MAKALAH
PROGRAM STUDI
MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Terima kasih kepada
ibu Sumiyani selaku dosen pengampu mata kuliah Manajemen Sarana dan
Prasarana, tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak
yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun
materinya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
JUDUL....................................................................................................................i
KATA PENGANTAR...........................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan.....................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejalan dengan perputaran modernisasi pendidikan saat ini, banyak sekali
hal yang berkaitan dengan dunia pendidikan, dunia pendidikan yang semakin
berkembang dengan berbagai metode serta strategi yang di kembangkan
dalam dunia pendidikan, hal yang mendukung untuk pengembangan dalam
suatu lembaga pendidikan tak lepas dari yang namanya sarana dan prasarana.
Sebagai lembaga pendidikan, sekolah memerlukan dukungan sarana dan
prasarana pendidikan. Sarana dan prasarana pendidikan merupakan material
pendidikan yang sangat penting. Banyak sekolah yang memiliki sarana dan
prasarana yang lengkap sehingga menunjang proses pendidikan di sekolah.
Namun sayangnya, kondisi tersebut tidak berlangsung lama. Tingkat kualitas
maupun kuantitas sarana dan prasarana ini tidak dapat dipertahankan secara
terus menerus. Oleh karena itu di butuhkan upaya pengelolaan sarana dan
prasarana secara baik agar kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana dapat
di pertahankan dalam waktu yang relatif lama. Maka dari itu pentingnya
perencanaan sarana dan prasarana pendidikan.
Jika kita amati kondisi sarana dan prasana pendidikan di berbagai daerah
di Indonesia, kita akan mendapati disparitas (tidak merata) yang cukup tajam,
khususnya antara sekolah di kota besar dengan sekolah yang berada di
pedesaan. Disparitas sarana dan prasana inilah yang pada titik tertentu turut
mempengaruhi ketimpangan antar berbagai sekolah di tanah air, yang pada
akhirnya turut juga mempengaruhi mutu dan kualitas sebuah lembaga
pendidikan.
Pemerintah telah berupaya menjembatani ketimpangan unsur sarana dan
prasarana pendidikan dengan menetapkan kebijakan tentang standar minimal
ketersedian sarana dan prasarana pendidikan yang tertuang dalam Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2007
tentang Standar Sarana dan Prasarana diperuntukan Sekolah Dasar/Madrasah
1
Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah MenengahPertama/Madrasah Tsanawiyah
(SMP/MTs), dan Sekolah MenengahAtas/Madrasah Aliyah (SMA/MA).
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan bagimana perencanaan parana dan prasarana pendidikan!
2. Jelaskan bagimana pengadaan sarana dan prasarana pendidikan!
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa itu perencanaan parana dan prasarana pendidikan
2. Untuk mengetahui apa itu pengadaan sarana dan prasarana pendidikan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
f. Harus di ingat bahwa suatu perencanaan yang baik adalah yang realistis,
artinya rencana tersebut dapat dilaksanakan.
4
5. Mencari dana (bila belum ada). Kegiatan dalam tahap ini adalah
mengadakan tentang perencanaan bagaimana caranya memperoleh dana,
baik dari dana rutin maupun non rutin.
6. Menunjuk seseorang (bagian pembekalan) untuk melaksanakan pengadaan
alat. Petunjuk ini sebaiknya mengingat beberapa hal: keahlian, kelincahan
berkomunikasi, kejujuran, dan sebagainya dan tidak hanya satu orang.
5
2) Konstruksi barus di atur agar sesuai dengan kondisi peserta didik.
3) Dipilih dan direncanakan dengan teliti dan baik serta benar-benar di
sesuaikan dengan usia, minat, dan taraf perkembangan peserta didik.
4) Pengadaan pengaturan harus sedemikian rupa sehingga benar-benar
berfungsi bagi penanaman, pemupukan, serta pembinaan hal-hal
yang berguna bagi perkembangan anak.
6
Langkah ketiga yaitu menetapkan skala prioritas yang ditetapkan
berdasarkan dana yang tersedia dan urgensi kebutuhan. Jangan sampai sekolah
menggunakan dana untuk pengadaan perlengkapan yang sebenarnya tidak
terlalu di butuhkan. Langkah keempat ialah menyusun rencana pengadaan.
Rencana pengadaan dibuat per triwulan dan kemudian per tahunan.
7
8) Memperoleh sinar matahari yang cukup selama waktu sekolah
berlangsung sehingga kelancaran dan kesehatan terjamin.
9) Tidak terletak di tepi jalan/persimpangan jalan yang ramai dan
berbahaya dan tidak berdekatan dengan rumah sakit, kuburan, pabrik-
pabrik yang membisingkan, pasar dan tempat-tempat lain yang dapat
memberikan pengaruh-pengaruh yang negatif.
10) Harganya tidak terlalu mahal (murah). Sementara itu, dalam kegiatan
perencanaan pengadaan tanah sebaiknya melewati langkah-langkah
menganalisis kebutuhan tanah, melakukan survei kondisi tanah, dan
mengadakan survei harga tanah.
Langkah-langkah perencanaan pengadaan tanah dijelaskan dalam poin-poin
berikut:
1) Menganalisis kebutuhan tanah. Tanah yang di pilih hendaknya
mengacu pada syarat-syarat pemilihan tanah dan hasil analisis
kebutuhan bangunan yang akan didirikan serta lokasi yang di tentukan
berdasarkan pemetaan sekolah.
2) Mengadakan survei kondisi tanah. Saat melakukan survei tanah harus
memmerhatikan aspek apakah di lokasi tersebut terdapat fasilitas
(seperti jalan, listrik, air, telepon, dan alat transportasi) atau tidak.
3) Mengadakan survei harga tanah. Harga tanah perlu di cek, apakah
harga tanah yang di tawarkan terlalu mahal atau tidak.
b. Bangunan
Sebagai sarana atau tempat yang akan di bangun untuk kegiatan belajar
mengajar, gedung sekolah yang akan di bangun selain harus
memperhatikan kualitas juga memperhatikan kurikulum pendidikan
sekolah. Oleh sebab itu, dalam membangun gedung sekolah menuntut
adanya perencanaan dengan prosedur sebagai berikut:
1) Menyusun rencana bangunan yang di butuhkan berdasarkan analisis
kebutuhan secara lengkap dan teliti. Misalnya, fungsi bangunan,
jumlah pemakai (guru, karyawan, dan siswa), kurikulum sekolah, dan
8
jenis serta jumlah perlengkapan yang akan di tempatkan pada
bangunan tersebut.
2) Melakukan survei terhadap tanah.
3) Menyusun atau mengecek rencana konstruksi dan arsitektur bangunan
berdasarkan kebutuhan dan hasil survei.
4) Menyusun rencana anggaran biaya sesuai harga standar di daerah
yang bersangkutan.
5) Menyusun pentahapan rencana anggaran biaya (RAB) yang di
sesuaikan dengan pelaksanaan secara teknis, serta memperkirakan
anggaran yang akan di sediakan setiap tahun, dengan memperhatikan
skala prioritas yang telah di tetapkan sebelumnya.
6) Endang Herawan dan Sukarti Nasihin mengutip pernyataan J.
Mamusung yang mengemukakan bahwa syarat bangunan sekolah
yang ideal harus memenuhi kebutuhan dan syarat pedagogis.
Pemenuhan dan syarat pedagogis artinya yaitu :
7) Ukuran dan bentuk setiap bangunan di sesuaikan dengan kebutuhan.
8) Datangnya/masuknya sinar matahari harus di perhatikan, yaitu dari
sebelah kiri.
9) Tinggi rendahnya tembok, letak jendela, dan kusen di sesuaikan
dengan kondisi anak-anak.
10) penggunaan warna yang cocok.
11) Aman, artinya material dan konstruksi bangunannya benar-benar
dapat di pertanggung jawabkan, baik kekuatan/kekukuhan bangunan
itu sendiri, maupun pengaruh erosi, angin, getaran, petir, dan pohon
yang berbahaya.
12) Menurut syarat kesehatan, sinar matahari cukup bagi setiap ruangan,
memungkinkan adanya pergantian udara yang segar selalu.
13) Menyenangkan untuk melakukan kegiatan-kegiatan pendidikan dan
tak saling mengganggu.
14) Dapat memungkinkan untuk memperluas tanpa memakan biaya lagi
yang besar.
9
15) Fleksibel artinya melihat kebutuhan hari depannya dan pula dapat di
ubah-ubah setiap saat di perlukan.
16) Memenuhi syarat keindahan
17) Ekonomis.
10
Perencaaan dengan maksud untuk menunjang kegiatan
pembelajaran agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan secara efektif
dan efisien sesuai dengan tujuan yang diinginkan.
Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan merupakan fungsi
Operasional kedua dalam manajemen sarana dan prasarana pendidikan
Setelah perencanaan. Fungsi ini pada hakikatnya merupakan serangkaian
kegiatan untuk menyediakan sarana dan prasarana pendidikan
persekolahan sesuai dengan kebutuhan, baik berkaitan dengan jenis dan
Spesifikasi, jumlah, waktu maupun tempat, dengan harga dan sumber
yang dapat dipertanggung jawabkan.
11
apabila di bandingkan dengan cara pengadan sarana dan prasarana
pendidikan yang lain.
12
f. Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan melalui Mendaur Ulang.
Mendaur ulang adalah kegiatan mengolah barang-barang bekas
yang kegunaannya sudah berkurang dengan cara peleburan atau
perakitan kembali agar barang-barang tersebut berguna kembali dan
memiliki nilai tambah. Pengadaan sarana danprasarana pendidikan
dengan cara mendaur ulang adalah pengadaan sarana dan prasarana
melalui aktivitas pemanfaatan barang yang sudah tidak terpakai
menjadi barang yang berguna untuk kepentingan sekolah.
13
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Perencanaan sarana dan prasarana pendidikan merupakan proses
perencanaan upaya pembelian, penyewaan, peminjaman, penukaran, daur
ulang, rekondisi / rehabilitasi, distribusi atau pembuatan peralatan dan
perlengkapan yang sesuai dengan kebutuhan sekolah.
Pengadaan sarana Prasarana adalah segala kegiatan untukmenyediakan
semua keperluan barang, benda dan jasa bagi keperluan pelaksanaan tugas.
Sedangkan pengadaan prasarana berdasarkan etimologi berarti alattidak
langsung untuk mencapai tujuan pendidikan. Dalam usaha pengadaan sarana
prasarana yang dibutuhkan sehinggadapat digunakan secara tepat, memerlukan
dan mengembangkan sejumlahdana, komunikasi yang cepat dan tepat dalan
kebutuhan peralatan dapatmemungkinkan disusunnya perencanaan yang
lengkap.
Ada beberapa altermatif cara dalam pengadaan sarana dan prasarana
pendidikan persekolahan. Beberapa alternatif cara pengadaan sarana dan
prasarana pendidikan persekolahan tersebut adalah melalui membeli; membuat
sendiri; bantuan atau hibah; menyewa; meminjam; mendaur ulang; menukar;
dan memperbaiki atau merekonstruksi kembali.
14
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/13130995/Syaefy_Pendistribusian_dan_Pendayagunaa
n_Sarpras_Pak_Nur_Kamid
Matin dan Fuad, Nurhattati.2016.Manajemen SaranaDan PrasaranaPendidikan.
Jakarta:PT Rajagrafindo Persada
Arikunto, Suharsimi & Lia Yuliana.2009. Manajemen Pendidikan Islam.
Yogyakarta: Aditya Media dan FIP UNY
Bernawi & M. Arifin.2014. Manajemen Saranadan Prasaranasekolah.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
Hartani A.L. Manajemen Penddikan. Yogyakarta: LaksBang PRESSindo
15