Disusun oleh :
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya makalah
yang berjudul ”Perencanaan Sarana dan Prasarana Pendidikan’’. Atas dukungan moral dan
materil yang diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Bapak Nasrullah selaku dosen pengampuh mata kuliah administrasi sarana dan
perasarana kantor.
2. Anggota kelompok selaku penulis yang memberikan materi serta masukan dalam
pembuatan makalah ini.
3. Orang tua penulis yang banyak memberikan dukungan baik moril maupun materil.
4. Semua pihak yang tidak dapat penulis rinci satu per satu yang telah membantu
dalam proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dan masih terdapat
beberapa kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca untuk penyempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR IS
Kata pengantar............................................................................................
Daftar isi.....................................................................................................
BAB 1 Pendahuluan
A. Latar belakang.......................................................................................
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan penulisan...................................................................................
BAB 2 Pembahasan
BAB 3 Penutup
A. Kesimpulan...........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam membangun sekolah diperlukan perencanaan serta sarana dan prasarana apa saja di
dalamnya. Sekolah merupakan sebuah aktifitas besar yang di dalamnya ada empat komponen
yang saling berkaitan. Empat komponen yang dimaksud adalah Staf Tata Laksana Administrasi,
Staf Teknis Pendidikan didalamnya ada Kepala Sekolah dan Guru, Komite sekolah sebagai
badan independent yang membantu terlaksananya operasional pendidikan, dan siswa sebagai
peserta didik yang bisa ditempatkan sebagai konsumen dengan tingkat pelayanan yang harus
memadai. Hubungan keempatnya harus sinergis, karena keberlangsungan operasioal sekolah
terbentuknya dari hubungan “simbiosis mutualis” keempat komponen tersebut karena kebutuhan
akan pendidikan demikian tinggi, tentulah harus dihadapi dengan kesiapan yang optimal.
B. Rumusan Masalah
Bedasar latar belakang masalah di atas dapat kita rumuskan maslah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan Perencanaan sarana dan prasarana pendidikan?
2. Mengapa sarana dan prasarana sangat penting dalam sebuah pendidikan?
3. Siapa pihak yang bertanggung jawab dalam perencarana prasarana dalam sebuah lembaga
pendidikan?
4. Apa saja contoh kasus dalam perencaan sarana dan prasarana pendidikan?
5. Apa saja aturan dan prosedur perencanaan sarana dan prassrana pendidikan?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini dapat di uraikan sebagai berikut :
1. Agar dapat memahami pengertian dari perencanaan sarana prasarana pendidikan.
2. Mengetahui pentingnya sarana prasarana dalam pendidikan.
3. Mengetahui pihak yang bertanggung jawab dalam perencanaan sarana prasarana
pendidikan.
4. Memahami contoh kasus dalam perencenaan sarana dan prasarana pendidikan.
5. Mengetahui aturan dan prosedur perencaan sarana prasarana pendidikan.
BAB II PEMBAHASAN
Sarana dan Prasarana Pendidikan di Indonesia Saat Ini Data terbaru per 2016, 88,8 persen
sekolah di Indonesia hingga SMA/SMK belum melewati mutu standar pelayanan
minimal. Pada Pendidikan Dasar hingga kini layanan pendidikan mulai dari guru,
bangunan sekolah, fasilitas perpustakaan dan laboratorium, buku-buku pelajaran dan
pengayaan serta buku-buku referensi minim. Pada jenjang sekolah dasar (SD) baru
3,29 persen dari 146.904 yang
masuk kategori sekolah standar nasional, 51,71 persen kategori standar minimal dan
44,84 persen dibawah standar pendidkan minimal. Pada jenjang SMP 28,41 persen dari
34.185 artinya 44,45
persen berstandar minimla dan 26 persen tidak memenuhi standar pelayanan minimal.
Data Balitbang Depdiknas 2003 juga menyebutkan untuk satuan SD, dari seluruh ruang
kelas dari 146.052 lembaga yang akan menampung 25.918.898 siswa, 42,12 persen
dalam kondisi baik, 34,62 persen rusak ringan dan 23,26 persen rusak berat (jumlah
ruangan kelas adalah 865.258 buah). Keadaan ini juga terjadi di SMP, MTs, SMA dan
MA. Hal tersebut membuktikan bahwa pendidikan di
Indonesia tidak terpenuhi sarana prasarana pendidikannya.Banyak sekali sekolah dan
Perguruan Tinggi (PT) yang
gedungnya rusak, kepemilikan dan penggunaan media belajar rendah,
buku perpustakaan tidak lengkap, laboratorium tidak standar, pemakaian teknologi
informasi tidak memadai, apalagi sekolah dan PT yang ada di daerah terpencil seperti
pedalaman Kalimantan, pedalaman Sulawesi dan lain-lain. Namun untuk daerah
perkotaan,
juga terjadi hal serupa seperti di ibu kota Jakarta, ada sekolah yang proses belajar dan
pembelajarannya dilakukan di bawah jembatan.
Menurut Jame J. Jones dalam Ibrahim Bafadal 2008: 27-28 menjelaskan bahwa akhir-akhir
ini telah banyak teoretis yang mendeskripsikan langkah- langkah perencanaan perlengkapan
pendidikan di sekolah, di antaranya adalah seorang teoretis administrasi pendidikan. Jones
menegaskan bahwa perencanaan pengadaan perlengkapan pendidikan di sekolah diawali
dengan menganalisis jenis pengalaman pendidikan yang diberikan di sekolah itu. Jones
mendeskripsikan langkah-langkah perencanaan pengadaan perlengkapan pendidikan di
sekolah sebagai berikut.
a. Menganalisis kebutuhan pendidikan suatu masyarakat dan menetapkan program untuk
masa yang akan datang sebagai dasar untuk mengevaluasi keberadaan fasilitas dan membuat
model perencanaan perlengkapan yang akan datang.
b. Melakukan survei ke seluruh unit sekolah untuk menyusun “master plan” untuk jangka
waktu tertentu.
c. Memilih kebutuhan utama berdasarkan hasil survei.
d. Mengembangkan educational specification untuk setiap proyek yang terpisah-pisah dalam
usulan “master plan”.
e. Merancang setiap proyek yang terpisah-pisah sesuai dengan spesifikasi pendidikan yang
diusulkan.
f. Mengembangkan atau mengutamakan tawaran atau kontrak dan melaksanakan sesuai
dengan gambaran kerja yang diusulkan.
g. Melengkapi perlengkapan gedung dan meletakkannya sehingga siap untuk digunakan.
Analisis kebutuhan sekolah adalah mengamati dan mempelajari tentang apa saja yang
menjadi kebutuhan sekolah sekarang dan di masa yang mendatang.
Oleh karena itu analisis kebutuhan sekolah perlu dilaksanakan agar pihak manajemen
sekolah dapat menilai dan memberikan sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh sekolah
tersebut sehingga dapat menunjang kegiatan belajar mengajar dan menghasilkan out put dan
out come berkualitas. Sarana dan prasarana merupakan 17 kebutuhan yang penting dalam
sebuah sekolah, apabila sarana dan prasarana tidak terpenuhi, maka kegiatan pembelajaran
tidak akan optimal. Sarana dan prasarana yang disediakan di sekolah mempunyai pengaruh
besar terhadap program belajar-mengajar. Sehingga penyediaan sarana dan prasarana
pendidikan di suatu sekolah haruslah di sesuaikan dengan kebutuhan peserta didik serta
kegunaan hasilnya di masa-masa mendatang.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Sarana dan prasarana adalah proses kegiatan yang bertujuan untuk mempermudah proses
pembelajaran di bidang akademik maupun non akademik dan untuk menghindari terjadinya
suatu kekurangan dalam pelaksanaan pembelajaran yang disampaikan oleh pendidik .maka dari
itu sarana prasarana adalah analisis kebutuhan dan penentu skala prioritas kegiatan untuk
dilaksanakan dalam bentuk nyata.
DAFTAR PUSTAKA
https://samplingkuliah.blogspot.com/2017/04/manajemen-sarana-dan-prasarana.html
https://jurnalimprovement.wordpress.com/2016/07/13/perencanaan -pengadaan-sarana-dan-
https://ejournal.staida-krempyang.ac.id/index.php/intizam/article/download/48/38/
https://ejournal.arraayah.ac.id/index.php/rais/article/download/401/174