Anda di halaman 1dari 7

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA


PADA MATERI PROGRAM

DI SMA NEGERI 1 NURUSSALAM

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian Guna Memperoleh


Gelar Sarjana Program Studi Pendidikan Pendidikan

Oleh
WIRDATURRAHMAH
180710037

FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
ACEH UTARA
2021
1. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan pada penelitian ini adalah:
“Apakah peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis siswa menggunakan
model discovery learning lebih baik dari pada pembelajaran biasa pada materi
program linier dua variabel kelas XI di SMA N 1 Nisam?.”

2. Hipotesis Penelitian
Hipotesis dapat diartikan sebagai sutu jawaban yang bersifat sementara terhadap
pembelajaran penelitian, sampai terbukti melalui data yang dikumpulkan. Adapun
yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini adalah: “peningkatan kemampuan
berpikir kritis matematis siswa menggunakan model discovery learning lebih baik
dari pada pembelajaran biasa pada materi program linier dua variabel kelas XI di
SMA N 1 Nisam”.

3. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk melihat bahwa data yang diperoleh nilai pre-test
dan nilai pos-test merupakan data yang mendistribusi normal atau titik. Pembutian
apakah data tersebut memiliki distribusi normal atau tidak dapat dilihat pada bentuk
distribusi datanya, uji normalitas pada penelitian ini juga menggunakan SPSS Versi
18.

Adapun rumus hipotesisnya yaitu:

H0 = Kelompok data dari populasi yang mendistribusikan normal


Ha = Kelompok data dari populasi yang tidak mendistribusikan normal.

Adapun kriteria pengujiannya adalah:


Jika skor Sig (P-Value) < α (α = 0,05) maka H0 ditolak.
Jika skor Sig (P-Value) ≥ α (α = 0,05) maka H0 diterima.
Maka jika skor Sig < α (α = 0,05) berarti sampel berasal dari populasi tidak normal dan
Jika skor Sig ≥ α (α = 0,05) maka sampel berasal dari populasi yang yang
mendistribusikan normal.

4. Uji Homogenitas
Pengujian homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data dari nilai pre-test dan
nilai pos-test mempunyai variabel yang sama atau tidak. Artinya, dilakukan uji ini
untuk memperoleh asumsi bahwa sampel penelitian berawal dari kondisi yang sama
atau homogen, selanjutnya untuk melakukan statistik t yang akan digunakan dalam
pengujian hipotesis. Perhitungan uji homongen ini juga dilakukan dengan
menggunakan SPSS VERSI 18. Adapun rumus uji homogenitas varians adalah:
H0 = Kedua sampel berasal dari populasi yang memiliki varians yang
homogen.
Ha = Kedua sampel berasal dari populasi yang memiliki varians yang tidak
homogen.
Kriterian pengujian adalah:
Jika skor Sig (P-Value) < α (α = 0,05) maka H0 ditolak.
Jika skor Sig (P-Value) ≥ α (α = 0,05) maka H0 diterima.
Maka jika skor Sig < α (α = 0,05) maka kedua sampel berasal dari populasi yang
memiliki varians yang tidak homogen dan Jika skor Sig ≥ α (α = 0,05) maka kedua
sampel berasal dari populasi yang memiliki varians homogen.

5. Uji-t
Setelah data yang diperoleh berdistribusi normal dan homogen maka dilanjutkan
dengan pengujian hipotesis atau uji-t. Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan
Compare Means Independent-Samples T-Test dengan bantuan software SPSS versi
18.
Hipotesis yang dirumuskan untuk penelitian ini adalah sebagai berikut:

H0 : µ1 = µ2 rata-rata peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis siswa melalui


model pembelajaran discovery learning sama secara signifikan dengan
kemampuan berpikir kritis matematis siswa melalui model pembelajaran biasa
pada materi program Linear Dua Variabel dikelas XI SMA Negeri 1 Nisam.

Ha : µ1 > µ2 rata-rata peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis siswa melalui


model pembelajaran discovery learning lebih baik secara signifikan dari pada
kemampuan berpikir kritis matematis siswa melalui model pembelajaran biasa
pada materi program Linear Dua Variabel dikelas XI SMA Negeri 1 Nisam.

Kriteria pengujian hipotesis yang berlaku adalah:


Jika skor Sig (P-Value) < α (α = 0,05) maka H0 ditolak.
Jika skor Sig (P-Value) ≥ α (α = 0,05) maka H0 diterima.

HASIL DARI UJI NORMALITAS

Uji normalitas ini diambil dari hasil skor pre-test dan nilai pos-test kelas eksperimendan
kels kontrol. Hasil uji normalitas ini dilakukan dengan dengan software SPSS Versi 18.
Adapun hasil perhitungan uji normalitas dapat disajikan dalam tabel 3.1 berikut:
Tabel 3.1 uji Normalitas Skor N-gain Kemampuan berpikir Kritis Matematis Siswa
Kelas Signifikansi Keterangan
Eksperimen 0,371 Berdistribusi Normal
Kontrol 0,138 Berdistribusi Normal

Dari tabel 3.1 diperoleh hasil signifikan kelas eksperimen 0,371 dan untuk kelas
kontrol signifikannya adalah 0,138. Dikatakan data berdistribusi normal apabila P > α (α =
0,05). Dari hasil uji normalitas kedua kelas tersebut hasil signifikannya lebih dari α = 0,05.
Jadi data sekor N-gain kemampuan berpikir kritis matematis siswa berdistribusi normal.

HASIL DARI UJI HOMOGENITAS


Setelah data skor N-Gain berdistribusi normal, kemudian dilanjutkan dengan
pengujian homogenitas. Uji homogenitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah data
yang dihasilkan berasal dari varians yang homogen. Untuk menguji homogenitas dilakukan
dengan software SPSS versi 18. Kriteria pengujian probabilitas adalah diterima H0 apabila
sig ≥ taraf signifikan α = 0.05, dan ditolak H0 apabila sig < taraf signifikan α = 0,05.
Berikut ini tabel hasil uji homogenitas.
Tabel 4.1 uji homogenitas skor N-gain kemampuan berpikir kritis matematis siswa
Hasil Levene Statistik DfI df2 Sig Keterangan
N-Gain Eksperime 0,469 1 41 0,497 H0 diterima
n
Kontrol

Tabel diatas memperlihatkan bahwa hasil signifikan dari data yang diperoleh adalah 0,497
hal ini menunjukkan bahwa H0 diterima, karena nilai signifikannya lebih dari 0,05
sehingga dapat disimpulkan bahwa data skor N-Gain kemampuan berpikir kritis matematis
siswa dari varians yang homogen.

HASIL DARI Uji-t


Setelah mengetahui bahwa data yang diperoleh berdistribusi normal dan homogen maka
dilanjutkan pada uji-t atau pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis ini
untuk mengetahui apakahpeningkatan kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang
diajarkan melalui model pembelajaran discovery learning lebih baik dari pada kemampuan
berpikir kritis matematis siswa yang diajarkan melalui pembelajaran biasa. Pengujian
hipotesis ini dilakukan ke uji-t menggunakan compare means independent-samples t-test.
Kriteria pengujian hipotesis adalah diterima H0 apabila sig ≥ taraf signifikan α = 0,05 dan
ditolak H0 apabila sig < taraf signifikan α = 0,05. Adapun hipotesis yang perlu diuji
adalah:

H0 : µ1 = µ2 rata-rata peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis siswa melalui


model pembelajaran discovery learning sama secara signifikan dengan rata-rata
peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis siswa melalui model
pembelajaran biasa pada materi program Linear Dua Variabel dikelas XI SMA
Negeri 1 Nisam.

Ha : µ1 > µ2 rata-rata peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis siswa melalui


model pembelajaran discovery learning lebih baik secara signifikan dari pada
rata-rata peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis siswa melalui model
pembelajaran biasa pada materi program Linear Dua Variabel dikelas XI SMA
Negeri 1 Nisam.

Keterangan :
µ1 : Rataan skor N-gain kemampuan berpikir kritis matematis siswa kelas eksperimen
µ2 : Rataan skor N-gain kemampuan berpikir kritis matematis siswa kelas kontrol
berikut hasil uji-t dapat dilihat dalam tabel berikut.
Tabel 5.1 Uji-t N-Gain kemampuan berpikir kritis matematis siswa
t-test for Equality of Means
(Equal Variances Assumed) Keterangan
T df Sig. (I-tailed)
8,286 41 0,000 H0 ditolak

Dari tabel ditas diperoleh hasil uji t yaitu 0,000 yang artinya kurang dari 0,005 sehingga H 0
ditolak dan Ha diterima. Dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir kritis yang
diajarkan menggunakan model pembelajaran discovery learning lebih baik secara
signifikan dari pada kemampuan berpikir kritis yang diajarkan menggunakan model
pembelajaran biasa.
LAMPIRAN
DAFTAR SKOR TES KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS KELAS
EKSPERIMEN
No Kode Siswa Pre-test Pos-test N-gain
1 S1 1 15 0,74
2 S2 1 16 0,79
3 S3 2 17 0,83
4 S4 2 14 0,67
5 S5 2 16 0,78
6 S6 1 13 0,63
7 S7 3 12 0,53
8 S8 1 14 0,68
9 S9 0 13 0,65
10 S10 1 15 0,74
11 S11 2 15 0,72
12 S12 2 14 0,67
13 S13 3 14 0,65
14 S14 1 12 0,58
15 S15 1 13 0,63
16 S16 2 16 0,78
17 S17 1 12 0,58
18 S18 0 11 0,55
19 S19 1 13 0,63
20 S20 1 16 0,79
21 S21 1 16 0,79

DAFTAR SKOR TES KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS KELAS


KONTROL
No Kode Siswa Pre-test Pos-test N-gain
1 S1 1 10 0,47
2 S2 2 12 0,56
3 S3 0 11 0,55
4 S4 3 11 0,47
5 S5 1 11 0,53
6 S6 2 9 0,39
7 S7 2 9 0,39
8 S8 3 8 0,29
9 S9 2 10 0,44
10 S10 2 12 0,56
11 S11 4 12 0,50
12 S12 1 11 0,53
13 S13 0 12 0,60
14 S14 1 11 0,53
15 S15 0 10 0,50
16 S16 2 11 0,50
17 S17 4 9 0,31
18 S18 1 11 0,53
19 S19 3 9 0,35
20 S20 4 11 0,44
21 S21 4 11 0,44
22 S22 2 11 0,50

Anda mungkin juga menyukai