Dosen Pengampu:
Hayatun Nufus, S.Pd.I., M.Pd
Disusun oleh :
Wirdaturrahmah (180710037)
Rauzatul Jannah S (180710041)
Winda Ayu F. Astuti (180710044)
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini tepat waktu dengan judul “Manajemen Fasilitas Pendidikan”. Guna
dapat diperjelaskan kepada rekan Mahasiswa/Mahasiswi serta Bapak/Ibu Dosen
sekalian.
Kami telah melakukan berbagai kegiatan untuk mencari informasi dan
pengumpulan data dalam penyusunan makalah ini, agar isi dari makalah ini dapat
disesuaikan dengan aplikasi serta informasi yang sebenarnya.
Disisi lain kami juga menyadari masih banyak kekurangan dari makalah ini.
Maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca
terkhususnya dosen maupun rekan-rekan civitas akademika, untuk menambah
penyempurnaan dalam isi makalah ini. Terimakasih kami sampaikan kepada
semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Semoga menjadi amal dan mendapat pahala dari Tuhan Yang Maha Esa. Amin
Penyusun kelompok 6
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................4
3.1 Kesimpulan...........................................................................................6
3.2 Saran......................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................7
ii
BAB I
PENDAHULUAN
3
pendidikan dalam proses belajar mengajar. Suksesnya pembelajaran di sekolah
didukung oleh adanya pendayagunaan semua sarana dan prasarana pendidikan
yang ada disekolah secara efektif dan efisien.Sarana dan prasarana yang ada
disekolah tersebut perlu didayagunakan dan dikelola untuk kepentingan proses
pembelajaran di sekolah. Pengelolaan itu dimaksudkan agar dalam menggunakan
sarana dan prasarana di sekolah bisa berjalan dengan efektif dan efisien.
Pengelolaan sarana dan prasarana merupakan kegiatan yang amat penting di
sekolah, karena keberadaannya akan sangat mendukung terhadap suksesnya
proses pembelajaran di sekolah dan kelengkapan sarana prasarana pendidikan juga
merupakan salah satu daya tarik bagi calon peserta didik.
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
Tentu semua hal ini mesti diatur dalam kerangka manajemen pendidikan.
Dalam rangka itu diperlukan pendekatan yang terintegrasi. Manajemen fasilitas
dianggap sebagai aspek yang berperan penting dalam persoalan-persoalan teknis
isu-isu manajemen pendidikan. Menurut OECD (Organisation for Economic Co-
operation and Develop-ment), “Keunggulan dalam fasilitas pendidikan tidak
hanya terletak pada kualitas konsep dan perencanaan, tetapi juga dalam kualitas
manajemen. Manajemen fasilitas mencakup sejumlah aspek terkait, yaitu:
pemeliharaan, pemanfaatan ruang, pembiayaan, kesehatan, dan keamanan.” Jadi,
dapat disimpulkan bahwa fasilitas pendidikan merupakan segala sarana yang
diperlukan dalam proses belajar-mengajar, baik yang bergerak maupun yang tidak
bergerak, yang mempengaruhi tujuan pendidikan secara langsung maupun tidak
langsung.
6
dalam mengajar. Contoh: pita mesin ketik/komputer, bola lampu, dan
kertas.
b) Sarana pendidikan tahan lama adalah keseluruhan bahan atau alat yang
dapat digunakan secara terus menerus dan dalam waktu yang relatif lama.
Contohnya: bangku sekolah, mesin tulis, atlas, globe, dan beberapa
peralatan olahraga.
B. Bergerak Tidaknya Saat Digunakan
Ditinjau dari bergerak tidaknya pada saat digunakan ada dua macam
sarana pendidikan, yaitu: sarana pendidikan yang bergerak dan sarana
pendidikan tidak bergerak.
a) Sarana pendidikan yang bergerak adalah sarana pendidikan yang bisa
digerakan atau dipindah sesui dengan kebutuhan pemakainya. Contoh:
Almari arsip sekolah, bangku sekolah, dll.
b) Sarana pendidikan yang tidak bisa bergerak adalah semua sarana
pendidikan yang tidak bisa atau relatif sangat sulit untuk dipindahkan.
Contoh: saluran dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).
C. Ditinjau dari hubungannya dengan Proses Belajar Mengajar
Sarana pendidikan dibedakan menjadi 3 macam bila ditinjau dari
hubungannya dengan proses belajar mengajar, yaitu: alat pelajaran, alat
peraga, dan media pengajaran.
a) Alat pelajaran adalah alat yang digunakan secara langsung dalam proses
belajar mengajar, misalnya: buku, alat tulis, dan alat praktik.
b) Alat peraga adalah alat pembantu pendidikan dan pelajaran, dapat berupa
benda-benda yang mudah memberi pengertian kepada anak didik berturut-
turut dari yang abstrak sampai dengan yang konkret.
c) Media pengajaran adalah sarana pendidikan yang digunakan sebagai
perantara dalam proses belajar mengajar, untuk lebih mempertinggi
efektivitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan pendidikan. Ada tiga jenis
media, yaitu: media audio, media visual, dan media audio visual
7
Adapun prasarana pendidikan di sekolah bisa di klasifikasikan menjadi dua
macam, yaitu:
1. Prasarana pendidikan yang secara langsung digunakan untuk proses belajar
mengajar. Contoh: ruang teori, ruang perpustakaan, ruang praktik
keterampilan, dan ruang laboratorium.
2. Prasarana sekolah yang keberadaannya tidak digunakan untuk proses belajar
mengajar, tetapi secara langsung sangat menunjang terjadinya proses belajar
mengajar. Contohnya: ruang kantor, kantik, tanah dan jalan menuju sekolah,
kamar kecil, ruang tata usaha, ruang UKS, ruang guru, ruang kepala sekolah,
dan tempat parkir kendaraan.
8
Setelah jenis sekolah dan jenis perencanaan diidentifikasi, perlu dibuat
analisis yang mengkaji tentang bagian mana dari sekolah yang membutuhkan
fasilitas tertentu. Analisis inilah yang dapat menjadi instrumen yang memuat
daftar peralatan apa yang dibutuhkan. Analisis ini dikerjakan oleh mereka yang
bertugas di bidang tersebut: misalnya Kepala Sekolah, atau Wakil Kepala
Sekolah, atau bidang khusus yang menangani fasilitas pendidikan.
Pengadaan fasilitas pendidikan bisa dilakukan dengan berbagai cara.
Pengadaan tanah dapat dilakukan dengan cara membeli, menerima hibah,
menerima hak penggunaan, pertukaran, dan sebagainya. Pengadaan gedung pun
dapat dilakukan dengan membangun yang baru, membeli, menyewakan,
menerima hibah dan bangunan bertukar. Pengadaan peralatan atau furnitur bisa
dilakukan dengan cara membeli. Perabotan sekolah dapat dibeli dalam bentuk siap
pakai, atau yang belum jadi. Pengadaan peralatan bisa dilakukan dengan berbagai
cara, misalnya menerima bantuan dari lembaga pemerintah, lembaga swasta,
komunitas, individu, dll. Pada intinya, pengadaan furnitur dan peralatan
pendidikan harus terencana dan dipersiapkan sesuai dengan kebutuhan siswa.
Sekolah mesti memilih dan memiliki perabot dan peralatan yang sesuai untuk
kurikulum dan usia siswa, minat dan tingkat fisik mereka dan perkembangan
psikologis. Dengan demikian, fasilitas yang disediakan harus sesuai dengan nilai
pendidikan, kondisi fisik dan mental siswa, serta lingkungan yang kondusif.
9
kegiatan kelas, untuk mendorong dalam penggunaan dan penerapan cara-cara
baru yang sesuai untuk mencapai tujuan program akademis dan untuk
membantu memberikan perencanaan, produksi, operasional dan tindakan
lanjutan untuk pengembangan sistem instruksional.Tujuan pendayagunaan
sarana dan prasarana adalah untuk memperluas bahan pelajaran, melengkapi
berbagai kekurangan bahan dan sebagai kerangka mengajar yang sistematis.
Perlu disadari pula bahwa pendayagunaan sarana dan prasarana pendidikan
tersebut secara spesifik dimaksudkan: 1)Untuk meletakkan konsep dasar
berfikir yang konkrit dari sesuatu yang bersifat abstrak sehingga pelajaran
dapat dicerna dengan mudah karena anak dihadapkan pada pengalamannya
secara langsung. 2)Untuk mengoptimalkan potensi yang dimiliki oleh anak
didik baik itu berupa bakat, minat, kecerdasan dan lain-lain.
10
mungkin sesuai dengan kebutuhan, hal tersebut digunakan agar dapat
menguntungkan dan memperlancar proses pembelajaran serta dapat
merangsang siswa dalam belajar.
11
di sekolah membutuhkan perawatan, pemeliharaan, dan pengawasan agaragar
dapat diperdayakan dengan sebaik mungkin.
12
2.4 Penghapusan Fasilitas Pendidikan
Penghapusan ialah kegiatan yang bertujuan untuk menghapus barang-barang
milik negara dari Daftar Inventaris Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
berdasarkan pada peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sebagai salah satu
fungsi dari pengelolaan perlengkapan, penghapusan mempunyai arti :
a. mencegah atau sekurang-kurangnya membatasi kerugian yang jauh lebih
besar.
b. meringankan beban kerja inventarisasi karena banyaknya barang-barang
yang tinggal menyusut.
c. Membebaskan barang-barang dari tanggung jawab satuan organisasi atau
lembaga yang mengurusnya.
Syarat-syarat barang yang dapat dihapuskan dari daftar inventaris :
1. Dalam keadaan rusak berat yang sudah dipastikan tidak dapat diperbaiki lagi
atau dipergunakan lagi.
2. Perbaikan akan menelan biaya yang sangat besar sekali, sehingga merupakan
pemborosan uang negara.
3. Barang secara teknis dan ekonomis kegunaan tidak seimbang dengan biaya
pemeliharaan.
4. Terjadi penyusutan diluar kekuasaan pengurus barang sehingga tidak
memiliki kegunaan sebagaimana mestinya (biasanya bahan kimia).
5. Tidak sesuai lagi dengan kebutuhan masa kini dan tuntutan zaman, seperti
mesin tulis biasanya diganti dengan IBM atau personal komputer.
6. Barang-barang yang apabila disimpan lebih lama akan rusak dan tidak dapat
dipakai lagi.
7. Ada penurunan aktifitas kerja, misalnya : dengan mesin tulis baru sebuah
konsep dapat diselesaikan dalam 5 hari, akan tetapi dengan mesin tulis yang
hampir rusak harus diselesaikan 10 hari.
8. Dicuri, dibakar, diselewengkan, musnah akibat bencana alam dan lain
sebagainya. (Arikunto, 2008: 282)
1
Tahap-tahap penghapusan/penyingkiran:
1. Pemilihan barang yang dilakukan tiap tahun bersamaan dengan waktu
memperkirakan kebutuhan.
2. Memperhatikan faktor-faktor penyingkiran dan penghapusan ditinjau dari
segi nilai uang.
3. Membuat perencanaan.
4. Membuat surat pemberitahuan kepada yang akan diadakan penyingkiran
dengan menyebut barang-barang yang akan disingkirkan.
5. Melaksanakan penyingkiran, dengan cara:
a) Mengadakan lelang
b) Menghibahkan kepada Badan Orang lain
c) Membakar
d) Penyingkiran disaksikan oleh atasan
6. Membuat berita acara tentang pelaksanaan penyingkiran.
2
Pengadaan barangkali sepenuhnya atau sebagian besar dari anggaran
negara atau bantuan dari pihak-pihak tetentu. Sedangkan barang-barang
bukan inventaris adalah semua barang habis pakai, misal kapur tulis,
karbon, kertas, pita mesin tulis, dan barang-barang yang statusnya tidak
jelas.
2) Pembuatan Kode Barang
Kegiatan lainnya yang berkaitan dengan inventarisasi perlengkapan
pendidikan di sekolah adalah membuat kode barang dan menuliskannya
pada badan perlengkapan pendidikan di sekolah, terutama yang tergolong
sebagai barang inventaris. Kode barang adalah sebuah tanda yang
menunjukkan pemilikan barang. Kode tersebut ditulis pada barang yang
sekiranya mudah dilihat dan dibaca. Tujuan pembuatan dan penulisan kode
adalah untuk memudahkan semua pihak dalam mengenal kembali semua
perlengkapan pendidikan di sekolah.
3
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Manajemen fasilitas pendidikan merupakan semua komponen yang secara
tidak langsung menunjang jalannya proses belajar mengajar di sekolah atau
perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak langsung yang menunjang proses
pendidikan di sekolah. Manajemen fasilitas pendidikan adalah kegiatan yang
mengatur untuk mempersiapkan segala peralatan/material bagi terselenggaranya
proses pendidikan di sekolah. Manajemen fasilitas dibutuhkan untuk membantu
kelancaran proses belajar mengajar. Manajemen fasilitas merupakan keseluruhan
proses perencanaan pengadaan, pendayagunaan, penghapusan dan pelaporan
fasilitas pendidikan yang digunakan agar tujuan pendidikan di sekolah dapat
tercapai dengan efektif dan efisien.
3.2 Saran
Dari makalah ini pemakalah memberi saran kepada pembaca, agar dapat
menjadikan makalah ini sebagai sumber pengetahuan tambahan tentang
bagaimana pengelolaan sarana dan prasarana dalam meningkatkan manajemen
sekolah dan bahan pertimbangan dalam rangka memperbaiki dan meningkatkan
manajemen sekolah menjadi lebih baik.
4
DAFTAR PUSTAKA
Rusydi, A., & Oda, K. 2017. Manajamen Sarana Dan Prasarana Pendidikan.
Medan: CV. Widya Puspita.