Anda di halaman 1dari 20

PENGELOLAAN SARANA PRASARANA

PENDIDIKAN
Disusun Oleh :

Kelompok 9

Mawaddah Turahmah (1906101030064)

Sri Rahayu (1906101030062)

Cut Yansi Mawar (1906101030067)

Rika Rahimi Syahwal (1906101030037)

Dosen Pembimbing : Dr. Ismail, S.Pd., M.Pd

Program Studi Pendidikan Ekonomi


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Syiah Kuala
Banda Aceh, 2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas taufik dan rahmat-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam senantiasa kita sanjungkan kepada
junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, serta semua umatnya hingga kini.
Dan semoga kita termasuk dari golongan yang kelak mendapatkan syafaatnya.

Dalam kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkenan membantu pada tahap penyusunan hingga selesainya makalah ini. Harapan kami
semoga makalah yang telah tersusun ini dapat bermanfaat sebagai salah satu rujukan maupun
pedoman bagi para pembaca, menambah wawasan serta pengalaman, sehingga nantinya saya
dapat memperbaiki bentuk ataupun isi makalah ini menjadi lebih baik lagi.

Kami sadar bahwa kami ini tentunya tidak lepas dari banyaknya kekurangan, baik dari
aspek kualitas maupun kuantitas dari bahan penelitian yang dipaparkan. Semua ini murni
didasari oleh keterbatasan yang dimiliki kami. Oleh sebab itu, kami membutuhkan kritik dan
saran kepada segenap pembaca yang bersifat membangun untuk lebih meningkatkan kualitas di
kemudian hari.

Banda Aceh, September 2021

Penyusun

Kelompok 9

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
1.1Latar Belakang.............................................................................................................................1
1.1 Rumusan masalah..................................................................................................................2
1.2 Tujuan penulisan...................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................................3
2.1. Menjelaskan Pengertian dan Ruang lingkup pengelolaan sarana dan prasarana.....................3
2.2 Pengadaan Sarpas..................................................................................................................4
1. Konsep Pengadaan Sarana Prasarana Pendidikan.....................................................................4
2. Strategi Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan...............................................................5
3. prosedur Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan.............................................................7
2.3Pengaturan dan penggunaan sarpas..........................................................................................11
2.4 Tata cara penyingkiran atau pemusnahan barang.....................................................................13
BAB III PENUTUP.................................................................................................................................16
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................................16
3.2 Saran....................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................17

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Sarana dan prasarana merupakan hal yang sangat vital dan hal yang sangat penting
dalam menunjang kelancaran atau kemudahan dalam proses pembelajaran, dalam kaitannya
dengan pendidikan yang membutuhkan sarana dan prasarana dan juga pemanfaatannya baik dari
segi intensitas maupun kreatifitas dalam penggunaannya oleh guru maupun oleh siswa dalam
kegiatan belajar mengajar.
Dalam pendidikan, sarana dan prasarana sangat penting karena dibutuhkan. Sarana dan
prasarana pendidikan dapat berguna untuk menunjang penyelenggaraan proses belajar mengajar,
baik secara langsung maupun tidak langsung dalam suatu lembaga dalam rangka mencapai
tujuan pendidikan. Prasarana dan sarana pendidikan adalah salah satu sumber dayayang menjadi
tolok ukur mutu sekolah dan perlu peningkatan terus menerusseiring dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang cukup canggih.
Sarana pendidikan merupakan sarana penunjang bagi proses belajar mengajar. Hal
ini merupakan faktor yang harus diperhatikan oleh sebuah lembaga pendidikan karena
mempengaruhi kelangsungan proses belajar mengajar di sekolah. Adanya sarana dan prasarana
banyak membantu kelangsungan belajar mengajar di sekolah. Sarana dan prasarana sangat
diperlukan untuk menunjang proses belajar mengajar, agar siswa lebih berminat dan mudah
menerima penjelasan dari guru. Apabila sarana dan prasarana yang disediakan kurang, maka
dapat mempengaruhi minat siswa untuk mengikuti proses belajar mengajar. Jika siswa memiliki
minat dalam mengikuti proses belajar mengajar maka dapat meningkatkan prestasi belajar siswa
Maka dari itu yang perlu diperhatikan pada lembaga pendidikan seperti sekolah
adalah dapat menyediakan sarana dan prasarana di lingkungan sekolah guna menunjang
pendidikan yang berorientasi pada ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini kaitannya dengan
sarana dan prasarana yang ada di lingkungan sekolah tersebut, apakah dapat memenuhi
kebutuhan pendidikan yang diharapkan oleh masyarakat sebagai kelayakan pendidikan.

1
Salah satu yang mempengaruhi peningkatan prestasi belajar siswa adalah
kelengkapan sarana dan prasarana di sekolah tersebut. Sarana merupakan peralatan dan
perlengkapan yang secara langsung digunakan dan menunjang proses pendidikan khususnya
proses belajar mengajar. Seperti : gedung, kelas, meja, kursi serta alat-alat dan media pengajaran.
Adapun prasarana adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses
pendidikan atau pengajaran. Seperti : halaman, taman, kebun, jalan menuju sekolah. Tetapi
apabila digunakan secara langsung seperti taman sekolah untuk pengajaran biologi, halaman
sekolah untuk lapangan olahraga maka itu termasuk prasarana pendidikan
Sarana dan prasarana yang telah direncanakan. Pengadaan yang telah dilakukan
kemudian invetaris yang telah dilakukan dengan adnya sarana yang telah dibutuhkan dan dicatat
didalam buku invetaris, lalu sarana dan prasarana yang telah ada ini akan dipergunakan oleh
suatu lembaga pendidikan dan itu mempunyai dua prinsip yaitu efektif dan efisien dalam
mempergunakan sarana dan prasarana yang digunakan.
1.1 Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dirumuskan masalah dalam makalah ini
adalah sebagai berikut :
Pengelolaan sarana prasarana pendidikan
1. Pengerian dan ruang lingkup
2. Pengadaan sarpras
3. Pengaturan dan penggunaan sarpas
4. Tata cara penyingkiran atau pemusnahan barang
1.2 Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian pengelolaan sarana prasarana pendidikan
2. Untuk mengetahui apa-apa saja pengadaan sarpas
3. Untuk mengetahui apa itu pengaturan dan penggunaan sarpas
4. Untuk mengetahui apa saja tata cara penyingkiran atau pemusnahan barang

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Menjelaskan Pengertian dan Ruang lingkup pengelolaan sarana dan prasarana

Pengelolaan sarana dan prasarana dalam istilah asing disebut “school plant
administration” yang mencakup lahan, bangunan, perabot dan perlengkapan pendidikan.
Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung digunakan dan
menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar, seperti gedung,
perpustakaan, laboratorium, ruang kelas, meja kursi, serta alat-alat dan media pembelajaran.
Adapun yang dimaksud dengan prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak
langsung menunjang jalannya proses pendidikan seperti lokasi atau tempat, taman sekolah
untuk pelajaran biologi, atau halaman sekolah sebagai lapangan olahraga dan sebagainya.

Manajemen sarana dan prasarana adalah manajemen sarana sekolah dan sarana bagi
pembelajaran. Manajemen sarana meliputi ketersediaan dan pemamfaatan sumber belajar
bagi guru, bagi siswa, pemamfaatan sumber belajar oleh siswa, serta penataan ruangan-
ruangan yang dimiliki. Menurut Tim Pakar Manajemen Universitas Negeri Malang,
manajemen sarana dan prasarana pendidikan adalah proses kerjasama pendayagunaan semua
xarana dan prasarana pendidikan secata efektif dan efisien. (Pakar, 2003: 86).Suharsimi
(dalam Hasbullah,2006:120) mengatakan bahwa “pada garis besarnya manajemen sarana dan
prasarana meliputi lima hal, yaitu penentuan kebutuhan, proses pengadaan, pemakaian,
pencatatan atau pengurusan, dan pertanggung jawaban.
Ruang Lingkup manajemen sarana dan prasarana, meliputi:
 Perencanaan
Maksudnya perencanaan yang merupakan sekaligus langkah pengadaan. Pengadaan sarana
dan prasarana tidak lah semudah pengadaan meja,kursi yang hanya mempertimbangkan
selera dan dana yang tersedia.
 Pengadaan

3
Ada tiga hal yang perlu dipahami. Pertama, bahwa pengadaan sarana dan prasarana harus
melalui perencanaan yang hati-hati. Kedua, bahwa banyak cara dalam pengadaan sarana dan
prasarana. Ketiga, bahwa pengadaan sarana dan prasarana harus di administrasikan dengan
tertib, sehingga semua pengeluaran uang yang berkenaan dengan pengadaan sarana dan
prasarana itu dapat dipertanggung jawabkan.
 Pengaturan
Sehubung dengan pengaturan dan pengadaan sarana dan prasarana, maka sarana dan
prasarana dapat dibedakan menjadi dua kategoti yaitu: alat yang digunakan langsung dan
tidak tidak langsung terlibat kegiatan.
 Penggunaan sarana dan prasarana
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh suatu lembaga.

2.2 Pengadaan Sarpas


1. Konsep Pengadaan Sarana Prasarana Pendidikan
Pengadaan sarana dan prasarana sekolah  biasanya dilakukan untuk memenuhi kebutuhan
sesuai dengan perkembangan pendidikan program sekolah, menggantikan barang-barang
yang rusak, hilang, di hapuskan, atau sebab-sebab lain yang dapat di pertanggung jawabkan.
Dengan pengadaan tersebut diharapkan dapat menjaga tingkat persediaan barang setiap
tahun anggaran mendatang.

Menurut Martin dan Fuad, (2016: 21) pengadaan sarana dan prasarana pendidikan
merupakan kegiatan penyediaan semua jenis sarana dan prasarana sesuai dengan kebutuhan
dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan sebelumnya. 

Proses pengadaan sarana prasarana merupakan proses lanjutan dari analisis kebutuhan,
proses pengadaan merupakan proses mendatangkan alat atau barang yang menunjang proses
kegiatan belajar mengajar (Jahari dan Syarbini, 2013: 67) .

Dalam konteks persekolahan, pengadaan sarana dan prasarana pendidikan merupakan segala
kegiatan yang dilakukan dengan cara menyediakan semua keperluan barang atau jasa
berdasarkan hasil perencanaan dengan maksud untuk menunjang kegiatan pembelajaran agar
kegiatan pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien sesuai dengan tujuan yang
diinginkan. 

Dapat disimpulkan bahwa pengadaan adalah kegiatan penyediaan semua jenis sarana dan
prasarana untuk menunjang kegiatan pendidikan yang berlangsung di sekolah dalam rangka
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

4
            Pengadaan sarana prasarana harus disesuaikan dengan kebutuhan, baik berkaitan
dengan jenis dan spesifikasi, jumlah, waktu maupun tempat, dengan harga, maupun sumber
yang dapat dipertanggungjawabkan hal ini sesuai yang dijelaskan Minarti (2011:259).
Berkenaan dengan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah ada tiga hal yang
perlu dipahami yaitu :

1) Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah harus melalui perencanaan


yang hati    -hati;
2)  Banyak cara dalam pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah; 
3) Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah harus diadministrasikan
dengan tertib sehingga semua pengeluaran uang yang berkenaan dengan pengadaan
sarana dan prasarana pendidikan di sekolah itu dapat dipertanggungjawabkan baik
kepada pemerintah, yayasan pembina, maupun masyarakat.

Pengadaan sarana prasarana pendidikan dapat dilakukan secara langsung oleh instansi yang
bersangkutan ataupun secara terpusat, biasanya pengadaan yang dilaksanakan secara
terpusat dilakukan oleh pemerintah pusat terhadap pengadaan kendaraan bermotor, mesin
kantor, mesin cetak, alat elektronik dan computer (Martin dan Fuad, 2016: 21). 

2. Strategi Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan


Ada beberapa alternatif cara dalam pengadaan sarana dan prasarana pendidikan
persekolahan. Beberapa alternatif cara pengadaan sarana dan prasarana pendidikan
persekolahan tersebut adalah melalui (Martin dan Fuad, 2016: 22-27): 
a. Membeli 
Membeli merupakan cara pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan
yang lazim ditempuh yaitu dengan jalan membayar sejumlah uang tertentu kepada penjual
atau supplier untuk mendapatkan sejumlah sarana dan prasarana sesuai dengan kesepakatan
kedua belah pihak (Martin dan Fuad,2016: 22-23). Dalam pembelian, termasuk di dalamnya
adalah pelelangan umum, pelelangan terbatas, penunjukan langsung, dan pengadaan
langsung, termasuk pekerjaan pemborongan. Besar nilai pengadaan prasarana dan sarana
pendidikan dengan cara ini diatur oleh Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 29
Tahun 1984. 
b. Membuat Sendiri 
Pembuatan sendiri merupakan cara pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana
pendidikan dengan jalan membuat sendiri yang biasanya dilakukan oleh guru, siswa, atau
pegawai. Pemilihan cara ini harus mempertimbangkan tingkat efektivitas dan efesiensinya
apabila dibandingkan dengan cara pengadaan sarana dan prasarana pendidikan yang lain.
Pembuatan sendiri biasanya dilakukan terhadap sarana dan prasarana pendidikan yang
sifatnya sederhana dan murah, misalnya alat-alat peraga yang dibuat oleh guru atau murid. 
c. Penerimaan Hibah atau Bantuan 

5
Penerimaan hibah atau bantuan yaitu merupakan cara pemenuhan sarana dan
prasaran pendidikan dengan jalan pemberian secara Cuma-cuma dari pihak lain. Pengadaan
dengan cara menerima bantuan, sumbangan, hibah, dan menerima hak pakai dapat
dilaksanakan jika dalam kegiatan itu telah terpenuhi syarat-syarat tertentu, misalnya bersifat
lunak; tidak mengikat, tidak bertentangan dengan politik pemerintah, tidak membahayakan
pelestarian pancasila, tidak membahayakan keamanan nasional, dan lain-lain. 
d. Penyewaan 
Yang dimaksud dengan penyewaan adalah cara pemenuhan kebutuhan sarana dan
prasarana pendidikan persekolahan dengan jalan pemanfaatan sementara barang milik pihak
lain untuk kepentingan sekolah dengan cara membayar berdasarkan perjanjian sewa-
menyewa. Pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan dengan cara ini
hendaknya dilakukan apabila kebutuhan sarana dan prasarana bersifat sementara atau
temporer. 
e. Pinjaman 
Yaitu penggunaan barang secara cuma-cuma untuk sementara waktu dari pihak lain
untuk kepentingan sekolah berdasarkan perjanjian pinjam meminjam. Pemenuhan kebutuhan
sarana dan prasarana pendidikan dengan cara ini hendaknya dilakukan apabila kebutuhan
sarana dan prasarana bersifat sementara dan temporer dan harus mempertimbangkan citra
baik sekolah yang bersangkutan.
f. Mendaur Ulang 
Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan dengan cara mendaur ulang adalah
pengadaan sarana dan prasarana melalui aktivitas pemanfaatan barang yang sudah tidak
terpakai menjadi barang yang berguna untuk kepentingan sekolah. Misalnya pembuatan alat
pelajaran dan media pendidikan dari limbah kayu atau limbah kertas, seperti pembuatan
kertas doorslag dari bubur kertas koran untuk membuat lukisan dan peta timbul, pembuatan
bangun ruang dari limbah kayu, pembuatan hiasan dan bunga plastik dari limbah pipet, dan
lain sebagainya. 
g. Penukaran 
Penukaran merupakan cara pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan
dengan jalan menukarkan sarana dan prasarana yang dimiliki dengan sarana dan prasarana
yang dibutuhkan organisasi atau instansi lain. Pemilihan cara pengadaan sarana dan
prasarana jenis ini harus mempertimbangkan adanya saling menguntungkan di antara kedua
belah pihak, dan sarana/prasarana yang dipertukarkan harus merupakan sarana dan prasarana
yang sifatnya berlebihan atau dipandang dan dinilai sudah tidak berdaya guna lagi. 
h. Perbaikan atau Rekonstruksi Kembali 
Perbaikan merupakan cara pemenuhan sarana dan prasarana pendidikan dengan jalan
memperbaiki sarana dan prasarana yang telah mengalami kerusakan, baik dengan perbaikan
satu unit sarana dan prasarana maupun dengan jalan penukaran instrumen yang baik di

6
antara instrumen sarana dan prasarana yang rusak sehingga instrumen-instrumen yang baik
tersebut dapat disatukan dalam satu unit atau beberapa unit, dan pada akhirnya satu atau
beberapa unit sarana dan prasarana tersebut dapat dioperasikan atau difungsikan. 
3. prosedur Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan
Prosedur pengadaan barang dan jasa harus mengacu kepada Keppres No. 80/2003
yang telah disempurnakan dengan Permen No. 24/2007. Pengadaan sarana dan prasarana
pendidikan di sekolah umumnya melalui prosedur sebagai berikut (Martin dan Fuad, 2016:
28) :
 Menganalisis kebutuhan dan fungsi sarana dan prasarana;
 Mengklasifikasikan sarana dan prasarana yang dibutuhkan; 
 Membuat proposal pengadaan sarana dan prasarana yang ditujukan kepada pemerintah
bagi sekolah negeri dan pihak yayasan bagi sekolah swasta;
 Bila disetujui maka akan ditinjau dan dinilai kelayakannya untuk mendapat persetujuan
dari pihak yang dituju; 
 Setelah dikunjungi dan disetujui maka sarana dan prasarana akan dikirim ke sekolah yang
mengajukan permohonan pengadaan sarana dan prasarana tersebut. 
Proses pengadaan sarana dan prasarana pendidikan memiliki beragam cara
tergantung dari jenis barang yang akan diadakan. Jenis-jenis sarana dan prasarana
pendidikan dapat digolongkan ke dalam buku, alat, perabot, bangunan, dan tanah. Berikut
merupakan proses pengadaan berdasarkan jenis sarana dan prasarana pendidikan.
a.      Pengadaan Buku 
Mengingat arti penting dan sifat buku yang khusus, maka pengadaan buku diatur
dengan prosedur yang khusus pula. Buku-buku atau majalah yang akan disajikan kepada
pembaca terlebih dahulu harus diseleksi agar bahan bacaan tersebut sesuai dengan usia dan
tingkat pendidikan pembaca, ideologi negara, dan lain sebagainya. Pelaksanaan seleksi
dilakukan oleh Tim Seleksi yang dibentuk oleh Pimpinan Proyek atau kepala satuan kerja
berdasarkan pertimbangan atasan langsungnya. Kriteria penilaian memerhatikan: 
 Isi buku menunjang pendidikan berpikir dan humaniora sesuai dengan tujuan pendidikan
nasional.
 Tidak bertentangan dengan ideologi negara pancasila dan undang-undang dasar 1945.
 Memerhatikan ketentuan larangan peredaran judul buku tertentu dari kejaksaan agung,
kejaksaan tinggi.
 Menghindari pembelian buku dari penerbit yang termasuk dalam daftar hitam.
 Ditentukan skala prioritas sesuai dengan keperluan dan dana yang tersedia. 

Yang dimaksud dengan buku disini ialah buku pelajaran, buku bacaan, buku
perpustakaan dan buku-buku lainnya. Buku yang dapat dipakai oleh sekolah meliputi buku
teks utama, buku teks pelengkap, buku bacaan baik fiksi maupun non fiksi, buku sumber dan

7
sebagainya. Tentang jenis-jenis buku yang diadakan harus mengacu pada standar di atas
yang antara lain meliputi (Martin dan Fuad, 2016: 31) :
 Buku teks utama adalah buku pokok yang menjadi pegangan guru dan murid yang
subtansinya mengacu pada kurikulum yang berlaku.
 Buku teks pelengkap adalah buku yang sifatnya membantu atau merupakan tambahan
buku teks utama yang digunakan oleh murid dan guru yang seluruh isinya menunjang
kurikulum.
 Buku bacaan non fiksi adalah buku bacaan yang ditulis berdasarkan fakta atau kenyataan.
Pada umumnya buku bacaan non fiksi menunjang salah satu bidang studi Sistematika
penyusunannya tidak seperti buku teks pelengkap tetapi disajikan secara popular.
 Buku bacaan fiksi adalah buku bacaan yang ditulis tidak berdasarkan fakta atau
kenyataan, melainkan berdasarkan khayalan penulis. Isi buku bacaan fiksi biasanya
berbentuk cerita yang tidak benar-benar terjadi. 

Untuk pengadaan buku dapat dilakukan dengan 4 (empat) cara, yaitu: 


 Membeli 
 Menerbitkan sendiri 
 Menerima bantuan/hadiah 
 Menukar. 
Dalam hal ini yang biasa dilakukan oleh sekolah adalah membeli dan menerima
bantuan/hibah. Sebab jika menerbitkan sendiri akan sangat membutuhkan waktu yang
lama, sedangkan jika menukar tidak semua materi akan sesuai dengan materi yang
diajarkan atau dengan kurikulum. 
b.      Pengadaan Alat 
Alat yang dimaksud dalam hal ini terdiri atas alat-alat kantor dan alat-alat
pendidikan. Adapun yang termasuk alat kantor ialah alat-alat , yang biasa digunakan di
kantor seperti: mesin tulis, mesin hitung, mesin stensil, komputer, alat-alat pembersih dan
sebagainya. Sedangkan yang termasuk dalam alat pendidikan ialah alat-alat yang secara
fungsional digunakan dalam proses belajar mengajar seperti alat peraga, alat Praktik alat
laboratorium. alat kesenian, alat olahraga dan sebagainya. Pengadaan alat kantor dan alat
pendidikan dapat dilaksanakan dengan cara (Martin dan Fuad, 2016: 22-31-32) :
 Membeli.
 Membuat sendiri.
 Menerima bantuan/hibah/hadiah. 

c. Pengadaan Perabot 
Perabot ialah barang-barang yang berfungsi sebagai tempat untuk menulis, istirahat,
tempat penyimpanan alat atau bahan. Contoh: meja, kursi, lemari, rak, filling kabinet dan

8
sebagainya. Dalam pengadaan perabot sekolah, maka ada beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan yaitu sebagai berikut (Martin dan Fuad, 2016: 32):
 Antropometri, artinya pengadaan perabot dengan memperhitungkan tinggi badan atau
ukuran penggal-penggal tubuh pemakai (misalnya siswa dan tenaga kependidikan
lainnya).
 Ergonomis, maksudnya perabot yang akan diadakan tersebut memerhatikan segi
kenyamanan, kesehatan, dan keamanan pemakai.
 Estetis, yaitu perabot tersebut hendaknya menyenangkan untuk dipakai karena bentuk
dan warnanya menarik.
 Ekonomis, maksudnya perabot bukan hanya berkaitan dengan harganya tetapi merupakan
transformasi wujud efisiensi dan efektivitas dalam pengadaan dan pendayagunaannya. 

Adapun untuk pengadaan perabot dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut
(Martin dan Fuad, 2016: 33): 
 Membeli
 Membuat sendiri 
 Menerima bantuan/hadiah. 

d. Pengadaan Bangunan 
Pengadaan bangunan dapat dilaksanakan dengan beberapa cara yaitu sebagai
berikut: 
1) Membangun Bangunan Baru
Pengadaan bangunan dengan membangun bangunan baru dapat meliputi sebagai
berikut:
 Mendirikan, memperbaharui (rehabilitasi/renovasi), memperluas, mengubah dengan
cara membongkar seluruh atau sebagian bangunan gedung.
 Pembuatan pagar halaman, jalan, pengerasan halaman, pemasangan pompa/menara
air, pengadaan listrik.
  Kegiatan pekerjaan tanah yang meliputi ; pengurukan tanah, perbaikan tanah dan
penyelidikan tanah. 
2) Membeli Bangunan
Pengadaan bangunan melalui membeli bangunan yang sudah jadi mengikuti
ketentuan sebagai berikut: 
 Pada prinsipnya membeli bangunan yang sudah jadi termasuk tanahnya tidak
diperbolehkan. Tetapi dalam hal-hal luar biasa, dapat diusulkan kepada Menteri
Keuangan dan Ketua Bappenas dengan disertai alasan-alasan yang kuat melalui
Menteri Pendidikan Nasional

9
 Setelah ada persetujuan dan dananya sudah tersedia, selanjutnya dilakukan
penawaran harga dari pemiliknya melalui Panitia Pembebasan Tanah setempat yang
dibentuk berdasarkan Keppres No. 80/2003; 
 Apabila antara harga penawaran dan harga penaksiran Panitia sudah ada kecocokan,
maka dapat langsung diselesaikan akta jual beli di depan Notaris/Pejabat Pembuat
Akta Tanah dan selanjutnya diselesaikan balik nama sertifikat tanah. 
3) Menyewa Bangunan
Pengadaan bangunan melalui menyewa bangunan mengikuti ketentuan sebagai
berikut:   
 Apabila diperlukan untuk keperluan gedung sekolah, gudang dan sebagainya, maka
suatu instansi diperkenankan untuk menyewa bangunan, dengan syarat anggaran
untuk membayar sewa itu harus sudah tersedia lebih dahulu
 Untuk menetapkan besarnya sewa, pemilik bangunan perlu dimintakan
pengesahan/penetapan lebih dahulu kepada Panitia Sewa Menyewa atau Kantor
Urusan Perumahan setempat
 Setelah ditetapkan sewanya, dibuat Surat Perjanjian (kontrak) antara pihak penjual
dan pihak yang menyewakan, jika dianggap perlu dilakukan dengan akta notaris
 Gedung sekolah milik swasta (bersubsidi) dahulu pernah mendapat subsidi dari
Pemerintah cq Departemen Pendidikan Nasional, apabila dipakai oleh sekolah
negeri, berdasarkan peraturan subsidi yang sekarang masih berlaku tidak perlu
dibayar sewanya, tetapi Pemakai wajib memelihara bangunan tersebut sebagaimana
mestinya. 

4) Menerima Hibah Bangunan 


Pengadaan bangunan melalui menerima hibah bangunan mengikuti ketentuan
sebagai berikut:  
 Departemen Pendidikan Nasional dapat menerima hibah bangunan berikut tanah dari
pihak lain (Pemerintah Daerah/ Swasta).
 Agar ada dasar hukumnya, sebaiknya pelaksanaannya dilakukan dengan Akta Notaris
Pejabat Pembuat Akta Tanah setempat.

5) Menukar Bangunan
Pengadaan bangunan melalui menukar bangunan mengikuti ketentuan sebagai
berikut:
 Penukaran bangunan atau pemindahtanganan barang tidak bergerak milik negara pada
umumnya diatur dalam Keputusan Presiden tentang pelaksanaan APBN, yaitu segala
sesuatu harus mendapat persetujuan Menteri Keuangan terlebih dahulu.

10
 Bangunan milik negara yang tidak memenuhi fungsinya lagi, lokasinya terlalu ramai
atau tanahnya terlalu sempit untuk diadakan perluasan bangunan, dapat diusulkan
untuk ditukarkan dengan bangunan milik pihak lain yang sudah jadi atau masih akan
dibangun di lokasi lain. Usul penukaran diajukan kepada Menteri Pendidikan
Nasional.
Setelah mendapat persetujuan dari Menteri Keuangan, maka perlu dibentuk Panitia
Penaksir yang terdiri atas wakil-wakil dari Departemen Pendidikan Nasional,
Departemen Keuangan, Departeman Kimpraswil, Departemen Dalam Negeri, BPN
dan pemerintah Daerah, untuk menetapkan penaksiran harga tanah/ bangunan yang
lama dan harga tanah/bangunan baru.
 Apabila kedua penaksiran itu sudah disepakati, maka dapat diselesaikan Surat
Perjanjian Penukaran di depan Notaris Pejabat Pembuat Akta Tanah. Penyerahan
tanah/bangunan lama, baru boleh dilakukan setelah tanah/bangunan baru selesai
dibangun menurut Surat Perjanjian dan diterima baik oleh Departemen Pendidikan
Nasional.
 Selanjutnya diselesaikan balik nama sertifikat tanah/bangunan baru, dan diselesaikan
pula penghapusan tanah/bangunan lama dari daftar inventaris dengan Keputusan
Menteri Pendidikan Nasional. 

2.3Pengaturan dan penggunaan sarpas


Pengaturan dan penggunaan sarana merupakan dua kegiatan yang tidak dapat
dipisahkan karena dilaksanakan silih berganti. Sehubung dengan hal itu, maka dapat
dibedakan menjadi dua kategori, yaitu:
 Alat yang langsung digunakan dalam proses belajar mengajar.
Contohnya: alat pelajaran, alat peraga, dan media pendidikan
 Alat yang tidak langsung terlibat dalam proses belajar mengajar.
Contohnya: bangunan sekolah, meja guru, perabot kantor tata usaha, wc dan lain-lain.
Pengaturan yang dilakukan sebelum sarana dan prasarana digunakan disebut pengaturan
awal, yang meliputi:
 Memberikan identitas, yaitu nomor inventaris dengan kode tertentu untuk jenis tertentu.
 Pencatatan alat kedalam buku daftar invetaris.
Buku inventaris adalah buku yang digunakan untuk mencatat daftar kekayaan, dalam hal
ini kekayaan sekolah. Dengan adanya buku inventaris maka akan mempermudah
pengontrolan dan pengecekan kembali sewaktu-waktu. Buku ini berisi kolom-kolom untuk

11
mencatat hal-hal berikut: nomor urut, nama alat atau bahan, ukuran, jumlah sekarang dan
keterangan.
 Penempatan alat kedalam ruang atau almari yang sudah diberikan kode
Sekolah yang besar yang memiliki banyak alat, pemisahan didasarkan atas penempatan
dalam almari. Tetapi jika alat-alatnya hanya sedikit, pemisahan dilakukan atas rak-rak saja,
misalnya rak alat IPA, dan sebagainya.
Sesudah dilakukan pengaturan awal, maka selanjutnya alat-alat ataupun sarana lain sudah
siap untuk digunakan. Penggunaan alat dipengaruhi oleh beberapa factor yaitu:
a. Banyaknya sarana pendidikan untuk tiap macam.
b. Banyaknya ruang atau kelas yang ada disekolah.
c. Banyaknya siswa dalam tiap-tiap kelas
d. Banyaknya kelas masing-masing tingkat
e. Banyaknya guru dalam penggunaan sarana

Dengan memperhatikan factor-faktor diatas penggunaan sarana pendidikan dapat


diatur sebagai berikut:
a. Sarana pendidikan untuk kelas tertentu
Maksudnya suatu alat yang hanya digunakan untuk kelas tertentu sesuai dengan materi
kurikulum, jika banyaknya alat untuk mencukupi banyaknya kelas, maka sebaiknya alat-
alat disimpan dikelas agar mempermudah penggunaan.
b. Sarana pendidikan untuk beberapa kelas
Apabila jumlah alat yang tersedia terbatas, padahal yang membutuhkan lebih dari satu
kelas, maka alat-alat tersebut terpaksa digunakan bersama-sama secara bergantian. Cara
pengaturannya adalah:
 Alat pelajaran yang diangkut ke kelas yang membutuhkan secara bergantian
 Alat pelajaran tersebut disimpan disuatu ruangan dan guru mengajak siswa mendatangi
ruangan itu (laboratorium)
c. Sarana pendidikan untuk semua kelas
Penggunaan alat untuk semua kelas dapat dilakukan dengan membawa ke kelas yang
membutuhkan secara bergantian atau siswa yang akan menggunakan mendatangi ruangan

12
tertentu. Dua system yaitu mendatangkan alt ke kelas atau mendatangkan siswa ke ruang
alat ada kebaikan dan keburukannya. Alat didatangkan ke kelas terjadi kelas tetap.
Setelah alat-alat pelajaran digunakan maka kegiatan selanjutnya adalah pengaturan
kembali. Yang perlu ditekan kan adalah vbahwa anak-anak harus diberi kesempatan
untuk melaksanakan pengaturan kembali terhadap alat-alat yang mereka gunakan.
Mengikut sertakan anak ke dalam pemeliharan dan pengaturan kembali mempunyai
sekurang-kuranya 3 mamfaat, yaitu:
 Melatih anak untuk bertanggung jawab terhadap barang-barang yang mereka gunakan.
 Mendidik anak untuk ikut memiliki barang-barang sekolah.
 Anak-anak menjadi lebih paham akan seluk beluk alat-alat yang mereka pergunakan.

2.4 Tata cara penyingkiran atau pemusnahan barang


1) penghapusan sarana dan prasarana yang rusak , tua dan berlebihan
a. pengurus barang menyusun daftar barang yang akan dihapus,yang berisi nomor
urut,nomor kode barang,nama barang,merk,tahun pembuatan,harga satuan dan
kondisi barang (rusak berat atau tua).
b. kepala sekolah mengusulkan penghapusan kepada kepala dinas pendidikan
kabupaten /kota setempat yang dilampiri daftar barang.
c. kepala dinas pendidikan kabupaten/kota meneruskan usul tersebut kepada ka.dinas
pendidikan c.q bagian perlengkapan
d. pembentukan panitia penghapusan oleh kepala dinas pendidikan
e. panitia meneliti barang-barang yang akan dihapus.
f. panitia membuat berita acara penelitian.
g. kepala dinas pendidikan mengusulkan kepada sekretariat jenderal depdiknas c.q. biro
perlengkapan
h. menteri pendidikan nasional mengeluarkan keputusan penghapusan dengan catatan
di lelang atau dimusnahkan
i. kalau dilelang, dinas pendidikan membentuk panitia pelelangan:
 panitia pelanggan meminta bantuan kantor lelang negara setempat untuk
melelang barang yang dihapus

13
 penjualan melalui kantor lelang negara dan hasilnya disetorkan ke Ksa negara
setempat
 pejabat kantor lelang negara membuat risalah lelang berikut bukti setoran
hasil lelang kepada sesjen depdiknas
j. bila barang dimusnah kan,kepala dinas pendidikan membentuk panitia pemunahan.
k. barang yang telah dihapus,dikeluarkan dari buku induk dan buku golongan barang
inventaris sekolah
2) penghapusan gedung kantor/sekolah yang rusak berat.
a. kepala sekolah mengusulkan penghapusan kepada kepala dinas pendidikan
kabupaten/kota.
b. pembentukan panitia penghapusan pada dinas pendidikan setempat dengan
menyertakan unsur pelaksana teknis dari dinas PU setempat.
c. panitia meneliti gedung yang akan dihapuskan dan membuat berita acara penelitian
d. kepala dinas pendidikan provinsi mengusulkan penghapusan gedung sekolah kepada
sekretariat jenderal Depdiknas c.q. biro perlengkapan
e. biro perlengkapan mengadakan penelitian dan melaporkan hasil penelitiannya
kepada sekretaris jenderal
f. sekretaris jenderal Depdiknas mengajukan permohonan izin penghapusan kepada
menteri keuangan
g. menteri keuanagan mengeluarkan izin tertulis penghapusan/pembongkaran gedug
sekolah
h. berdasarkan izin tertulis dari menteri keuangan,menteri pendidikan nasional
menerbitkan SK penghapusan,dengan catatan agar bangunan gedung tersebut
dilelang atau dimusnahkan.
i. apabila bangunan gedung tersebu dilelang,dinas pendidikan provinsi membentuk
panitia pelelangan:
 panitia pelelangan meminta bantuan kantor lelang negara setempatuntuk
melelang bangunan gedung yang akan dibongkar.
 kantor lelang negara melelang bangunan gedung dan hasilnya disetorkan ke
kas negara serta membuat risalah lelang

14
 kepala dinas pendidikan provinsi menyampaikan risalah lelang berikut bukti
setorsn hasil lelang kepada sekretaris jenderal Depdiknas.
j. jika bangunan tersebut dimusnahkan,dinas pendidikan provinsi membentuk panitia
pemusnahan bangunan gedung dan membuat berita acara pemusnahan..
k. dinas pendidikan provinsi menyampaikan laporan pemusnahan.
3) penghapusan barang yang dicuri,hilang terbakar
a. pengurus barang melaporkan kejadian-kejadian(kecurian,kehilangan,atau kebakaran)
kepada kepala sekolah).
b. kepala sekolah mengadakan penyidikan dan membuat berita acara.
c. kepala sekolah melaporkan kejadian kepada pihak kepolisian setempat disertai
pembuatan berita acara.
d. kepala dinas melaporkan kejadian kepada dinas pendidikan provinsi melalui kantor
dinas pendidikan kabupaten/kota dilampiri berita acara dari pihak kepolisian
e. kepala dinas pendidikan provinsi melaporkan kejadian kepada sekretaris jenderal c.q.
biro perlengkapan dengan melampirkan berita acara penyidikan dan berita
acara/laporan kepolisian
f. biro perlengkapan meneliti laporan dan meneruskan kepada BPK, menteri
keuangan,dan panitia tuntutan ganti rugi (PTGR).
g. PTGR meneliti masalah tersebut,kalau terbukti kecurian atau kehilangan disebabkan
atas kelalaian petugas,maka setelah mendapat pertimbangan BPK,petugas yang
bersangkutan dikenakan tuntutan ganti rugi.
h. surat keputusan ganti rugi dikeluarkan oleh menteri pendidikan nasional setelah
pembayaran cicilan lunas atas persetujuan menteri keuangan.
i. kemudian barang tersebut dihapuskan dari induk dan buku golongan barang
inventaris.

15
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pengelolaan sarana dan prasarana dalam istilah asing disebut “school plant
administration” yang mencakup lahan, bangunan, perabot dan perlengkapan pendidikan.
Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung digunakan dan
menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar, seperti gedung,
perpustakaan, laboratorium, ruang kelas, meja kursi, serta alat-alat dan media
pembelajaran. Adapun yang dimaksud dengan prasarana pendidikan adalah fasilitas yang
secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan seperti lokasi atau tempat,
taman sekolah untuk pelajaran biologi, atau halaman sekolah sebagai lapangan olahraga
dan sebagainya.
pengadaan sarana dan prasarana pendidikan merupakan kegiatan penyediaan semua
jenis sarana dan prasarana sesuai dengan kebutuhan dalam rangka mencapai tujuan
pendidikan yang telah ditetapkan sebelumnya.

3.2 Saran

kita sebagai calon pendidik diharapkan mampu mengelola atau menggunakan


sarana prasarana dalam proses belajar mengajar agar siswa dapat memahami aktif dalam
lingkungan sekolahnya.begitu juga saat menggunakans arana pendidikan harus kita
sesuaikan dengan kriteria siswa yang dididik.

16
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/36626338/
TATA_CARA_PENGGUNAAN_SARANA_DAN_PRASARANA_PENDIDIKAN

https://bocaherbankan0808.blogspot.com/2019/10/pengadaan-sarana-prasarana.html?m=1

https://www.asikbelajar.com/tata-cara-penghapusan-sarana-prasarana-persekolahan/

17

Anda mungkin juga menyukai