Tentang
Disusun oleh :
Kelompok 4
Dosen Pengampu :
1445 H/2024 M
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat
dan hidayah-Nya, penulis bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Pengadaan
Sarana dan Prasarana”. Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak
Prof. Dr. Ahmad Sabri, M. Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Manajemen
Sarana dan Prasarana.
Kelompok 4
i
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang................................................................................................1
C. Tujuan .............................................................................................................2
B. Saran .............................................................................................................12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengadaan sarana dan prasarana sangat penting karena dengan
adanya pengadaan sarana dan prasarana lembaga pendidikan akan
terpelihara dan jelas kegunaanya. Dalam pengelolaan pihak sekolah harus
dapat bertanggung jawab terhadap sarana dan prasarana terutama kepala
sekolah yang langsung menangani sarana dan prasarana tersebut. Jadi
pengadaan terhadap sarana dan prasarana harus lebih di fasilitasi dalam
lembaga pendidikan seperti sekolah. Dan harus ada yang mengelola dalam
pengadaan sarana dan prasarana tersebut.
Dengan pengelolaan sarana dan prasarana yang ada di sekolah
kepala sekolah dapat merencanakan dan mendata apa saja sarana dan
prasarana yang harus digunakan di sekolah tersebut dan mana sarana dan
sarana yang belum ada. Jika semua langkah-langkah pengadaan
pengelolaan telah berjalan dengan baik seperti yang diharapkan maka akan
berdampak positif terhadap siswa-siswa dalam proses belajar mengajar
dan tercapainya tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Maka
penyelenggara pendidikan baik itu pemerintah, kepala sekolah, guru,
personil sekolah yang lainnya maupun masyarakat perlu terus berusaha
untuk meningkatkan kualitas pendidikan sesuai dengan tuntutan zaman.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan pengadaan sarana dan prasarana ?
2. Apa saja prinsip-prinsip pengadaan sarana dan prasarana ?
3. Bagaimana tata cara pengadaan sarana dan prasarana pendidikan ?
4. Bagaimana tahapan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan?
5. Apa saja jenis-jenis pengadaan sarana dan prasarana pendidikan ?
1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu pengadaan sarana dan prasarana.
2. Untuk mengetahui prinsip-prinsip pengadaan sarana dan prasarana.
3. Untuk mengetahui tata cara pengadaan sarana dan prasarana
pendidikan.
4. Untuk mengetahui tahapan pengadaan sarana dan prasarana
pendidikan.
5. Untuk mengetahui jenis-jenis pengadaan sarana dan prasarana
pendidikan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Ari Gunawan, Administrasi Sekolah, Administrasi Pendidikan Mikro,(Jakarta: Rineka
Cipta, 1996), Hlm. 135.
2
Daryanto, Administrasi Pendidikan, (jakarta: Rineka Cipta, 2001), Hlm. 51.
3
Syahril, Manajemen Sarana Prasarana, (Padang: Jurusan Administrasi Pendidikan,
2012). Hlm. 43.
4
Tri Sulistyawati, Pengadaan Dan Pemeliharaan Sarana Dan Prasarana Kantor Di
Kantor Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, (Universitas
Negeri Yogyakarta: Fakultas Ekonomi, 2017), Hlm. 12 – 13.
3
Secara ringkas maksud dari pengadaan itu sesuai dengan yang
dinyatakan dalam Keputusan Presiden Nomor 80 tahun 2003 tentang
pedoman pengadaan barang dan jasa pemerintahan yakni
menyatakan “Pengadaan barang/jasa pemerintah adalah kegiatan
pengadaan barang/jasa yang dibiayai dengan APBN/APBD, baik yang
dilaksanakan secara sewa kelola maupun oleh penyedia barang/jasa”.
Pengadaan sarana dan prasarana pada hakikatnya adalah kelanjutan
dari program perencanaan yang telah disusun oleh sekolah sebelumnya.
Dalam pengadaan ini harus dilakukan sesuai dengan rencana yang telah
disusun dengan memperhatikan skala prioritas yang dibutuhkan oleh
sekolah dalam menunjang keberhasilan pelaksanaan proses pembelajaran.
Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan tidak bisa dilakasanan
oleh kepala sekolah saja tetapi harus dilakukan oleh semua pihak terkait
yang bisa membantu dalam proses pengadaan sarana dan prasarana
teresebut.5
5
Rusydi Ananda dan Oda Kinata Banurea, Manajemen Sarana dan Prasarana
Pendidikan, (Medan: CV. Widya Puspita, 2017), Hlm. 30.
4
2. Efektif
Prinsip ini sesuai dengan kebutuhan yang telah ditetapkan dan
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya untuk pihak terkait.
Misalnya: kantor membutuhkan beberapa unit komputer maka setelah
barang pengadaan tersebut datang harus digunakan semaksimal
mungkin sehingga dapat membantu menyelesaikan pekerjaan dengan
baik.
3. Transparan
Prinsip ini merupakan ketentuan dari proses pengadaan barang
termasuk syarat teknis administrasi pengadaan, tata cara evaluasi, hasil
evaluasi, penetapan calon penyedia barang bersifat terbuka bagi
penyedia barang dan masyarakat. Misalnya: selalu melaporkan hasil
rapat tentang pengadaan barang, dan melaporkan kondisi keuangan.
4. Bertanggungjawab
Prinsip ini memiliki tujuan untuk mencapai sasaran baik fisik,
kualitas, kegunaan, maupun manfaat bagi kelancaran pelaksanaan
usaha sesuai dengan prinsip dan kebijakan serta ketentuan yang
berlaku dalam pengadaan. Misalnya: ketika diberikan pekerjaan untuk
mendata barang apa saja yang diperlukan untuk proses pengadaan akan
segera dilaksanakan dan melaporkan daftar barang apa saja yang
diperlukan.
5. Kehati-hatian
Prinsip ini senantiasa memperhatikan informasi, tindakan, atau
bentuk apapun sebagai langkah antisipasi untuk menghindari kerugian
material dan imaterial selama proses pengadaan, proses pelaksanaan
pekerjaan, dan pasca pelaksanaaan pekerjaan. Misalnya: dalam proses
pengadaan barang, ketika barang datang sebaiknya dicek terlebih
dahulu sebelum digunakan.6
6
Junaidi Uttman, D. S, Implementasi Manajemen Sarana Dan Prasarana Pendidikan di
SMA Negeri 10 Bengkulu Selatan, Jurnal Manajer Pendidikan, Vol. 14, No. 3, 2020, Hlm. 72-83.
5
C. Tata cara Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan
Menurut Lukas Dwiantara dan Rumsari Hadi Sumata ada beberapa
alternatif cara pengadaan, yakni sebagai berikut:
1. Membeli
Membeli merupakan cara pemenuhan kebutuhan dengan jalan
organisasi membayar sejumlah uang tertentu kepada supplier untuk
mendapatkan sejumlah barang sesuai dengan kesepakatan kedua belah
pihak. Setelah transaksi jual beli ini selesai, barang yang telah dibeli
menjadi hak milik organisasi.
2. Meminjam
Meminjam merupakan cara pemenuhan kebutuhan yang
diperoleh dari pihak lain dengan tanpa memberikan kotraprestasi
(imbalan) dalam bentuk apapun. Pemenuhan kebutuhan seperti ini
hendaknya dilakukan hanya untuk memenuhi kebutuhan yang sifatnya
sementara dan harus mempertimbangkan citra baik suatu organisasi.7
3. Menyewa
Menyewa merupakan cara pemenuhan kebutuhan yang
diperoleh dari pihak lain dengan memberikan kontraprestasi (imbalan)
sesuai kesepakatan kedua belah pihak. Pemenuhan kebutuhan dengan
cara ini hendaknya dilakukan apabila kebutuhan bersifat sementara dan
temporer.
4. Membuat sendiri
Membuat sendiri merupakan cara pemenuhan kebutuhan
dengan jalan membuat sendiri yang dilakukan oleh pegawai atau suatu
unit kerja tertentu. Pemilihan cara ini harus mempertimbangkan tingkat
efektivitas dan efisiensinya apabila dibandingkan dengan cara
pengadaan yang lain.
7
Matin dan Nurhattati Fuad, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan, (Jakarta :
PT Raja Grafindo Persada, 2016), Hlm. 24.
6
5. Menukarkan
Menukarkan merupakan cara pemenuhan kebutuhan dengan
jalan menukarkan barang yang dimiliki dengan barang yang
dibutuhkan organisasi lain.
6. Subsitusi
Substitusi merupakan cara pemenuhan kebutuhan barang
dengan mengganti material lain yang memiliki fungsi sama untuk
memenuhi suatu kebutuhan tertentu.
7. Pemberian/hadiah
Pemberian (hadiah) merupakan cara pemenuhankebutuhan
barang dengan menggunakan barang yang merupakan
pemberian/hadiah dari pihak lain.8
8. Perbaikan/rekondisi
Perbaikan merupakan cara pemenuhan kebutuhan barang
dengan jalan memperbaiki barang yang telah mengalami kerusakan,
baik dengan perbaikan suatu unit barang maupun dengan jaalan
penukaran instrumen yang baik diantara instrument barang yang rusak
sehigga instrumen yang baik tersebut dapat disatukan dalam satu unit
atau beberapa unit barang, dan pada akhirnya satu atau beberapa unit
barang tersebut dapat dioperasikan dan kebutuhan barang dapat
dipenuhi.
8
Ibid, 25.
7
2. Mengadakan sarana dan prasarana sekolah, dengan cara membeli
baik secara langsung maupun melalui pemesanan terlebih dahulu.
3. Meminta sumbangan dari wali murid atau mengajukan proposal
bantuan pengadaan sarana dan prasarana sekolah ke lembaga-
lembaga sosial yang tidak mengikat.
4. Mengadakan perlengkapan dengan menyewa atau meminjam
ketempat lain.
5. Mengadakan perlengkapan dengan cara tukar menukar barang.9
9
Ibrahim Bafadal, Pengelolaan Perlengkapan Pendidikan di Sekolah, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2004), Hlm. 31.
8
5. Mencari dana (bila belum ada). Kegiatan tahap ini adalah mengadakan
perencanaan tentang bagaimana cara memperoleh dana, baik dari dana
rutin maupun non rutin.
6. Menunjukkan seseorang untuk melaksanakan pengadaan alat.
Penunjukan ini sebaiknya mengingat beberapa hal, yaitu keahlian,
kelincahan berkomonikasi, kejujuran, dan sebagainya dan tidak hanya
seorang.10
10
Minarti, Manajemen Sekolah (Mengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri),
(Yogyakarta: PT. AR-RUZZMEDIA, 2011), Hlm. 75.
11
Nasrudin & Maryadi, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan dalam
Pembelajaran di SD, Jurnal Managemen Pendidikan, Vol.13, 2018, Hlm. 10.
9
tepat adalah dengan membandingkan diantara pemasok untuk
memperoleh bahan yang sama dengan harga yang lebih murah.
2. Pegadaan luar negeri (bersifat impor) yang diselenggarakan
pemerintah.
Pengadaan sarana dan prasarana dari luar negeri dapat dilakukan
melalui berbagai cara, seperti membeli, membuat sendiri, menerima
bantuan, menyewa, meminjam, atau mendaur ulang barang
sebelumnya. Tata cara pengadaan barang/jasa di luar negeri dapat
dilihat di Peraturan Menteri Luar Negeri tentang Tata Cara Pengadaan
Barang/Jasa di Luar Negeri. Pengadaan sarana dan prasarana harus
dilakukan dengan tepat dan cermat, sebagai bentuk realisasi atas
perencanaan yang telah dilakukan sebelumnya.12
Menurut Syahril adapun jenis sarana dan prasarana yang akan diadakan
dan akan dipenuhi oleh suatu sekolah ataupun satuan pendidikan yakni
sebagai berikut :
12
Piet Sahertien, Dimensi Administrasi Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional, 1994),
Hlm. 177.
10
4. Pengadaan buku. Yang dimaksud dengan buku disini ialah buku
pelajaran, buku bacaan, buku perpustakaan dan buku-buku lainnya.
Dalam hal ini yang biasa dilakukan oleh sekolah adalah membeli dan
menerima bantuan/hibah. Sebab jika menerbitkan sendiri akan sangat
membutuhkan waktu yang lama, sedangkan jika menukar tidak semua
materi akan sesuai dengan materi yang diajarkan atau dengan kurikulum.13
13
Syahril, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan, (Padang: Sukabina Press,
2009), Hlm. 40-44.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan adalah administrasi
sarana dan prasarana pendidikan merupakan komponen yang langsung
atau tidak langsung mengarah pada proses pendidikan yang efektif dan
efisien. Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan dilakukan dengan
sistem perencanaan dan pengadaan yang hati-hati dan seksama, sehingga
semua perlengkapan yang didapatkan oleh sekolah adalah sarana sesuai
dengan kebutuhan sekolah.
Pemakaian sarana dan prasarana secara tepat dan efisien, serta
pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah agar selalu dalam kondisi siap
pakai. Pengadaan sarana dan prasarana dilakukan berdasarkan analisis
kebutuhan, dengan cara yang tidak hanya melalui pembelian, tetapi juga
dengan cara produksi sendiri, penerimaan hibah, penyewaan, peminjaman,
pendaur ulangan, penukaran, dan rekondisi/rehabilitasi. Pengadaan sarana
dan prasarana pendidikan dilakukan dengan mekanisme yang membuat
proses pengadaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
B. Saran
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah ini,
oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca agar makalah ini menjadi lebih baik dan
bermanfaat untuk masa yang akan datang.
12
DAFTAR PUSTAKA
13