Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH MANAJEMEN PENDIDIKAN

MANAJEMEN FASILITAS PENDIDIKAN


Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Pendidikan
Dosen Pengampu: Meilina Bustari, M. Pd.

Disusun Oleh:
1. Dinda Febria Berliani ( 19108241136)
2. Ika Nur Arifah ( 19108241165)
3. Sivani Rahma Hawari ( 19108241179)
4. Anang Yudha Tama ( 19108244077)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyusun makalah ini. Adapaun tujuan pembuatan makalah
yang berjudul “Manajemen Fasilitas Pendidikan” adalah menghasilkan sarana referensi dan
pembelajaran untuk rekan mahasiswa.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan makalah ini memiliki kekurangan dan
masih jauh dari kata sempurna baik dari segi penulisan, bahasa, maupun isi. Maka kritik dan saran
sangat kami harapkakn demi penyempurnaan dan perbaikan makalah ini agar dapat dijadikan sebagai
referensi yang bermanfaat. Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu proses
penyusunan makalah ini.

Yogyakarta, 25 Maret 2021

Tim Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. 2


DAFTAR ISI............................................................................................................................. 3
BAB I ......................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 4
1.1. Latar Belakang ................................................................................................................ 4
1.2. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 5
1.3. Tujuan.............................................................................................................................. 5
BAB II ....................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 6
2.1 Pengertian Fasilitas Pendidikan ....................................................................................... 6
2.2 Pengertian Manajemen Fasilitas Pendidikan.................................................................... 7
2.3 Tujuan Manajemen Fasilitas Pendidikan ......................................................................... 7
2.4 Prinsip Manajemen Fasilitas Pendidikan ......................................................................... 8
2.5 Proses Manajemen Fasilitas Pendidikan .......................................................................... 9
2.6 Jenis Dan Sifat Fasilitas Pendidikan .............................................................................. 16
2.7 Pentingnya Manajemen Fasilitas Pendidikan ................................................................. 18
BAB III.................................................................................................................................... 20
PENUTUP ............................................................................................................................... 20
3.1. Kesimpulan.................................................................................................................... 20
3.2 Saran ............................................................................................................................... 20

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pendidikan sebagai suatu sistem yang paling mempengaruhi, bergantung,


mempengaruhi, bergantung, berkoordinasi dan sistematis dalam mencapai tujuan
pendidikan sesuai dengan apa yang diharapkan bersama menyelenggarakan proses
pendidikan sebagai upaya mencerdaskan bangsa sebagai tujuan utama lembaga
pendidikan. Berhasil atau tidaknya suatu proses pendidikan, antara lain di pengaruhi oleh
kemampuan manajemen, sarana dan prasarana yang memadai, sumber daya manusia yang
bermutu dan berkualitas untuk menjalankan suatu proses belajar mengajar di lembaga
pendidikan. Salah satu aspek yang seharusnya mendapat perhatian utama oleh setiap
pengelola pendidikan adalah mengenai fasilitas pendidikan. Sarana pendidikan umumnya
mencakup semua fasilitas yang secara langsung dipergunakan dan menunjang dalam
proses pendidikan, seperti: Gedung, ruangan belajar/kelas, alat-alat atau media pendidikan,
meja, kursi, dan sebagainya. Sedangkan yang dimaksud dengan fasilitas/prasarana adalah
yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan, seperti: halaman,
kebun/taman sekolah, jalan menuju ke sekolah. Fasilitas pendidikan pada dasarnya dapat
dikelompokkan dalam empat kelompok yaitu tanah, bangunan, perlengkapan, dan perabot
sekolah (site, building, equipment, and furniture).

Sarana dan prasarana merupakan hal yang sangat vital dan hal yang sangat penting
dalam menunjang kelancaran atau kemudahan dalam proses pembelajaran, dalam
kaitannya dengan pendidikan yang membutuhkan sarana dan prasarana dan juga
pemanfaatannya baik dari segi intensitas maupun kreatifitas dalam penggunaannya baik
oleh guru maupun oleh siswa dalam kegiatan belajar mengajar Untuk mewujudkan dan
mengatur hal tersebut pemerintah melalui PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar nasional
Pendidikan, pasal 1 ayat (8) mengemukakan standar sarana dan prasarana adalah Standar
Nasional Pendidikan yang berkaitan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat olah
raga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain,
tempat berekreasi dan berkreasi, serta sumber belajar lain yang diperlukan untuk
menunjang proses pembelajaran termasuk penggunaan teknologi informasi dan
komunikasi. pada Bab VII Pasal 42 dengan tegas disebutkan bahwa; (1) Setiap satuan
pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media

4
pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain
yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan
Sarana dan prasarana pendidikan juga menjadi salah satu tolok ukur dari mutu sekolah.

Pengelolaan sarana dan prasarana juga sangat dibutuhkan karena dengan adanya
pengelolaan sarana dan prasarana yang ada di lembaga pendidikan akan terpelihara dan
jelas kegunaanya. Berdasarkan uraian di atas salah satu yang mempengaruhi kualitas
lembaga pendidikan dan peserta didik adalah kelengkapan sarana dan prasarana yang ada
dalam 34 Manajemen Sarana Prasarana Pendidikan lembaga pendidikan yang tentunya
mampu di kelola dengan baik agar sarana dan prasrana terpelihara dan jelas kegunaannya
untuk meningkatkan prestasi peserta didik.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian fasilitas pendidikan?

2. Apa pengertian manajemen fasilitas pendidikan?

3. Apa saja tujuan manajemen fasilitas pendidikan?

4. Bagaimana prinsip manajemen fasilitas pendidikan?

5. Bagaimana proses manajemen fasilitas pendidikan?

6. Bagaimana jenis dan sifat fasilitas pendidikan?

7. Bagaimana pentingnya manajemen fasilitas pendidikan?

1.3. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian fasilitas pendidikan

2. Untuk mengetahui pengertian manajemen fasilitas pendidikan

3. Untuk mengetahui tujuan manajemen fasilitas pendidikan

4. Untuk memahami prinsip manajemen fasilitas pendidikan

5. Untuk memahami proses manajemen fasilitas pendidikan

6. Untuk mengetahui jenis dan sifat fasilitas pendidikan

7. Untuk mengetahui pentingnya manajemen fasilitas pendidikan

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Fasilitas Pendidikan

Dalam kamus besar bahasa Indonesia dikatakan bahwa sarana adalah segala sesuatu
yang digunakan sebagai alat dalam mencapai maksud atau tujuan. Sedangkan prasarana
adalah merupakan penunjang terselenggaranya suatu proses. Menurut E. Mulyasa yang
dimaksud sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung
menunjang proses pendidikan. khusunya proses belajar mengajar. Seperti meja, kursi,
serta alat alat dalam media pembelajaran yang berada di dalam kelas, adapun yang
dimaksud prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang
terselenggaranya proses belajar mengajar. Sarana adalah segala sesuatu yang dapat
dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud atau tujuan; alat; media. Menurut E.
Mulyasa, Sarana Pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung
dipergunakan dan menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar, mengajar,
seperti bangunan, ruang kelas, meja kursi, serta alat-alat dan media pengajaran. Sarana
pendidikan merupakan sarana penunjang bagi proses belajar-mengajar. Sedangkan yang
dimaksud dengan prasarana pendidikan adalah keperluan yang secara tidak langsung
menunjang jalannya proses pendidikan atau pengajaran, seperti halaman, kebun, taman
sekolah, jalan menuju sekolah, tetapi dimanfaatkan secara langsung untuk proses belajar
mengajar, seperti taman sekolah untuk pengajaran biologi, halaman sekolah sebagai
sekaligus lapangan olahraga, komponen tersebut merupakan sarana pendidikan. Secara
etimologis (bahasa) sarana pendidikan sarana berarti alat langsung untuk mencapai
tujuan pendidikan. misalnya; ruang, buku, perpustakaan, laboratorium dsb. Dengan
demikian dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa sarana dan prasarana pendidikan itu
adalah semua komponen yang sacara langsung maupun tidak langsung menunjang
jalannya proses pendidikan untuk mencapai tujuan dalam pendidikan itu sendiri.
Sedangkan prasaran pendidikan adalah alat tidak langsung untuk mencapai tujuan dalam
pendidikan. misalnya: lokasi/tempat, bangunan sekolah, lapangan olahraga, uang dsb.
Menurut keputusan menteri P dan K No. 079/1975, sarana pendidikan terdiri dari tiga
kelompok besar yaitu : 1. Bangunan dan perabot sekolah. 2. Alat pelajaran yang terdiri
dari pembukuan, alat alat peraga, dan laboratorium. 3. Media pendidikan yang dapat

6
dikelompokkan menjadi audiovisual yang menggunakan alat penampil dan media yang
tidak menggunakan alat penampil. Berdasarkan pengertian diatas maka dapat
disimpulkan bahwa sarana dan prasarana adalah komponen penting yang harus ada
dalam pelaksanaan proses belajar mengajar dan berpengaruh dalam tujuan pendidikan
yang telah ditetapkan.

2.2 Pengertian Manajemen Fasilitas Pendidikan


Riduone (2009), mengemukakan bahwa manajemen sarana dan prasarana pendidikan
dapat didefinisikan sebagai proses kerja sama pendayagunaan semua sarana dan
prasarana pendidikan secara efektif dan efisien.

Menurut Juhairiyah (2008:3), manajemen sarana dan prasarana itu adalah semua
komponen yang secara langsung maupun tidak langsung menunjang jalanya proses
pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan itu sendiri. Pendapat di atas dapat
disimpulkan bahwa manajemen sarana prasarana adalah proses pendayagunaan semua
komponen sarana dan prasarana yang ada di sekolah dalam menunjang proses
pendidikan untuk mencapai tujuan dari pendidikan itu sendiri.

2.3 Tujuan Manajemen Fasilitas Pendidikan


Tujuan manajemen fasilitas pendidikan yaitu :

a. Menciptakan sekolah atau madrasah yang bersih, rapi, indah, sehingga


menyenangkan bagi warga sekolah atau madrasah.

b. Tersedianya sarana dan prasarana yang memadai baik secara kuantitatis maupun
kualitatif dan relevan dengan kepentingan pendidikan.

Bafadal menjelaskan secara rinci tentang tujuan manajemen sarana dan prasarana
pendidikan sebagai berikut :

a. Untuk mengupayakan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan melalui sistem


perencanaan dan pengadaan secara hati-hati dan saksama, sehingga sekolah atau
madrasah memiliki sarana dan prasarana yang baik sesuai dengan kebutuhan dana
yang efisien

b. Untuk mengupayakan pemakaian sarana dan prasarana sekolah itu harus secara
tepat dan efisien.

7
c. Untuk mengupayakan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikana secara teliti
dan tepat, sehingga keberadaan sarana dan prasarana tersebut akan selalu dalam
keadaan siap pakai ketika akan digunakan atau diperlukan.

Jadi, tujuan dari manajemen sarana dan prasarana pendidikan yaitu agar dapat
memberikan kontribusi yang optimal dan professional (yang berkaitan dengan sarana dan
prasarana) terhadap proses pendidikan dalam mencapai tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan.

2.4 Prinsip Manajemen Fasilitas Pendidikan


Dalam mengelola sarana dan prasarana pendidikan, terdapat beberapa prinsip yang
perlu diperhatikan agar tujuan bisa tercapai dengan maksimal. Prinsip-prinsip tersebut
menurut Bafadal adalah :

a. Prinsip pencapaian tujuan, yaitu sarana dan prasarana pendidikan di sekolah harus
selalu dalam kondisi siap pakai apabila akan didaya gunakan oleh personil sekolah
dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran di sekolah.

b. Prinsip efisiensi, yaitu pengadaan sarana dan prasarana di sekolah harus dilakukan
melalui perencanaan yang seksama, sehingga dapat diakdakan sarana dan prasarana
pendidikan yang baik dengan harga yang murah. Demikian juga pemakaiannya
harus dengan hati-hati sehingga mengurangi pemborosan.

c. Prinsip administratif, yaitu manajemen sarana dan prasarana pendidikan di


sekolah harus selalu memperhatikan UU, peraturan, instruksi, dan petunjuk teknis
yang diberlakukan oleh pihak yang berwenang.

d. Prinsip kejelasan tanggung jawab, yaitu manajemen sarana dan prasarana


pendidikan di sekolah harus didelegasika kepada personel sekolah yang mampu
bertanggung jawab, apabila melibatkan banyak personil sekolah dalam
manajemennya, maka perlu adanya deskripsi tugas dan tanggung jawab yang jelas
untuk tiap personil sekolah.

e. Prinsip kekohesifan, yaitu manajemen sarana dan prasarana pendidikan di sekolah


harus direalisasikan dalam bentuk proses kerja sekolah yang sangat kompak.

8
2.5 Proses Manajemen Fasilitas Pendidikan
Manajemen sarana prasarana sekolah merupakan proses kerjasama pendayagunaan
semua perlengkapan sekolah secara efektif dan efisien. Manajemen sarana prasarana
sekolah merupakan suatu proses pendayagunaan yang sasarannya adalah perlengkapan
pendidikan, seperti perlengkapan sekolah, perlengkapan perpustakaan, media pengajaran,
dan perlengkapan lainnya, manajeman perlengkapan sekolah itu terwujud sebagai suatu
proses yang terdiri atas langkah-langkah tertentu secara sistematis. Stoops dan Johnson
(1967) pernah menggungkapkan bahwa langkah-langkah manajemen sarana prasarana
pendidikan itu meliputi analisis kebutuhan, analisis anggaran, seleksi, penetapan
kebutuhan, pembelian, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pemakaian,
inventarisasi dan pemeliharaan. Sementara pakar manajemen pendidikan lainnya
menyimpulkan bahwa manajemen sarana prasarana pendidikan disekolah itu meliputi
analisis dan penyusunan kebutuhan, pengadaan, penyaluran, pemakaian dan
pemeliharaan, inventarisasi dan penghapusan.

Menurut Subagio Atmodieirio (2000), proses pengelolaan (manajemen) perlengkapan


meliputi fungsi-fungsi sebagai berikut:

a. Fungsi perencanaan dan penentuan kebutuhan

Melalui rencana dan penentuan kebutuhan akan dihasilkan antara lain :


rencana pembelian, rencana rehabilitas, rencana distribusi, rencana sewa, dan
rencana pembuatan.

b. Fungsi penganggaran

Fungsi ini terdiri atas kegiatan-kegiatan dan usaha-usaha untuk merumuskan


perincian penentuan kebutuhan dalam suatu skala standar, yaitu skala mata uang
dan jumlah biaya dengan memperhatikan pengarahan dan pembatasan yang
berlaku. Anggaran sarana dan prasarana meliputi : anggaran pembelian, anggaran
perbaikan dan pemeliharaan, anggaran penyimpanan dan penyaluran, anggaran
penelitian, dan anggaran pengembangan barang.

c. Fungsi pengadaan

Pengadaan adalah kegiatan dan usaha untuk menambah dan memenuhi


kebutuhan barang dan jasa berdasarkan peraturan yang berlaku dengan
menciptakan sesuatu yang belum ada menjadi ada. Pengadaan dapat dilakukan

9
dengan cara: pembelian, penyewaan, peminjaman, pemberian (hibah), penukaran,
pembuatan, dan perbaikan.

d. Fungsi penyimpanan

Penyimpanan merupakan suatu kegiatan dan usaha melakukan pengurusan


penyelenggaraan dan pengaturan barang persediaan didalam ruang penyimpanan.
Fungsi penyimpanan meliputi penyipn ruang-ruang penyimpanan, tatalaksana
penyimpanan, tindakankeamanan dan keselamatan.

e. Fungsi penyaluran

Penyaluran merupakan kegiatan dan usaha untuk melakukan pengurusan,


penyelenggaraan dan pengaturan pemindahan barang dari suatu tempat ketempat
lain, yaitu dari tempat penyimpanan ke tempat pemakaian.

f. Fungsi pemeliharaan

Pemeliharaan adalah suatu proses kegiatan untuk mempertahankan kondisi


teknis dan daya guna suatu alat produksi atau fasilitas kerja (sarana dan
prasarana) dengan jalan merawatny, memperbaiki, merehabilitasi dan
menyempurnakannya.

g. Fungsi penghapusan

Fungsi penghapusan adalah kegiatan dan usaha-usaha pembebasan barang dari


pertanggung jawaban sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

h. Fungsi pengendalian

Fungsi pengendalian adalah fungsi yang mengatur dan mengarahkan cara


pelaksanaan dari suatu rencana, program, proyek dan kegiatan, baik dengan
pengaturan dalam bentuk tatalaksana ataupun melalui tindakan turun tangan
untuk memungkunkan optimasi dalam penyelenggaraan suatu rencana, program,
proyek, dan kegiatan oleh unsur dan unit pelaksana.

10
Secara umum, proses kegiatan manajemen sarana prasarana pendidikan,
meliputi perencanaan, pengadaan, pendistribusian, penggunaan, inventarisasi, dan
pengawasan dan pemeliharaan, serta penghapusan. Proses-proses ini penting
dilakukan agar pengadaan sarana prasarana tepat sasaran dan efektif dalam
penggunaan.

1. Perencanaan sarana dan prasarana pendidikan

Perencanaan merupakan seperangkat keputusan yang diambil dalam


menentukan kegiatan yang hendak dilakukan pada masa yang akan datang. Hal
ini mengindikasikan bahwa perencanaan dalam kegiatan manajemen sarana dan
prasarana merupakan rangkaian dari berbagai keputusan yang diambil dengan isi
mengenai kegiatan atau prosedur yang akan dilakukan dalam manajemen sarana
dan prasarana. Berkaitan dengan perencanaan ini, Jones dalam Sulistyorini
menjelaskan bahwa perencanaan pengadaan perlengkapan pendidikan di sekolah
harus diawali dengananalisis jenis pengalaman pendidikan yang diprogramkan
sekolah.

2. Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan

Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan merupakan suatu upaya yang


dilakukan dalam pemenuhan kebutuhan untuk kelancaran dalam proses
pendidikan disekolah dengan mengacu pada apa yang telah direncanakan
sebelumnya. Ada beberapa cara yang ditempuh untuk mendapatkan perlengkapan
yang dibutuhkan di sekolah.

Menurut Bafadal sistem pengadaan sarana dan prasarana disekolah, dapat


dilakukan berbagai cara antara lain:

a. Dropping dari pemerintah hal ini meruoakan bantuan yang diberikan


permerintah kepada sekolah. Bantuan ini sifatnya terbatas sehingga pengelolaan
sarana dan prasarana pendidikan disekolah tetap harus mengusahakan dengan
cara lain.

b. Mengadakan sarana dan prasarana sekolah dengan cara membeli baik secara
langsung maupun melalui pemesanan terlebih dahulu.

11
c. Meminta sumbangan dari wali murid atau mengajukan proposal bantuan
pengadaan sarana dan prasarana sekolah ke lembaga-lembaga sosial yang tidak
mengikat.

d. Mengadakan perlengkapan dengan cara menyewa atau meminjam ketempat


lain.

e. Mengadakan perlengkapan sekolah dengan cara tukar menukar barang yang


dimiiki denga barang lainnya yang dibuuhkan sekolah.

Sarana pembelajaran hendaknya direncanakan, dipilih dan diadakan dengan teliti


sesuai dengan kebutuhan sehingga penggunaan berjalan dengan wajar. Untuk itu
pendidik hendaknya menyesuaikan dengan sarana pembelajaran dengan faktor-
faktor yang dihadapi, yaitu tujuan apakah yang hendak dicapai media apa yang
tersedia, pendidik mana yang akan menggunakannya dan peserta pendidik mana
yang dihadapi. Faktor lain yang hendaknya dipertimbangkan dalam penelitian
sarana pembelajaran adalah kesesuaian dengan ruang dan waktu.

3. Pendistribusian

Barang-barang perlengkapan sekolah (sarana dan prasarana) yang telah


diadakan dapat didistribusikan. Pendistribusian atau penyaluran perlengkapan
merupakan kegiatan pemindahan barang dan tanggungjawab dari seorang
penanggungjawab penyimpanan kepada unit-unit atau orangorang yang
membutuhkan barang itu. Dalam rangka itu, ada tiga langkah yang sebaiknya
ditempuh oleh bagian penanggungjawab penyimpanan atau penyaluran, yaitu: (1)
penyusunan alokasi barang; (2) pengiriman barang; (3) penyerahan barang.

4. Inventarisasi sarana dan prasarana pendidikan

Inventarisasi merupakan aktifitas dalam mengelola sarana dan prasarana


pendidikan. Inventarisasi dapat diartikan sebagai pencatatan dan penyusunan
barang-barang milik negara secara sistimatis, tertib, dan teratur berdasarkan
ketentuan-ketentuan atau pedoman-pedoman yang berlaku. Hal ini sesuai dengan
keputusan mentri keuangan RI Nomor Kep,225/MK/V/4/1971 bahwa barang
milik negara berupa semua barang yang berasal atau dibeli dengan dana yang
bersumber baik secara keseluruhan atau bagian sebagainya dari anggaran
pendapatan dan belanja Negara (APBN) ataupun dana lainnya yang barang-

12
barang di bawah penguasaan kantor Departemen dan Kebudayaan, baik yang
berada di dalam maupun luar negeri. Kegiatan inventarisasi atau pencatatan
sarana dan prasarana ini merupakan proses yang berkelanjutan. Dengan
melakukan inventarisasi terhadap sarana dan prasarana pendidikan, dapat
diketahui jumlah, jenis barang, kualitas, tahun pembuatan, merk, ukuran harga
dan sebagainya.

Kegiatan inventarisasi sarana dan prasarana pendidikan di sekolah menurut


Bafadal, meliputi :

a. Pencatatan sarana dan prasarana sekolah dapat dilakukan di dalam buku


penerimaan barang,buku bukan inventaris,buku (kartu) stok barang.

b. Pembuatan kode khusus untuk perlengkapan yang tergolong barang inventaris,


caranya dengan membuat kode barang dan menempelkannya dan
menuliskannnya.

c. Semua perlengkapan pendidikan di sekolah yang tergolong barang inventaris


harus dilaporkan.

Untuk keperluan pengurusan dan pencatatan ini disediakan instrumen


administrasi berupa: buku inventaris, buku pembelian, buku penghapusan, dan
kartu barang.

5. Penggunaan sarana dan prasarana

Proses manajemen sarana dan prasarana didalamnya mencangkup aspek


penggunaan. suatu barang atau benda yang dimilki harus jelas kegunaannya
sehingga barang atau benda tersebut dapat dimanfaatkan dengan efektif.
Penggunaan alat dipengaruhi 4 faktor yaitu: (1) Banyaknya alat untuk tiap
macam, (2) Banyaknya kelas, (3) banyaknya siswa dalam tiap kelas, (4)
banyaknya ruang.

6. Pengawasan dan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan disekolah

Pengawasan dan pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah merupakan


aktivitas yang harus dijalankan untuk menjaga atau memelihara dan
memanfaatkan sarana dan prasarana sekolah demi keberhasilan proses

13
pembelajaran di sekolah serta agar perlengkapan yang dibutuhkan oleh personel
sekolah dalam kondisi siap pakai.

Ada beberapa macam pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah


ditinjau dari sifat maupun waktunya.

a. Ditinjau dari sifatnya ada empat macam pemeliharaan sarana dan prasarana
pendidikan di sekolah. Keempat macam pemeliharaan tersebut cocok untuk
perawatan mesin.

1) Pemeliharaan perlengkapan yang bersifat pengecekan.

2) Pemeliharaan yang bersifat pencegahan.

3) Pemeliharaan yang bersifat perbaikan ringan.

4) Perbaikan berat.

b. Ditinjau dari waktu pemeliharaannya ada dua macam pemeliharaan sarana dan
prasarana.

1) Pemeliharaan sehari-hari, seperti menyapu, mengepel lantai, membersihkan


pintu.

2) Pemeliharaan berkala, misalnya pengontrolan genting, pengapuran tembok.

Sarana dan prasarana pendidikan yang dimiliki sekolah memerlukan


pemeliharaan sehari-hari dan berkala.

a) Pemeliharaan sehari-hari:

(1) Pemakaian aliran harus diperhatikan. Pada siang hari dalam ruang yang
cukup terang lampu dipadamkan. Demikian pula pada malam hari lampu pada
ruang-ruang yang tidak memerlukan penerangan lampu dimatikan.

(2) Panel/kotak sekring diperiksa.

(3) Bola-bola lampu diperiksa. Apabila ada yang putus segera diganti.

b) Pemeliharaan berkala:

(1) Sekurang-kurangnya sebulan sekali instalasi harus dikontrol terutama pada


meteran pemakaian apakah ada kelainan pada meteran.

14
(2) Instalasi jaringan kabel agar dikontrol dan apabila ada kerusakan yang
tidak dapat diatasi sendiri oleh petugas segera dilaporkan kepada PLN
setempat.

7. Penghapusan

Penghapusan sarana dan prasarana merupakan kegiatan pembebasan sarana


dan prasarana dari pertanggungjawaban yang berlaku dengan alasan yang dapat
dipertanggungjawabkan. Secara lebih operasional penghapusan sarana dan
prasarana adalah proses kegiatan yang bertujuan untuk
mengeluarkan/menghilangkan sarana dan prasarana dari daftar inventaris, kerena
sarana dan prasarana tersebut sudah dianggap tidak berfungsi sebagaimana yang
diharapkan terutama untuk kepentingan pelaksanaan pembelajaran di sekolah.
Penghapusan sarana dan prasarana dilakukan berdasarkan peraturan
perundangan-undangan yang berlaku. Penghapusan sebagai salah satu fungsi
manajemen sarana dan prasarana pendidikan persekolahan harus
mempertimbangkan alasan-alasan normatif tertentu dalam pelaksanaannya. Oleh
karena muara berbagai pertimbangan tersebut tidak lain adalah demi efektivitas
dan efisiensi kegiatan persekolahan.

Penghapusan sarana dan prasarana pada dasarnya bertujuan untuk:

a. Mencegah atau sekurang-kurangnya membatasi kerugian/pemborosan biaya


pemeliharaan sarana dan prasarana yang kondisinya semakin buruk, berlebihan
atau rusak dan sudah tidak dapat digunakan lagi.

b. Meringankan beban kerja pelaksanaan inventaris.

c. Membebaskan ruangan dari penumpukan barang-barang yang tidak


dipergunakan lagi.

d. Membebaskan barang dari tanggung jawab pengurusan kerja.

Beberapa alasan tersebut yang dapat dipertimbangkan untuk menghapus sesuatu


sarana dan prasarana harus memenuhi sekurangkurangnya salah satu syarat di
bawah ini :

a. Dalam keadaan rusuk berat yang sudah dipastikan tidak dapat diperbaiki
lagi atau dipergunakan lagi.

15
b. Perbaikan akan menelan biaya yang sangat besar sekali sehingga merupakan
pemborosan uang Negara.

c. Secara teknis dan ekonomis kegunaan tidak seimbang dengan biaya


pemeliharaan

d. Penyusutan diluar kekuasaan pengurus barang

e. Tidak sesuai lagi dengan kebutuhan masa kini

f. Barang-barang yang jika disimpan lebih lama akan rusak dan tidak dapat
dipakai lagi.

g. Ada penurunan efektivitas kerja

h. Dicuri, diselewengkan, musnah akibat bencana alam dan lain sebagainya.

2.6 Jenis Dan Sifat Fasilitas Pendidikan


Fasilitas atau benda-benda pendidikan dapat ditinjau dari fungsi, jenis atau sifatnya,
yaitu:

a. Pertama, ditinjau dari fungsinya terhadap proses belajar mengajar dibedakan menjadi
yang berfungsi tidak langsung dan langsung

Sarana dan prasarana pendidikan ada yang berfungsi tidak langsung


(kehadirannya tidak sangat menentukan dan ada yang berfungsi langsung
(kehadirannya sangat menentukan) terhadap proses belajar mengajar. Prasarana
pendidikan berfungsi tidak langsung (kehadirannya tidak sangat menentukan),
termasuk dalam prasarana pendidikan ini adalah tanah, halaman, pagar, tanaman,
bangunan sekolah, jaringan jalan, air, lestrik, telepon, serta perabot/mobiler.
Sedangkan sarana pendidikan berfungsi langsung (kehadirannya sangat menentukan)
terhadap proses belajar mengajar, seperti alat pelajaran, alat peraga, alat praktek dan
media pendidikan.

b. Kedua, ditinjau dari jenisnya fasilitas pendidikan dapat dibedakan menjadi fasilitas
fizikal dan fasilitas bukan fizikal

Fasilitas fizikal atau fasilitas material yaitu segala sesuatu yang berwujud benda
mati atau dibendakan yang mempunyai peranan untuk memudahkan atau melancarkan
sesuatu usaha, seperti kendaraan, mesin tulis, komputer, perabot, alat peraga, model,
media, dan sebagainya. Fasilitas bukan fizikal yakni sesuatu yang bukan benda mati,

16
atau kurang dapat disebut benda atau dibendakan, yang mempunyai peranan untuk
memudahkan atau melancarkan sesuatu usaha seperti manusia, jasa, dan uang.

c. Ketiga, ditinjau dari sifat barangnya sarana dan prasarana pendidikan dapat dibedakan
menjadi barang bergerak dan barang tidak bergerak

Semua sifat barang tersebut dapat mendukung pelaksanaan tugas. Barang


bergerak atau barang berpindah/dipindahkan dikelompokkan menjadi barang habis-
pakai dan barang tak habis pakai.

a) Barang habis-pakai ialah barang yang susut volumenya pada waktu


dipergunakan, dan dalam jangka waktu tertentu barang tersebut dapat susut terus
sampai habis atau tidak berfungsi lagi, seperti kapur tulis, tinta, kertas, spidol,
penghapus, sapu dan sebagainya.

b) Barang tak-habis-pakai ialah barang-barang yang dapat dipakai berulang kali


serta tidak susut volumenya semasa digunakan dalam jangka waktu yang relatif
lama, tetapi tetap memerlukan perawatan agar selalu siap pakai untuk
pelaksanaan tugas, seperti mesin tulis, komputer, mesin stensil, kendaraan,
perabot, media pendidikan dan sebagainya.

Sedangkan barang tidak bergerak ialah barang yang tidak berpindah-pindah


letaknya atau tidak bisa dipidahkan, seperti tanah, bangunan/gedung, sumur, menara
air, dan sebagainya.

d. Keempat, ditinjau dari jenisnya yaitu fasilitas pendidikan dapat dibedakan menjadi
fasilitas fisik dan fasilitas non fisik

Fasilitas fisik atau fasilitas material yaitu segala sesuatu yang berwujud benda
mati atau dibendakan yang mempunyai peran untuk memudahkan suatu usaha,
seperti kendaraan, mesin tulis, computer, perabot, alat peraga, model, media, dan
sebagainya. Fasilitas non fisik yakni sesuatu yang bukan benda mati, atau kurang
dapat disebut benda atau dibendakan, yang mempunyai peranan untuk
memudahkan atau melancarkan suatu usaha seperti manusia, jasa, uang.

e. Kelima, ditinjau dari berbagai faktor dalam pendidikan dari segi wujudnya dapat
dibagi menjadi dua bagian:

a) Benda

17
benda yang difungsikan untuk membantu pelaksanaan pendidikan khusus di
sekolah disebut sarana pendidikan atau sarana pengajaran, seperti:bangunan
sekolah atau ruangan belajar, meja kursi belajar, papan tulis, buku, peta dan
alatalat peraga dan alat pengajaran lainnya.

b) Perbuatan pendidik

Perbuatan pendidik dapat berupa tindakan atau situasi seperti: pengajaran,


nasehat, teladan, tata tertib, disiplin, perintah, larang-larangan, ancaman,
hukuman dan hadiah atau ganjaran. Perbuatan pendidikan dengan menciptakan
situasi, misalnya : dinding rumah atau sekolah dicat dengan cat putih bersih
agar anak mudah melihat kotoran pada dinding tersebut, dengan tujuan
membiasakan anak untuk belajar bersih.

2.7 Pentingnya Manajemen Fasilitas Pendidikan


Setiap mata pelajaran memiliki karakter yang berbeda dengan pelajaran lainnya.
Dengan demikian, masing-masing mata pelajaran juga memerlukan sarana pembelajaran
yang berbeda pula. Dalam menyelenggarakan pembelajaran guru pastinya memerlukan
sarana yang dapat mendukung kinerjanya sehingga pembelajaran dapat berlangsung
dengan menarik. Dengan dukungan sarana pembelajaran yang memadai, guru tidak
hanya menyampaikan materi secara lisan, tetapi juga dengan tulis dan peragaan sesuai
dengan sarana prasarana yang telah disiapkan guru.

Guru membutuhkan sarana pembelajaran dalam menunjang kegiatan pembelajaran.


Selain kemampuan guru dalam menyelenggarakan kegiatan pembelajaran, dukungan dari
sarana pembelajaran sangat penting dalam membantu guru. Semakin lengkap dan
memadai sarana pembelajaran yang dimiliki sebuah sekolah akan memudahkan guru
dalam melaksanakan tugasnya sebagai tenaga pendidikan. Begitu pula dengan suasana
selama kegiatan pembelajaran. Sarana pembelajaran harus dikembangkan agar dapat
menunjang proses belajar mengajar.

Peserta didik akan lebih terbantu dengan dukungan sarana prasarana pembelajaran.
Tidak semua peserta didik mempunyai tingkat kecerdasan yang bagus sehingga
penggunaan sarana prasarana pembelajaran akan membantu peserta didik, khususnya
yang memiliki kelemahan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Bagi guru akan
terbantu dengan dukungan sarana prasarana. Kegiatan pembelajaran juga akan lebih
variatif, menarik dan bermakna. Sedangkan sekolah berkewajiban sebagai pihak yang

18
paling bertanggung jawab terhadap pengelolaan seluruh kegiatan yang diselenggarakan.
Selain menyediakan, sekolah juga menjaga dan memelihara sarana prasarana yang telah
dimiliki.

19
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Riduone (2009), mengemukakan bahwa manajemen sarana dan prasarana
pendidikan dapat didefinisikan sebagai proses kerja sama pendayagunaan semua sarana
dan prasarana pendidikan secara efektif dan efisien.

Proses kegiatan manajemen sarana prasarana pendidikan, meliputi perencanaan,


pengadaan, pendistribusian, penggunaan, inventarisasi, dan pengawasan dan
pemeliharaan, serta penghapusan. Proses-proses ini penting dilakukan agar pengadaan
sarana prasarana tepat sasaran dan efektif dalam penggunaan.

Tidak semua peserta didik mempunyai tingkat kecerdasan yang bagus sehingga
penggunaan sarana prasarana pembelajaran akan membantu peserta didik, khususnya
yang memiliki kelemahan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Bagi guru akan
terbantu dengan dukungan sarana prasarana. Kegiatan pembelajaran juga akan lebih
variatif, menarik dan bermakna. Sedangkan sekolah berkewajiban sebagai pihak yang
paling bertanggung jawab terhadap pengelolaan seluruh kegiatan yang diselenggarakan.
Selain menyediakan, sekolah juga menjaga dan memelihara sarana prasarana yang telah
dimiliki.

3.2 Saran
Bagi lembaga pendidikan diupayakan dapat mengembangkan program yang
sudah di rancang terkait sarana dan prasarana pendidikan agar dapat meningkatkan
manajemen yang lebih konstruktif, inovatif, dan mampu membuat kegiatan yang lebih
bervariatif serta perlu adanya kerjasama antara semua pihak dalam meningkatkan
manajemen sarana dan prasarana pendidikan. Kerjasama yang dilakukan dapat berupa
peran yang partisipatif, selalu memberi kontribusi yang positif, dan turut serta melakukan
evaluasi dalam mendukung manajemen sarana dan prasarana. Hal ini menjadi penting,
guna menjadikan kualitas pembelajaran di lembaga pendidikan tersebut menjadi lebih
baik kedepannya.

20
DAFTAR PUSTAKA

Darmastuti, H. (2014) Manajemen Sarana dan Prasana dalam upaya peningakatan


kualitas pembelajaran Jurnal Inspirasi Manajemen Pendidikan Volume 3, Nomor 3,
Januari 2014. Dalam http://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/inspirasi-
manajemen-pendidikan/article/view/6606. Di akses pada 23 Maret 2021 pukul 22:00

Kurniawati, P.I. (2013). “Manajemen Sarana dan Prasarana di SMKN 1 Kasihan Bantul”.
Jurnal Akuntabilitas Manajemen Pendidikan. Vol.1. No.1 hal. 101. Dalam
https://id.portalgaruda.org/?ref=browse&mod=viewarticle&article=282671. Diakses
pada tanggal 23 Maret 2021 pukul 22:10

Megasari, R. (2014) “Peningkatan Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan Untuk


Meningkatkan Kualitas Pembelajaran di SMPN 5 Bukittinggi”. Jurnal Administrasi
Pendidikan. Vol. 2 No. 1 Hal. 638.
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/bahana/article/viewfile/3808/3041. Diakses pada
tanggal 23 Maret 2021 pukul 23:00

Rosnaeini. (2019). Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan. Balai Diklat


Keagamaan Makassar.

21

Anda mungkin juga menyukai