Anda di halaman 1dari 19

PROFESI PENDIDIKAN

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 4

• RINALDI PANJAITAN (2233131017)


• LIDIA LUMBANGAOL (2231131013)
• BUANA SIBURIAN (2232131005)

DOSEN PENGAMPU : JUBAIDAH HASIBUAN, S.Pd., M.Pd

KELAS C 2023 PENDIDIKAN BAHASA PERANCIS

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA PERANCIS


FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN 2024

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya dan karunianya
kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada ibu
selaku dosen mata kuliah Profesi kependidikan yang telah memberikan tugas terhadap
kami. Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang turut
membantu dalam pembuatan makalah ini.
Mungkin dalam pembuatan makalah ini terdapat kesalahan yang belum kami ketahui.
Maka dari itu kami mohon saran & kritik dari teman-teman maupun dosen. Demi
tercapainya makalah yang sempurna.

2
DAFTAR ISI
COVER……………………..…………………………………………………………………….1
KATA PENGANTAR……………….……………………………………………………………2
DAFTAR ISI…………………………….………………………………………………………..3
BAB 1 PENDAHULUAN………………………………………………………………………..4
1.1 Latar belakang……………………………………………………………………………….4
1.2 Rumusan masalah……………..……………………………………………………………..4
1.3 Tujuan……………………………………………………...…………………………………4
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………………6
A.PENGELOLAAN KURIKULUM……………………………………………………………6
B.PENGELOLAAN PESERTA DIDIK……………………………………………….………..8
C.PENGELOLAAN GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN……………………………..8
D.PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA …...……………………………………..9
E.PENGELOLAAN KEUANGAN………………………………………….…………………12
F.PENGELOLAAN LAYANAN KHUSUS……………………………………………………15
G.PENGELOLAAN HUMAS…………………………………………………….……………16
BAB III PENUTUP…………………………………………..………………….……………...18
Kesimpulan………………………………………………………………...……………………18
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………...………19

3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Pendidikan adalah suatu pembinaan yang dilakukan oleh orang dewasa terhadap anak (yang
dianggap belum dewasa) untuk mencapai tingkat kedewasaan. Pendidikan hakikatnya adalah
upaya membantu manusia agar mampu mewujudkan diri sesuai kodrat dan martabat
kemanusiaannya, atau mampu melaksanakan berbagai peranan sesuai dengan statusnya
berdasarkan nilai-nilai dan norma-norma yang diakuinya.

Untuk mencapai tujuan pendidikan di sekolah harus dilakukan manajemen pendidikan yang
meliputi manajemen kurikulum, manajemen kesiswaan, manajemen sarana dan prasarana
manajemen layanan khusus, manajemen keuangan, dan manajemen hubungan sekolah dengan
masyarakat. Apabila seluruh komponen tersebut dapat dikelola dengan baik maka tujuan
pendidikan yang diharapkan akan tercapai.

Oleh karena itu, dalam makalah ini penyusun mencoba untuk membahas tentang bidang-bidang
garapan manajemen pendidikan. Tidak lain penyusunan makalah ini bertujuan untuk menambah
referensi para guru dan calon guru agar dapat lebih memahami berbagai aspek bidang garapan
manajemen pendidikan. Dengan begitu guru dan calon guru dapat melakukan manajemen
pendidikan dengan benar dan dapat mencapai tujuan pendidikan seperti yang diharapkan.

Saat ini, tujuan pendidikan di Indonesia masih belum tercapai sepenuhnya. Hal tersebut terjadi
karena terdapat beberapa faktor yang menjadi kendala dan masalah dalam tercapainya tujuan
pendidikan nasional. Salah satu kendala dan masalah tersebut yaitu belum dilaksanakannya
pengelolaan pendidikan di Indonesia dengan baik dan optimal. Seperti kita ketahui bersama,
kurangnya sumber informasi yang lengkap dan terpercaya dapat menjadi salah satu penyebab para
guru tidak memahami bagaimana hakikat manajemen pendidikan tersebut. Maka dengan
disusunnya menjadi salah satu referensi untuk menambah wawasan tentang manajemen
pendidikan dan bagaimana merealisasikannya dalam pr Sehingga dapat memajukan pendidikan di
Indonesia.
1.2 rumusan masalah
1.Apa yang dimaksud manajemen Kurikulum pendidikan
2. Apa yang dimaksud pengelolaan peserta didik dan bagaimana penjelasannya?
3. Apa yang dimaksud dengan pengelolaan guru dan tenaga kependidikan?
4.. Apa yang dimaksud manajemen sarana dan prasarana pendidikan dan bagaimana
penjelasannya?
4
5.Apa yang dimaksud manajemen keuangan sekolah dan bagaimana penjelasannya?
6.. Apa yang dimaksud manajemen layanan khusus?
7. Apa yang dimaksud dengan pengelolaan HUMAS?
1.3 Tujuan
1. Menjelaskan secara lebih mendalam manajemen kurikulum pendidikan.
2. Menjelaskan secara lebih mendalam manajemen kesiswaan.
3.Menjelaskan secara lebih mendalam manajemen sarana dan prasarana pendidikan.
4 Menjelaskan secara lebih mendalam manajemen keuangan sekolah.
5. Menjelaskan lebih mendalam tentang manajemen layanan khusus.
6.. Menjelaskan lebih mendalam apa itu pengelolaan humas
7. Menjelaskan lebih mendalam apa itu pengelolaan guru dan tenaga kependidikan.

5
BAB II PEMBAHASAN
A.Pengelolaan kurikulum
Kurikulum dalam satuan pendidikan di Indonesia merupakan hal yang urgen, mengingat
kurikulum merupakan sebuah acuan dalam pelaksanaan pembelajaran. Kurikulum pada dasarnya
merupakan sesuah seperangkat sistem rencana pembelajaran yang di dalam nya adalah sebuah
peraturan dalan menentukan apa tujuan pendidikan, bagaimana isi atau bahan ajar, bagaimana cara
penyelenggaraan pembelajaran yang baik, dan bagaimana sarana dan prasarana yang menyokong
proses pembelajaran tersebut, sehingga dapat menunjang pada keberhasilan pembelajaran siswa.
sekolah dasar. Alawiyah (2013) menjelaskan dalam pengelolaan kurikulum tentunya harus bersifat
luwes, dimana artinya kurikulum ini dalam pelaksanaannya dapat berubah yang disesuaikan
kembali dengan situasi dan kondisi serta kebutuhan masyarakat tersebut.
Suharao (2008) memaparkan bahwa pada dasarnya seorang pendidik dalam mengelola kurikulum
tidak hanya memperhatikan suatu hal yang berkenaan dengan maa pelajaran saja, melainkan
membahas pula mengenai perkembangan siswa, proses belajar siswa baik di dalam mau- pun di
luar sekolah. Beberapa mata pelajaran yang harus dilalui oleh siswa mewamai pengelolaan
kurikulum ini dapat menentukan keberhasilan pendidikan, dimana siswa dinyatakan berhasil dan
lulus ini bertelak pada sudah atau belumnya mengerti sejumlah mata pelajaran yang ada dalam
kurikulum tersebut. Kurikukulum ini menempati posisi yang urgen, sehingga seiring dengan
perkembangannya pendidikan kurikulum harus dikelola dengan baik agar dapat terlaksana sesuai
dengan harapan yang telah direncanakan.
Pengelolaan kurikulum merupakan runtutan kegiatan yang disusun sedemikian rupa secara
sistermatis dan komprehensif dengan melibatkan seluruh sumber daya organisasi pendidikan, yaitu
siswa, guru, kepala sekolah dan lainnya. Dalam pengelolaan kurikulum meliputi tahapan peren-
canaan, tahapan pengembangan, tahapan pelaksanaan/implementasi dan tahapan
penilaian/evaluasi. Dalam pengelolaan kurikulum pada tahapan pelaksanaan atau implementasi
meliputi: 1.) Pem- programan rencana pembelajaran; 2.) Penggambaran materi; 3.) Penentuan
strategi dan metode yang akan digunakan pada proses pembelajaran, 4.) Penyediaan sumber, alat,
sarana dan prasarana yang menyokong pembelajaran, dan 5.) Menentukan sistematika penilaian
atau evaluasi sasil belajar siswa (Saajidah, 2018).
Dari seberapa langkah pelaksanaan pembelajaran dalam pengelolaan kurikulum yang menjadi
fokus dalam penelitian ini adalah sarana dan prasarana yang dapat menunjang keberhasilan
pembelajaran siswa. Sarana dan prasarana dalam pembelajaran menempati posisi yang cukup
urgen demi mewujudkan pembelajaran yang efektif. Oleh karena pada beberapa mata pelajaran
harus di- dukung dengan ketersediaan sarana prasarana agar dapat mencapai tujuan pendidikan
sesuai rencana. Djamarah dan Zain (2008) memaparkan bahwa dalam proses pembelajaran yang
tidak didukung dengan sarana prasarana dapat menimbulkan problematika, dimana pembelajaran
siswa tersebut dapat terhambat karena pendidik tidak memperhatikan fasilitas yang diperlucan
siswa dalam pembelajaran. Dalam mengatasi problematika tersebut, pendidik harus mampu
memelihara sarana dan prasarana sekolah agar dapat menunjang keberhasilan pembelajaran siswa

6
Pemeliharaan dan pengelolaan manajemen sarana dan prasarana dalam pembelajaran merupakan
proses mengelola fasilitas yang dimiliki sekolah yang berfungsi sebagaipenunjang proses
pembelajaran siswa dan guru, sehingga keduanya dapat menjalankan hak dan kewajiban masing-
masing dalam mencapai tujuan pendidikan dengan efektif. Fasilitas pembelajaran meliputi ruang
belajar, ruangan kantor, alat pembelajaran, alat peraga, media pembelajaran, laboratorium dan
yang lain sebagainya (Sumiharsono & Hasanah, 2017) Dalam memanajemen sarana dat prasarana
dalam pendidikan mecakup tahapan perencanaan, pengadaan, inventarisasi, penyimpanan,
penataan, pengunaan, penghapusan dan pe-laporan (Indrawan, 2015). Fasilitas penunjang
pembelajaran sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa, dimana semakin lengkap
fasilitas yang dimiliki suatu sekolah, maka akan semakin tinggi tingkat prestasi siswa. Begitupun
sebaliknya, semakin kurangnya fasilitas yang dimiliki sekolah, maka prestasi siswa pun akan
rendah (Puspitasari, 2016). Selain fasilitas berupa peralatan yang dapat menunjang efektifitas
pembelajaran siswa,
diperlukan juga pengelolaan fasilitas lingkungan belajar yang efektif. Lingkungan belajar yang
efektif dapat nempengaruhi kemudahan siswa dalam proses pembelajaran dar dapat mencapai
harapan pembelajaran yang telah direncanakan (Miski, 2015). Terciptanya lingkungan belajar yang
efektif.

Konsep Pengelolaan Kurikulum


Kurikulum menjadi suatu yang sangat tidak boleh terlupakan di suatu sekelah atau lembaga
pendidikan. Hal ini menjadi suatu yang urgen yang mana memiliki posisi sangat penting mengingat
fungsi kurikulum merupakan suatu pedoman dalam pelaksanaan proses pembelajaran baik dari
tingkat Sekolah Dasar (SD). Sekolah Menengah Pertama (SMP), serta Sekolah Menengah Atas
(SMA). Kurikulum memiliki posisi yang sangat penting dalam suatu sistem pendidikan karena
kurikulum adalah suatu perangkat rencana atau suatu program untuk pendidikan yang akan diguna-
kan sebagai acaan atau sebagai pedoman dalam pelaksanaan menyelenggarakan proses
pembelajaran untuk mencapai suatu tujuan pendidikan. Ciri-ciri utama pendidikan di sekolah
adalah memiliki atau
memposisikan kurikulum sebagai komponen yang sangat utama dan sangat krusial dalam
penyeleng- garaan proses pembelajaran (Sukmadinata, 1999). Terdasat beberapa konsep
kurikulum yang dikemukakan oleh para ahli sesuai dengan pandangan mereka. Namun, konsep
kurikulum menurut pandangan para ahli tidak hanya semata-mata dipengaruhi oich pandangan
yang mereka miliki, tetapi didukung juga oleh perkembangan yang terjadi di masyarakat sekitar,
baik dari segi perkembangan tuntutan kebutuhan masyarakat dan juga perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Konsep kurikulum pada umumnya masih sangat meleka dan
sangat mewarnai teori maupun praktek yang ada dalam pendidikan saat ini, yaitu sebuah atau
beberapa mata pelajaran yang harus dijalankan atau ditempuh oleh seserta didik atau siswa
(Sanjaya, 2007).
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa peserta didik atau siswa harus berhasil dan
daapt dikatakan lulus sekolah apabila mereka telah menguasai sejumlah mata pelajaran yang ada

7
di dalam kurikulum tersebut dengan waktu yang telah ditetapkan. Artinya, dalam suatu proses
belajar mengajar mengharuskan peserta didik menguasai isi mata pelajaran dan untuk mengukur
apakah.

B.PENGELOLAAN PESERTA DIDIK


Pengelolaan peserta didik termasuk salah satu substansi pengelolaan pendidikan dan menduduki
posisi strategis karena merupakan pusat layanan pendidikan. Berbagai macam kegiatan, baik yang
berada di dalam maupun di luar institusi persekolahan, tertuju kepada peserta didik. Semua
kegiatan pendidikan, yaitu yang berkenaan dengan manajemen akademik, layanan pendukung
akademik, sumber daya manusia, sumber daya keuangan, sarana prasarana dan hubungan sekolah
dengan masyarakat, senantiasa diupayakan agar menjadi layanan pendidikan yang handal bagi
peserta didik.
Pengelolaan peserta didik adalah suatu pengaturan terhadap peserta didik di sekolah, sejak peserta
didik masuk sampai dengan peserta didik lulus, bahkan setelah menjadi alumni (Knezevich, 1984).
Aktivitas yang ada di sekolah sudah seharusnya mempertimbangkan semua potensi baik jasmani
dan rohani serta kapasitas yang ada pada diri mereka. Keunikan ini tidak dapat diseragamkan
dengan satu aturan yang sama antara peserta didik yang lain, para pendidik dan pengelola sekolah.
Oleh karena itu setiap peserta didik pada satuan pendiidkan berhak mendapatkan pelayanan
pendidikan sesuai bakat, minat dan kemampuannya ( UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, pasal 12 ayat 16)
Beberapa tujuan pembinaan siswa menutu Permenciknas Nomor 39 Tahun 2008 tentang
Pembinaan Kesiswaan adalah untuk mengembangkan potensi siswa secara optimal dan terpadu
yang meliputi bakat, minat, dan kreativitas serta memantapkan kepribadian siswa agar
mewujudkan ketahanan sekolah sebagai lingkungan pendidikan sehingga terhindar dari usaha dan
pengaruh negatif dan bertentangan dengan tujuan pendidikan. Peran kepala sekolah dalam
mengelola peserta didik diharapkan. menjadi bagian dari pengelolaan sekolah secara keseluruhan

C. PENGELOLAAN GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN


Pengelolaan pendidik dan tenaga kependidikan adalah kegiatan mengelola personal
pendidikan dalam melaksanakan tugas-tugas sesuai tugas dan fungsinya agar berjalan dengan
efektif.
1.Tujuan Pengelolaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Tujuan pengelolaan tenaga pendidik dan
kependidikan secara umum adalah (Tim Dosen Administrasi Pendidikan. 2010: 232)
a. Memungkinkan organisasi mendapatkan dan mempertahankan tenaga kerja yang cakap, dapat
dipercaya dan memiliki motivasi tinggi
b. Meningkatkan dan memperbaiki kapasitas yang dimiliki oleh karyawanc. Mengembangkan
system kerja dengan kinerja tinggi yang meliputi prosedur perekrutan, dan seleksi yang ketat,

8
system kompensasi dan insentif yang disesuaikan dengan kinerja, pengembangan manajemen serta
aktivitas pelatihan yang terkait dengan kebutuhan organisasi dan individu
d. Mengembangkan praktik manajemen dengan komitmen tinggi yang menyadari bahwa tenaga
pendidik dan kependidikan merupakan stakeholder internal yang berharga serta membantu
mengembangkan iklim kerjasama dan kepercayaan bersama
Ruang lingkup kegiatan pengelolaan pendidik dan tenaga kependidikan meliputi kegiatan:
1. Rekrutmen.
Rekrutmen pendidik dan tenaga kependidikan terdiri dari seleksi, orientasi dan penempatan.Untuk
mendapatkan tenaga kependidikan dan pendidik yang berkualitas serta memenuhi prinsip the right
man on the right place maka dilakukan kegiatan perekrutan yang diawali dengan kegiatan seleksi,
dilanjutkan dengan kegiatan orientasi dan penempatan
2. Pembinaan
Pembinaan pendidik dan tenaga kependidikan dapat dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan,
pemberian kompensasi, penggajian, pemberian kesejahteraan, kenaikan pangkat, penilaian
pendidik dan tenaga kependidikan serta cuti pegawai.Pembinaan dilakukan dalam upaya
mengelola dan mengendalikan pegawai selama melaksanakan kerja di lembaga/sekolah.

D.PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA


1.Pengertian Sarana Prasarana Pendidikan
Menurut Soetopo Sarana pendidikan adalah "segala sesuatu yang meliputi peralatan dan
perlengkapan yang langsung digunakan dalam proses pendidikan di sekolah seperti gedung,
ruangan, meja, kursi, alat peraga, buku pelajaran dan lain-lain". Sedangkan prasarana merupakan
"semua komponen yang secara tidak langsung menunjang jalanya prosesbelajar mengajar disebuah
lembaga pendidikan seperti jalan menuju sekolah, halaman sekolah, tata tertib sekolah dan lain-
lain","
Secara bahasa prasarana merupakan alat yang tidak langsung untuk mencapai tujuan dalam
pendidikan seperti bangunan sekolah, lapangan lahraga, uang dan lain-lain, sedangkan sarana
merupakan alat yang langsung untuk mencapai tujuan pendidikan seperti buku, perpustakaan, lab
dan lain sebagainya.
Pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan menurut Imam Machali merupakan "kegiatan
penataan, dimulai dari perencanaan
Ara Hidayat and Imam Machali, Pengelolam Pendidikan: Konsep, Prinsip, Dan Aplikasi Dalam
Mengelo'a Sekolah Dan Madrasah (Yogyakarta: Penerbit Pustaka, 2012). Hal. 155 Prastyavan,
"Manajemen Sarana Dun Prasarana Pendidikan," Al-Hikmale hernal Studi Keislaman 6(2016).

9
lebutuhan, pengadaan, inventarisasi, penyimpanan, pemeliharaan, penggunaan dan penghapusan
serta penataan lahan, bangunan, perlengkapan, dan perabot madrasah secara tepat guna dan
sasaran","
2. Jenis Sarana Dan Prasarana Pendidikan
a. Sarana Pendidikan
Sarana pendidikan di lihat dari peranan dan fungsi terhadap penerapan proses kegiatan belajar
mengajar maka sarana pendidikan di bagi menjadi 2 bagian yaitu: (1) alat pelajaran. Alat pelajaran
adalah perangkat atau benda yang dipakai secara langsung oleh guru dan peserta didik.seperti:
buku-buku, kamus, media peraga, alat praktek dan alat tulis. (2) media pendidikan menurut Zakiah
Deradjat yaitu "sumber belajar dan dapat juga diartikan dengan manusia dan benda atau peristiwa
yang membuat kondisi peserta didik mendapatkan pengetahuan, keterampilan atau sikap" 4
b. Prasarana pendidikan.
Prasarana pendidikan yaitu (1) bangunan madrasah yaitu mang kelas (ruang laboratorium, ruang
khusus, ruang keterampilan, ruang perpustakaan, ruang serba guna, dan ruang belajar), ruang
administrasi/kantor (ruang kepala madrasah, ruang wakil kepala madrasah, ruang guru, ruang
sidang, ruang tata usaha, ruang tamu, ruang arsip, ruang pengadaan, dan gudang), ruang penunjang
(ruang UKS, ruang BP/BK, ruang osis, raang kantin, masjid, kamar mandi, ruang penjaga sekolah,
gardu jaga, dan bangsal kendaraan) dan infastruktur Galan/jembatan masuk madrasah,
3. Tujuan Dan Manfaat Pengelolaan Sarana Dan Prasarana Pendidikan
Pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan tujuannya secara umum yaitu memberikan fasilitas
dan pelayanan secara professional di bidang sarana dan prasarana di sekolah dalam rangka
terealisasinya proses pendidikan di sekolah secara efektif dan efisien.
Secara terpennci tujuan dari pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan yaitu sebagai berikut:
a Agarmengusahakan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan dengan sistem perencanaan dan
pengadaan yang terstruktrur dan seksama.
b. Mengusahakan penggunaan sarana dan prasarana atau kelengkapan sekolah/madarasah secara
tepat dan efisien.
c. Agarmemberi jaminan kesiapan operasional peralatan supaya mendukung lancarnya pekerjaan
sehingga mendapatkan hasil yang optimal.
d. Untuk mengusahakan pemeliharaan sarana dan prasarane pendidikan, sehingga keadaanya
selalu dalam kondisi siap pakai ketika dibutuhkan oleh semua personil sekolah.
Adapun manfaatnya dari pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan yaitu sebagai berikut:
Menyiapkan data dan informasi dalam upaya penentuan dan penyusuanan rencana barang yang di
perlukan
Ruang Lingkup Pengelolaan Sarana Dan Prasarana Pendidikan

10
a. Perencanaan
Perencanaan (planning) menurut Eliot merupakan proses pemikiran secara matang untuk
melaksanakan program-program yang akan dilaksanakan dimasa mendatang". Dalam pengelolaan
sarana dan prasarana perencanaan diarahkan terutama dalam rangka perencanaan kebutuhan
perlengkapan (sarana prasarana).
Eliot dan Mosier mengemukakan pendapatnya mengenai langkah- langkah yang harus di tempuh
dalam proses perencanaan sarana dan prasarana pendidikan yaitu sebagai berikut:"
1) Menetapkan tujuan-tujuan awal mengenai keperluan pendidikan.
2) Menyesuaikan keperluan pendidikan dengan keadaan masyarakat.
3) Merencanakan program sekolah secara khusus yang berkaitan dengan tujuan pendidikan.
b. Pengadaan
Menurut Gunawan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan. "yaitu usaha merealisasikan
rencana pengadaan sarana dan prasarana yang sudah disusun sebelumnya". Pengadaan sarana dan
prasarana pendidikan tidak bisa dilakasanan oleh kepala sekolah saja tetapi harus dilakukan oleh
semua pihak terkait yang bisa membantu dalam proses pengadaan sarana dan prasarana teresebut."
c. Penginventarisasi
Penginventarisasi sarana dan prasarana pendidikan mempunyai dua fungsi. Pertama untuk
mengendalikan sarana dan prasarana melalui pemberian kode barang, nama barang, sumber
barang, jumlah barang. tanggal pembelian barang, mutasi, sumber dana dan keterangan barang.
Menurut Kompri "dengan pembuatan kode melahá pencatatan yang rinci akan memberikan
kemudahan bagi penanggung jawab sarana dan prasarana dalam mengendalikanya sesuai dengan
penggunaan dan perawatan barang-barang tersebut". Keduzuntuk memberikan pengawasan
terhadapsarana dan prasarana, pengawasan dilaksanakan dengan memeriksa buku inventarisasi
sarana dan prasarana pendidikan yang didalam buku tersebut terdapat barang- barang yang telah
diadakan
d. Pemeliharaan
Pemeliharaan merupakan kegiatan yang berkelanjutan untuk merawat barang agar tetatap dalam
kondisi yang baik atau siap guna. "Berdasarkan waktu pemeliharanya. Pemeliharaan dapat
dilakukan harian atau secara berkala.
Terdapat dua perinsip yang perlu diketahui dalam penggunaan perlengkapan pendidikan yaitu
prinsip efektivitas dan prinsip efisiensi. Prinsip efektifitas merupakan seluruh penggunaan
kelengkapan disekolah hanya digunakan untuk mempermudah. keberhasilan tujuan pendidikan
sekolah. Sedangkan prinsip efisiensi merupakan penggunaan seluruh kelengkapan pendidikan
dengan hemat dan tertib sehingga seluruh kelengkapan yang tersedia tidak cepat habis dan rusak.
e.Penghapusan

11
Menurut Prastyawan "untuk penghapusan sarana dan prasarana ada hal yang harus diperhatikan
antara lain: (1) bangunan sudah tua atau rusak berat dan tidak bisa di perbaiki (2) jika dilakukan
perbaikan akan membutuhkan biaya sangat besar (3) secara teknis dan ekonomis kegunaannya
tidak seimbang dengan besarnya biaya pemeliharaan (4) barang dicuri, terbakar, musnah atau
hilang (5) sudah kadaluwarsa (6) terjadinya penyusutan diluar kemampuan pemeliharaan pengurus
barang"."
Penghapusan dimulai dengan menyiapkan laporan ke dinas pendidikan atau ke kementrian agama
agar dapat dihapus dari inventarisasi sekolah. Sebelum menyusun laporan penghapusan harus
memeriksa dahulu sarana dan prasarana pendidikan yang terdapat di sekolah sehingga akan
diketahui sarana dan prasarana mana yang layak pakai
4) Membuat ketetapan susunan tindakan yang harus dicapai dari tujuan yang direncanakan.
5) Melaksanakan tindakan yang telah disusun

E.PENGELOLAAN KEUANGAN
Pengelolaan keuangan adalah upaya yang dilakukan untuk mengidentifikasi pemasukan dan
pengeluaran atau merencanakan pengendalian dana dan aset yang dimiliki baik perorangan,
lembaga atau perusahaan.
Adapun tujuan pengelolaan keuangan negara, yaitu untuk menjaga kestabilan perekonomian. Di
sisi lain, suatu negara yang tidak menerapkan manajemen keuangan dengan baik bisa berdampak
terhadap ketidakstabilan perekonomian.
A. Pengertian Pengelolaan Keuangan Lembaga Pendidikan/ Sekolah
Pengelolaan Keuangan Lembaga keuangan/sekolah tidak bisa lepas dari yang disebut dengan
manajemen. Pada dasarnya manajemen berasal dari to manage yang berarti mengatur, mengelola
atau mengurusi. Manajemen sering diartikulasikan sebagai ilmu, kiat dan profesi. Sebagai ilmu,
manajemen dipandang sebagai suatu bidang pengetahuan yang secara sistematis berusaha
memahami mengapa dan bagaimana orang bekerja sama untuk mencapai tujuan dan. membuat
system kerjasama yang lebih bermanfaat bagi kemanusiaan.
Dalam upaya peningkatan mutu pendidikan akan sangat bergantung kepada manajemen yang
digunakan dalam suatu lembaga pendidikan yang bersangkutan. Manajemen tersebut akan efektif
dan efisien apabila didukung oleh Sumber Daya Manusia yang profesional untuk mengoperasikan
lembaga pendidikan tersebut, kurikulum yang sesuai dengan tingkat perkembangan dan
karakteristik siswa, kemampuan dan komitmen tenaga kependidikan yang handal, sarana-
prasarana yang memadai untuk mendukung kegiatan belajar-mengajar, dana yang cukup untuk
menggaji staf sesuai dengan fungsinya, serta partisipasi masyarakat yang tinggi. Bila salah satu
hal di atas tidak sesuai dengan yang diharapkan dan/atau tidak berfungsi sebagaimana mestinya,
maka efektivitas dan efisiensi pengelolaan lembaga pendidikan/sekolah tersebut kurang optimal.

12
Manajemen pendidikan adalah aktifitas memadukan sumber-sumber pendidikan agar terpusat
dalam usaha mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan sebelumnya. Dan semua
manajemen dalam tiap-tiap bagian tersebut haruslah diatur sebaik-baiknya dan serapi mungkin
agar tujuan pendidikan dapat tercapai. Namun fenomena yang terjadi sekarang ini ialah kurangnya
perhatian manajer/pimpinan mengenai manajemen keuangan yang ada di suatu sekolah.
Manajemen keuangan merupakan salah satu substansi manajemen lembaga pendidikan/sekolah.
Sebagaimana yang terjadi di substansi manajemen keuangan dilakukan melalui proses
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian pengawasan dan pengendalian.
Beberapa kegiatan manajemen keuangan yaitu memperoleh dan menetapkan sumber-sumber
pendanaan pemanfaatan dana, pelaporan, pemeriksaaan dan pertanggungjawaban.
Menurut Depdiknas (2000) bahwa manajemen keuangan merupakan tindakan
pengurusan/ketatausahaan keuangan yang meliputi pencatatan, perencanaan, pelaksanaan,
pertanggungjawaban dan pelaporan. Dengan demikian, manajemen keuangan lembaga
pendidikan/sekolah dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas mengatur keuangan lembaga.
pendidikan/sekolah mulai dari perencanaan, pembukuan, pembelanjaan, pengawasan, dan
pertanggungjawaban keuangan lembaga pendidikan/sekolah. Sumber keuangan dan pembiayaan.
pada suatu lembaga pendidikan/sekolah secara garis besar dapat dikelompokan atas tiga sumber,
vaitu:
1. Pemerintah, baik pemerintah pusat atau daerah, maupun kedua-duanya yang bersifat umum atau
khusus yang diperuntukkan bagi kepentingan pendidikan;
2. Orang tua peserta didik;
3. Masyarakat, baik yang mengikat maupun tidak mengikat.
Melalui kegiatan manajemen keuangan maka kebutuhan pandanaan kegiatan sekolah dapat
direncanakan, diupayakan pengadaanya, dibukukan secara transparan, dan digunakan untuk
membiayai pelaksanaan program sekolah secara efektif dan efisien. Dengan tujuan manajemen
keuangan adalah:
1. Meningkatkan efektifitas dan efisiensi penggunaan keuangan sekolah
2. Meningkatkan akuntabilitas dan transparansi keuangan sekolah
3. Meminimalkan penyalahgunaan anggaran sekolah
Untuk mencapai tujuan itu, maka dibutuhkan kreativitas kepala sekolah dalam mengali sumber-
sumber dana menempatkan bendaharawan yang menguasai dalam pembukuan dan pertanggung
jawaban keuangan serta memanfaatkan secara benar sesuai peraturan perundangan yang berlaku.
B. Tugas penggelola keuangan lembaga pendidikan/sekolah
Dalam pelaksanaan manajemen keuangan menganut azas pemisahan tugas antara fungsi otorisator,
ordonator dan bendahara. Otorisator adalah pejabat yang diberi wewenang untuk mengambil
tindakan yang mengakibatkan penerimaan dan pengeluaran anggaran. Ordonator adalah pejabat

13
yang berwenang melakukan pengujian dan memerintahkan pembayaran atas segala tindakan yang
dilakukan berdasarkan otoritas yang telah ditetapkan.
Bendaharawan adalah pejabat yang berwenang melakukan penerimaan, penyimpanan dan
pengeluaran uang atau surat-surat berharga lainnya yang dapat dinilai dengan uang serta
diwajibkan membuat perhitungan dan pertanggungjawaban. Kepala Sekolah sebagai manajer,
berfungsi sebagai otorisator, dan dilimpahi fungsi ordonator untuk memerintahkan pembayaran.
Namun, tidak dibenarkan melaksanakan fungsi bendaharawan karena berkewajiban melakukan
pengawasan ke dalam. Bendaharawan, disamping mempunyai fungsi-fungsi bendaharawan, juga
dilimpahi fungsi ordonator untuk menguji hak atas pembayaran.
Manajer/Kepala Bagian Keuangan sekolah berkewajiban untuk menentukan keuangan sekolah,
cara mendapatkan dana untuk infrastruktur sekolah serta penggunaan dana tersebut untuk
membiayai kebutuhan sekolah. Yang harus dimiliki oleh Kepala Bagian Keuangan yaitu: strategi
keuangan.
Strategi tersebut antara lain:
1. Strategic Planning
Berpedoman keterkaitan internal dan kebutuhan eksternal yang datang dari luar. Terkandung unsur
analisis kebutuhan, proyeksi, peramalan, ekonomi dan financial.
2. Strategic Management Upaya mengelola proses perubahan, seperti: perencanaan, strategis,
struktur organisasi,kontrol, strategis dan kebutuhan primer.
3. Strategic Thinking Sebagai kerangka dasar untuk merumuskan tujuan dan hasil secara
berkesinambungan,
C. Proses penggelolaan keuangan lembaga pendidikan/sekolah
Komponen keuangan sekolah merupakan komponen yang menentukan terlaksananya kegiatan
belajar mengajar bersama komponen-komponen lain. Dalam pengelolaan Vincen P Costa (2000:
175) memperlihatkan cara mengatur lalu lintas uang yang diterima dan dibelanjakan mulai dari
kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan sampai dengan penyampaian
umpan balik.
Perencanaan menentukan untuk apa, dimana, kapan dan beberapa lama akan dilaksanakan, dan
bagaimana cara melaksanakannya. Pengorganisasian menentukan bagaimana aturan dan tata
kerjanya. Pelaksanaan menentukan siapa yang terlibat, apa yang dikerjakan, dan masing-masing
bertanggung jawab dalam hal apa. Pengawasan dan pemeriksaan mengatur kriterianya, bagaimana
cara melakukannya, dan akan dilakukan oleh siapa. Umpan balik merumuskan kesimpulan dan
saran-saran untuk kesinambungan terselenggaranya Manajemen Operasional Sekolah.
Proses pengelolaan keuangan di sekolah meliputi:
1. Perencanaan anggaran
2. Strategi mencari sumber dana sekolah

14
3. Penggunaan keuangan sekolah
4. Pengawasan dan evaluasi anggaran
5. Pertanggungjawaban
Pemasukan dan pengeluaran keuangan lembaga pendidikan/sekolah diatur dalam Rancangan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS), hal yang ada hubungannya dengan RAPBS
adalah sebagai berikut :
1. Penerimaan (pemasukan/penerimaan)
2. Pengunaan (pembelanjaan)
3. Pertanggungjawaban (pelaporan)
Suatu organisasi dalam hal ini lembaga pendidikan/sekolah dibutuhkan sumber daya dalam hal ini
adalah faktor keuangan yang menjadi faktor penting dalam menunjang pekerjaan agar efektifitas
dan efisiensi lembaga pendidikan/sekolah. Terlaksananya suatu proses pendidikan dalam
manajemennya sehingga memerlukan pertanggung jawaban yang bisa transparan,
akuntabel,efektif dan efisien. Sedangkan penggelolaan keuangan masing-masing sekolah sudah
pasti dikelola dengan baik berdasarkan undang-undang yang berlaku untuk itu perlunya
kepemimpinan dan manajemen pengelolaan
F.PENGELOLAAN LAYANAN KHUSUS
layanan khusus merupakan proses merencanakan, melaksanakan, mengorganisasikan, dan
mengevaluasi penyelenggaraan layanan khusus kepada siswa.
Adapun Jenis-Jenis Layanan Khusus bagi Peserta Didik:
(1) Layanan bimbingan dan konseling.
(2) Layanan perpustakaan.
(3) Layanan kantin / kafetaria.
(4) Layanan kesehatan.
Tujuan utama penyelenggaraan layanan khusus di sekolah adalah untuk mendukung atau
memajukan pembelajaran dan dapat diberikan kepada peserta didik untuk memenuhi kebutuhan
khusus mereka di sekolah, membantu memfasilitasi dan mempercepat pelaksanaan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan di sekolah.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelayanan peserta didik di sekolah, sebagai berikut :
a. Kehadiran peserta didik dan masalah-masalahnya;
b. Penerimaan, orientasi, klasifikasi dan petunjuk bagi peserta didik baru tentang kelas dan
program studi;
c. Evaluasi dan pelaporan kemajuan peserta didik.

15
G.PENGELOLAAN HUMAS
Berbicara tentang humas pasti ingatan kita akan tertuju pada hal yang berhubungan dengan
komunikasi, konfrensi pers, informasi, public relation. Pokoknya secara gampang diibaratkan
sebagai penyampaian segala informasi. Menurut kamus Fund and Wagnel Pengertian Humas
adalah segenap kegiatan dan teknik/kiat yang digunakan organisasi atau individu untuk
menciptakan atau memelihara suatu sikap dan tanggapan yang baik dari pihak luar terhadap
keberadaan dan aktivitasnya. Sedangkan pengertian Humas dalam Pendidikan adalah Rangkaian
pengelolaan yang berkaitan dengan kegiatan hubungan lembaga pendidikan dengan masyarakat
(orang tua murid) yang dimaksudkan untuk menunjang proses belajar mengajar di lembaga
pendidikan bersangkutan (Anggoro, 2001). Berdasarkan definisi diatas pegertian humas secara
umum adalah fungsi yang khas antara organisasi dengan publiknya, atau dengan kata lain antara
lembaga pendidikan dengan warga di dalam (guru, karyawan, siswa) dan warga dari luar (wali
siswa, masyarakat, institusi luar, patner sekolah) Dalam konteks ini jelas bahwa humas atau public
relation (PR) adalah termasuk salah satu elemen yang penting dalam suatu organisasi kelompok
ataupun secara individu. Adapun pengertian manajemen humas adalah suatu proses dalam
menangani perencanaan, pengorganisasian, mengkomunikasikan serta pengkoordinasian yang
secara serius dan rasional dalam upaya pencapaian tujuan bersama dari organisasi atau lembaga
yang diwakilinya. Untuk merealisasikan itu semua banyak hal yang harus dilakukan oleh humas
dalam suatu lembaga pendidikan (Nasution, 2006).
Tugas pokok hubungan sekolah dengan masyarakat dalam pendidikan antara lain:
1. Memberikan informasi dan menyampaikan ide atau gagasan kepada masyarakat atau pihak-
pihak lain yang membutuhkannya.
2. Membantu pemimpin yang karena tugas-tugasnya tidak dapat langsung memberikan informasi
kepada masyarakat atau pihak-pihak yang memerlukannya.
3. Membantu pemimpin mempersiapkan bahan-bahan tentang permasalahan dan informasi yang
akan disampaikan atau yang menarik perhatian masyarakat pada saat tertentu.
4. Melaporkan tentang pikiran-pikiran yang berkembang dalam masyarakat tentang masalah
pendidikan.
5. Membantu kepala sekolah bagaimana usaha untuk memperoleh bantuan dan kerja sama.
6. Menyusun rencana bagaimana cara-cara memperoleh bantuan untuk kemajuan
pelaksanaan pendidikan (Suryosubroto: 2004).Mengenai tujuan hubungan sekolah dan masyarakat
(orang tua murid), leslie merumuskan tujuan organisasi perkumpulan antara guru dan masyarakat
(orang tua murid), adalah sebagai berikut:
a) Untuk mengembangkan pengertian masyarakat (orang tua murid) tentang tujuan dan kegiatan
pendidikan di sekolah.
b) Untuk memperlihatkan bahwa rumah dan sekolah bekerja sama dalam rangka mencapai tujuan
pendidikan anak disekolah.
16
c)Untuk membari fasilitas pertukaran informasi antara orang tua dan guru yang kemudian
mempunyai dampak terhadap pemecahan pendidikan anak.
d) Perolehan opini masyarakat tentang sekolah dijadikan perencanaan untuk pertemuan dengan
orang tua dalam rangka Lembaga pendidikan sesungguhnya melaksanakan fungsi rangkap
terhadap masyarakat yaitu memberi layanan dan sebagai agen pembaru atau penerang. Dikatakan
fungsi layanan karena ia melayani kebutuhan-kebutuhan masyarakat, dan disebut fungsi pemimpin
sebab ia memimpin masyarakat disertai dengan penemuan-penemuannya untuk memajukan
kehidupan masyarakat. Hubungan kerja sama lembaga dengan masyarakat, mengikuti perubahan-
perubahan lingkungan dengan pendekatan situasional, memungkinkan lembaga itu tetap berdiri.
Sebab ia berada dan hidup bersama masyarakat dan sekaligus menjadi penerang atau inovator bagi
masyarakat. Inilah yang perlu diusahakan oleh para manajer pendidikanDengan adanya
manajeman Humas menciptakan hubungan harmonis antara lembaga pendidikan yang diwakilinya
dengan masyarakat atau stakeholder, agar tujuan yang diharapkan dapat terwujud yang berkaitan
dengan kemampuan staf Humas dalam manajemen teknis dan sebagai keterampilan manajerial,
serta penuh konsentrasi sehingga pencapaian tujuan atau sasaran sebagaimana yang
direncanakan.Langkah-langkah kegiatan Humas dalam merencanakan program kerja menurut
Rosady (2001)dalam nasution (2006) ada beberapa tahapan sebagai berikut;
1. Menganalisis perilaku umum dan hubungan organisasi terhadap lingkungan;
2. Menentukan dan memahami secara benar perilaku tiap-tiap kelompok terhadap organisasi;
3. Menganalisis tingkat opini publik, baik ke dalam maupun ke luar;
4. Mengantisipasi kecenderungan masalah yang potensial, kebutuhan, dan kesempatan;
5. Menentukan formulasi dan merumuskan kebijakan;
6. Merencanakan alat atau cara yang sesuai untuk meningkatkan atau mengubah perilaku
kelompok masyarakat sasaran;
7. Menjalankan dan melaksanakan aktivitas sesuai dengan program yang direncanakan;
8. Menerima umpan balik untuk dievaluasi, kemudian mengadakan penyesuaian yang diperlukan.
Semua kegiatan Humas terlebih dahulu hendaknya disusun melalui rencana program kerja Humas
dalam program rutin (jangka pendek) dan program kerja insedentil (jangka panjang). Dalam
implementasi program kerja harus dilaksanakan secara terus menerus dan kronologis. Adapun
program kerja yang akan dilaksanakan menurut Nasution (2006) dapat dibagi menjadi 2 kegiatan
yakni:
a). Program Kerja Rutin.
Program kerja rutin adalah kegiatan yang dilaksanakan secara terus menerus dan kronologis.
b). Program Kerja Insidentil.
Program kerja insidentil adalah kegiatan yang dilaksanakan pada periode tertentu

17
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Manajemen pendidikan merupakan salah satu cabang ilmu sosial yang pada intinya adalah
mempelajari tentang prilaku manusia yang kegiatannya sebagai subjek dan objek. Secara
filosofis, prilaku manusia terbentuk oleh interaksi antar manusia, iklim organisasi (konteks
organisasi), dan sistem. Ketiga interaksi tersebut baik secara sendiri- sendiri maupun bersama-
sama saling berinteraksi pula dengan lingkungan eksternalnya.
Fungsi manajemen pendidikan adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat di
dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan kegiatan
pendidikan untuk mencapai tujuan yang efektif dan efisien. Dalam Manajemen terdapat fungsi-
fungsi manajemen yang terkait erat di dalamnya. Menurut George R. Terry, fungsi manajemen ada
empat yaitu fungsi perencanaan (planning), fungsi pengorganisasian (organizing), fungsi
pelaksanaan (actuating) dan fungsi pengendalian (controlling).
8 Bidang Garapan Manajemen Pendidikan diantaranya Manajemen Kurikulum, Manajemen
Siswa/ Peserta Didik, Manajemen Tenaga Kependidikan, Manajemen Fasilitas/ Sarana Prasarana
Pendidikan, Manajemen Pembiayaan/Keuangan Pendidikan, Manajemen Hubungan Lembaga
Pendidikan dengan Masyarakat, Manajemen Ketatalaksanaan Lembaga Pendidikan dan
Manajemen Layanan Khusus (Iklim dan lingkungan sekolah)

18
DAFTAR PUSTAKA
Rusi rusmiati aliyyah,M.Pd.Pengelolaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan.poli media
publishing
Hazimah, G. F., Cahyani, S. A., Azizah, S. N., & Pribantini, P. (2021). Pengelolaan kurikulum dan
sarana prasarana sebagai penunjang keberhasilan pembelajaran siswa sekolah dasar. Jurnal
Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi, 9(2), 121-129.
Depdiknas, manajenien tenaga kependidikan, (Jakarta: Depdiknas, 2002) Hadari Nawawi,
Manajemen sumber Daya mamasia, (Yogyakarta, Gadjah, Mada Uneversity Press,hlm.
72001), hlm. 65

19

Anda mungkin juga menyukai