Anda di halaman 1dari 16

MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA

MAKALAH
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Pendidikan
Dosen Pengampu : Dr.H. Acep Nurlaeli, M.Ag

Disusun Oleh :
Ajeng Kartini 2010631110045
Alfa Bryan Nudin 2010631110046
Alya Siti Maesaroh 2010631110049
Ayuning Nurul Khasanah 2010631110055
Berlian Hanum Salsabilah 2010631110057
Diana Aliffizriah 2010631110061

PAI 7B
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
2023

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh


Puji syukur kehadirat Allah SWT atas izin dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan
tugas makalah ini dengan tepat waktu. Tidak lupa shalawat serta salam semoga selalu terlimpah
curahkan kepada Nabi kita Muhammad SAW. Semoga kita senantiasa mendapat syafaatnya di
yaumil akhir nanti. Aamiin ya Allah yarobbal alamin.
Penulisan makalah berjudul “Manajemen Sarana dan Prasarana” ini bertujuan untuk
memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Pendidikan yang ditugaskan oleh Dosen Pengampu
Dr.H. Acep Nurlaeli, M.Ag. Selain itu, penulisan makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan dan ilmu pengetahuan bagi pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu dengan tangan terbuka penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
nanti kedepannya dapat memperbaiki makalah ini.
Wassalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.

Karawang, 12 November 2023

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan manusia salah satu aspek yang sangat penting adalah
pendidikan. Melalui pendidikan manusia dapat mengetahui dan mempelajari berbagai
cara untuk meningkatkan dan mengembangkan potensi berupa intelektual, mental, sosial,
emosional dan kemandirian dalam kehidupan sehingga menghasilkan manusia yang
berkualitas dan mampu menjawab tantang zaman. Dunia pendidikan harus diperlakukan
dan dikelola secara professional, karena semakin ketatnya persaingan dalam lembaga
pendidikan. Jika lembaga pendidikan dikelola seadanya maka akan ditinggalkan
konsumen atau masyarakat.
Berkenaan dengan hal tersebut di atas, maka salah satu keberhasilan kegiatan
pendidikan dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya seperti kurikulum, metode
belajar mengajar, guru, serta sarana dan prasarana pendidikan. Untuk mempelancar
proses pencapaiaan tujuan pendidikan perlu didukung oleh beberapa sumber daya yang
ada baik manusia maupun materil, sarana dan prasarana sebagai salah satu sumber daya
materil aktivitas pendidikan di sekolah sering kali menjadi faktor hambatan dalam proses
penyelenggaraan pendidikan.
Setiap lembaga pendidikan mengetahui bahwa proses pembelajaran di sekolah
tidak akan pernah statis, akan tetapi senantiasa dinamis mengikuti kemajuan ilmu dan
teknologi yang semakin hari semakin berkembang pesat. Untuk itu, sekolah dituntut lebih
meningkatkan kualitas pendidikan dari segala sisi, diantaranya dari segi sarana dan
prasarana pendidikan. Sarana dan Prasarana sekolah merupakan salah satu faktor
penunjang dalam pencapaian keberhasilan proses belajar mengajar di sekolah. Tentunya
hal tersebut dapat dicapai apabila ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai
disertai dengan pengelolaan secara optimal.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Manajemen Sarana dan Prasarana?
2. Apa tujuan dari Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan?
3. Bagaimana ruang lingkup Manajemen Sarana dan Prasarana dalam Pendidikan?

iii
C. Tujuan Makalah
Adapun tujuan penulisan makalah ini sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui penjelasan dari definisi Manajemen Sarana dan Prasarana
Pendidikan
2. Untuk mengetahui tujuan dari Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan
3. Untuk mengetahui ruang lingkup Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan

iv
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan


Ada lima faktor penting yang harus ada pada proses belajar mengajar yaitu: guru,
murid, tujuan, materi, dan waktu. Apabila tidak ada salah satu faktor tersebut, tidak
mungkin terjadi proses belajar mengajar. Dengan lima faktor tersebut, proses belajar
mengajar dapat dilaksanakan walaupun kadang-kadang dengan hasil yang minimal
pula. Hasil tersebut dapat ditingkatkan apabila ada sarana penunjang, yaitu faktor
fasilitas/ Sarana Prasarana Pendidikan.
“Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai
maksud atau tujuan; alat; media”.
Di dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24
Tahun 2007 tentang Standar Sarana Prasarana untuk Sekolah Dasar/Madrasah
Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTS),
dan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA) dikatakan bahwa: “Sarana
adalah perlengkapan pembelajaran yang dapat dipindah-pindah”.
Menurut E Mulyasa (2004, hlm. 49) “Sarana pendidikan adalah peralatan dan
perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan,
khususnya proses belajar, mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja kursi, serta
alat-alat dan media pengajaran”.
Wina (2010, hlm. 55) mengungkapkan bahwa “sarana adalah segala sesuatu yang
mendukung secara langsung terhadap kelancaran proses pembelajaran, misalnya
media pembelajaran, alat-alat pelajaran, perlengkapan sekolah, dan lain sebagainya.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud sarana pendidikan adalah semua
fasilitas yang secara langsung dan menunjang proses pendidikan, khususnya proses
belajar mengajar, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak agar pencapaian
tujuan pendidikan dapat berjalan dengan lancar, teratur, efektif, dan efesien.
Sedangkan pengertian prasarana secara etimologi (arti kata) prasarana berarti alat
tidak langsung mencapai tujuan. Dalam pendidikan misalnya: lokasi/tempat,
bangunan sekolah, lapangan olahraga, uang dan sebagainya. Sedangkan sarana seperti

v
alat langsung untuk mencapai tujuan pendidikan, misalnya: ruang, buku,
perpustakaan, laboraturium, dan sebagainya.
Di dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24
Tahun 2007 tentang Standar Sarana Prasarana untuk Sekolah Dasar/Madrasah
Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTS),
dan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA) dikatakan bahwa:
“Prasarana adalah fasilitas dasar untuk menjalankan fungsi sekolah/madrasah.
Sedangkan menurut Ibrahim Bafadal (2003, hlm. 3) bahwa “Prasarana pendidikan
adalah semua perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak langsung menunjang
pelaksanaan proses pendidikan di sekolah”.
Wina (2010, hlm. 55) mengungkapkan bahwa “Prasarana adalah segala sesuatu
yang secara tidak langsung dapat mendukung keberhasilan proses pembelajaran,
misalnya jalan menuju sekolah, penerangan sekolah, kamar kecil, dan lain
sebagainya.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan prasarana pendidikan
adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan
atau pengajaran, seperti halaman, kebun, taman sekolah, jalan menuju sekolah.
Komponen sarana yang dimanfaatkan secara langsung untuk proses belajar mengajar,
seperti taman sekolah untuk pengajaran pendidikan lingkungan hidup (PLH), halaman
sekolah sekaligus lapangan olahraga, merupakan sarana pendidikan. Kelengkapan
sarana dan prasarana akan membantu guru dalam penyelenggaraan proses
pembelajaran, dengan demikian sarana dan prasarana merupakan komponen penting
yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran.
2. Tujuan Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan
a. Tujuan Sarana Prasarana
Menciptakan sekolah atau madrasah yang bersih, rapi, indah, sehingga
menyenangkan bagi warga sekolah atau madrasah.
b. Tersedianya sarana dan prasarana yang memadai baik secara kuantitatis maupun
kualitatif dan relevan dengan kepentingan pendidikan.
Bafadal menjelaskan secara rinci tentang tujuan manajemen sarana dan
prasarana pendidikan sebagai berikut :

vi
a) Untuk mengupayakan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan melalui
sistem perencanaan dan pengadaan secara hati-hati dan saksama, sehingga
sekolah atau madrasah memiliki sarana dan prasarana yang baik sesuai dengan
kebutuhan dana yang efisien.
b) Untuk mengupayakan pemakaian sarana dan prasarana sekolah secara tepat
dan efisien.
c) Untuk mengupayakan pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah, sehingga
keberadaannya selalui dalam kondisi siap pakai dalam setiap diperlukan oleh
semua personil sekolah.

Jadi, tujuan dari manajemen sarana dan prasarana pendidikan yaitu


diharapkan dapat menciptakan sekolah yang bersih, rapi, indah sehingga
menciptakan kondisi yang menyenangkan baik bagi guru maupun murid untuk
berada di sekolah. Di samping itu juga diharapkan tersedianya alat-alat atau
fasilitas belajar yang memadai secara kuantitatif, kualitatif dan relevan dengan
kebutuhan serta dapat dimanfaatkan secara optimal untuk kepentingan proses
pendidikan dan pengajaran, baik oleh guru sebagai pengajar maupun murid-murid
sebagai pelajar.

3. Ruang Lingkup Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan


a. Perencanaan Sarana Prasarana Pendidikan
Barnawi dan Arifin (2012:51) berpendapat perencanaan berasal dari kata
rencana, yang memiliki arti rancangan atau kerangka dari suatu yang akan
dilakukan pada masa depan. Perencanaan sarana dan prasarana pendidikan
merupakan proses perancangan upaya pembelian, penyewaan, peminjaman,
penukaran, daur ulang, rekondisi, rehabilitasi, distribusi atau pembuatan peralatan
dan perlengkapan yang sesuai dengan kebutuhan. Sedangkan Minarti (2012:250)
berpendapat perencanaan merupakan suatu proses kegiatan menggambarkan
sebelumnya hal-hal yang akan dikerjakan kemudian dalam rangka mencapai
tujuan yang ditetapkan. Perencanaan sarana dan prasarana berarti merinci
rancangan pembelian, pengadaan, rehabilitasi, distribusi atau pembuatan
peralatan, dan perlengkapan sesuai dengan kebutuhan. Perencanaan sarana dan

vii
prasarana sekolah dapat didefinisikan sebagai keseluruhan proses perkiraan secara
matang rancangan pembelian, pengadaan, rehabilitasi, distribusi atau pembuatan
peralatan, dan perlengkapan yang sesuai dengan kebutuhan oleh sekolah.
Perencanaan pengadaan barang bergerak dan tidak bergerak sekolah, harus
memenuhi beberapa syarat agar setelah pengadaan barang dapat digunakan secara
efektif dan efisien serta berkontribusi bagi pencapaian tujuan pendidikan sekolah.
Barnawi dan Arifin (2012:53) menyatakan perencanaan pengadaan barang
bergerak, baik perlengkapan dan perabot sekolah harus memenuhi syarat-syarat
tertentu. Syarat perlengkapan sekolah adalah :
1) Keadaan bahan baku atau material harus kuat, tetapi ringan, dan tidak
membahayakan keselamatan siswa.
2) Konstruksi harus diatur agar sesuai dengan kondisi siswa.
3) Dipilih dan direncanakan dengan teliti dan baik serta benar-benar
disesuaikan dengan usia, minat, dan taraf perkembangan siswa.
4) Pengadaan pengaturan harus sedemikian rupa sehingga benar-benar
berfungsi bagi penanaman, pemupukan, serta pembinaan hal-hal yang
berguna bagi perkembangan siswa.
b. Pengadaan Sarana Prasana Pendidikan
Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan adalah kegiatan penyediaan
semua jenis sarana dan prasarana sesuai dengan kebutuhan dalam rangka
mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam konteks
persekolahan, pengadaan sarana dan prasarana pendidikan merupakan segala
kegiatan yang dilakukan dengan cara menyediakan semua keperluan barang atau
jasa berdasarkan hasil perencanaan dengan maksud untuk menunjang kegiatan
pembelajaran agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien
sesuai dengan tujuan yang diinginkan
Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah adalah segala
kegiatan yang dilakukan dengan cara menyediakan semua keperluan barang atau
jasa berdasarkan hasil perencanaan dengan maksud untuk menunjang kegiatan
pembelajaran agar berjalan secara efektif dan efisien sesuai dengan tujuan yang
diinginkan. Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman

viii
Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah pasal 1 ayat 1 menyatakan
pengadaan Barang/Jasa pemerintah adalah kegiatan pengadaan barang/jasa yang
dibiayai dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)/Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), baik yang dilaksanakan secara
swakelola maupun penyedia barang/jasa
Pengadaan sarana dan prasarana harus dilakukan berdasarkan perencanaan
pengadaan yang diawali dengan analisis jenis program sekolah. Langkah-langkah
perencanaan pengadaan sarana dan prasarana sekolah menurut Soekarno adalah:
1) Menampung semua usulan pengadaan perlengkapan sekolah yang
diajukan oleh setiap unit kerja dan atau mengiventarisasi kekurangan
perlengkapan sekolah.
2) Menyusun rencana kebutuhan perlengkapan sekolah untuk periode
tertentu, misalnya untuk satu semester atau satu tahun ajaran.
3) Memadukan rencana kebutuhan yang telah disusun dengan perlengkapan
yang tersedia sebelumnya.
4) Memadukan rencana kebutuhan dengan dana atau anggaran sekolah yang
tersedia, bila dana yang tersedia tidak memadai untuk mengadakan
kebutuhan tersebut, maka perlu dilakukan seleksi terhadap semua
kebutuhan perlengkapan yang telah direncanakan dengan melihat urgensi
setiap perlengkapan yang dibutuhkan, dan semua perlengkapan yang
urgen segera di daftar.
5) Memadukan rencana (daftar) kebutuhan perlengkapan yang urgen dengan
dana atau anggaran yang tersedia bila ternyata masih melebihi anggaran
yang tersedia, maka perlu dilakukan seleksi lagi dengan cara membuat
skala prioritas.
6) Penetapan rencana pengadaan akhir.
c. Penyaluran Sarana Prasarana Pendidikan
Penyaluran perlengkapan merupakan kegiatan pemindahan barang dan
tanggung jawab penyimpanan kepaa unit-unit atau orang-orang yang
membutuhkan barang itu. Penyaluran dalam prosesnya, ada tiga hal yang harus
diperhatikan, yaitu:

ix
1) Ketepatan barang yang disampaikan, baik jumlah maupun jenisnya.
2) Ketepatan kondisi barang yang disalurkan.

Pengaturan penggunaan perlengkapan sekolah perlu dibuat sedemikan


rupa dalam bentuk jadwal penggunaan barang, sehingga semua warga sekolah
yang berkepentingan memakai barang dapat menggunakan perlengkapan sekolah
secara adil dan merata sesuai kebutuhan.

d. Inventarisasi Sarana Prasarana Pendidikan


Sebelum sarana dan prasarana yang baru akan digunakan perlengkapan
sekolah tersebut perlu diiventarisasi terlebih dahulu. Inventarisasi adalah suatu
kegiatan melaksanakan penggunaan, penyelenggaraan, pengaturan dan pencatatan
barang-barang, dan menyusun daftar barang yang menjadi milik sekolah ke dalam
satu daftar inventaris barang secara teratur. Tujuan inventarisasi adalah untuk
menjaga dan menciptakan tertib administrasi barang yang dipunyai suatu
organisasi. Sedangkan yang dimaksud dengan inventaris adalah suatu dokumen
berisi jenis dan jumlah barang yang bergerak maupun yang tidak bergerak yang
menjadi milik dan tanggung jawab sekolah.

Ada tiga jenis kegiatan menurut Imron (2004:97) yang harus dilakukan
berkenaan dengan inventarisasi ini, yaitu:
1) Pencatatan sarana dan prasarana sekolah dalam buku-buku sarana dan
prasarana.
2) Pemberian kode (coding) terhadap prasarana dan sarana yang selesai
dicatat buku-buku sarana dan prasarana.
3) Pelaporan sarana dan prasarana kepada pihak-pihak yang selayaknya
menerima laporan pencatatan sarana dan prasarana sekolah, ada beberapa
buku yang menjadi kelengkapannya, yakni buku penerimaan barang, buku
pembelian barang, buku induk inventaris, buku kartu stok barang, dan
buku catatam barang yang bukan inventaris (misalnya peminjaman).
Pencatatan perlengkapan sekolah akan memudahkan sekolah dalam
kegiatan pemeliharaan perlengkapan sekolah.
e. Pemeliharaan Sarana Prasarana Pendidikan

x
Pemeliharaan adalah kegiatan merawat, memelihara dan menyimpan
barang-barang sesuai dengan bentuk-bentuk jenis barangnya sehingga barang
tersebut awet dan tahan lama. Pihak yang terlibat dalam pemeliharaan barang
adalah semua warga sekolah yang terlibat dalam pemanfaatan barang tersebut.
Ada dua jenis pemeliharaan sarana dan prasarana di skeolah, yakni
pemeliharaan sehari-hari dan pemeliharaan secara berkala. Pemeliharaan sehari-
hari adalah jenis pemeliharaan yang hampir setiap hari dilakukan agar sarana dan
prasarana tersebut siap, aman, dan nyaman dipakai. Contohnya menyapu lantai,
mengepel lantai, dan membersihkan computer dari debu. Pemeliharaan sarana dan
prasarana pendidikan di sekolah secara berkala ditujukan kepada jenis sarana dan
prasarana yang memang membutuhkan pemeliharaan secara berkala. Contohnya
pengecetan tembok, pengecatan/pemeliharaan kusen, pintu, dan jendela.
f. Penyimpanan Sarana Prasarana Pendidikan
Penyimpanan adalah kegiatan yang dilakukan untuk menampung hasil
pengadaan/tempat yang telah disediakan. Penyimpanan sarana dan prasarana
pendidikan adalah kegiatan menyimpan suatu barang baik berupa perabot, alat
tulis kantor, surat-surat maupun barang elektronik dalam keadaan baru ataupun
sudah rusak yang dapat dilakukan oleh seorang, beberapa orang yang ditunjuk
atau ditugaskan pada lembaga pendidikan.
Aspek yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan adalah aspek fisik dan
aspek administratif. Aspek fisik dalam penyimpanan adalah wadah yang
diperlukan untuk menampung baran milik Negara berasal dari pengadaan. Aspek
ini biasa disebut gudang, yang dapat dibedakan menjadi:
1) Gudang pusat, yaitu gudang yang diperlukan untuk menampung barang
hasil penagdaan yang terletak pada unit. Biasanya gudang pusat juga
digunakan untuk menyimpan barang yang akan dijadikan stok atau
persediaan.
2) Gudang penyalur, yaitu gudang yang digunakan untuk menyimpan barang
sementara sebelum disalurkan ke unit atau satuan kerja yang
membutuhkan.

xi
3) Gudang transit, yaitu gudang yang digunakan untuk menyimpan barang
sementara sebelum disalurkan ke unit satuan kerja yang membutuhkan.
4) Gudang pemakai, yaitu gudang yang digunakan untuk menyimpan barang-
barang yang akan dan telah digunakan dalam pelaksanaan kegiatan.
g. Penghapusan Sarana Prasarana Pendidikan
Penghapusan adalah suatu aktivitas manajemen sarana dan prasarana
pendidikan yang bermaksud untuk meniadakan barang-barang inventaris lembaga
dengan mengikuti tatakaidah, perundang-undangan, dan peraturan yang berlaku.
Tujuan penghapusan sarana dan prasarana pendidikan menurut Bafadal (2004)
adalah:
1) Mengurangi dan mencegah kerugian yang lebih besar sebagai akibat dari
adanya dana yang dikeluarkan untuk pos perbaikan.
2) Mengurangi dan mencegah terjadinya pemborosan dana sebagai akibat
dari biaya pengamanan, penggudangan sarana dan prasarana yang tidak
dapat digunakan lagi.
3) Mengurangi beban dan kalau perlu membebaskan intuisi dari tanggung
jawab pemeliharaan dan pengamanan barang-barang yang sudah tidak
dapat dipakai lagi.
4) Mengurangi beban pekerjaan inventarisasi yang secara terus menerus atau
berkala yang harus dilakukan.
5) Menghapuskan barang-barang yang out of date dari lembaga agar tidak
memboroskan tempat atau ruangan.
6) Agar barang-barang sekali pakai (tidak dapat diperbaharui lagi) tidak
menumpuk di lembaga pendidikan.
7) Agar ada alasan juga untuk mengadakan barang baru yang lebih besar
sesuai dengan tuntutan kebutuhan dari anggaran pengadaan.
Nurabadi (2014:79) berpendapat ada beberapa persyaratan yang harus
dipenuhi agar barang-barang di sekolah dihapus, yaitu:
1) Barang-barang tersebut diklasifikasikan mengalami kerusakan berat
sehingga dipanang tidak dapat dimanfaatkan lagi.

xii
2) Barang-barang yang akan dihapus tersebut dipandang tidak sesuai lagi
dengan kebutuhan.
3) Barang-barang di sekolah tersebut sudah dipandang kuno sehingga kalau
digunakan sudah tidak efektif dan efisien lagi.
4) Barang-barang tersebut menurut aturan tertentu karena terkena larangan.
5) Barang-barang tersebut mengalami penyusutan yang berada di luar
kekuasaan pengurus barang.
6) Barang-barang tersebut jumlahnya melebihi kapasitas sehingga tidak
dipergunakan lagi.
7) Barang-barang yang dari segi utilitasnya tidak seimbang dengan kerumitan
pemeliharaannya.
8) Barang-barang yang dicuri.
9) Barang yang diselewengkan.
10) Barang-barang yang terbakar atau musnah akibat adanya bencana alam.

xiii
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
1. Sarana dan prasarana pendidikan itu adalah semua komponen yang secara langsung
maupun tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan untuk mencapai
tujuan dalam pendidikan itu sendiri. Sedangkan prasarana pendidikan adalah alat
tidak langsung untuk mencapai tujuan dalam pendidikan.
2. Proses Manajemen sarana dan prasarana pendidikan meliputi analisis dan penyusunan
kebutuhan, pengadaan, penyaluran, pemakaian dan pemeliharaan, inventarisasi dan
penghapusan.
3. Ditinjau dari jenisnya yaitu fasilitas pendidikan dapat dibedakan menjadi fasilitas
fisik dan fasilitas non fisik. Fasilitas fisik atau fasilitas material yaitu segala sesuatu
yang berwujud benda mati atau dibendakan yang mempunyai peran untuk
memudahkan suatu usaha, seperti kendaraan, mesin tulis, komputer, perabot, alat
peraga, model, media, dan sebagainya. Fasilitas non fisik yakni sesuatu yang bukan
benda mati, atau kurang dapat disebut benda atau dibendakan, yang mempunyai
peranan untuk memudahkan atau melancarkan suatu usaha seperti manusia, jasa,
uang.
4. Selain kemampuan guru dalam menyelenggarakan kegiatan pembelajaran, dukungan
dari sarana dan prasarana pembelajaran sangat penting dalam membantu guru. Saking
pentingnya sarana prasarana dalam kegiatan pembelajaran, maka peserta didik, guru
dan sekolah akan terkait secara langsung. Peserta didik akan lebih terbantu dengan
dukungan sarana prasarana pendidikan.
B. Saran
Demikian yang dapat saya paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan
dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahan karna terbatasnya
Pengetahuan dan kurangnya rujukan dan referensi, penulis berharap kapada para
pembaca memberikan kritik dan saran yang membangun guna
kesempurnaan makalah ini.

xiv
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Pengelolaan materil, Jakarta: PT Prima Karya, 1987.


Bafadal, Manajemen Perlengkapan Sekolah Teori dan Aplikasinya
E. Mulyasa, Manajemen berbasis sekoah, Cet: 2, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005.
Gunawan, Administrasi Sekolah Administrasi Pendidikan Mikro, Jakarta: Rineka Cipta, 1996.
Volume VIII, Nomor 1, Januari - Juni 2019 43
Hadari, Nawawi. Administrasi Pendidikan Jakarta: PT. Gunung Agung 1981.
Imronfauzi.wordpress.com/.../administrasi sarana dan prasaran-pendidikan/ Juhairiyah. Sarana
dan Prasarana Pendidikan, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2012. Yusak Burhanuddin, Administrasi
Pendidikan, Cet; 1, Bandung: Pustaka Setia, 1998.

xv

Anda mungkin juga menyukai