Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

HAKIKAT SARANA DAN PRASARANA


DALAM PENDIDIKAN ISLAM

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Filsafat Pendidikan Islam


DOSEN PENGAMPU : Dr. ALI MURTADO, M.SI

Disusun Oleh:
Kelompok 9
Darma Setiawan : 1911030049
Febriani Woza Budianti : 1911030304

Kelas : H Semester 3
Prodi : Manajemen Pendidikan Islam

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
RADEN INTAN LAMPUNG
1442 H /2020 M
KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirahim
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Puja dan puji syukur kami panjatkan kepada Allah Subhanahu Wata’ala
yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik tanpa ada halangan yang berarti. Tak lupa
sholawat dan salam selalu kami ucapkan kepada junjungan kita Nabi besar
Muhammad SAW, semoga kita menjadi pengikutnya di Yaumul Akhir kelak, amin.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Pendidikan
Islam yang diberikan oleh Bapak Ali Murtado, M.Si. Makalah ini berisi tentang
Hakikat Sarana dan Prasarana Pendidikan Islam. Semoga makalah ini dapat
memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca, khusus bagi penulis
sendiri. Walaupun makalah ini masih banyak kekurangannya, baik dalam hal
Penulisan maupun dalam penyusunan kalimatnya. Kami juga memohon kepada
pembaca untuk memberikan saran dan kritiknya. Terima kasih.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Bandar Lampung, November 2020


Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i

DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1


A. Latar Belakang ............................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 1
C. Tujuan Masalah ............................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 3


A. Pengertian Sarana dan Prasarana Pndidikan Islam .......................................... 3
B. Jenis Sarana dan Prasarana Pendidikan ............................................................ 5
C. Sarana dan Prasarana dalam Proses Belajar Mengajar ..................................... 6
D. Sarana dan Prasarana dalam Konteks Pendidikan Islam .................................. 8
E. Proses Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan .................................... 9
1. Perencanaan Sarana dan Prasarana Pendidikan ....................................... 9
2. Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan ........................................... 10
3. Penyimpanan Sarana dan Sarana Pendidikan .......................................... 11
4. Penataan Sarana dan Prasarana Prnfifikan ................................................ 12
5. Penggunaan Sarana dan Prasarana Pendidikan ........................................ 12
6. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan ....................................... 13
7. Penghapusan Sarana dan Prasarana Pendidikan ....................................... 14
F. Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan Islam ....................................... 14
G. Hakikat Sarana dan Prasarana .......................................................................... 16

BAB III PENUTUP ............................................................................................. 17


A. Kesimpulan ..................................................................................................... 17
B. Saran ................................................................................................................. 17

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 18

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Sarana pendidikan adalah salah satu penunjang dalam meningkatkan mutu
pendidikan. Terutama dalam pelaksanaan proses pembelajaran di sekolah sangat
penting dalam mendukung kegiatan pembelajaran. Menurut Purnawan menyatakan
bahwa peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia selain bergantung kepada
kualitas guru juga harus ditunjang dengan sarana dan prasarana pendidikan yang
memadai. Kenyamanan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran juga didasari
pada fasilitas yang memadai dan layak guna. 1Sarana dan prasarana pendidikan
pendidikan Islam sebaiknya dikelola dengan sebaik mungkin dengan mengikuti
kebutuhan-kebutuhan diantaranya, lengkap, siap dipakai setiap saat, kuat, awet,
indah, bersih, anggun, dan asri, kemudian kreatif, inovatif, responsif dan bervariasi
sehingga dapat merangsang timbulnya imajinasi peserta didik, memiliki jangkauan
waktu yang panjang melalui perencanaan yang matang untuk menghindari
kecenderungan bongkar pasang bangunan dan terakhir memiliki tempat khusus
untuk beribadah maupun pelaksanaan kegiatan sosio-religius seperti mushalla atau
masjid.
Pendidikan Islam merupakan suatu sistem yang terdiri dari beberapa
komponen penting yang saling berhubungan. Salah satunya adalah komponen
sarana dan prasarana. Tanpa sarana dan prasarana pendidikan, proses pendidikan
akan mengalami kesulitan yang sangat serius, bahkan bisa menggagalkan
pendidikan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian sarana dan prasarana pendidikan Islam ?
2. Apa saja jenis sarana dan prasaranan pendidikan ?
3. Bagaimana sarana dan prasarana dalam proses belajar mengajar ?
4. Apa pengertian sarana dan prasarana dalam konteks pendidikan Islam ?
5. Bagaimana proses pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan ?
6. Bagaimana manajemen sarana dan prasarana pendidikan Islam ?
7. Apa hakikat sarana dan prasarana ?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian sarana dan prasarana pendidikan Islam.
2. Untuk mengetahui jenis sarana dan prasaranan pendidikan Islam.
3. Untuk memahami sarana dan prasarana dalam proses belajar mengajar.
4. Untuk mengetahui pengertian sarana dan prasarana dalam konteks
pendidikan Islam

1 Sukardi, Manajemen Sarana dan Prasarana, dalam www.remajasampit.com, diakses


pada 28 November 2020.

1
5. Untuk mengetahui proses pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan
Islam.
6. Untuk mengetahui manajemen sarana dan prasarana pendidikan Islam.
7. Untuk mengetahui hakikat sarana dan prasarana.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sarana dan Prasarana Dalam Pendidikan Islam


Sarana pendidikan adalah alat langsung untuk mencapai tujuan pendidikan,
misalnya: ruang, buku, perpustakaan, laboratorium, dan sebagainya. Sarana
pendidikan adalah semua fasilitas yang diperlukan dalam proses belajar-mengajar,
baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak agar pencapaian tujuan pendidikan
dapat berjalan dengan lancar, teratur, efektif dan efisien. Sarana pendidikan
merupakan sarana penunjang bagi proses belajar-mengajar. Menurut Tim Penyusun
Pedoman Pembakuan Media Pendidikan Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan,Sarana pendidikan adalah semua fasilitas yang diperlukan
dalam proses belajar mengajar, baik yang bergerak maupun yang tidak
bergerak agar pencapaian tujuanpendidikan dapat berjalan dengan lancar, teratur,
efektif dan efisien

Prasarana adalah alat tidak langsung yang digunakan untuk mencapai tujuan
dalam pendidikan misalnya lokasi/tempat, bangunan sekolah, lapangan olahraga,
dan lain sebagainya. 2 Sarana dan prasarana pendidikan merupakan salah satu
sumber daya yang memainkan peranan penting dalam mencapai tujuan pendidikan
disekolah. Keberhasilan semua program pendidikan yang diselenggarakan pada
sebuah sekolah sangat tergantung kepada ketersediaan sarana dan prasarana sekolah
dan kemampuan guru dalam mengoptimalkan penggunaan sarana dan prasarana
pendidikan tersebut.3
Pengertian prasarana secara etimologis (arti kata) yaitu berarti alat tidak
langsung untuk mencapai tujuan. Dalam pendidikan misalnya: lokasi/tempat,
bangunan sekolah, lapangan olah raga, uang dan sebagainya. Sedang sarana seperti
alat langsung untuk mencapai tujuan pendidikan, misalnya: ruang, buku,
perpustakaan, laboratorium dan sebagainya.
Dalam Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, prasarana diartikan sebagai
segala yang menunjang terlaksananya suatu proses usaha, proyek, dan sebagainya.
Sedangkan dalam KBBI prasarana adalah segala yang merupakan penunjang
terselanggaranya suatu proses (usaha, pembangunan, proyek, dan sebagainya).
Sarana Pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung
dipergunakan dan menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar
mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja kursi, serta alat-alat dan media
pengajaran. Sedangkan prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak
langsung menunjang jalannya proses pendidikan, seperti halaman, kebun, taman
sekolah, jalan menuju sekolah, tetapi jika dimanfaatkan secara langsung dalam
proses belajar mengajar maka menjadi sarana pendidikan, seperti taman sekolah

2
Daryanto, Administrasi pendidikan, (Jakarta : Rieka Cipta, 2001), h.51
3
Barnawi., Arifin, 2012 . Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah .Yogyakarta.

3
untuk pengajaran biologi, halaman sekolah sebagai sekaligus lapangan
olahraga,dan sebagainya.
Menurut Ibrahim Bafadal bahwa prasarana pendidikan adalah semua
perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak langsung menunjang pelaksanaan
proses pendidikan di sekolah.
Sarana dan prasarana pendidikan dimaksudkan dalam peraturan Menteri
Pendidikan Nasional nomor 24 tahun 2007. 4 Permendiknas dimaksud mengartikan
sarana pendidikan sebagai perlengkapan pembelajaran yang dapat dipindah-
pindah, sedangkan prasarana pendidikan diartikan sebagai fasilitas dasar untuk
menjalankan fungsi sekolah/madrasah. 5Dapat dipahami bahwa sarana dan
prasarana pendidikan merupakan sarana penunjang bagi proses belajar- mengajar
atau semua fasilitas yang diperlukan dalam proses belajar mengajar, baik yang
bergerak maupun yang tidak bergerak agar pencapaian tujuan pendidikan berjalan
dengan lancar, teratur, efektif, dan efisien.

Beberapa peranan sarana pendidikan antara lain:


a. Sebagai unsur pencapaian tujuan, maksudnya sarana pendidikan bukan semata-
mata sebagai alat bantu atau alat pelengkap, melainkan bersama-sama dengan
bahan pelajaran dan metode berperan dalam proses kegiatan belajar mengajar
agar tujuan pembelajaran tercapai sesuai dengan yang telah dirumuskan.
b. Sebagai pengembang kemampuan, terutama alat-alat atau media yang dapat
dimanipulasi, dirakit atau dimodifikasi atau yang sengaja direncanakan untuk
meningkatkan kemampuan atau keterampilan tertentu, misalnya kemampuan
mengamati, menafsirkan, menyimpulkan, merakit alat, mengukur, memilih alat
yang tepat.
c. Sebagai katalisator dalam proses pemahaman bahan kajian atau pelajaran,
misalnya melalui alat yang diperagakan, dipraktekan, atau pengalaman
langsung.
d. Sebagai pembawa informasi, terutama dalam bentuk media, misalnya gambar,
radio, televisi, film, slide.

Pendidikan Islam adalah pendidikan yang dikelola oleh umat Islam untuk
menanamkan nilai-nilai Islam kepada peserta didiknya. Tiga macam jenis
pendidikan dan pengajaran Islam di Indonesia yaitu, pendidikan langgar,
pendidikan pesantren dan pendidikan madrasah.
Pendidikan Islam merupakan suatu sistem yang terdiri dari beberapa
komponen penting yang saling berhubungan. Salah satunya adalah komponen
sarana dan prasarana. Tanpa sarana dan prasarana pendidikan, proses pendidikan
akan mengalami kesulitan yang sangat serius, bahkan bisa menggagalkan
pendidikan.

4 Standar Sarana Dan Prasarana ; Permendiknas No.24 Tahun 2007


5
A. L. Hartani, Manajemen Pendidikan,(Yogyakarta.PRESS indo 2009),hal.56.

4
B. Jenis Sarana dan Prasarana Pendidikan
Menurut keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 079/1975,
sarana pendidikan terdiri atas tiga kelompok, yaitu:
1. Bangunan dan prabot sekolah.
2. Alat pelajaran yang terdiri atas pembukuan dan alat-alat peraga dan
laboratorium.
3. Media pendidikan yang dapat dikelompokkan menjadi audiovisual yang
menggunakan alat terampil.6

Dalam peraturan pemerintah No.19 tahun 2005 tentang standard nasional


pendidikan, pasal 42, yaitu:
1. Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi prabot,
pralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya,
bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk
menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.
2. Setiap satuan pendidkan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan,
ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata
usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang
unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolah raga,
tempat ibadah, tempat bermain, tempat berkreasi dan ruang atau tempat lain
yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan
berkelanjutan.

Fasilitas sarana dan prasarana ataupun benda-benda pendidikan dapat


ditinjau dari fungsinya, jenisnya, dan sifatnya, yaitu sebagai berikut:
1. Ditinjau dari fungsinya
Terhadap proses belajar mengajar, prasarana pendidikan berfungsi
tidak langsung (kehadirannya tidak sangat menentukan). Yang termasuk
prasarana pendidikan secara tidak langsung adalah tanah, halaman, pagar,
gedung/bangunan sekolah, jaringan jalan, listrik, air, telepon, serta prabol-
prabot sekolah. Sedangkan sarana pendidikan berfungsi secara langsung
(kehadirannya sangat menentukan) terhadap proses belajar mengajar yaitu
seperti alat pelajaran, alat peraga, alat praktek dan media pendidikan.
2. Ditinjau dari jenisnya.
Fasilitas pendidikan dapat dibedakan menjadi fasilitas fisik dan
fasilitas nonfisik. Fasilitas fisik atau fasilitas material yaitu segala sesuatu
yang berwujud benda mati atau dibendakan yang mempunyai peran untuk
memudahkan atau melancarkan sesuatu usaha, seperti kendaraan,
mesin tulis, komputer, perabot, alat peraga, model, media, dan
sebagainya.Fasilitas nonfisik yakni sesuatu yang bukan benda mati, atau
kurang dapat disebut benda atau dibendakan, yang mempunyai peranan
untuk memudahkan ataumelancarkan sesuatu usaha seperti manusia, jasa,
uang.

6 Yusak Burhanudin, 1998, Administrasi Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia), Hal 77

5
3. Ditinjau dari sifat barangnya. Sarana dan prasarana pendidikan dapat
dibedakan menjadi barang bergerak dan barang tidak bergerak, yang
kesemuanya dapat mendukung pelaksanaan tugas.

Barang tidak bergerak ialah barang yang tidak berpindah-


pindah letaknya atautidak bisa dipidahkan, seperti tanah,
bangunan/gedung, sumur, menara air, dan sebagainya.

Sedangkan barang bergerak atau barang berpindah/dipindahkan


dikelompokkan menjadi barang habis-pakai dan barang tak habis pakai.
a) Barang habis-pakai ialah barang yang susut volumenya pada waktu
dipergunakan, dan dalam jangka waktu tertentu barang tersebut
dapat susut terus sampai habis atau tidak berfungsi lagi, seperti kapur
tukis, tinta, kertas, spidol, penghapus, sapu dan sebagainya.
(KeputusanMenteri Keuangan Nomor 225/MK/V/1971 tanggal 13 April
1971).
b) Barang tak habis pakai ialah barang-barang yang dapat
dipakai berulang kali serta tidak susutvolumenya semasa
digunakan dalam jangka waktu yang relatif lama, tetapi
tetap memerlukanperawatan agar selalu siap-pakai untuk
pelaksanaan tugas, seperti mesin tulis, komputer,mesin
stensil, kendaraan, perabot, media pendidikan dan sebagainya.

C. Sarana dan Prasarana dalam Proses Belajar Mengajar


Menurut Nawawi, terdapat dua jenis sarana pendidikan.
Pertama, sarana pendidikan yang secara langsung digunakan dalam
proses belajar mengajar. Sebagai contonya adalah kapur tulis, atlas dan
sarana pendidikanlainnya yang digunakan guru dalam mengajar. Kedua, sarana
pendidikan yang secara tidak langsung berhubungan dengan proses belajar
mengajar, seperti lemari arsip di kantor sekolah merupakan sarana pendidikan yang
secara tidak langsung digunakan oleh guru dalam proses belajar mengajar.
Sedangkan bila ditinjau dari fungsi dan peranannya dalam proses belajar
mengajar, maka sarana pendidikan dapat dibedakan menjadi:
1. Pertama, Alat pelajaran.
Alat pelajaran adalah alat yang digunakan secara langsung dalam proses
belajar mengajar. Alat ini mungkin berwujud buku tulis, gambar-gambar, alat-
alat tulis-menulis lain seperti kapur, penghapusan dan papan tulis maupun alat-
alat praktek, semuanya termasuk ke dalam lingkup alat pelajaran.
2. Kedua, Alat peraga.
Alat peraga adalah semua alat pembantu pendidikan dan pengajaran, dapat
berupa benda ataupun perbuatan dari yang tingkatannya paling konkrit sampai ke
yang paling abstrak yang dapat mempermudah pemberian pengertian
(penyampaian konsep) kepada murid. Di samping itu, alat peraga sangatlah penting
bagi pengajar untuk mewujudkan atau mendemonstrasikan bahan pengajaran guna

6
memberikanpengertian atau gambaran yang jelas tentang pelajaran yang diberikan.
Hal itu sangat membantu siswa untuk tidak menjadi siswa verbalis.

Dengan bertitik tolak pada penggunaannya, maka alat peraga dapat


dibedakan menjadi 2, yaitu:
a) Alat peraga langsung, yaitu jika guru menerangkan dengan menunjukkan
benda sesungguhnya (benda dibawa ke kelas, atau anak diajak ke benda);
b) Alat peraga tidak langsung, yaitu jika guru mengadakan
penggantian terhadap benda sesungguhnya. Berturut-turut dari yang konkrit
ke yang abstrak, maka alat peraga dapat berupa: Benda tiruan (miniatur),
Film, Slide, Foto, Gambar, Sketsa atau bagan. Disamping pembagian ini,
ada lagi alat peraga atau peragaan yang berupa perbuatan atau kegiatan yang
dilakukan oleh guru. Sebagai contoh jika guru akan menerangkan
bagaimana orang: berkedip, mengengadah, melambaikan tangan, membaca
dan sebagainya, maka tidak perlu menggunakan alat peraga. Tetapi ia
memperagakan.
3. Ketiga, Media pengajaran.
Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata
medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar.7 Media adalah alat
bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan
pengajaran. Media merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan
dapat merangsang pikiran, perasaan dan kemauan audien (siswa) sehingga dapat
mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya. Oleh karena itu, Penggunaan
media secara kreatif akan memungkinkan audien (siswa) untuk belajar lebih baik
dan dapat meningkatkan performan mereka sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai.8
Menurut Ramayulis, Alat/Media pendidikan atau pengajaran mempunyai
peranan yang sangat penting. Sebab alat/media merupakan sarana yang membantu
proses pembelajaran terutama yang berkaitan dengan indera pendengaran dan
penglihatan. Adanya alat/media bahkan dapat mempercepat proses pembelajaran
murid karena dapat membuat pemahaman murid lebih lebih cepat pula. 9
Media pendidikan mempunyai peranan yang lain dari peraga. Media
pendidikan adalah sarana pendidikan yang digunakan sebagai perantara di
dalam proses belajar mengajar, untuk lebih mempertinggi efektifitas dan efesiensi,
tetapi dapat pula sebagai pengganti peranan guru.
Hamalik (1986) mengemukakan bahwa pemakaian media pengajaran dalam
proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru,
membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa

Arief S. Sadiman, dkk., Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaata


nnya,(Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007), Ed. I, hal,6.
8 Asnawir dan M. Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002),
Cet. I, hlm,11.
9 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2002), Cet. IV, hlm,18.

7
pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.Penggunaan media pengajaran pada
tahap orientasi pengajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran
dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saatitu.

D. Sarana Dan Prasarana Dalam Konteks Pendidikan Islam


Dalam al-Qur’an juga ditemukan ayat-ayat yang menunjukkan bahwa
pentingnya sarana dan prasarana atau alat dalam pendidikan.Makhluk Allah berupa
hewan yang dijelaskan dalam al-Qur’an juga bisa menjadi alat dalam pendidikan.
Seperti nama salah satu surat dalam al-Qur’an adalah an-Nahl yang artinya lebah.
Dalam ayat ke 68-69 di surat itu Allah menerangkan yang artinya adalah sebagai
berikut :
“Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: “Buatlah sarang-sarang di
bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia”,
kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan
Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu ke luar minuman
(madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang
menyembuhkan bagi manusia.Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan”.
Jelaslah bahwa ayat di atas menerangkan bahwa lebah bisa menjadi media
atau alat bagi orang-orang yang berpikir untuk mengenal kebesaran Allah yang
pada gilirannya akan meningkatkan keimanan dan kedekatan (taqarrub) seorang
hamba kepada Allah SWT. Nabi Muhammad SAW dalam mendidik para
sahabatnya juga selalu menggunakan alat atau media, baik berupa benda maupun
non-benda.Salah satu alat yang digunakan Rasulullah dalam memberikan
pemahaman kepada para sahabatnya adalah dengan menggunakan gambar.
Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan al-Hakim dari Abdullah bin Mas’ud,
ia berkata, ”Rasulullah membuatkan kami garis dan bersabda, ”Ini jalan Allah.”
Kemudian membuat garis-garis di sebelah kanan dan kirinya, dan bersabda, ”Ini
adalah jalan-jalan (setan).” Yazid berkata, ”(Garis-garis) yang berpencar-pencar.”
Rasulullah SAW bersabda, ”Di setiap jalan ada setan yang mengajak
kepadanya. Kemudian beliau membaca ayat Al-Qur’an (Q.S. al-An’am/6:
153).yang artinya adalah sebagai berikut :
“Dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalanKu yang lurus, maka
ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain) , karena jalan-
jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalanNya. Yang demikian itu diperintahkan
Allah agar kamu bertakwa.”
Perlu pula ditegaskan bahwa dalam konteks pendidikan Islam, M. Arifin
menyebutkan alat-alat pendidikan harus mengandung nilai-nilai operasional yang
mampu mengantarkan kepada tujuan pendidikan Islam yang sarat dengan nilai-
nilai.Nilai-nilai tersebut tentunya berdasarkan kepada dasar atau karakteristik
pendidikan Islam itu sendiri.
Saat ini, pengembangan sarana dan prasaranan pendidikan semakin pesat
seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Pendidikan Islam
juga tetap melakukan berbagai inovasi termasuk dalam pengembangan penggunaan

8
alat pendidikan sehingga membantu kelancaran proses pendidikan tersebut. Namun
penggunaan alat tersebut mesti tetap berlandaskan kepada dasar-dasar pendidikan
Islam dan mengacu kepada tujuan yang telah direncanakan.

E. Proses Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan


Sarana dan prasarana pendidikan pada dasarnya dapat dikelompokkan
dalam empat kelompok, yaitu tanah, bangunan, perlengkapan, dan perabot sekolah
(site, building, equipment, and furniture). Agar semua fasilitas tersebut memberikan
kontribusi yang berarti pada jalannya proses pendidikan, hendaknya dikelola
dengan dengan baik. Pengelolaan yang dimaksud meliputi:

1. Perencanaan Sarana dan Prasarana Pendidikan Islam


Perencanaan sarana dan prasarana pendidikan menurut R. Freedman dan
kawan-kawan adalah penerapan secara sistematis dari pengetahuan yang tepat
guna mengontrol dan menentukan arah perubahan menuju kepada tujuan yang
telah ditetapkan.10 Perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan
tergantung pada jenis program pendidikan dan tujuan yang ditetapkan.
Program pendidikan yang berorientasi pada pemenuhan kebutuhan tenaga
kerja akan berbeda dengan program pendidikan yang berorientasi
pada pemerataan kesempatan belajar (dalam hal sarana dan prasarananya),
karena itu dalam perencanaan kebutuhan tersebut perlu dikaji sistem internal
pendidikan dan aspek eksternalnya seperti masalah demographi, ekonomi
kebijakan-kebijakan yang ada. Kegagalan dalam tahap perencanaan ini akan
merupakan pemborosan. Prinsip prinsip umum dalam perencanaan seperti
komprehensif, obyektif, fleksibel dan interdisiplin perlu diperhatikan.
Kegiatan pendidikan merupakan usaha yang terencana dan mempunyai
tujuan yang jelas, kerana itu hendaknya perabot pendidikan direncanakan sesuai
dengan dengan kebutuhan anak yang beraneka ragam sifat dan keperluannya,
baik secara individual ataupun kelompok dan kurikulum atau program
pendidikan yang akan dilakukan oleh sekolah. Ini berati adanya keharusan
untuk memilih dan memiliki perabot dan perlengkapan yang sesuai dengan
umur, minat serta tarap perkembangan fisik maupun phsyshis dari setiap murid
dan kurikulum sekolah yang bersangkutan.
Berdasarkan pemikiran di atas maka perabot dan perlengkapan yang dibuat
harus memenuhi syarat sebagai berikut:
a. Syarat perabot sekolah
1) Ukuran fisik pemakai/murid agar pemakaiannya fungsional dan efektif.
2) Bentuk dasar yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a) Sesuai dengan aktivitas murid dalam proses belajar mengajar.
b) Kuat, mudah memeliharanya, dan mudah dibersihkan.
c) Mempunyai pola dasar yang sederhana.

10 Ary Gunawan, 1996, Administrasi Sekolah (Administrasi Pendidikan


Mikro), (Jakarta: Rineka Cipta), Hal,17.

9
d) Mudah dan ringan untuk disusun/disimpan.
e) Flexible sehingga mudah diguakan dan dapat pula berdiri sendiri
f) Konstruksi hendaknya Kuat dan tahan lama, mudah dikerjakan
secara masal, tidak tergantung keamanan pemakainya, bahan yang
mudah didapat dipasaran dan disesuaikan dengan keadaan setempat.

b. Syarat-syarat untuk perlengkapan sekolah


Agar perlengkapan yang digunakan itu benar-benar tepat guna,
maka baik jenis, bentuk, serta warna hendaknya benar-benar disesuaikan
dengan kebutuhan dan kepentingan kegiatan anak didik atau siswa.
Ini berarti adanya keharusan untuk memilih dan memiliki alat-alat yang
sesuai dan disesuaikan dengan umur, minat, serta taraf perkembangan fisik
maupun psikhis anak didik. Untuk itu diperlukan:
1) Keadaan baku/material harus kuat, tetapi ringan, tidak membahayakan
keselematan anak didik.
2) Konstruksi harus sedemikian rupa, sehingga sesuai dengan kondisi
peserta didik.
3) Dipilih dan direncanakan dengan teliti dan baik serta benar-benar
disesuaikan usia, minat, tarap perkembangan anak didik
4) Pengadaan pengaturan harus sedemikian rupa sehingga benar-benar
berfungsi bagi penanaman, pemupukan, serta pembinan hal-hal yang
berguna bagi perkembangan anak.

Dalam perencanaan perlengkapan dan perabot sekolah. Depdiknas


mengelompokannya menjadi barang-barang yang habis dipakai dan barang-barang
yang tak habis dipakai. Untuk perencanaannya adalah sebagai berikut
(Depdiknas,1980):
1) Barang yang habis dipakai, direncanakan dengan urutan sebagai berikut:
a) Menyusun daftar perlengkapan yang disesuaikan dengan kebutuhan dari
rencana kegiatan sekolah tiap bulan.
b) Menyusun perkiraan biaya yang diperlukan untuk pengadaan barang
tersebut tiap bulan.
c) Menyusun rencana pengadaan barang tersebut menjadi rencana triwulan
dan kemudian menjadi rencana tahunan.
2) Barang tak habis pakai, direncanakan dengan urutan sebagai berikut:
a) Menganalisis dan menyusun keperluan perlengkapan sesuai dengan
rencana kegiatan sekolah serta memperhatikan perlengkapan yang
direncanakan dengan memperhatikan perlengkapan yang masih ada dan
masih dapat dipakai.
b) Memperkirakan biaya perlengkapan yang direncanakan dengan
memperhatikan standar yang telah dilakuakan.

2. Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan


Pengadaan merupakan segala kegiatan untuk menyediakan semua
keperluan bagi pelaksanaan pendidikan. Untuk pengadaan sarana dan prasarana
pendidikan dapat dilakukan dengan berbagai cara. Misalnya untuk pengadaan

10
tanah bisa dilakuakn dengan cara membeli, menerima hibah, menerima hak
pakai, menukar dan sebgainya. Dalam pengadaan gedung/bangunan dapat
dilakukan dengan cara membangun baru, memebeli, menyewa, menerima
hibah, atau menukar bangunan. Untuk pengadaan perlengkapan atau perabot
sekolah dapat dilkukan dengan jalan membeli. Perabot yang akan dibeli dapat
berbentuk yang sudah jadi, atau yang belum jadi. Dalam pengadaan
perlengkapan ini juga dapat dilakukan dengan jalan membuat sendiri atau
menerima bantuan dari instansi pemerintah dari luar Departemen Pendidikan
Nasional, badan-badan swasta, masyarakat, perorangan dan sebagainya.
Dalam pengadaan sarana diatas selain perlu diperhatikan segi kualitas dan
kuantitas, juga diperhatikan prosedur atau dasr hukum yang berlaku, sehingga
sarana yang sudah ada tidak menimbulkan masalah dikemudian hari. Pada
setiap sekolah seyogyanya ada petugas khusus yang melaksanakan tugas
berkaitan dengan urusan perlengkapan. Kegiatannya meliputi, menerima,
menyimpan dan mengeluarkan barang dari tempat penyimpanan
barang/gudang. Barang atau sarana pendidikan yang ada pada setiap sekolah
banyak macamnya. Dalam menyimpan barang-barang tersebut hendaknya
diperhatikan sifat-sifat barang tersebut.
Dalam penyimpanan barang-barang juga perlu diperhatikan tempat
penyimpanan barang tersebut. gudang hendaknya ditempatkan pada lokasi yang
mudah dijangkau, fasilitas pendukungnya, seperti : listrik, air, dan sebagainya.
Gudang tersebut kondisnya harus baik. Untuk terjaminnya pelaksanaaan
peyimpanan barang atau sarana pendidikan perlu diperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
a. Syarat-syarat pergudangan yang berlaku
b. Sifat barang yang disimpan
c. Jangka waktu penyimpanan
d. Alat-alat atau sarana lain yang diperlukan untuk penyimpanan
e. Dana atau biaya untuk pemeliharaan

3. Penyimpanan Sarana dan Prasarana Pendidikan


Setelah pengadaan barang terealisasikan, maka kegiatan selanjutnya yang
dilakukan ialah menampung ataupun mewadahi hasil pengadaan barang-barang
tersebut demi keamanannya, baik yang belum maupun yang akan
didistribusikan. Kegiatan penyimpanan meliputi, menerima barang,
menyumpan barang dan mengeluarkan barang dan
mengeluarkan/meNdistribusikan barang, sesuai kegunaan dan sesuai ICW
(Indische Comptabilitietswet) atau Undang-Undang Pembendaharaan
Indonesia pasal 55 dan 57. 11Untuk penyimpanan barang biasanya digunakan
gudang, sehingga penyimpanan barang dapat terorganisir. Sedangkan untuk
mempersiapkan sebuah gudang perlu diperhatikan beberapa factor
pendukungnya seperti lokasi, konstruksi, macam/bentuk/sifat dan ketentuan
tata letak barang didalamnya sesuai jenis dan sifat serta kegunaan barangnya.

11 Ary Gunawan, 1996, Administrasi Sekolah (Administrasi Pendidikan


Mikro), (Jakarta: Rineka Cipta), Hal 139

11
4. Penataan Sarana dan Prasarana Pendidikan
Sarana dan prasarana merupakan sumber utama yang memerlukan penataan
sehingga fungsional, aman dan atrktif unutk keperluan proses-proses belajar di
sekolah. Secara fisik sarana dan prasarana harus menjamin adanya kondisi yang
higienik dan secara psikologis dapat menimbulkan minat belajar, hampir dari
separuh waktunya siswa-siswa bekerja, belajar dan bermain di sekolah, karena
itu lingkungan sekolah (sarana dan prasarana) harus aman, sehat, dan
menimbulkan presefsi positif bagi siswa-siswanya.
Beberapa teknis yang berkenaan dengan bagaimana menata sarana dan
prasarana pendidikan:
a. Tata Ruang dan Bangunan Sekolah
Dalam mengatur ruang yang dibangun bagi suatu lembaga
pendidikan/sekolah, hendaknya dipertimbangkan hubungan antara satu
ruang dengan ruang yang lainnya. Hubungan antara ruang-ruang yang
dibutuhkan dengan pengaturan letaknya tergantung kepada kurikulum yang
berlaku dan tentu saja ini akan memberikan pengaruh terhadap penyusunan
jadwal pelajaran.
b. Penataan Perabot Sekolah
Tata perabot sekolah mencakup pengaturan barang-barang yang
dipergunakan oleh sekolah, sehingga menimbulkan kesan kontribusi yang
baik pada kegiatan pendidikan. Dalam mengatur perabot sekolah hendaknya
diperhatikan macam dan bentuk perabot itu sendiri. Apakah perabot tunggal
atau ganda, individual atau klasikal, hal yang harus diperhatikan dalam
pengaturan perabot sekolah antara lain:
1) Perbandingan antara luas lantai dan ukuran perabot yang akan
dipakai dalam ruangan tersebut.
2) Kelonggaran jarak dan dinding kiri-kanan.
3) Jarak satu perabot dengan perabot lainnya.
4) Jarak deret perabot (meja-kursi) terdepan dengan papan tulis.
5) Jarak deret perabot (meja-kursi) paling belakang dengan tembok
batas.
6) Arah menghadapnya perabot.
7) Kesesuaian dan keseimbangan.
8) Penataan perlengkapan Sekolah
Penataan perlengkapan sekolah mencakup perlengkapan di ruang kepala
sekolah, ruang tata usaha, ruang guru, dan kelas, ruang BP, ruang perpustakaan
dan sebagainya. Ruang-ruang tersebut perlengkapannya perlu ditata
sedemekian rupa sehingga menimbulkan kesan yang baik kepada
penyelenggaraan pendidikan yang dilaksanakan di sekolah dan menimbulkan
perasaan dan betah pada guru yang mengajar dan siswa yang sedang belajar.

5. Penggunaan Sarana dan Prasarana Pendidikan


Penggunaan atau pemakaian sarana dan prasarana pendidikan di sekolah
merupakan tanggungjawab kepala sekolah pada setiap jenjang pendidikan.

12
Untuk kelancaran kegiatan tersebut, bagi kepala sekolah yang mempunyai
wakil bidang sarana dan prasarana atau petugas yang berhubungan dengan
penanganan saran dan prasarana sekolah diberi tanggung jawab untuk
menyusun jadwal tersebut. Hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan
saran dan prasarana adalah:
a. Penyusunan jadwal harus dihindari benturan dengan kelompok lainnya.
b. Hendaklah kegiatan-kegiatan pokok sekolah merupkan prioritas utama.
c. Waktu/jadwal penggunaan hendaknya diajukan pada awal tahun pelajaran.
d. Penugasan/penunjukan personil sesuai dengan dengan keahlian pada
bidangnya.
e. Penjadwalan dalam penggunaan sarana dan prasarana sekolah, antar
kegiatan intrakulikuler dengan ekstrakulikuler harus jelas.

6. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan Islam


Pemeliharaan merupakan suatu kegiatan dengan pengadaan biaya yang
termasuk dalam keseluruhan anggaran persekolahan dan diperuntukkan bagi
kelangsungan bangunan (building) dan perlengkapan (equipment) serta perabot
sekolah (furniture), termasuk penyediaan biaya bagi kepentingan perbaikan dan
pemugaran, serta penggantian. Program pemeliharaan memiliki tujuan untuk
meningkatkan kinerja, memperpanjang usia pakai, menurunkan biaya
perbaikan, dan menetapkan biaya efektif pemeliharaan sarana dan prasarana
sekolah, melestarikan kerapian dan keindahan, serta menghindarkan dari
kehilangan atau setidaknya meminimalisasi kehilangan.12
1) Manfaat Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan
a) Jika peralatan terpelihara baik, umurnya akan awet.
b) Jarang terjadi kerusakan yang berarti.
c) Lebih terkontrol.
d) Enak dilihat dan dipandang.
e) Memberikan hasil pekerjaan yang baik.

2) Macam-macam Pekerjaan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana


Pendidikan
a) Perawatan terus menerus
b) Perawatan berkala
c) Perawatan darurat
d) Perawatan preventif

3) Bentuk-bentuk Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan


a) Pemeliharaan berdasarkan ukuran waktu, seperti pemeliharaan
sehari-hari dan pemeliharaan berkala.
b) Pemeliharaan berdasarkan umur penggunaan barang, seperti usia
barang secara fisik dan usia barang secara adminstratif.
c) Pemeliharaan berdasarkan penggunaannya.

12 Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam (Malang: Erlangga, 2007), h. 170- 171

13
d) Pemeliharaan berdasarkan kondisi barang seperti pemeliharaan
barang yang habis pakai dan pemeliharaan terhadap barang tahan
lama.

7. Penghapusan Sarana dan Prasarana Pendidikan


Barang-barang yang sudah ada di sekolah, terutama yang berasal dari
pemerintah (khusus sekolah negri) tidak akan selamanya bisa
digunakana/dimanfaatkan untuk kepentingan pendidikan, hal ini dikarenakan
rusak berat sehingga tidak bisa dipergunkan lagi, barang tersebut sudah tidak
sesuai dengan kebutuhan dan keadaan, biaya pemeliharaan yang tinggi, jumlah
barang tersebut berlebihan sehingga tidak bisa dimanfaatkan, dan nilai guna
barang tersebut tidak perlu dimanfaatkan.
Dengan keadaan seperti diatas maka barang-barang tersebut harus segera
dihapus, artinya, menghapus barang-barang inventaris itu (milik Negara) dari
daftar inventaris sesuai dengan ketentuan yang berlaku.Dan dengan adanya
penghapusan ini maka barang tersebut dibebaskan dari biaya
perbaikan/pemeliharaan, selain itu dengan adanya penghapusan ini akan
meringankan beban kerja inventaris dan membebaskan tanggung jawab sekolah
terhadap barang tesebut.

F. Menejemen Sarana Prasarana Pendidikan Islam


Dalam sebuah pendidikan Islam , dibutuhkan adanya manajemen sarana dan
prasarana yang baik sehingga akan menunjang layanan terhadap kualitas
pendidikan. keberhasilan proses belajar-mengajar membutuhkan fasilitas untuk
mencapainya. Keberhasilan belajar tersebut di antaranya harus di tunjang dengan
pusat sumber belajar, pusat kesehatan sekolah, bimbingan konseling dan kantin
sekolah.13 Keberadaan sarana pendidikan mutlak dibutuhkan dalam proses
pendidikan, sehingga termasuk dalam komponen-komponen yang harus dipenuhi
dalam melaksanakan proses pendidikan. Tanpa sarana pendidikan, proses
pendidikan akan mengalami kesulitan yang sangat serius bahkan bisa
menggagalkan pendidikan.
Pada dasarnya manajemen sarana dan prasarana pendidikan memiliki tujuan
sebagai berikut:
a. Menciptakan sekolah atau madrasah yang bersih, rapi, indah, sehingga
menyenangkan bagi warga sekolah atau madrasah.
b. Tersedianya sarana dan prasarana yang memadai baik secara kualitas
maupun kuantitas dan relevan dengan kepentingan dan kebutuhan
pendidikan.

Memanajemen sarana dan prasarana dalam pendidikan Islam merupakan


faktor penting dalam memajukan suatu lembaga pendidikan, karena manajemen
sarana dan prasarana yang baik dapat menciptakan lingkungan yang bersih, rapi,

13
Rohiat, Manajemen Sekolah, (PT Refika Aditama, 2009), hlm.28.

14
indah sehingga menciptakan kondisi yang menyenangkan baik bagi pendidik
ataupun untuk peserta didik. Di samping itu diharapkan tersedianya alat-alat atau
fasilitas belajar yang memadai secara kuantitatif, kualitatif dan relevan dengan
kebutuhan serta dimanfaatkan secara optimal untuk kepentingan proses
pendiddikan dan pengajaran, baik oleh pendidik maupun peserta didik sebagai
pelajar.14

Tujuan sarana dan prasarana pendidikan yaitu:


a. Untuk mengupayakan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan melalui
sistem perencanaan dan pengadaan secara hati-hati dan saksama, sehingga
sekolah atau madrasah memiliki sarana dan prasarana yang baik sesuai
dengan kebutuhan dana yang efisien.
b. Untuk mengupayakan pemakaian sarana dan prasarana sekolah itu harus
secara tepat dan efisien.
c. Untuk mengupayakan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikana
secara teliti dan tepat, sehingga keberadaan sarana dan prasarana tersebut
akan selalu dalam keadaan siap pakai ketika akan digunakan atau
diperlukan.

Jadi, tujuan dari manajemen sarana dan prasarana pendidikan yaitu agar
dapat memberikan kontribusi yang optimal terhadap proses pendidikan dalam
mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.

Menurut Hunt Pierce, prinsip dasar dalam manajemen sarana dan prasarana
di sekolah adalah sebagai berikut:
a. Lahan bangunan dan perlengkapan perabot sekolah harus menggambaran
cita dan citra masyarakat seperti halnya yang dinyatakan dalam filsafat dan
tujuan pendidikan.
b. Perencanaan lahan bangunan, dan perlengkapan-perlengkapan prabot
sekolah hendaknya merupakan pancaran keinginan bersama dan dengan
pertimbangan suatu tim ahli yang cukup cakap yang ada di masyarakat.
c. Lahan bangunan dan perlengkapan-perlengkapan prabot sekolah hendaknya
disesuaikan memadai bagi kepentingan anak-anak didik, demi terbentuknya
karakter mereka dan dapat melayai serta menjamin mereka diwaktu belajar,
bekerja, dan bermain sesuai dengan bakat mereka.
d. Lahan bangunan dan perlengkapan-perlengkapan prabot sekolah serta
alatalatnya hendaknya disesuaikan dengan kepentingan pendidikan yang
bersumber dari kepentingan serta keutamaan atau manfaat bagi
anakanak/murid-murid dan guru-guru.
e. Sebagai penanggung jawab harus membantu program sekolah secara efektif
melatih para petugas serta memilih alatnya dan cara menggunakannya agar
mereka dapat menyesuaikan diri serta mlaksanakan tugas-tugasnya sesuai
dengan fungsi dan profesinya.

14 E. Mulyasa, 2013. Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya,, h. 30.

15
f. Seorang penanggung jawab sekolah harus mempunyai kecakapan untuk
mengenal, baik kualitatif maupun kuantitatif serta menggunakan dengan
tepat fungsi bangunan dan perlengkapannya.
g. Sebagai penangung jawab harus mampu memelihara dan mengunakan
bangunan dan tanah sekitarnya sehingga ia dapat membantu terwujudnya
kesehatan, keamanan, kebahagiaan dan keindahan serta kemajuan dari
sekolah dan masyarakat.
h. Sebagai penanggung jawab sekolah bukan hanya mengetahui kekayaan
sekolah yang dipercayakan kepadanya, melainkan harus memperhatikan
seluruh alat-alat pendidikan yang dibutuhkan oleh anak didiknya. 15

Dalam organisasi pendidikan, manajemen mempunyai peranan yang sangat


penting baik dalam pendidikan formal maupun nonformal karena kebutuhan dalam
organisasipendidikan ataupun masyarakat akan berhasil apabila dengan
kemampuan menerapkan prinsip-prinsip manajemen yang baik. Oleh karena itu
manajemen menjadi unsur penting dalam dunia pendidikan.
Demikian pula sarana dan prasarana juga membutuhkan manajemen yang
baik agar keberadaannya dapat bermanfaat secara optimal untuk kepentingan proses
pendidikan dan pengajaran. Begitu juga pada lembaga pendidikan pondok
pesantren. Pondok pesantren sebagai sebuah lembaga pendidikan dan lembaga
kemasyarakatan juga membutuhkan manajemen yang profesional untuk mencapai
tujuan terutama dibidang sarana dan prasarana. 16

G. Hakikat Sarana dan Prasarana


Setelah kita membaca dan mengetahui penjelasan tentang sarana dan
prasarana, maka kita dapat memahami bahwa hakikat sarana dan prasarana itu
adalah sebagai berikut:
1. Sesuatu yang tidak hanya berupa benda konkret tetapi juga dapat berupa benda
abstrak seperti teladan, anjuran atau perintah, larangan,dan hukuman.
2. Bersifat mempermudah sebagai alat dan penunjang agar proses pendidikan
dapat berjalan dengan lancar, teratur, efektif dan efisien;
3. Berfungsi untuk mencapai tujuan pendidikan.

15
Barnawi dan M. Arifin, Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah, (Yogyakarta:Ar-
Ruzz Media, 2012), hal,82-83.
16
Risn, 2015, Manajemen Sarana dan Prasarana, jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/9045/16/article.pdf

16
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sarana dan prasarana pendidikan merupakan sarana penunjang bagi proses
belajar-mengajar atau semua fasilitas yang diperlukan dalam proses belajar
mengajar, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak agar pencapaian tujuan
pendidikan berjalan dengan lancar, teratur, efektif, dan efisien.
Menurut keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 079/1975,
sarana pendidikan terdiri atas tiga kelompok, yaitu: bangunan dan prabot sekolah,
alat pelajaran yang terdiri atas pembukuan dan alat-alat peraga dan laboratorium
dan media pendidikan yang dapat dikelompokkan menjadi audiovisual yang
menggunakan alat terampil.
Memanajemen sarana dan prasarana dalam pendidikan Islam merupakan
faktor penting dalam memajukan suatu lembaga pendidikan, karena manajemen
sarana dan prasarana yang baik dapat menciptakan lingkungan yang bersih, rapi,
indah sehingga menciptakan kondisi yang menyenangkan baik bagi pendidik
ataupun untuk peserta didik.

B. Saran
Adanya pembahasan materi melalui makalah ini, kami menyarankan para
pembaca sekalian untuk mencari sumber literatur lebih banyak lagi guna menambah
referensi serta wawasan kita dalam mempelajari dan memahami materi ini. Kami
mengharapkan kritik serta saran yang membangun dari para pembaca sekalian agar
penulisan pada makalah ini dapat lebih baik dari sebelumnya.

17
DAFTAR PUSTAKA

A. L. Hartani. 2009. Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: PRESS indo.


Arief S. Sadiman, dkk.2007.Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan
Pemanfaatannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Asnawir, Basyarudin, Usman. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat Pers.
Barnawi, Arifin. 2012 . Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah .Yogyakarta.
Burhanudin, Yusak. 1998. Administrasi Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia
Daryanto. 2001. Administrasi pendidikan. Jakarta : Rieka Cipta.
E. Mulyasa, 2013. Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Gunawan, Ari. 1996. Administrasi Sekolah (Administrasi Pendidikan Mikro.
Jakarta: Rineka Cipta.
Mujamil Qomar. 2007. Manajemen Pendidikan Islam. Malang: Erlangga.
Ramayulis. 2002. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia.
Rohiat. 2009. Manajemen Sekolah. PT Refika Aditama.

18

Anda mungkin juga menyukai