggunan dan keasrian tersebut apalagi pesantren, kecuali dalam
jumlah yang amat sedikit seperti pesantren An-Nur Bululawang Malang yang telah
mengelola lingkungan dalam komplek pesantren cukup indah. Taman-tamannya diatur bagus
dan ada semacam kebun binatang mini.[7] Nabi pernah bersabda:
‫َإَّن َهللا َجِم ْيٌل ُيِح ُّب اْلَج َم اََل‬
("Sesungguhnya Allah itu indah, Dia menyukai terhadap keindahan").
Gedung-gedung yang dibangun harus diupayakan melalui perencanaan yang matang
sehingga minimal digunakan dalam waktu 25 tahun. Untuk itu gedung harus kuat, awet dan
posisinya tepat sehingga tidak sampai dibongkar kemudian didirikan gedung baru di tempat
yang sama dalam waktu yang relatif cepat, karena cara itu adalah pemborosan. Sebaiknya
gedung itu dibangun bertingkat yang mengandung manfaat di samping menghemat tanah juga
terkesan kokoh. Bentuk gedung pun sebaiknya juga indah dan memiliki gaya arsitektur yang
khas yang menyebabkan orang yang memandang merasa tertarik.[8]
Di samping itu, suatu keharusan juga untuk membangun masjid atau setidaknya
mushalla. Bangunan ini bukan sekadar simbol bagi lembaga pendidikan Islam tetapi memang
merupakan kebutuhan riil untuk beribadah ketika pegawai dan peserta didik berada di
sekolah. Masjid atau Mushalla itu juga bisa dimanfaatkan sebagai laboratorium ibadah
bagaimana cara berwudhu yang benar, dan bagaimana mempraktekkan shalat yang benar,
keduanya bisa dilaksanakan di tempat tersebut. Lebih dari itu, masjid atau mushalla
diupayakan ikut mewarnai perilaku islami warga sekolah sehari-hari dengan mengoptimalkan
kegiatan keagamaan maupun kegiatan ilmiah yang ditempatkan di masjid atau mushalla.[9]
Dalam mengelola sarana dan prasarana di sekolah dibutuhkan suatu proses
sebagaimana terdapat dalam manajemen yang pada umumnya, yaitu mulai dari perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan, pemeliharaan dan pengawasan. Apa yang dibutuhkan oleh
sekolah perlu direncanakan dengan cermat berkaitan dengan semua sarana dan prasarana
yang mendukung terhadap proses pembelajaran.
Tujuan dari pada pengelolaan sarana dan prasarana sekolah ini adalah untuk
memberikan layanan secara profesional berkaitan dengan sarana dan prasarana pendidika
agar proses pembelajaran bisa berlangsung secara efektif dan efisien. Berkaitan dengan
tujuan ini. Bafadal (2003) menjelaskan secara rinci tentang tujuan manajemen sarana dan
prasarana pendidikan sebagai berikut:[10]
1. Untuk mengupayakan pengadaan sarana dan prasarana sekolah melalui sistem perencanaan
dan pengadaan yang hati-hati dan seksama, sehingga sekolah memiliki sarana dan prasarana
sesuai dengan kebutuhan.
2. Untuk mengupayakan pemakaian sarana dan prasarana sekolah secara tepat dan efisien
3. Untuk mengupayakan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan, sehingga keadaannya
selalu dalam kondisi siap pakai dalam setiap diperlukan oleh semua personil sekolah.
Manajemen sarana dan prasarana yang baik diharapkan dapat menciptakan
sekolah/sekolah islam yang bersih, rapi, indah, sehingga menciptakan kondisi yang
menyenangkan baik bagi guru maupun untuk berada di sekolah islam. Di samping itu juga
diharapkan tersedianya alat-alat fasilitas belajar yang memadai secara kuantitatif, kualitatif,
dan relevan dengan kebutuhan serta dapat dimanfaatkan secara optimal untuk kepentingan
proses pendidikan dan pengajaran, baik oleh guru sebagai pengajar maupun murid-murid
sebagai pelajar.

B. Prinsip-Prinsip Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan Islam


Dalam mengelola sarana dan prasarana sekolah terdapat beberapa prinsip yang
perlu diperhatikan agar tujuan bias tercapai dengan maksimal. Menurut Bafadal prinsip-
prinsip tersebut antara lain:[11]
1. Prinsip pencapaian tujuan
Pada dasarnya manajemen perlengkapan sekolah di lakukan dengan maksud agar
semua fasilitas sekolah dalam keadaan kondisi siap pakai. Oleh sebab itu, manajemen
perlengkapan sekolah dapat di katakan berhasil bilamana fasilitas sekolah itu selalu siap
pakai setiap saat, pada sat seorang personel sekolah akan menggunakannya.
2. Prinsip Efisiensi
Dengan prinsip efisiensi semua kegiatan pengadaan sarana dan prasarana sekolah di
lakukan dengan perencanaan yang hati-hati, sehingga bisa memperoleh fasilitas yang
berkualitas baik dengan harga yang relatif murah. Dengan prinsip efisiensi berarti bahwa
pemakaian semua fasilitas sekolah hendaknya dilakukan dengan sebaik-baiknya, sehingga
dapat mengurangi pemborosan. Maka perlengkapan sekolah hendaknya di lengkapi dengan
petunjuk teknis penggunaan dan pemeliharaannya. Petunjuk teknis tersebut di komunikasikan
kepada semua personil sekolah yang di perkirakan akan menggunakannya. Selanjutnya,
apabila di pandang perlu, di lakukan pembinaan terhadap semua personel.
3. Prinsip Administratif
Yaitu manajemen sarana dan prasarana disekolah harus selalu
memperhatikan undang-undang, instruksi, dan petunjuk teknis yang diberlakukan oleh pihak
yang berwenang.

4. Prinsip kejelasan tanggung jawab


Di Indonesia tidak sedikit adanya kelembagaan pendidikan yang sangat besar dan
maju. Oleh karena besar, sarana dan prasarananya sangat banyak sehingga manajemennya
melibatkan banyak orang. Bilamana hal itu terjadi maka perlu adanya pengorganisasian kerja
pengelolaan perlengkapan pendidikan. Dalam pengorganisasiannya, semua tugas dan
tanggung jawab semua orang yang terlibat itu perlu di deskripsikan dengan jelas
5. Prinsip kekohesifan
Dengan prinsip kekohesifan berarti manajemen perlengkapan pendidikan di sekolah
hendaknya terealisasikan dalam bentuk proses kerja sekolah yang sangat kompak. Oleh
kerena itu, walaupun semua orang yang terlibat dalam pengelolaan perlengkapan itu telah
memiliki tugas dan tanggung jawab masing-masing, namun antara satu dengan yang lainnya
harus selalu bekerja sama dengan baik.

C. Proses Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan Islam


Manajemen sarana dan prasarana pendidikan disekolah berkaitan erat dengan
aktivitas-aktivitas pengadaan, pendistribusian, penggunaan dan pemeliharaan, inventarisasi,
serta penghapusan sarana dan prasarana pendidikan islam. Hal ini menunjukkan bahwa perlu
adanya suatu proses dan keahlian di dalam mengelolanya. Dan tindakan prefentif yang tepat
akan sangat berguna bagi instansi.
Dalam pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan agar dalam kondisi siap pakai,
diperlukan tugas khusus yang menanganinya. Hal ini dimaksudkan untuk membantu guru
dalam mempersiapkan perlengkapan yang dibutuhkan, utamanya yang berkaitan erat dengan
sarana dan prasarana yang menunjang.
1. Perencanaan Sarana Dan Prasarana Pendidikan Islam
Perencanaan sarana dan prasarana pendidikan islam merupakan suatu proses analisis
dan penetapan kebutuhan yang diperlukan dalam proses pembelajaran sehingga muncullah
istilah kebutuhan yang diperlukan (primer) dan kebutuhan yang menunjang. Dalam proses
perencanaan ini harus dilakukan dengan cermat dan teliti baik berkaitan dengan karakteristik
sarana dan prasarana yang dibutuhkan, jumlahnya, jenisnya dan kendalanya (manfaat yang
didapatkan), beserta harganya. Berkaiatan dengan ini Jones (1969) menjelaskan bahwa
perencanaan pengadaan perlengkapan pendidikan di sekolah harus diawali dengan analisis
jenis pengalaman pendidikan yang diprogramkan di sekolah menurut Sukarna (1987) adalah
sebagai berikut:
a. Menampung semua usulan pengadaan perlengkapan sekolah yang diajukan oleh setiap unit
kerja dan atau mengiventarisasi kekurangan perlengkapan sekolah.
b. Menyusun rencana kebutuhan perlengkapan sekolah untuk periode tertentu.
c. Memadukan rencana kebutuhan yang telah disusun dengan perlengkapan yang
tersediasebelumya.
d. Memadukan rencana kebutuhan dengan dana atau anggaran sekolah yang tersedia. Dalam
hal ini, jika dana yang tersedia tidak mencukupi untuk pengadaan semua kebutuhan yang
diperlukan, maka perlu diadakan seleksi terhadap semua kebutuhan perlengkapan yang telah
direncanakan dengan melihat urgensi setiap perlengkapan yang diperlukan.
e. Memadukan rencana (daftar) kebutuhan perlengkapan yang urgen dengan dana atau
anggaran yang tersedia, maka perlu diadakan seleksi lagi dengan melihat skala prioritas
menngenai perlengkapan yang paling penting.
f. Penetapan rencana pengadaan akhir.
2. Pengadaan Sarana Dan Prasarana Pendidikan Di Sekolah
Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah pada hakekatnya adalah
kelanjutan dari program perencanaan yang telah disusun sekolah sebelumnya.
Sistem pengadaan sarana dan prasarana sekolah dapat dilakukan dengan berbagai
cara, antara lain adalah seperti yang disebutkan dibawah ini :
a. Dropping dari pemerintah, hal ini merupakan bantuan yang diberikan pemerintah kepada
sekolah. Bantuan ini sifatnya terbatas sehingga pengelola sarana dan prasarana pendidikan di
sekolah tetap harus mengusahakan dengan cara lain.
b. Pengadaan sarana dan prasarana sekolah dengan cara membeli baik secara langsung
maupun melalui pemesanan terlebih dahulu.
c. Meminta sumbangan wali murid atau mengajukan proposal bantuan pengadaan sarana dan
prasarana sekolah ke lembaga sosial yang tidak mengikat.
d. Pengadaan perlengkapan dengan cara menyewa atau meminjam
e. Pengadaan perlengkapan sekolah dengan cara tukar menukar barang yang dimiliki dengan
barang lain yang dibutuhkan sekolah.
Memilih sarana dan prasana pendidikan islam bukanlah berupa resep yang lengkap
dengan petunjuk-petunjuknya, lalu pendidik menerima resep itu begitu saja. Sarana
pembelajaran hendakaya direncanakan, dipilih dan diadakan dengan teliti sesuai dengan
kebutuhan sehingga penggunaannya berjalan dengan wajar. Untuk itu pendidik hendaknya
menyesuaikan dengan sarana pembelajaran dengan faktor-faktor yang dihadapi, yaitu tujuan
apakah yang hendak dicapai, media apa yang tersedia, pendidik mana yang akan
mempergunakannya, dan yang peserta didik mana yang di hadapi. Faktor lain yag hendaknya
dipertimbangkan dalam pemilihan sarana pembelajaran adalah kesesuaian dengan ruang dan
waktu.
3. Inventarisasi Sarana Dan Prasarana Pendidikan
Inventarisasi dapat diartikan sebagai pencatatan dan penyusunan barang-barang milik
negara secara sistematis, tertib, dan teratur berdasarkan ketentuan-ketentuan taau pedoman-
pedoman yang berlaku. Hal ini sesuai dengan keputusan menteri keuangan RI Nomor Kep.
225/MK/V/4/1971 bahwa barang milik negara berupa semua barang yang berasal atau dibeli
dengan dana yang bersumber baik secara keseluruhan atau bagian sebagainya dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) ataupun dana lainnya yang barang-barang dibawah
penguasaan kantor departemen dan kebudayaan, baik yang berada di dalam maupun luar
negeri.
Kegiatan inventarisasi sarana dan prasarana pendidikan di sekolah menurut Bafadal (2003)
meliputi :
a. Pencatatan sarana dan prasarana sekolah dapat dilakukan didalam buku penerimaan
barang, buku bukan inventaris, buku (kartu) stok barang.
b. Pembuatan kode khusus untuk perlengkapan yang tergolong barang inventaris. Caranya
dengan membuat kode barang dan menempelkannya atau menuliskannya pada badan barang
perlengkapan yang tergolong sebagai barang inventaris. Tujuannya adalah untuk
memudahkan semua pihak dalam mengenal kembali semua perlengkapan pendidikan di
sekolah baik ditinjau dari kepemilikan, penanggung jawab, maupun jenis golongannya.
Biasanya kode barang itu berbentuk angka atau numerik yang menunjukkan departemen,
lokasi, sekolah, dan barang.
c. Semua perlengkapan pendidikan di sekolah yang tergolong barang inventaris harus
dilaporkan. Laporan tersebut sering disebut dengan istilah laporan mutasi barang. Pelaporan
dilakukan daalm periode tertentu, sekali dalam satu triwulan. Dalam satu tahun ajaran
misalnya, pelaporan dapat dilakukan pada bulan juli, oktober, januari, dan april tahun
berikutnya.
4. Pengawasan Dan Pemeliharaan Sarana Dan Prasarana Pendidikan Di Sekolah
Pengawasan merupakan salah satu fungsi manajemen yang harus dilaksanakan oleh
pimpinan organisasi. Berkaitan dengan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah, perlu
adanya kontrol baik dalam pemeliharaan atau pemberdayaan. Pengawasan (control) terhadap
sarana dan prasarana pendidikan di sekolah merupakan usaha yang ditempuh oleh pimpinan
dalam membantu personel sekolah untuk menjaga atau memelihara, dan memanfaatkan
sarana dan prasarana sekolah dengan sebaik mungkin demi keberhasilan proses pembelajaran
di sekolah.
Pemeliharaan terhadap sarana dan prasarana pendidikan di sekolah merupakan
aktivitas yang harus dijalankan untuk menjaga agar perlengkapan yang dibutuhkan oleh
personel sekolah dalam kondisi siap pakai. Kondisi siap pakai ini akan sangat membantu
terhadap kelancaran proses pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah. Oleh karena itu,
semua perlengkapan yang ada di sekolah membutuhkan perawatan, pemeliharaan, dan
pengawasan agar dapat diperdayakan dengan sebaik mungkin.
Program perawatan ini yang bisa disebut program perawatan preventif memiliki tujuan
untuk meningkatkan kinerja, memperpanjang usia pakai, menurunkan biaya perbaikan, dan
menetapkan biaya efektif perawatan sarana dan prasarana sekolah, melestarikan kerapian dan
keindahan, dan menghindarkan dari kehilangan atau setidaknya meminimalisir kehilangan.
[12]
Program perawatan ini dapat di tempuh melalui langkah-langkah berikut ini:
1. Membentuk tim pelaksana perawatan preventif di sekolah .
2. Membuat daftar sarana dan prasarana termasuk seluruh perawatan yang ada di
sekolah.
3. Menyiapkan jadual tahunan kegiatan perawatan untuk setiap perawatan dan fasilitas
sekolah .
4. Menyiapkan lembar evaluasi untuk menilai hasil kerja perawatan pada masing-masing
bagian di sekolah.
5. Memberi penghargaan bagi mereka yang berhasil meningkatkan kinerja peralatan
sekolah dalam rangka meningkatkan kesadaran dalam merawat sarana dan prasarana
sekolah.

a. Adapun program perawatan preventif di sekolah tersebut dapat dilaksanakan


dengan: (1) Memberikan arahan kepada tim pelaksana perawatan preventif
dan mengkaji ulang terhadap program yang telah dilaksanakan secara teratur;
(2) Mengupayakan pemantauan bulanan ke lokasi tempat sarana prasarana,
untuk mengevaluasi aktivitas pelaksanaannya berdasarkan jadual yang telah
dilaksanakan; (3) Menyebarkan informasi tentang program perawatan
preventif untuk seluruh warga sekolah terutama guru dan siswa; dan (4)
Membuat program lomba perawatan terhadap sarana dan fasilitas sekolah
untuk memotivasi.
Dalam pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah jika ditinjau
dari sifat maupun waktunya terdapat beberapa macam, yaitu : ditinjau dari
sifatnya, yaitu : pemeliharaan yang bersifat pengecekan, pencegahan,
perbaikan ringan dan perbaikan berat. Ditinjau dari waktu pemeliharaannya,
yaitu : pemeliharaan sehari-hari (membersihkan ruang dan perlengkapannya),
dan pemeliharaan berkala seperti pengecetan dinding, pemeriksaan bangku,
genteng, dan perabotan lainnya.
6. Penghapusan Sarana Dan Prasarana Pendidikan.
Pengahapusan sarana dan prasarana pendidikan adalah kegiatan meniadakan
barang-barang milik lembaga (bisa juga milik negara) dari daftar inventaris dengan
cara berdasarkan perundang-undangan yang berlaku. Sebagai salah satu aktivitas
dalam manajemen sarana dan prasarana pendidikan, penghapusan bertujuan untuk :
a. mencegah dan membatasi kerugian yang lebih besar sebagai akibat pengeluaran dana
untuk perbaikan yang perlengkapan yang rusak.
b. mencegah terjadinya pemborosan biaya pengamanan yang tidak berguna lagi.
c. membebaskan lembaga dari tanggung jawab pemeliharaan dan pengamanan.
d. meringankan beban inventaris.
e. Kepala sekolah memiliki kewenangan untuk melakukan penghapusan terhadap
perlengkapan sekolah. Namun perlengkapan yang akan dihapus harus memenuhi
persyaratan-persyaratan penghapusan. Demikian pula prosedurnya harus mengikuti
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Barang-barang yang memenuhi syarat
untuk dihapus adalah:
f. Barang-barang dalam keadaan rusak berat sehingga tidak dapat dimanfaatkan.
g. Barang-barang yang tidak sesuai dengan kebutuhan.
h. Barang-barang kuno yang penggunaannya sudah tidak efisien lagi.
i. Barang-barang yang terkena larangan.
j. Barang-barang yang mengalami penyusustan di luar kekuasaaan pengurus.
k. Barang-barang yang pemeliharaannya tidak seimbang dengan kegunaannya.
l. Barang-barang yang berlebihan dan tidak digunakan lagi.
m. Barang-barang yang dicuri.
n. Barang-barang yang diselewengkan.
o. Barang-barang yang terbakar dan musnah akibat bencana alam.
Dalam penghapusan barang ini, kepala sekolah beserta stafnya hendaknya
mengelompokkan dan mendata barang-barang yang akan dihapus, kemudian mengajukan
usulan penghapusan beserta lampiran jenis barang yang akan dihapus ke Diknas/Depag.
Setelah SK dari kantor pusat tentang penghapusan barang sesuai berita acara yang ada.
Penghapusan barang ini dapat dilakukan dengan cara pemusnahan atau pelelangan.
Masalah lain yang perlu diperhatikan ialah perusakan yang sering dilakukan oleh siswa “gatal
tangan”. Perilaku ini banyak penyebabnya, antara lain adanya rasa kurang aman, frustasi,
balas dendam karena merasakan ketidak adilan, dan perkelahian antar kelompok. Upaya yang
dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut antara lain :
a. Bangkitkan rasa bangga akan keindahan, keunikan sekolah. Ini harus dicontohkan
oleh kepala sekolah, guru, dan aparat lainnya. Ajaran agama tentang kebersihan
dan keindahan dapat membantu disini.
b. Siapkan bangunan dalam kondisi prima pada tahun ajaran baru. Itu dilakukan
dalam liburan sekolah. Dinding dibersihkan, bangku dan lain-lain demikian juga.
Anak-anak yang masuk pada hari-hari pertama tidak lagi melihat coret-coretan
pada dinding atau pada bangkunya. Ini akan ada pengaruhnya.
c. Ketertiban di kelas harus terkendali. Hal-hal kecil jangan di biarkan. Kadang-
kadang tanpa diketahui hal kecil itu berkembang menjadi besar.
d. Jangan mengatakan bahwa anak-anak itu nakal hanya karena membuat coretan
pada dinding. Lebih bijak memanggilnya, dan guru menghapus coretan itu
bersama anak itu tadi. Boleh dinasehati agar tidak membuat coretan.

Dalam hal menaggulangi kenakalan siswa, fungsi guru agama diperkirakan cukup
besar. Kerja sama guru agama dengan seluruh aparat sekolah sangat diperlukan untuk
menanggulangi kenakalan secara bersama-sama.
Pemeliharaan sarana dan prasarana sebenarnya memerlukan dana yang cukup besar,
ini tidak bisa dihindari. Tujuannya antara lain supaya sarana dan prasarana tidak cepat rusak,
disebabkan pengaruhnya besar pada kesuksesan Pendidikan Islam.

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

1. Manajemen sarana dan prasarana pendidikan dapat didefinisikan sebagai proses kerja
sama pendayagunaan semua sarana dan prasarana pendidikan secara efektif.
2. Tujuan daripada pengelolaan sarana dan prasarana sekolah ini adalah untuk memberikan
layanan secara profesional berkaitan dengan sarana dan prasarana pendidikan agar proses
pembelajaran bisa berlangsung secara efektif dan efisien.
3. Prinsip-prinsip manajemen sarana dan prasarana pendidikan Islam meliputi: a) prinsip
pencapaian tujuan, b) prinsip efisiensi, c) prinsip administratif, d) prinsip kejelasan tanggung
jawab, e) prinsip kekohesifan.
4. Proses manajemen sarana dan prasarana pendidikan islam berkaitan erat dengan : a.
Perencanaan sarana dan prasarana pendidikan islam. b. Pengadaan sarana dan prasarana
pendidikan islam. c. Inventarisasi sarana dan prasarana pendidikan islam. d. Pengawasan dan
pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan islam. e. Pengahapusan sarana dan prasarana
sekolah.

Anda mungkin juga menyukai