Anda di halaman 1dari 19

MANAJEMEN FASILITAS PENDIDIKAN

Dosen Pengampu:
Hayatun Nufus, S.Pd.I., M.Pd

Disusun oleh :
Wirdaturrahmah (180710037)
Rauzatul Jannah S (180710041)
Winda Ayu F. Astuti (180710044)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
2021

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini tepat waktu dengan judul “Manajemen Fasilitas Pendidikan”. Guna
dapat diperjelaskan kepada rekan Mahasiswa/Mahasiswi serta Bapak/Ibu Dosen
sekalian.
Kami telah melakukan berbagai kegiatan untuk mencari informasi dan
pengumpulan data dalam penyusunan makalah ini, agar isi dari makalah ini dapat
disesuaikan dengan aplikasi serta informasi yang sebenarnya.
Disisi lain kami juga menyadari masih banyak kekurangan dari makalah ini.
Maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca
terkhususnya dosen maupun rekan-rekan civitas akademika, untuk menambah
penyempurnaan dalam isi makalah ini. Terimakasih kami sampaikan kepada
semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Semoga menjadi amal dan mendapat pahala dari Tuhan Yang Maha Esa. Amin

Aceh Utara, 22 September 2021

Penyusun kelompok 6

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

1.1 Latar belakang.......................................................................................1

1.2 Rumusan masalah..................................................................................2

1.3 Tujuan masalah.....................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................4

2.1 Pengertian Dan Jeni-Jenis Fasilitas Pendidikan....................................4

2.2 Pengadaan Fasilitas Pendidikan............................................................4

2.3 Pendayagunaan Dan Pemeliharaan Fasilitas Pendidikan......................4

2.4 Penghapusan Fasilitas Pendidikan........................................................4

2.5 Pelaporan Dan Fasilitas Pendidikan......................................................4

BAB III PENUTUP.................................................................................................6

3.1 Kesimpulan...........................................................................................6

3.2 Saran......................................................................................................6

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................7

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Dalam dunia pendidikan yang sangat urgent, tentunnya dibutuhkan beberapa
instrumen yang dapat menunjang proses pendidikan. Insrumen tersebut digunakan
dalam rangka memberikan manfaat dan kemudahan kepada semua komponen
yang ada di sekolah, untuk bisa menjalankan fungsinnya dengan baik. Sehingga
tujuan pendidikan yang diharapkan akan tercapai. Instrumen-instrumen tersebut
selanjutnnya disebut dengan istilah fasilitas.
Fasilitas yang digunakan dalam menunjang pendidikan di lembaga
pendidikan, biasannya dikenal dengan sebutan sarana dan prasarana. Kedua hal
tersebut sangat menunjang dan mendukung dalam dunia pendidikan. Sehingga
perlu adannya pengelolaan dengan tepat. Tanpa adannya pengelolaan yang tepat
terhadap fasilitas maka keberadaan fasilitas tidak akan membantu tercapainnya
tujuan. Selain itu pengelolaan fasilitas juga ditujukan dalam rangka selalu
meyediakan fasilitas dalam keadaan siap dipakai dan digunakan demi
kemaslahatan proses bersama.
Fasilitas pendidikan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan
pendidikan. Kelengkapan dan ketersediaan fasilitas pendidikan di sekolah sangat
berpengaruh terhadap keefektifan dan kelancaran pembelajaran di dalam kelas.
Pada hakikatnya manajemen sarana dan prasarana pendidikan di sekolah itu
merupakan proses pendayagunaan semua sarana dan prasarana yang dimiliki
sekolah. Semua fasilitas atau sarana dan prasarana sekolah haruslah dikelola
dengan baik agar keberadaan sarana dan prasarana tersebut dapat menunjang
proses pembelajaran dan digunakan sesuai kebutuhan, sehingga pembelajaran di
kelas dapat berjalan lancar dan tujuan pendidikan dapat terwujud. Dalam kegiatan
pembelajaran sarana dan prasarana sangat diperlukan dalam rangka menunjang
kelancaran proses kegiatannya, sehingga pengelolaan sarana dan prasarana sangat
diperlukan oleh setiap instansi terutama sekolah Salah satu persoalan pendidikan
yang sedang dihadapi bangsa kita adalah persoalan sarana dan prasarana

3
pendidikan dalam proses belajar mengajar. Suksesnya pembelajaran di sekolah
didukung oleh adanya pendayagunaan semua sarana dan prasarana pendidikan
yang ada disekolah secara efektif dan efisien.Sarana dan prasarana yang ada
disekolah tersebut perlu didayagunakan dan dikelola untuk kepentingan proses
pembelajaran di sekolah. Pengelolaan itu dimaksudkan agar dalam menggunakan
sarana dan prasarana di sekolah bisa berjalan dengan efektif dan efisien.
Pengelolaan sarana dan prasarana merupakan kegiatan yang amat penting di
sekolah, karena keberadaannya akan sangat mendukung terhadap suksesnya
proses pembelajaran di sekolah dan kelengkapan sarana prasarana pendidikan juga
merupakan salah satu daya tarik bagi calon peserta didik.

1.2 Rumusan masalah


1. Apa pengertian dari fasilitas pendidikan dan jeni-jenis fasilitas
pendidikan?
2. Bagaimana pengadaan fasilitas pendidikan?
3. Bagaimana pendayagunaan dan pemeliharaan fasilitas pendidikan?
4. Bagaimana penghapusan fasilitas pendidikan?
5. Bagaimana pelaporan dan fasilitas pendidikan?

1.3 Tujuan masalah


1. Untuk mengetahui pengertian dari fasilitas pendidikan dan jeni-jenis
fasilitas pendidikan?
2. Untuk mengetahui bagaimana pengadaan fasilitas pendidikan?
3. Untuk mengetahui bagaimana pendayagunaan dan pemeliharaan fasilitas
pendidikan?
4. Untuk mengetahui bagaimana penghapusan fasilitas pendidikan?
5. Untuk mengetahui bagaimana pelaporan dan fasilitas pendidikan?

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Dan Jeni-Jenis Fasilitas Pendidikan


2.1.1 Pengertian fasilitas pendidikan
Secara umum fasilitas adalah hal yang bermanfaat dan berguna dengan
tujuan digunakan untuk mempermudah suatu aktivitas. Di dalam kamus besar
bahasa Indonesia menyebutkan bahwa fasilitas dapat membantu melancarkan
pelaksanaan fungsi, mempermudah pekerjaan, tugas, dan sebagainya, sebagai
sarana dan prasarana yang harus disediakan untuk memajukan kegiatan
pendidikan di sekolah. Wahyuningrum (2000: 4), menyatakan bahwa fasilitas
merupakan segala sesuatu yang dapat memudahkan dan memperlancar
pelaksanaan suatu usaha. Dalam bidang pendidikan, sarana adalah sarana dan
prasarana yang diperlukan untuk menyelenggarakan kegiatan pendidikan. Dari
pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa fasilitas dapat diartikan sebagai
sarana dan prasarana yang dapat melancarkan segala aktivitas sekolah, baik dari
segi kegiatan belajar mengajar maupun kegiatan sekolah dan sebagai suatu cara
untuk mendukung keberhasilan penyelesaian pekerjaan pelayanan publik, sebab
tanpa sarana dan prasarana kedua hal tersebut maka semua kegiatan yang
dilakukan tidak akan mencapai hasil yang diharapkan sesuai dengan yang
direncanakan.
Fasilitas pendidikan adalah sarana dan prasarana yang diperlukan untuk
dapat menyelenggarakan kegiatan pendidikan. Fasilitas pendidikan juga dapat
dipahami sebagai semua benda bergerak dan tidak bergerak yang diperlukan
untuk mendukung secara langsung maupun tidak langsung penyelenggaraan
kegiatan mengajar. Fasilitas pendidikan menjadi salah satu faktor penentu
keberhasilan pendidikan. Kelengkapan dan juga ketersediaan fasilitas pada
pendidikan ditiap sekolah sangat mempengaruhi efektivitas dan kelancaran
pembelajaran di kelas. Pada dasarnya sarana pendidikan dapat dibedakan menjadi
empat kategori yaitu tanah, gedung, perlengkapan dan perabotan sekolah (tempat,
gedung, perlengkapan dan furniture).

5
Tentu semua hal ini mesti diatur dalam kerangka manajemen pendidikan.
Dalam rangka itu diperlukan pendekatan yang terintegrasi. Manajemen fasilitas
dianggap sebagai aspek yang berperan penting dalam persoalan-persoalan teknis
isu-isu manajemen pendidikan. Menurut OECD (Organisation for Economic Co-
operation and Develop-ment), “Keunggulan dalam fasilitas pendidikan tidak
hanya terletak pada kualitas konsep dan perencanaan, tetapi juga dalam kualitas
manajemen. Manajemen fasilitas mencakup sejumlah aspek terkait, yaitu:
pemeliharaan, pemanfaatan ruang, pembiayaan, kesehatan, dan keamanan.” Jadi,
dapat disimpulkan bahwa fasilitas pendidikan merupakan segala sarana yang
diperlukan dalam proses belajar-mengajar, baik yang bergerak maupun yang tidak
bergerak, yang mempengaruhi tujuan pendidikan secara langsung maupun tidak
langsung.

2.1.2 Jenis-jenis fasilitas pendidikan


Fasilitas pengajaran (sarana dan prasarana) dan kompetensi
profesional yang dimiliki oleh seorang guru pada dasarnya mempunyai tujuan
yang sama yakni bagaimana membuat siswa merasa nyaman dan dapat
memotivasi siswa dalam belajar, sehingga proses belajar dapat berjalan
dengan lancar dan berhasil sesuai yang diharapkan yaitu dapat meningkatkan
prestasi siswa. Sarana pendidikan diklasifikasikan menjadi tiga macam, yaitu:
habis tidaknya dipakai, bergerak tidaknya pada saat digunakan, dan ditinjau
dari hubungannya dengan proses belajar mengajar.
A. Ditinjau dari Habis Tidaknya Dipakai
Dilihat dari habis tidaknya dipakai, ada dua macam sarana pendidikan,
yaitu: sarana pendidikan yang habis dipakai dan sarana pendidikan tahan
lama.
a) Sarana pendidikan yang habis dipakai adalah segala bahan atau alat yang
apabila digunakan bisa habis dalam waktu yang relatif singkat. Contoh:
kapur tulis, beberapa bahan kimia untuk guru dan siswa praktik, dan
sebagainya. Selain itu, ada sarana pendidikan yang berubah bentuk,
misalnya kayu, besi, dan kertas karton yang sering digunakan oleh guru

6
dalam mengajar. Contoh: pita mesin ketik/komputer, bola lampu, dan
kertas.
b) Sarana pendidikan tahan lama adalah keseluruhan bahan atau alat yang
dapat digunakan secara terus menerus dan dalam waktu yang relatif lama.
Contohnya: bangku sekolah, mesin tulis, atlas, globe, dan beberapa
peralatan olahraga.
B. Bergerak Tidaknya Saat Digunakan
Ditinjau dari bergerak tidaknya pada saat digunakan ada dua macam
sarana pendidikan, yaitu: sarana pendidikan yang bergerak dan sarana
pendidikan tidak bergerak.
a) Sarana pendidikan yang bergerak adalah sarana pendidikan yang bisa
digerakan atau dipindah sesui dengan kebutuhan pemakainya. Contoh:
Almari arsip sekolah, bangku sekolah, dll.
b) Sarana pendidikan yang tidak bisa bergerak adalah semua sarana
pendidikan yang tidak bisa atau relatif sangat sulit untuk dipindahkan.
Contoh: saluran dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).
C. Ditinjau dari hubungannya dengan Proses Belajar Mengajar
Sarana pendidikan dibedakan menjadi 3 macam bila ditinjau dari
hubungannya dengan proses belajar mengajar, yaitu: alat pelajaran, alat
peraga, dan media pengajaran.
a) Alat pelajaran adalah alat yang digunakan secara langsung dalam proses
belajar mengajar, misalnya: buku, alat tulis, dan alat praktik.
b) Alat peraga adalah alat pembantu pendidikan dan pelajaran, dapat berupa
benda-benda yang mudah memberi pengertian kepada anak didik berturut-
turut dari yang abstrak sampai dengan yang konkret.
c) Media pengajaran adalah sarana pendidikan yang digunakan sebagai
perantara dalam proses belajar mengajar, untuk lebih mempertinggi
efektivitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan pendidikan. Ada tiga jenis
media, yaitu: media audio, media visual, dan media audio visual

7
Adapun prasarana pendidikan di sekolah bisa di klasifikasikan menjadi dua
macam, yaitu:
1. Prasarana pendidikan yang secara langsung digunakan untuk proses belajar
mengajar. Contoh: ruang teori, ruang perpustakaan, ruang praktik
keterampilan, dan ruang laboratorium.
2. Prasarana sekolah yang keberadaannya tidak digunakan untuk proses belajar
mengajar, tetapi secara langsung sangat menunjang terjadinya proses belajar
mengajar. Contohnya: ruang kantor, kantik, tanah dan jalan menuju sekolah,
kamar kecil, ruang tata usaha, ruang UKS, ruang guru, ruang kepala sekolah,
dan tempat parkir kendaraan.

2.2 Pengadaan Fasilitas Pendidikan


Pengadaan fasilitas pendidikan bermula dari perencanaan kebutuhan
fasilitas pendidikan. Kompleksitas perencanaan fasilitas pendidikan terletak pada
kesesuaian dengan rencana pembangunan baik dalam tingkat lokal, regional,
maupun nasional. Adapun, kebutuhan perencanaan fasilitas pendidikan tergantung
pada jenis program dan sasaran pendidikan yang telah ditetapkan. Dalam pada
itulah pengadaan fasilitas mesti terkait erat dengan perencanaan pendidikan pada
umumnya. Pertama-tama mesti disadari terlebih dahulu jenis atau status sekolah
yang terkait: apakah sekolah ini merupakan sekolah besar (large school), atau
sekolah yang berukuran menengah (medium-sized school), atausekolah kecil
(small school). Kemudian, perlu diidentifikasi untuk rencana pengadaan fasilitas
tersebut termasuk dalam perencanaan jangka pendek atau perencanaan jangka
panjang. Perencanaan jangka pendek mencakup fasilitas-fasilitas kecil berupa
buku-buku, alat-alat tertentu, furnitur, dan sebagainya. Sedangkan perencanaan
jangka panjang mencakup hal-hal yang cukup sentral, yakni mencakup fasilitas-
fasilitas besar seperti lapangan parkir dan gedung tambahan. Dalam kaitannya
dengan rencana jangka panjang harus diperhatikan hal-hal penting berikut ini:
lingkungan sekitar sekolah, perkembangan program pendidikan, proyeksi jumlah
siswa untuk jangka waktu ke depan, evaluasi terhadap fasilitas yang sudah ada,
dan perencanaan keuangan.

8
Setelah jenis sekolah dan jenis perencanaan diidentifikasi, perlu dibuat
analisis yang mengkaji tentang bagian mana dari sekolah yang membutuhkan
fasilitas tertentu. Analisis inilah yang dapat menjadi instrumen yang memuat
daftar peralatan apa yang dibutuhkan. Analisis ini dikerjakan oleh mereka yang
bertugas di bidang tersebut: misalnya Kepala Sekolah, atau Wakil Kepala
Sekolah, atau bidang khusus yang menangani fasilitas pendidikan.
Pengadaan fasilitas pendidikan bisa dilakukan dengan berbagai cara.
Pengadaan tanah dapat dilakukan dengan cara membeli, menerima hibah,
menerima hak penggunaan, pertukaran, dan sebagainya. Pengadaan gedung pun
dapat dilakukan dengan membangun yang baru, membeli, menyewakan,
menerima hibah dan bangunan bertukar. Pengadaan peralatan atau furnitur bisa
dilakukan dengan cara membeli. Perabotan sekolah dapat dibeli dalam bentuk siap
pakai, atau yang belum jadi. Pengadaan peralatan bisa dilakukan dengan berbagai
cara, misalnya menerima bantuan dari lembaga pemerintah, lembaga swasta,
komunitas, individu, dll. Pada intinya, pengadaan furnitur dan peralatan
pendidikan harus terencana dan dipersiapkan sesuai dengan kebutuhan siswa.
Sekolah mesti memilih dan memiliki perabot dan peralatan yang sesuai untuk
kurikulum dan usia siswa, minat dan tingkat fisik mereka dan perkembangan
psikologis. Dengan demikian, fasilitas yang disediakan harus sesuai dengan nilai
pendidikan, kondisi fisik dan mental siswa, serta lingkungan yang kondusif.

2.3 Pendayagunaan Dan Pemeliharaan Fasilitas Pendidikan


2.3.1 Pendayagunaan fasilitas pendidikan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pendayagunaan diartikan
pengusahaan agar mampu mendatangkan hasil.
A. Tujuan pendayagunaan sarana dan prasarana
Tujuan pendayagunaan sarana dan prasarana di bagi menjadi 2 bagian,
yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum dari pendayagunaan
sarana dan prasarana adalah untuk meningkatkan efektifitas dan efesiensi
dalam kegiatan proses pembelajaran. Sedangkan tujuan khusus dari
pendayagunaan sarana dan prasarana diantaranya yaitu: untuk menunjang

9
kegiatan kelas, untuk mendorong dalam penggunaan dan penerapan cara-cara
baru yang sesuai untuk mencapai tujuan program akademis dan untuk
membantu memberikan perencanaan, produksi, operasional dan tindakan
lanjutan untuk pengembangan sistem instruksional.Tujuan pendayagunaan
sarana dan prasarana adalah untuk memperluas bahan pelajaran, melengkapi
berbagai kekurangan bahan dan sebagai kerangka mengajar yang sistematis.
Perlu disadari pula bahwa pendayagunaan sarana dan prasarana pendidikan
tersebut secara spesifik dimaksudkan: 1)Untuk meletakkan konsep dasar
berfikir yang konkrit dari sesuatu yang bersifat abstrak sehingga pelajaran
dapat dicerna dengan mudah karena anak dihadapkan pada pengalamannya
secara langsung. 2)Untuk mengoptimalkan potensi yang dimiliki oleh anak
didik baik itu berupa bakat, minat, kecerdasan dan lain-lain.

B. Prinsip-prinsip pendayagunaan sarana dan prasarana pendidikan


Sarana prasarana digunakan dalam rangka upaya peningkatan atau
mempertinggi mutu proses pembelajaran. Oleh karena itu diperhatikan
prinsip-prinsip pendayagunaan antara lain:
1) Pendayagunaan sarana prasarana hendaknya dipandang sebagai bagian yang
integral dari suatu sistem pengajaran dan bukan hanya sebagai alat bantu yang
berfungsi sebagai tambahan yang digunakan bila dianggap perlu dan hanya
dimanfaatkan sewaktu-waktu dibutuhkan.
2) Sarana prasarana hendaknya dipandang sebagai sumber belajar yang
digunakan dalam usaha memecahkan masalah yang dihadapi dalam proses
pembelajaran.
3) Guru hendaknya benar-benar menguasai teknik-teknik dari suatu sarana
prasarana yang digunakan.
4) Guru seharusnya memperhitungkan untung ruginya pendayagunaan suatu
sarana dan prasarana.
5) Pendayagunaan sarana dan prasarana harus diorgasisasikan secara sistematis.
6) Jika sekiranya suatu pokok bahasan memerlukan lebih dari suatu sarana dan
prasarana maka guru dapat menggunakan sarana prasarana semaksimal

10
mungkin sesuai dengan kebutuhan, hal tersebut digunakan agar dapat
menguntungkan dan memperlancar proses pembelajaran serta dapat
merangsang siswa dalam belajar.

2.3.2 Pemeliharaan fasilitas pendidikan


Pemeliharaan adalah kegiatan merawat, memelihara dan menyimpan
barang-barang sesuai dengan bentuk-bentuk jenis barangnya sehingga barang
tersebut awet dantahan lama. Pihak yang terlibat dalam pemeliharaan barang
adalah semua warga sekolah yang terlibat dalam pemanfaatan barang
tersebut. Dalam pemeliharaan, ada hal-hal khusus yang harus dilakukan oleh
petugas khusus pula, seperti perawatan alat kesenian (piano, gitar, dan lain-
lain). Mustari (2015) mengemukakan cara-cara untuk melaksanakan program
preventif di sekolah antara lain memberi arahan kepada tim pelaksana,
mengupayakan pemantauan bulanan ke lokasi sarana dan prasarana,
menyebarluaskan informasi tentang program perawatan preventif kepada
seluruh warga sekolah terutama guru dan peserta didik, dan membuat
program lomba perawatan terhadap sarana dan prasarana untuk memotivasi
warga sekolah.
Dalam pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah
menurut Mustari (dalam Fatimah dkk) jika ditinjau dari sifat maupun
waktunya terdapat beberapa macam, yaitu; ditinjau dari sifatnya, yaitu:
pemeliharaan yang bersifat pengecekan, pencegahan, perbaikan ringan dan
perbaikan berat. Ditinjau dari waktu pemeliharaannya, yaitu: pemeliharaan
sehari-hari (membersihkan ruang dan perlengkapannya), dan pemeliharaan
berkala seperti pengecetan dinding, pemeriksaan bangku, genteng dan
perabotan lainnya.Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa
pemeliharaan terhadap sarana dan prasarana pendidikan di sekolah
merupakan aktivitas yang harus dijalankan untuk menjaga agar perlengkapan
yang dibutuhkan oleh warga sekolah dalam kondisi siap pakai. Kondisi siap
pakai ini akan sangat membantu terhadap kelancaran proses pembelajaran
yang dilaksanakan di sekolah. Oleh karena itu, semua perlengkapan yang ada

11
di sekolah membutuhkan perawatan, pemeliharaan, dan pengawasan agaragar
dapat diperdayakan dengan sebaik mungkin.

12
2.4 Penghapusan Fasilitas Pendidikan
Penghapusan ialah kegiatan yang bertujuan untuk menghapus barang-barang
milik negara dari Daftar Inventaris Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
berdasarkan pada peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sebagai salah satu
fungsi dari pengelolaan perlengkapan, penghapusan mempunyai arti :
a. mencegah atau sekurang-kurangnya membatasi kerugian yang jauh lebih
besar.
b. meringankan beban kerja inventarisasi karena banyaknya barang-barang
yang tinggal menyusut.
c. Membebaskan barang-barang dari tanggung jawab satuan organisasi atau
lembaga yang mengurusnya.
Syarat-syarat barang yang dapat dihapuskan dari daftar inventaris :
1. Dalam keadaan rusak berat yang sudah dipastikan tidak dapat diperbaiki lagi
atau dipergunakan lagi.
2. Perbaikan akan menelan biaya yang sangat besar sekali, sehingga merupakan
pemborosan uang negara.
3. Barang secara teknis dan ekonomis kegunaan tidak seimbang dengan biaya
pemeliharaan.
4. Terjadi penyusutan diluar kekuasaan pengurus barang sehingga tidak
memiliki kegunaan sebagaimana mestinya (biasanya bahan kimia).
5. Tidak sesuai lagi dengan kebutuhan masa kini dan tuntutan zaman, seperti
mesin tulis biasanya diganti dengan IBM atau personal komputer.
6. Barang-barang yang apabila disimpan lebih lama akan rusak dan tidak dapat
dipakai lagi.
7. Ada penurunan aktifitas kerja, misalnya : dengan mesin tulis baru sebuah
konsep dapat diselesaikan dalam 5 hari, akan tetapi dengan mesin tulis yang
hampir rusak harus diselesaikan 10 hari.
8. Dicuri, dibakar, diselewengkan, musnah akibat bencana alam dan lain
sebagainya. (Arikunto, 2008: 282)

1
Tahap-tahap penghapusan/penyingkiran:
1. Pemilihan barang yang dilakukan tiap tahun bersamaan dengan waktu
memperkirakan kebutuhan.
2. Memperhatikan faktor-faktor penyingkiran dan penghapusan ditinjau dari
segi nilai uang.
3. Membuat perencanaan.
4. Membuat surat pemberitahuan kepada yang akan diadakan penyingkiran
dengan menyebut barang-barang yang akan disingkirkan.
5. Melaksanakan penyingkiran, dengan cara:
a) Mengadakan lelang
b) Menghibahkan kepada Badan Orang lain
c) Membakar
d) Penyingkiran disaksikan oleh atasan
6. Membuat berita acara tentang pelaksanaan penyingkiran.

2.5 Pelaporan Dan Fasilitas Pendidikan


Pelaporan atau inventarisasi adalah pencatatan dan penyusunan daftar
barang milik negara secara sistematis, tertib, dan teratur berdasarkan ketentuan-
ketentuan atau pedoman-pedoman yang berlaku, Ibrahim Bafadal (2004: 55).
Menurut Ibrahim Bafadal, kegiatan inventarisasi perlengkapan pendidikan
meliputi dua kegiatan, yaitu:
a. Kegiatan yang berhubungan dengan pencatatan dan pembuatan kode barang
perlengkapan.
b. Kegiatan yang berhubungan dengan pembuatan laporan. Berikut ini
dijelaskan secara rinci satu per satu.
1) Pencatatan Perlengkapan Pendidikan
Barang-barang perlengkapan di sekolah dapat diklarifikasikan menjadi dua
macam, yaitu barang inventaris dan barang bukan inventaris. Barang
inventaris adalah keseluruhan perlengkapan sekolah yang dapat digunakan
secara terus-menerus dalam waktu yang relatif lama, seperti meja, bangku,
papan tulis, buku perpustakaan sekolah, dan perabot-perabot lainnya.

2
Pengadaan barangkali sepenuhnya atau sebagian besar dari anggaran
negara atau bantuan dari pihak-pihak tetentu. Sedangkan barang-barang
bukan inventaris adalah semua barang habis pakai, misal kapur tulis,
karbon, kertas, pita mesin tulis, dan barang-barang yang statusnya tidak
jelas.
2) Pembuatan Kode Barang
Kegiatan lainnya yang berkaitan dengan inventarisasi perlengkapan
pendidikan di sekolah adalah membuat kode barang dan menuliskannya
pada badan perlengkapan pendidikan di sekolah, terutama yang tergolong
sebagai barang inventaris. Kode barang adalah sebuah tanda yang
menunjukkan pemilikan barang. Kode tersebut ditulis pada barang yang
sekiranya mudah dilihat dan dibaca. Tujuan pembuatan dan penulisan kode
adalah untuk memudahkan semua pihak dalam mengenal kembali semua
perlengkapan pendidikan di sekolah.

Pengelolaan insfrastuktur merupakan kewajiban suatu lembaga


pemerintahan pendidikan yang dapat dipertanggungjawabkan perolehannya
maupun penggunaannya melalui laporan keuangan dan pelaporan barang kepada
bendahara. Karena keberadaan sarana dan prasarana pada suatu pendidikan
merupakan aset Negara yang terdapat dalam pencatatan barang milik negara.

3
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Manajemen fasilitas pendidikan merupakan semua komponen yang secara
tidak langsung menunjang jalannya proses belajar mengajar di sekolah atau
perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak langsung yang menunjang proses
pendidikan di sekolah. Manajemen fasilitas pendidikan adalah kegiatan yang
mengatur untuk mempersiapkan segala peralatan/material bagi terselenggaranya
proses pendidikan di sekolah. Manajemen fasilitas dibutuhkan untuk membantu
kelancaran proses belajar mengajar. Manajemen fasilitas merupakan keseluruhan
proses perencanaan pengadaan, pendayagunaan, penghapusan dan pelaporan
fasilitas pendidikan yang digunakan agar tujuan pendidikan di sekolah dapat
tercapai dengan efektif dan efisien.

3.2 Saran
Dari makalah ini pemakalah memberi  saran kepada pembaca, agar dapat
menjadikan makalah ini sebagai sumber pengetahuan tambahan tentang
bagaimana pengelolaan sarana dan prasarana dalam meningkatkan manajemen
sekolah dan bahan pertimbangan dalam rangka memperbaiki dan meningkatkan
manajemen sekolah menjadi lebih baik.

4
DAFTAR PUSTAKA

Rusydi, A., & Oda, K. 2017. Manajamen Sarana Dan Prasarana Pendidikan.
Medan: CV. Widya Puspita.

Rahma N, A, F. 2019 “Manajemen Fasilitas Pendidikan di Sekolah” Universitas


Lambung Mangkurat.

OECD. 2004. Educational Facilities and Risk Management: Natural Disasters.


Paris: OECD.

Polakitan, B, P. & Pinangkaan, A., E. 2019. “Manajemen Fasilitas Pendidikan”.


Universitas Negeri Manado

Wahyuningrum, H. 2000. Buku ajar manajemen fasilitas pendidikan. Yogyakarta:


AP FIP UNY.

Fatmawati, N, dkk. 2019. “Pemanfaatan dan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana


Pendidikan”. Jurnal Ilmu Pendidikan, Keguruan, dan Pembelajaran.
Volume 3, No. 2, 2019: 115 – 121.

Arikunto, Suharsimi & Lia Yuliana. 2008. Manajemen Pendidikan. Yogyakarta:


Aditya Madia.

Anda mungkin juga menyukai