Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA

Tentang

PENGADAAN SARANA DAN PRASARANA

Disusun oleh :

Kelompok 4

Putri Amanda : 2214030009

Miftahur Rahmah : 2214030011

Fitriatul Fadhilah : 2214030036

Dosen Pengampu :

Prof. Dr. Ahmad Sabri, M.Pd

PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM (A)

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

IMAM BONJOL PADANG

1445 H/2024 M
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat
dan hidayah-Nya, penulis bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Pengadaan
Sarana dan Prasarana”. Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak
Prof. Dr. Ahmad Sabri, M. Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Manajemen
Sarana dan Prasarana.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah


berkontribusi dalam makalah ini. Penulis menyadari ada kekurangan pada
makalah ini. Oleh sebab itu, saran dan krtitik senantiasa diharapkan demi
perbaikan makalah.

Penulis menyusun makalah sebagai persyaratan untuk memenuhi tugas mata


kuliah Manajemen Sarana dan Prasarana. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
dan menambah wawasan dan pengetahuan kita semua. Atas kekurangan kami,
kami mohon maaf karena sesungguhnya kesempurnaan hanya milik Allah semata.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Padang, 17 Maret 2024

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1

A. Latar Belakang................................................................................................1

B. Rumusan Masalah ..........................................................................................1

C. Tujuan .............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................3


A. Pengertian Pengadaan Sarana dan Prasarana ................................................3

B. Prinsip-prinsip Pengadaan Sarana dan Prasarana ...........................................4

C. Tata cara Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan .................................6

D. Tahapan Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan ..................................8

E. Jenis Pengadaan Sarana dan Sarana Pendidikan ............................................9

BAB III PENUTUP ..............................................................................................12


A. Kesimpulan ...................................................................................................12

B. Saran .............................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengadaan sarana dan prasarana sangat penting karena dengan
adanya pengadaan sarana dan prasarana lembaga pendidikan akan
terpelihara dan jelas kegunaanya. Dalam pengelolaan pihak sekolah harus
dapat bertanggung jawab terhadap sarana dan prasarana terutama kepala
sekolah yang langsung menangani sarana dan prasarana tersebut. Jadi
pengadaan terhadap sarana dan prasarana harus lebih di fasilitasi dalam
lembaga pendidikan seperti sekolah. Dan harus ada yang mengelola dalam
pengadaan sarana dan prasarana tersebut.
Dengan pengelolaan sarana dan prasarana yang ada di sekolah
kepala sekolah dapat merencanakan dan mendata apa saja sarana dan
prasarana yang harus digunakan di sekolah tersebut dan mana sarana dan
sarana yang belum ada. Jika semua langkah-langkah pengadaan
pengelolaan telah berjalan dengan baik seperti yang diharapkan maka akan
berdampak positif terhadap siswa-siswa dalam proses belajar mengajar
dan tercapainya tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Maka
penyelenggara pendidikan baik itu pemerintah, kepala sekolah, guru,
personil sekolah yang lainnya maupun masyarakat perlu terus berusaha
untuk meningkatkan kualitas pendidikan sesuai dengan tuntutan zaman.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan pengadaan sarana dan prasarana ?
2. Apa saja prinsip-prinsip pengadaan sarana dan prasarana ?
3. Bagaimana tata cara pengadaan sarana dan prasarana pendidikan ?
4. Bagaimana tahapan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan?
5. Apa saja jenis-jenis pengadaan sarana dan prasarana pendidikan ?

1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu pengadaan sarana dan prasarana.
2. Untuk mengetahui prinsip-prinsip pengadaan sarana dan prasarana.
3. Untuk mengetahui tata cara pengadaan sarana dan prasarana
pendidikan.
4. Untuk mengetahui tahapan pengadaan sarana dan prasarana
pendidikan.
5. Untuk mengetahui jenis-jenis pengadaan sarana dan prasarana
pendidikan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengadaan Sarana dan Prasarana


Pengadaan sarana Prasarana adalah segala kegiatan untuk
menyediakan semua keperluan barang, benda dan jasa bagi keperluan
pelaksanaan tugas.1 Sedangkan pengadaan prasarana berdasarkan
etimologi berarti alat tidak langsung untuk mencapai tujuan pendidikan.2
Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan sendiri memiliki arti
keseluruhan kegiatan yang dilakukan untuk menghadirkan atau
menyediakan ( dari tidak ada menjadi ada ) semua sarana prasarana yang
dibutuhkan dalam pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana atau usul
kebutuhan yang telah ditetapkan.3
Menurut Gunawan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan
yaitu usaha merealisasikan rencana pengadaan sarana dan prasarana yang
sudah disusun sebelumnya. Sedangkan menurut Lukas Dwiantara dan
Rumsari Hadi Sumata bahwa “pengadaan merupakan serangkaian kegiatan
untuk menyediakan barang sesuai dengan kebutuhan, baik berkaitan
dengan jenis dan spesifikasi, jumlah, waktu maupun tempat dengn harga
dan sumber yang dapat dipertanggung jawabkan”.4
Dalam usaha pengadaan sarana prasarana yang dibutuhkan
sehingga dapat digunakan secara tepat, memerlukan dan
mengembangkan sejumlah dana, komunikasi yang cepat dan tepat dalam
kebutuhan peralatan dapat memungkinkan disusunnya perencanaan yang
lengkap.

1
Ari Gunawan, Administrasi Sekolah, Administrasi Pendidikan Mikro,(Jakarta: Rineka
Cipta, 1996), Hlm. 135.
2
Daryanto, Administrasi Pendidikan, (jakarta: Rineka Cipta, 2001), Hlm. 51.
3
Syahril, Manajemen Sarana Prasarana, (Padang: Jurusan Administrasi Pendidikan,
2012). Hlm. 43.
4
Tri Sulistyawati, Pengadaan Dan Pemeliharaan Sarana Dan Prasarana Kantor Di
Kantor Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, (Universitas
Negeri Yogyakarta: Fakultas Ekonomi, 2017), Hlm. 12 – 13.

3
Secara ringkas maksud dari pengadaan itu sesuai dengan yang
dinyatakan dalam Keputusan Presiden Nomor 80 tahun 2003 tentang
pedoman pengadaan barang dan jasa pemerintahan yakni
menyatakan “Pengadaan barang/jasa pemerintah adalah kegiatan
pengadaan barang/jasa yang dibiayai dengan APBN/APBD, baik yang
dilaksanakan secara sewa kelola maupun oleh penyedia barang/jasa”.
Pengadaan sarana dan prasarana pada hakikatnya adalah kelanjutan
dari program perencanaan yang telah disusun oleh sekolah sebelumnya.
Dalam pengadaan ini harus dilakukan sesuai dengan rencana yang telah
disusun dengan memperhatikan skala prioritas yang dibutuhkan oleh
sekolah dalam menunjang keberhasilan pelaksanaan proses pembelajaran.
Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan tidak bisa dilakasanan
oleh kepala sekolah saja tetapi harus dilakukan oleh semua pihak terkait
yang bisa membantu dalam proses pengadaan sarana dan prasarana
teresebut.5

B. Prinsip-prinsip Pengadaan Sarana dan Prasarana


Terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam proses
pengadaan sarana dan prasarana kantor. Beberapa prinsip tersebut
diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Efisien
Prinsip ini menggunakan dana, daya, tenaga, waktu dan pikiran
secara maksimal untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Prinsip
ini menggunakan biaya yang wajar dan dapat terencana sesuai dengan
waktu yang ditentukan. Misalnya, jadwal kegiatan pengadaan sarana
merupakan salah satu bagian dari kegiatan yang telah ditetapkan dalam
jaringan kerja (network planning).

5
Rusydi Ananda dan Oda Kinata Banurea, Manajemen Sarana dan Prasarana
Pendidikan, (Medan: CV. Widya Puspita, 2017), Hlm. 30.

4
2. Efektif
Prinsip ini sesuai dengan kebutuhan yang telah ditetapkan dan
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya untuk pihak terkait.
Misalnya: kantor membutuhkan beberapa unit komputer maka setelah
barang pengadaan tersebut datang harus digunakan semaksimal
mungkin sehingga dapat membantu menyelesaikan pekerjaan dengan
baik.
3. Transparan
Prinsip ini merupakan ketentuan dari proses pengadaan barang
termasuk syarat teknis administrasi pengadaan, tata cara evaluasi, hasil
evaluasi, penetapan calon penyedia barang bersifat terbuka bagi
penyedia barang dan masyarakat. Misalnya: selalu melaporkan hasil
rapat tentang pengadaan barang, dan melaporkan kondisi keuangan.
4. Bertanggungjawab
Prinsip ini memiliki tujuan untuk mencapai sasaran baik fisik,
kualitas, kegunaan, maupun manfaat bagi kelancaran pelaksanaan
usaha sesuai dengan prinsip dan kebijakan serta ketentuan yang
berlaku dalam pengadaan. Misalnya: ketika diberikan pekerjaan untuk
mendata barang apa saja yang diperlukan untuk proses pengadaan akan
segera dilaksanakan dan melaporkan daftar barang apa saja yang
diperlukan.
5. Kehati-hatian
Prinsip ini senantiasa memperhatikan informasi, tindakan, atau
bentuk apapun sebagai langkah antisipasi untuk menghindari kerugian
material dan imaterial selama proses pengadaan, proses pelaksanaan
pekerjaan, dan pasca pelaksanaaan pekerjaan. Misalnya: dalam proses
pengadaan barang, ketika barang datang sebaiknya dicek terlebih
dahulu sebelum digunakan.6

6
Junaidi Uttman, D. S, Implementasi Manajemen Sarana Dan Prasarana Pendidikan di
SMA Negeri 10 Bengkulu Selatan, Jurnal Manajer Pendidikan, Vol. 14, No. 3, 2020, Hlm. 72-83.

5
C. Tata cara Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan
Menurut Lukas Dwiantara dan Rumsari Hadi Sumata ada beberapa
alternatif cara pengadaan, yakni sebagai berikut:
1. Membeli
Membeli merupakan cara pemenuhan kebutuhan dengan jalan
organisasi membayar sejumlah uang tertentu kepada supplier untuk
mendapatkan sejumlah barang sesuai dengan kesepakatan kedua belah
pihak. Setelah transaksi jual beli ini selesai, barang yang telah dibeli
menjadi hak milik organisasi.
2. Meminjam
Meminjam merupakan cara pemenuhan kebutuhan yang
diperoleh dari pihak lain dengan tanpa memberikan kotraprestasi
(imbalan) dalam bentuk apapun. Pemenuhan kebutuhan seperti ini
hendaknya dilakukan hanya untuk memenuhi kebutuhan yang sifatnya
sementara dan harus mempertimbangkan citra baik suatu organisasi.7
3. Menyewa
Menyewa merupakan cara pemenuhan kebutuhan yang
diperoleh dari pihak lain dengan memberikan kontraprestasi (imbalan)
sesuai kesepakatan kedua belah pihak. Pemenuhan kebutuhan dengan
cara ini hendaknya dilakukan apabila kebutuhan bersifat sementara dan
temporer.
4. Membuat sendiri
Membuat sendiri merupakan cara pemenuhan kebutuhan
dengan jalan membuat sendiri yang dilakukan oleh pegawai atau suatu
unit kerja tertentu. Pemilihan cara ini harus mempertimbangkan tingkat
efektivitas dan efisiensinya apabila dibandingkan dengan cara
pengadaan yang lain.

7
Matin dan Nurhattati Fuad, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan, (Jakarta :
PT Raja Grafindo Persada, 2016), Hlm. 24.

6
5. Menukarkan
Menukarkan merupakan cara pemenuhan kebutuhan dengan
jalan menukarkan barang yang dimiliki dengan barang yang
dibutuhkan organisasi lain.
6. Subsitusi
Substitusi merupakan cara pemenuhan kebutuhan barang
dengan mengganti material lain yang memiliki fungsi sama untuk
memenuhi suatu kebutuhan tertentu.
7. Pemberian/hadiah
Pemberian (hadiah) merupakan cara pemenuhankebutuhan
barang dengan menggunakan barang yang merupakan
pemberian/hadiah dari pihak lain.8
8. Perbaikan/rekondisi
Perbaikan merupakan cara pemenuhan kebutuhan barang
dengan jalan memperbaiki barang yang telah mengalami kerusakan,
baik dengan perbaikan suatu unit barang maupun dengan jaalan
penukaran instrumen yang baik diantara instrument barang yang rusak
sehigga instrumen yang baik tersebut dapat disatukan dalam satu unit
atau beberapa unit barang, dan pada akhirnya satu atau beberapa unit
barang tersebut dapat dioperasikan dan kebutuhan barang dapat
dipenuhi.

Pengadaan sarana dan prasarana menurtut Bafadal yang


menyatakan bahwa sistem pengadaan sarana dan prasarana disekolah,
dapat dilakukan berbagai cara , antara lain:
1. Dropping dari pemerintah, hal ini merupakan bantuan yang
diberikan permerintah kepada sekolah. Bantuan ini sifatnya
terbatas sehingga pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan
disekolah tetap harus mengusahakan dengan cara lain.

8
Ibid, 25.

7
2. Mengadakan sarana dan prasarana sekolah, dengan cara membeli
baik secara langsung maupun melalui pemesanan terlebih dahulu.
3. Meminta sumbangan dari wali murid atau mengajukan proposal
bantuan pengadaan sarana dan prasarana sekolah ke lembaga-
lembaga sosial yang tidak mengikat.
4. Mengadakan perlengkapan dengan menyewa atau meminjam
ketempat lain.
5. Mengadakan perlengkapan dengan cara tukar menukar barang.9

D. Tahapan Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan


Dalam usaha pengadaan barang, terlebih dahulu harus
direncanakan dengan hati-hati agar pengadaannya sesuai dengan apa yang
diharapkan. Untuk mengadakan perencanaan kebutuhan alat pelajaran,
dapat melalui tahap-tahap sebagaimana sebagai berikut:
1. Mengadakan analisis tahapan materi pelajaran mana yang membutukan
alat atau media dalam penyampaiannya. Dari analisis materi ini, dapat
didaftar alat-alat atau media apa yang dibutuhkan. Ini dilakukan oleh
dosen pengampu/guru bidang studi.
2. Apabila kebutuhan yang diajukan ternyata melalui kemampuan daya
beli atau daya pembuatan, harus diadakan seleksi menurut skala
prioritas terhadap alat-alat yang mendesak pengadaannya. Kebutuhan
yang lain dapat dipenuhi pada kesempatan yang lain.
3. Mengdakan inventarisasi terhadap alat atau media yang telah ada. Alat
yang sudah ada perlu di lihat kembali, lalu mengadakan
reinventarisasi. Alat yang perlu diperbaiki atau diubah disendirikan
untuk diserahkan kepada orang yang dapat memperbaiki.
4. Mengadakan seleksi terdapat alat pelajaran atau media yang masih
dapat dimanfaatkan, baik dengan reparasi atau modifikasi maupun
tidak.

9
Ibrahim Bafadal, Pengelolaan Perlengkapan Pendidikan di Sekolah, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2004), Hlm. 31.

8
5. Mencari dana (bila belum ada). Kegiatan tahap ini adalah mengadakan
perencanaan tentang bagaimana cara memperoleh dana, baik dari dana
rutin maupun non rutin.
6. Menunjukkan seseorang untuk melaksanakan pengadaan alat.
Penunjukan ini sebaiknya mengingat beberapa hal, yaitu keahlian,
kelincahan berkomonikasi, kejujuran, dan sebagainya dan tidak hanya
seorang.10

E. Jenis Pengadaan Sarana dan Sarana Pendidikan


Klasifikasi Sarana dan Parasaran Pendidikan Sarana pendidikan dapat
diklasifikasikan menjadi tiga macam yaitu berdasarkan habis tidaknya,
berdasarkan gerak tidakya, dan berdasarkan hubungan dengan proses
pembelajaran. Apabila dilihat dari habis tidaknya di pakai ada dua macam
yaitu, sarana pendidikan yang habis di pakai dan sarana pendidikan yang
tahan lama. Apabila di lihat dari gerak tidaknya pada saat pembelajaran
juga ada dua macam yaitu bergerak dan tidak bergerak. Sementara jika di
lihat dari hubungan sarana tersebut terhadap proses pembelajaran terdapat
tiga macam, yaitu alat pelajaran, alat peraga, dan media pembelajaran.11
Sahertian mengatakan bahwa dari segi asal datangnya barang maka jenis
pengadaan ada dua, yaitu:
1. Pengadaan dalam negeri, dapat dilakukan dengan cara:
a. Tener yaitu pengadaan barang yang dilakukan diantara supplier
atau rekan yang bergerak dibidangnya secara kompetitif.
b. Pebandingan penawaran yaitu cara pengadaan barang dilakukan
dengan mengadakan perbandingan penawaran diantara rekanan
yang lulus prakualifikas.
c. Pmbelian langsung yaitu pembelian yang dilakukan untuk
memenuhi kebutuhan yang jumlahnya kecil. Cara pembelian yang

10
Minarti, Manajemen Sekolah (Mengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri),
(Yogyakarta: PT. AR-RUZZMEDIA, 2011), Hlm. 75.
11
Nasrudin & Maryadi, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan dalam
Pembelajaran di SD, Jurnal Managemen Pendidikan, Vol.13, 2018, Hlm. 10.

9
tepat adalah dengan membandingkan diantara pemasok untuk
memperoleh bahan yang sama dengan harga yang lebih murah.
2. Pegadaan luar negeri (bersifat impor) yang diselenggarakan
pemerintah.
Pengadaan sarana dan prasarana dari luar negeri dapat dilakukan
melalui berbagai cara, seperti membeli, membuat sendiri, menerima
bantuan, menyewa, meminjam, atau mendaur ulang barang
sebelumnya. Tata cara pengadaan barang/jasa di luar negeri dapat
dilihat di Peraturan Menteri Luar Negeri tentang Tata Cara Pengadaan
Barang/Jasa di Luar Negeri. Pengadaan sarana dan prasarana harus
dilakukan dengan tepat dan cermat, sebagai bentuk realisasi atas
perencanaan yang telah dilakukan sebelumnya.12

Menurut Syahril adapun jenis sarana dan prasarana yang akan diadakan
dan akan dipenuhi oleh suatu sekolah ataupun satuan pendidikan yakni
sebagai berikut :

1. Pengadaan tanah. Tanah berkedudukan sebagai saran prasarana yang


diperlukan pemerintah dapat dilakukan dengan cara pembelian,
penerimaan hibah, menerima hak dan menukar.
2. Pengadaan bangunan. Pengadaan bangunan untuk pelaksanaan
kegiatan dapat dialksanakan melalui berbagai macam cara yaitu
membangun baru, membelikan bangunan yang sudah jadi, menyewa
bangunan, dan lain sebagainya.
3. Pengadaan perabot. erabot dalah barang yang berfungsi sebagai tempat
duduk,tempat menulis ,tempat istirahat,tempat penyimpanan alat-alat
dan apatau bahan, sepeti meja,kursi,almari,rak, filing cabinet dan
sebagainya dan sebagainya, dapat dilakukan dengan cara membeli,
membuat sendiri dan menerima bantuan.

12
Piet Sahertien, Dimensi Administrasi Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional, 1994),
Hlm. 177.

10
4. Pengadaan buku. Yang dimaksud dengan buku disini ialah buku
pelajaran, buku bacaan, buku perpustakaan dan buku-buku lainnya.

Dalam hal ini yang biasa dilakukan oleh sekolah adalah membeli dan
menerima bantuan/hibah. Sebab jika menerbitkan sendiri akan sangat
membutuhkan waktu yang lama, sedangkan jika menukar tidak semua
materi akan sesuai dengan materi yang diajarkan atau dengan kurikulum.13

13
Syahril, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan, (Padang: Sukabina Press,
2009), Hlm. 40-44.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan adalah administrasi
sarana dan prasarana pendidikan merupakan komponen yang langsung
atau tidak langsung mengarah pada proses pendidikan yang efektif dan
efisien. Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan dilakukan dengan
sistem perencanaan dan pengadaan yang hati-hati dan seksama, sehingga
semua perlengkapan yang didapatkan oleh sekolah adalah sarana sesuai
dengan kebutuhan sekolah.
Pemakaian sarana dan prasarana secara tepat dan efisien, serta
pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah agar selalu dalam kondisi siap
pakai. Pengadaan sarana dan prasarana dilakukan berdasarkan analisis
kebutuhan, dengan cara yang tidak hanya melalui pembelian, tetapi juga
dengan cara produksi sendiri, penerimaan hibah, penyewaan, peminjaman,
pendaur ulangan, penukaran, dan rekondisi/rehabilitasi. Pengadaan sarana
dan prasarana pendidikan dilakukan dengan mekanisme yang membuat
proses pengadaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

B. Saran
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah ini,
oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca agar makalah ini menjadi lebih baik dan
bermanfaat untuk masa yang akan datang.

12
DAFTAR PUSTAKA

Ananda, Rusydi, dkk. 2017. Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan.


Medan: CV. Widya Puspita.
Bafadal, Ibrahim. 2004. Pengelolaan Perlengkapan Pendidikan di Sekolah.
Jakarta: Bumi Aksara.
Daryanto. 2001. Administrasi Pendidikan. jakarta: Rineka Cipta.
Gunawan, Ari. 1996. Administrasi Sekolah, Administrasi Pendidikan Mikro.
Jakarta: Rineka Cipta.
Matin, dkk. 2016. Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan. Jakarta : PT
Raja Grafindo Persada.
Minarti. 2011. Manajemen Sekolah (Mengelola Lembaga Pendidikan Secara
Mandiri). Yogyakarta: PT. AR-RUZZMEDIA.
Nasrudin, dkk. 2018. Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan dalam
Pembelajaran di SD. Jurnal Managemen Pendidikan. Vol.13.
Sahertien, Piet. 1994. Dimensi Administrasi Pendidikan. Surabaya: Usaha
Nasional.
Sulistyawati, Tri. 2017. Pengadaan Dan Pemeliharaan Sarana Dan Prasarana
Kantor Di Kantor Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta. Universitas Negeri Yogyakarta: Fakultas Ekonomi.
Syahril. 2009. Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan. Padang: Sukabina
Press.
Syahril. 2012. Manajemen Sarana Prasarana. Padang: Jurusan Administrasi
Pendidikan.
Uttman, Juaidi. 2020. Implementasi Manajemen Sarana Dan Prasarana
Pendidikan di SMA Negeri 10 Bengkulu Selatan. Jurnal Manajer
Pendidikan. Vol. 14. No. 3.

13

Anda mungkin juga menyukai