Disusun oleh :
BANJARNEGARA
2020/2021
KATA PENGANTAR
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................2
DAFTAR ISI.................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................4
A. Latar Belakang......................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.................................................................................................5
C. Tujuan....................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................6
A. Pengertian Inventarisasi........................................................................................6
KESIMPULAN...........................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................14
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan yang bermutu tentunya akan menghasilkan sumber daya
manusia yang berkualitas dan dapat mengoptimalkan potensi sumber daya
lainnya. Hal ini diharapkan setiap individu mampu berpartisipasi dalam gerak
pembangunan pendidikan yang bermutu. Dalam konsep pembangunan
pendidikan yang bermutu dan berkualitas tentunya dipengaruhi oleh banyak
faktor, salah satunya adalah sarana dan prasarana sekolah. Sarana dan prasarana
sekolah memainkan peranan penting dalam mencapai tujuan pendidikan.
Keberhasilan semua program pendidikan ataupun proses belajar yang
diselenggarakan oleh sekolah sangat tergantung pada ketersediaan sarana dan
prasarana sekolah dan juga kemampuan guru dalam mengoptimalkan penggunaan
sarana dan prasarana pendidikan tersebut (Barnawi, 2012). Dengan demikian
srana dan prasarana sekolah merupakan hal yang penting untuk menunjang
keberhasilan dan kemudahan proses pembelajaran, dalam
pelaksanaan pendidikan membutuhkan sarana dan prasarana untuk
digunakan guru maupun oleh siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Sarana
pendidikan merupakan suatu fasilitas proses belajar mengajar baik yang bergerak
maupun tidak bergerak yang sangat diperlukan agar pencapaian tujuan
pendidikan dapat berjalan dengan lancar, teratur, efektif dan efisien (Fatah,
2011).
Namun, di sisi lain masih sering ditemukan banyak sarana dan prasarana
pendidikan yang dimiliki oleh sekolah yang diterima sebagai bantuan, baik dari
pemerintah maupun masyarakat yang tidak optimal penggunaannya dan bahkan
tidak dapat lagi digunakan sesuai dengan fungsinya. Hal itu disebabkan oleh
kurangnya kepedulian terhadap sarana dan prasarana yang dimiliki serta tidak
adanya pengelolaan atau inventarisasi yang yang baik dan memadai. Sebaliknya
jika pengelolaan terhadap sarana dan prasarana tersebut terkontrol dengan baik,
maka akan dapat menimbulkan motivasi kerja.
4
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan inventarisasi?
2. Untuk apa inventarisasi sarana dan prasarana pendidikan dilakukan?
3. Bagaimana pengaruh dari pengelolaan atau inventarisasi sarana dan
prasarana sekolah terhadap mutu pendidikan?
C. Tujuan
Memahami pengertian inventarisasi, tujuan, dan pengaruh dari
pengelolaan atau inventarisasi sarana dan prasarana sekolah terhadap mutu
pendidikan.
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Inventarisasi
Menurut (Minarti, 2011) inventarisasi berasal dari kata “inventaris” (Latin
= inventarium) yang berarti daftar barang-barang, bahan dan sebagainya.
Menurut (Arifin & Barnawi, 2012) menerangkan bahwa “Inventarisasi adalah
kegiatan pencatatan atau pendaftaran barang-barang secara tertib dan teratur
untuk keperluan pengurusan dan pencatatan ini harus disediakan instrumen
administrasi antara lain buku penerimaan barang, buku, pembelian barang, buku
induk inventaris, buku golongan inventaris, buku bukan inventaris, buku stok
barang”.
Menurut (Daryanto & M. Farid, 2013) inventarisasi adalah pencatatan dan
penyusunan daftar barang milik negara secara sistematis, tertib dan teratur
berdasarkan ketentuan pedoman yang berlaku. Dalam dunia pendidikan melalui
inventarisasi ini diharapkan tercipta ketertiban, penghematan keuangan,
mempermudah pemeliharaan dan pengawasan.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa inventarisasi adalah kegiatan melaksanakan
pengelolaan, penyelenggaraan, pengaturan, pencatatan dan pendaftaran barang
inventaris/hak milik. Barang-barang yang ada tersebut hendaknya di inventaris,
melalui inventaris memungkinkan dapat diketahui jumlah, jenis barang, kualitas,
tahun pembuatan, ukuran, harga dan sebagainya. Dan dengan adanya
inventarisasi barang dalam suatu lembaga/institusi dapat meningkatkan efektifitas
pengelolaan barang-barang tersebut secara tertib dan teratur sesuai dengan
ketentuan yang berlaku, serta untuk menertibkan pengelolaan barang-barang
secara efektif dan efisien, agar dapat menghemat keuangan negara dengan cara
melihat kembali daftar barang-barang inventaris tersebut yang sudah di catat
dalam buku inventaris.
6
B. Sarana dan Prasarana Pendidikan
Depdiknas telah membedakan antara Sarana pendidikan dan Prasarana
pendidikan.”Sarana pendidikan adalah semua perangkat peralatan, bahan dan
perabot yang secara langsung digunakan dalam proses pendidikan di sekolah.
Berkaitan dengan prasarana pendidikan adalah semua perangkat kelengkapan
dasar yang secara tidak langsung menunjang pelaksanaan proses pendidikan”
(Arifin & Barnawi, 2012).
Menurut (Mulyasa, 2002) menerangkan sarana pendidikan adalah
peralatan dan perlengkapan yang secara langsung digunakan dan menunjang
proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar seperti; gedung, ruang
kelas, meja kursi serta alat- alat dan media pengajaran. Sedangkan yang
dimaksud dengan prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak
langsung menunjang jalannya proses pendidikan dan pembelajaran, seperti
kebun, taman sekolah, jalan menuju sekolah, tetapi jika dimanfaatkan secara
langsung untuk proses belajar mengajar, seperti taman sekolah untuk
pembelajaran biologi, halaman sekolah sekaligus lapangan olahraga, komponen
tersebut merupakan sarana pendidikan (Mulyasa, 2012).
Menurut (Suparlan, 2013) dijelaskan bahwa pemerintah memberikan
acuan tentang pelaksanaan dalam bidang sarana dan prasarana pendidikan
sebagai berikut:
1. Sekolah/madrasah menetapkan kebijakan program
secara tertulis mengenai pengelolaan sarana dan prasarana.
2. Program pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan mengacu
pada standar sarana dan prasarana dalam hal:
a. Merencanakan, memenuhi dan mendayagunakan sarana dan
prasarana pendidikan;
b. Mengevaluasi dan melakukan pemeliharaan sarana dan
prasarana agar tetap berfungsi mendukung proses pendidikan;
c. Melengkapi fasilitas pembelajaran pada setiap tingkat kelas di
sekolah/madrasah;
7
d. Menyusun skala prioritas pengembangan fasilitas pendidikan
sesuai dengan tujuan pendidikan dan kurikulum masing-
masing tingkat;
e. Pemeliharaan semua fasilitas fisik dan
peralatan dengan memperhatikan kesehatan dan keamanan
lingkungan.
3. Seluruh program pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan di
sosialisasikan kepada pendidik, tenaga kependidikan dan peserta
didik.
4. Pengelolaan sarana dan prasarana sekolah/madrasah:
a. Direncanakan secara sistematis agar selaras dengan
pertumbuhan kegiatan akademik dengan mengacu standar
sarana dan prasarana;
b. Dituangkan dalam rencana pokok (master plan) yang meliputi
gedung dan laboratorium serta pengembangannya.
5. Pengelolaaan perpustakaan sekolah/madrasah perlu:
a. Menyediakan petunjuk pelaksanaan operasional peminjaman
buku dan bahan pustaka lainnya.
b. Merencanakan fasilitas peminjaman buku dan bahan pustaka
lainnya sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan pendidik.
Dari keterangan diatas dapat dipahami bahwa sarana dan prasarana
pendidikan merupakan suatu fasilitas yang secara lansung dan tidak langsung
dapat menunjang proses pembelajaran di lembaga pendidikan, serta dapat
tercapainya tujuan pendidikan yang diinginkan. Seperti halnya gedung, ruang
kelas, meja, kursi, serta alat-alat dan media pembelajaran yang dapat membantu
jalannya proses belajar mengajar di sekolah tersebut. Apabila fasilitas
pembelajaran yang ada di sekolah kurang ataupun tidak mendapatkan perhatian
lebih dari sekolah ataupun pemerintah maka semua akan berpengaruh pada
proses belajar mengajar dan juga mutu pendidikan. Sekolah yang baik ataupun
fasilitas lengkap maka proses belajar mengajar akan berjalan dengan baik pula,
karena sarana dan prasarana adalah salah satu penunjang proses pembelajaran
yang efektif dan efisien.
8
Adapun macam-macam sarana prasarana dapat pendidikan
diklasifikasikan menjadi beberapa macam, yang pertama sarana pendidikan, yaitu
ditinjau dari sudut; habis tidaknya dipakai, yaitu barang-barang yang digunakan
secara langsung dalam proses belajar mengajar, barang habis pakai, misalnya,
kapur tulis, penghapus dan sebagainya. Dan bergerak tidaknya pada saat
digunakan dan seterusnya hubungannya dengan proses belajar mengajar.
Sedangkan prasarana pendidikan terbagi dua, yaitu prasarana pendidikan
langsung dan tidak langsung. Apabila semua terpenuhi maka dapat
mempermudahkan peserta didik untuk memperoleh ilmu pengetahuan yang
diberikan dengan mudah, dengan cara memanfaatkan media pembelajaran sesuai
dengan mata pelajaran yang diajarkan.
9
D. Faktor Pendukung dan Penghambat Invintarisasi Sarana dan Prasarana
Pendidikan
1. Faktor Pendukung Kegiatan Inventarisasi Sarana dan Prasarana
Pendidikan
Menurut (Ismail, 2010) faktor yang mendukung kegiatan inventariasasi
sarana
dan prasarana pendidikan, yaitu:
a. Sistem pengelolaan yang terkomputerisasi dapat ditingkatkan
sehingga dapat mendukung kemajuan dalam pengelolaan barang
inventaris serta sistem pelaporan yang menjadi mudah, cepat dan
akurat untuk dipertanggung jawabkan kepada pimpinan.
b. Pengawasan (control) yang baik terhadap barang inventaris sarana
dan prasarana pendidikan di sekolah merupakan usaha yang
ditempuh oleh pimpinan dalam membantu personel sekolah untuk
menjaga atau memelihara, dan memanfaatkan barng-barang
inventaris sarana dan prasarana sekolah dengan sebaik mungkin
demi keberhasilan proses pembelajaran di sekolah.
2. Faktor Penghambat Kegiatan Inventarisasi Sarana dan Prasarana
Pendidikan
Menurut (Ismail, 2010) faktor-faktor yang menghambat pelaksanaan
kegiatan inventarisasi sarana dan prasarana pendidikan, yaitu:
a. Faktor sumber daya manusia yang terdiri dari dua faktor yaitu
kualitas dan kuantitas.
b. Anggaran yang dialokasikan sangat minim.
c. Sistem pemberian sanksi yang belum tegas sehingga fungsi
pengendalian dan pengawasan belum berjalan dengan baik.
Dengan diterapkannya sistem komputerisasi secara optimal maka dapat
mendukung kegiatan inventaris barang di sekolah mendapatkan informasi yang
jelas tentang barang-barang yang ada di sekolah tersebut, dan juga adanya
pengawasan yang efektif dari staf pengelolah barang- barang inventaris dapat
membantu agar kegiatan inventaris dapat berjalan dengan baik sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
10
E. Pengaruh Inventarisasi Sarana dan Prasarana Sekolah Terhadap Mutu
Pendidikan
Secara umum, inventarisasi dilakukan dalam rangka usaha penyempurnaan
pengurusan dan pengawasan yang efektif terhadap sarana dan prasarana yang
dimiliki oleh suatu sekolah. Secara khusus, inventarisasi dilakukan dengan tujuan-
tujuan sebagai berikut (Asik Belajar, 2016):
1. Untuk menjaga dan menciptakan tertib administrasi sarana dan prasarana
yang dimiliki oleh suatu sekolah.
2. Untuk menghemat keuangan sekolah baik dalam pengadaan maupun untuk
pemeliharaan dan penghapusan sarana dan prasarana sekolah.
3. Sebagai bahan atau pedoman untuk menghitung kekayaan suatu sekolah
dalam bentuk materil yang dapat dinilai dengan uang.
4. Untuk memudahkan pengawasan dan pengendalian sarana dan prasarana
yang dimiliki oleh suatu sekolah.
Sarana dan prasarana dalam menunjang mutu pendidikan diatur Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional yaitu: setiap satuan pendidikan formal dan non formal wajib
menyediakan sarana dan prasarana untuk memenuhi keperluan pendidikan
disesuaikan dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan
intelektual, sosial, emosional dan kewajiban peserta didik.
Adanya dukungan fasilitas peserta didik akan lebih mudah dalam
menyerap materi yang disampaikan. Kondisi pembelajaran yang kurang maksimal
jika dibiarkan terus-mnerus maka dapat mempengaruhi atau menjauhkan
pendidikan dari standart mutu yang dimiliki. Maka diharapkan setiap warga
sekolah, mulai dari kepala sekolah, tenaga pendidik, peserta didik dapat bekerja
sama untuk memelihara sarana dan prasarana yang ada guna mempermudah
proses pembelajaran sehingga mutu pendidikan juga akan terjaga kualitasnya.
Menjaga dan memelihara infrastruktur, kepala sekolah dapat memberi dorongan
kepada semua pihak warga sekolah agar dapat memenanamkan budaya
pemeliharaan dalam penanganan fasilitas sekolah dan memantau fasilitas yang
dimiliki sekolah agar tetap dalam kondisi yang baik. Pemeliharaan yang efektif
11
dapat meningkatkan prestasi belajar dan kinerja guru yang sesuai dalam proses
belajar mengajar.
Menurut (Arum, 2007) pengelolaan sarana dan prasarana bertujuan untuk
memberikan fasilitas belajar yang sistematika dalam pelaksanaan pendidikan agar
tugas-tugas operasional dapat dilaksanakan secara baik dengan tujuan yang telah
ditetapkan. Jika pengelolaan infrastruktur dilembaga pendidikan terpelihara dan
jelas kegunannya maka peserta didik dapat berjalan dengan seefesien mungkin
karena sarana dan prasarana merupakan aspek terpenting bagi sekolah.
Pengelolaan sarana dan prasarana semakin berdampak terhadap pembelajaran
peserta didik dan kinerja guru. Kondisi sekolah yang buruk akan menghambat
guru kesulitan dalam mengajar peserta didik atau memberikan pendidikan yang
memadai kepada peserta didik akan berdampak pada kesehatan dan keselamatan
guru dan peserta didik. Sehingga, dengan kondisi yang buruk juga menyebabkan
guru meninggalkan sekolahannya atau meninggalkan profesinya sebagai guru.
Fasilitas yang nyaman tidak untuk meningkatkan moral pada guru dan peserta
didik saja tetapi juga akan menjamin terwujudnya kualitas pendidikan.
12
KESIMPULAN
13
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, M., & Barnawi. (2012). Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
14
Mulyasa, E. (2012). Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta:
Bumi Aksara.
15