Anda di halaman 1dari 59

KUNJUNGAN KE SMKN 6 MALANG

TEMA SARANA PRASARANA

Oleh
NAMA : MOH. ROCHMAN WAHID MAULANA
NIM : 16070895014

TUGAS
Diajukan Sebagai Syarat Menempuh Mata Kuliah Seminar PTK

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


PROGRAM PASCA SARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
2017

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ......................................................................................................... i


BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Kebaharuan Hasil Penelitian ................................................................... 4
C. Identifikasi Masalaah ............................................................................... 7
D. Lingkup Penelitian ......................................................................... ......... 7
E. Rumusan Masalah .................................................................................... 8
F. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 8
G. Manfaat Penelitian ................................................................................... 8
H. Asumsi dan Batasan Masalah .................................................................. 9
I. Definisi Istilah ....................................................................................... 10

BAB II KAJIAN TEORI


A. Sarana dan Prasarana Pendidikan ....................................................... 12
B. Pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan ....................................... 22
C. Kerangka Berfikir .................................................................................. 39

BAB III PROSEDUR LAPORAN


A. Rancangan Penelitian ............................................................................. 41
B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ....................................... 42
C. Metode Pengumpulan Data ................................................................... 44
D. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................ 45
E. Jenis Penelitian ...................................................................................... 45
F. Lokasi, Populasi, dan Sampel ................................................................ 45
G. Definisi Operasional .............................................................................. 49
H. Metode Analisis Data ............................................................................ 55

BAB IV PEMBAHASAN ................................................................................... 56


BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 67

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keberhasilan program pendidikan melalui proses belajar mengajar sangat
dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satu diantaranya adalah tersedianya sarana
dan prasarana pendidikan yang memadai disertai pemanfaatan dan pengelolaan
secara optimal.
Sebagaimana ditetapkan dalam UU sisdiknas No 20/2003 BAB XII pasal
45 ayat 1 dijelaskan bahwa: "Setiap satuan pendidikan formal dan nonformal
menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai
dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual,
sosial, emosional, dan kejiwaan peserta didik".
Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan yang menyangkut standar sarana dan prasarana pendidikan secara
nasional pada BAB VII Pasal 42 dengan tegas disebutkan bahwa :
Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot,
peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan
habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses
pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.
Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan,
ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata
usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit
produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolah raga, tempat
beribadah, tempat bermain, tempat bekreasi, dan ruang/tempat lain yang
diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan
berkelanjutan.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 40 Tahun
2008 tentang Standar Sarana Prasarana untuk Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK).
Dalam Proses Belajar Mengajar (PBM) sangat memerlukan peran aktif
guru dalam memberikan pengetahuan bagi para muridnya, sehingga

3
menghasilkan peserta didik yang berhasil guna dan siap untuk melanjutkan
jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Di samping itu, materi/ bahan ajar yang
diberikan harus memperhatikan keadaan masyarakat setempat. Sebagaimana
diatur dalam Pasal 1 ayat (2) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional.
“Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berakar pada kebudayaan
bangsa Indonesia dan yang berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945”.
Dalam rangka merealisasikan peraturan tersebut di atas, PBM perlu ditata
secara terkoordinasi, terpadu, efektif dan efisien. Belajar merupakan proses
perubahan keseluruhan aspek tingkah laku secara progresif dan terus menerus
sepanjang hayat. Proses perubahan tingkah laku dari hasil belajar merupakan
suatu kecakapan nyata (actual ability) atau juga disebut prestasi belajar.
Mengingat sarana dan prasarana merupakan salah satu faktor penentuan
terhadap prestasi belajar siswa, maka persyaratan dan penggunaan sarana
pembelajaran harus mengacu pada tujuan pembelajaran, metode, penilaian minat
siswa dan kemampuan guru.
Penggunaan sarana pembelajaran dilakukan secara efektif dan efisien
dengan mengacu pada proses belajar mengajar di sekolah dan sejauh pihak
sekolah belum memiliki sarana pembelajaran yang memadai dilakukan berbagai
upaya untuk mengatasinya. Pada umumnya sekolah-sekolah terutama yang
berada di daerah pelosok sangat membutuhkan atau kekurangan sarana
pembelajaran yang memadai. Sementara di sisi lain pemerintah dalam hal ini
dinas pendidikan tidak berdaya dengan banyaknya pengajuan penambahan
maupun perbaikan sarana pembelajaran yang ada mengingat terbatasnya
anggaran yang tersedia.
Dengan kenyataan sarana pembelajaran yang ada seperti di atas sementara
sistem sekolah yang ada dituntut untuk menghasilkan lulusan yang berprestasi
(bermutu) dan dapat melanjutkan ke jenjang sekolah yang lebih tinggi.
Sementara para pelaksana di lapangan dalam hal ini guru harus berupaya
mencari berbagai alternatif sebagai solusi. Banyak sekolah yang sukses
mengatasi masalah tersebut tetapi tidak sedikit sekolah dasar yang akhirnya

4
gagal karena para gurunya tidak mampu mengatasi kendala sarana pembelajaran
tersebut. Mungkin juga perhatian masyarakat di sekitarnya kurang bahkan tidak
peduli dengan kondisi tersebut.
Berdasarkan uraian diatas penulis bermaksud mengadakan laporan pada
SMK Negeri 6 malang dengan fokus masalah “Pengaruh Sarana dan
Prasarana Pembelajaran Terhadap Prestasi Belajar Siswa Di SMK Negeri
6 Malang”.

B. Maksud dan Tujuan Kegiatan Studi Banding di SMK Negeri 6 Malang


Kegiatan studi banding di SMK Negeri 6 Malang ini memiliki maksud dan
tujuan sebagai berikut.
1. Maksud Kegiatan Studi Banding
Kegiatan studi banding ini dinilai sangat penting mengingat
perkembangan issue pendidikan kejuruan berkembang dengan pesat, seperti
revitalisasi SMK yang digagas oleh Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan yang telah menyiapkan 125 SMK untuk fokus mendalami
bidang keahlian yang sesuai dengan prioritas pembangunan nasional, yakni
jurusan kemaritiman, pariwisata, pertanian dan ketahanan pangan, dan
industri kreatif, menurut Bapak Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Muhadjir Effendy menuturkan ada 125 SMK yang dipilih untuk menjadi
SMK pilot project revitalisasi yang mana akan akan didorong untuk
melakukan perubahan dan penyelarasan kurikulum yang mengacu kepada
dunia usaha dan industri. Menurut beliau, pemerintah akan memenuhi
kebutuhan profesionalitas guru dan tenaga kependidikannya, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan memliki target dalam kurun 3 tahun ke depan
program tersebut mampu membangun 750 teaching factory dan technopark
di SMK yang berfungsi sebagai rumah inovasi. Selain itu juga akan
dibangun 1.000 lembaga kursus dan pelatihan serta 350 SMA luar biasa yang
terintegrasi dengan SMK, maka untuk menunjang program revitalisasi yang
dicanangkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pihak SMK
Negeri 6 menyiapkan diri dengan Sistem Manajemen Mutu sekolah yang
dapat mengendalikan program kerja sekolah, sehingga harapan sekolah

5
dengan ISO 9001:2015 program revitalisasi dapat terdokumentasi dengan
baik dengan prosedur dan Standar Operasional Prosedure (SOP) yang
teratur.

2. Rumusan Masalah Laporan


Rumusan masalah dalam laporan kunjungan studi banding ini
merupakan suatu usaha untuk merumuskan pokok-pokok dan batas-batas
permasalahan yang dijadikan fokus dalam laporan kunjungan. Permasalahan
dalam laporan kunjungan ini adalah pengaruh penerapan sistem manajemen
mutu ISO 9001:2008 terhadap kualitas kinerja tenaga pengajar di SMK
Negeri 6 Malang. maka pada laporan kunjungan ini menekankan
permasalahannya sebagai berikut:
a) Bagaimanakah penerapan sistem manajmen mutu ISO 9001:2015 di
SMK Negeri 6 Malang?
b) Bagaimana kualitas kinerja tenaga pendidik di SMK Negeri 6 Malang?
c) Seberapa besar pengaruh penerapan sistem manajemen mutu ISO
9001:2015 terhadap kualitas kinerja tenaga pendidik di SMK Negeri 6
Malang?

3. Tujuan Studi Banding


Tujuan kunjugan studi banding di SMK Negeri 6 Malang adalah
sebagai berikut:
a) Tujuan Umum
Tujuan umum laporan studi banding ini adalah untuk memperoleh
gambaran yang jelas mengenai pengaruh penerapan sistem manajemen
mutu ISO 9001:2008 terhadap kualitas kinerja tenaga pendidik di SMK
Negeri 6 Malang.
b) Tujuan Khusus
Tujuan khusus laporan studi banding di SMK Negeri 6 Malang adalah
sebagai berikut:
(1) Untuk mengetahui mengenai penerapan sistem manajemen mutu ISO
9001:2008 di SMK Negeri 6 Malang.

6
(2) Untuk mengetahui mengenai kualitas kinerja mengajar tenaga
pendidik di SMK Negeri 6 malang.
(3) Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penerapan sistem
manajemen mutu ISO 9001:2008 terhadap kualitas kinerja tenaga
pendidik di SMK Negeri 6 Malang.

4. Manfaat Laporan Studi Banding


Secara teoritis hasil observasi ini diharapkan dapat memberikan
dasardasar konsepsi mengenai sistem manajemen mutu ISO 9001:2015 yang
berkaitan dengan upaya meningkatkan kualitas kinerja tenaga pengajar di
SMK Negeri 6 Malang. Hal tersebut mengingat variabel sistem manajemen
mutu ISO 9001:2015 merupakan komponen dasar yang berkaitan dalam
meningkatkan kinerja tenaga pendidik di sekolah dalam memberikan
pelayanan pendidikan selama proses belajar mengajar berlangsung kepada
pelanggan yang dalam hal ini yaitu peserta didik yang berdampak pada
peningkatan kepuasan pelanggan. Maka dari itu, laporan ini pun diharapkan
dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak terkait mulai dari lembaga
pendidikan, tenaga pendidik, tenaga kependidikan, peserta didik,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta pembaca yang selanjutnya.
Selain itu, bermanfaat pula dalam pengembangan ilmu administrasi
pendidikan terutama dalam manajemen mutu pendidikan dan dapat
menambah wawasan serta pengetahuan penulis dalam memahami disiplin
ilmu admistrasi pendidikan.

C. Waktu dan Tempat Studi Banding


Hari/Tanggal : Kamis/23 November 2017
Waktu : 10:00 sampai 14:00 WIB
Tempat : Aula SMK Negeri 6 Malang

7
Jl. Ki Ageng Gribig No.28, Madyopuro, Kedungkandang,
Kota Malang, Jawa Timur Kode Pos65139
Telpon (0341) 722216
Jumlah Peserta : 24 mahasiswa

D. Rundown Kegiatan Studi Banding


Daftar kegiatan acara selama kunjungan studi banding di SMK Negeri 6
Malang sebagai berikut.
NO. Waktu Agenda
1. 07.00 – 10.00 Perjalan menuju SMK Negeri 6 Malang
2. 10.00 – 11.30 Penyambutan oleh pihak SMK Negeri 6 Malang di
Aula
Sambutan dari kepala sekolah dan perwakilan dari
mahasiswa PTK Pascasarjana UNESA
Pemaparan dari pihak sekolah mengenai profil dan
keunggulan SMK Negeri 6 malang
dan sesi tanya jawab antara pihak sekolah dan
mahasiswa PTK Pascasarjana Universitas Negeri
Surabaya
3. 11.30 – 12:00 Ishoma dan makan siang bersama antara mahasiswa
dan pihak SMK Negeri 6 Malang
4. 12:00 – 14:00 Mahasiswa bersama pihak sekolah melakukan
observasi di lingkungan sekolah untuk pengambilan
data secara langsung sesuai dengan tema yang
diambil oleh mahasiswa.
5. 14:00 – 15:00 Mahasiswa berserta pihak sekolah berkumpul
kembali di Aula untuk melaksanakan penutupan
berserta diskusi mengenai hasil pengamatan yang
telah dilakukan
3. 15:00 – 18:30 Mahasiswa menuju kampus ketintang Universitas
Negeri Surabaya

E. Metode Kegiatan Kunjungan


Metode dalam melaksanakan kegiatan studi banding adalah sebagai berikut:
1. Ceramah
2. Tanya jawab

8
3. Kunjungan/Observasi
4. Penyusun laporan

F. Paparan dari Pihak SMK Negeri 6 Malang


Pada saat kunjungan studi banding pihak SMK Negeri 6 Malang
menyambut mahasiswa di ruang auditorium untuk memberikan informasi
mengenai profil sekolah dan informasi yang dibutuhkan oleh mahasiswa sesuai
dengan tema yang diambil sebelum mahasiswa melakukan pengamatan di
lingkungan sekolah, berikut ini paparan dari pihak SMK Negeri 6 Malang:
1. Paparan Kepala SMK Negeri 6 Malang
Drs. Eko Pudjimartono selaku Kepala SMK Negeri 6 Malang menyampaikan
beberapa hal antara lain sebagai berikut.
Pihak SMK Negeri 6 Malang mengucapkan terimakasih kepada para
mahasiswa Prodi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Pascasarjana
Universitas Negeri Surabaya yang telah melaksanakan kunjungan studi
banding di SMK Negeri 6 Malang, Bapak Kepala Sekolah juga memaparkan
tentang program dari SMK Negeri 6 malang.
a. Visi SMK Negeri 6 Malang
Terwujudnya lulusan yang unggul dalam iman dan taqwa, ilmu dan
teknologi , karakter, wirausaha, mampu meletarikan lingkungan, dan siap
bersaing di era global.
b. Misi SMK Negeri 6 Malang
1) Melaksanakan Kurikulum 2013 (K13) melalui pembelajaran normatif,
adaptof dan produktif yang berorentasi pada lingkungan hidup dengan
penilaian berbasis kompetensi.
2) Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia melalui Sertifikasi
kompetensi, meningkatkan level kualifikasi pendidikan minimal S1/D4
dan S2, sertifikat asesor dan tenaga kependidikan.
3) Mengembangkan potensi peserta didik melalui kegiatan ekstrakurikuler
dan pembinaan kedisiplinan.

9
4) Meningkatkan akses untuk mendapatkan layanan pendidikan kejuruan
bagi masyarakat melalui program perluasan dan pengembangan program
keahlian.
5) Melaksanakan layanan prima dalam pengelolaan sekolah melalui Sistem
Manajemen Mutu ISO 9001 : 2008.
6) Meningkatkan partisipasi warga sekolah terhadap kepedulian lingkungan
hidup.
c. Prestasi Sekolah dan Siswa SMK Negeri 6 Malang
1) Dengan fasilitas sarana dan prasarana yang dimiliki, institusi pasangan,
dan stake-holder yang sesuai dengan dengan visi misi SMK Negeri 6,
maka sekolah telah menerapkan sistem manajemen mutu (SMM) ISO
9001 : 2000 terhitung mulai tanggal 15 Nopember 2007 dan sejak 25
Nopember 2009 telah ditetapkan oleh URS (United Registar System)
yang berpusat di London Inggris pada surveillance ke-2 SMK Negeri 6
telah menerapkan Manajemen Mutu ISO 9001:2008.
2) Karena budaya dan kepedulian sekolah terhadap lingkungan hidup telah
mengantarkan SMK Negeri 6 mendapatkan penghargaan Nasional dari
Mendiknas dan Menteri Negara Lingkungan Hidup sebagai sekolah
Adiwiyata Nasional sejak 5 Juni 2009, serta mendapatkan penghahargaan
dari Presiden Indonesia sebagai sekolah Adiwiyata Mandiri tahun 2012.
3) Dalam perkembangannya SMKN 6 Malang juga bekerja sama dengan
lembaga internasional/ GIZ –PAKLIM kerjasama internasional
Pemerintahan Jerman dan Indonesia dalam pengembangan metode
ecomapping tahun 2013 hingga sekarang.
4) Satu-satunya sekolah di indonesia yang menerapkan Bank Sampah dalam
membantu keringanan pembayaran SPP siswa.
5) Pada tahun 2014 SMKN 6 Malang mendapat juara 3 Green School
Festifal oleh Wali Kota Malang serta ditahun 2015 SMKN 6 Malang juga
meraih Juara 1 Green School Festifal Tingkat Kota Malang serta Juara 1
Mading 3 Dimensi Tingkat Kota Malang.
6) SMK Negeri 6 Malang terus melakukan terobosan serta inovasi baru
dalam pengembangan pendidikan dan memantapkan skill siswa dalam

10
merakit mobil listrik, sepeda motor berbahan bakar gas serta sepeda
motor anti begal.
7) Pada tahun 2012 SMK Negeri 6 Malang melakukan terobosan serta
inovasi baru dalam pengembangan pendidikan dan memantapkan skill
siswa dalam merakit mobil yang berlabel Esemka dengan merek "Rosa".
Mobil yang memiliki tipe SUV dengan biaya perakitan mencapai Rp 125
juta, dikerjakan sendiri secara manual oleh murid SMK Negeri 6 dalam
waktu sebulan.
8) SMK Negeri 6 Malang mendapat prestasi juara 2 Bursa Kerja
Khusus/BKK Tingkat Propinsi Jawa Timur sebagai sekolah dengan
tingkat serapan lulusan terbaik yang bekerja di industri.
9) Karena prestasi bidang akademik maka SMK Negeri 6 sejak 18 Agustus
2009 dengan SK Direktur Pembinaan SMK No.
3950/C5.3/KEP/KU/2009 ditetapkan sebagai sekolah Rintisan Sekolah
Bertaraf Internasional (RSBI).
10) Pada tahun 2014 sekolah SMKN 6 Malang mejadi salah satu Sekolah
Beprestasi Tingkat nasional dan Sekolah Rujukan pada tahun 2015.
11) Penghargaan sebagai Sekolah Hebat dengan Standart Pengelolaan
Terbaik 2017
12) Juara Harapan 1 Olimpiade Matematika Tingkat Propinsi Jatim 2017
13) Juara Harapan 1 Futsal Tingkat Jawa Timu 2017
14) Juara 1 Civil Creative Competition Tingkat Nasional Tahun 2016
15) Juara 2 Bursa Kerja Khusus Tingkat Provinsi Jawa Timur Tahun 2015
16) Penghargaan Ecomapping dari GIZ Jerman dan Kementrian Lingkungan
Hidup Tahun 2015
17) Juara 1 Team Futsal SMKN 6 Malang Tahun 2015
18) Juara 1 Stand Up Comedy Tingkat Kota Malang Tahun 2015
19) Juara 1 Menulis Karya Ilmiah Tingkat Kota Malang Tahun 2015
20) Juara 1 Membaca Cerpen Tingkat Kota Malang Tahun 2015
21) Juara 1 Green School Festival Tingkat Kota Malang Tahun 2015
22) Juara 1 Mading 3D Tingkat Kota Malang Tahun 2015

11
23) Juara 1 Lomba Kompetensi Siswa (CAD BUILDING) Tingkat Kota
Malang Tahun 2015
24) Juara 1 Lomba Kompetensi Siswa (PRODUCTION MACHINE) Tingkat
Kota Malang Tahun 2015
25) Juara 1 Lomba Kompetensi Siswa (AUTOMOBILE TECHNOLOGY)
Tingkat Kota Malang Tahun 2014
26) Juara 3 Green School Festival Tingkat Kota Malang Tahun 2014

2. Paparan Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum (Waka Kurikulum)


Agung Priyadi, ST., MM selaku Waka Kurikulum menyampaikan beberapa
hal antara lain sebagai berikut.
a. Kompetensi Keahlian yang dimiliki SMK Negeri 6 Malang
1) Teknik Kendaraan Ringan Otomotif (TKRO)
2) Teknik Instalasi Tenaga Listrik (TITL)
3) Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ)
4) Teknik Pemesinan (TPm)
5) Teknik Desain Pemodelan Dan Informasi Bangunan (TDPIB)
6) Rekayasa Perangkat Lunak (RPL)
7) Teknik Ototronik (TOTO)
8) Teknik Alat Berat (TAB)
b. Program Kerja Kurikulum Sekolah
1) Menyusun Kurikulum 2013
2) Menyusun kalender pendidikan
3) Menetapkan kegiatan Proses Belajar mengajar (PBM)
4) Menyusun program jam tambahan kelas XII
5) Menyusun program pelatihan guru mata pelajaran
6) Menyusun jadwal Ujian Tengah Semester, Ujian Akhir Semester,
Ujian Sekolah, Uji Kompetensi Keahlian, Ujian Nasional Berbasis
Komputer
7) Pembagian rapor siswa kelas X. XI, XII
8) Pembagian dokumen kelulusan siswa kelas XII
9) Melaksanakan rapat kenaikan kelas, kelulusan siswa

12
c. Struktur Organisasi Kurikulum
1) Waka Kurikulum : Agung Priyadi,ST, M.M
2) Staff Pengembangan Kurikulum dan PSDM : Susi Lestyorini, S.Pd
3) Staff Perencanaan dan Evaluasi : Ryantono Budi Setyo
4) Pelaksana Urusan Kurikulum : Arif Novan
5) Pembantu Pelaksana : Eka Rangga
d. Visi Bidang Kurikulum
Mewujudkan unit kerja kurikulum yang menghasilkan tenaga kerja yang
menerapkan iman dan taqwa,ilmu pengetahuan dan teknologi dengan
kompeten yang berwawasan lingkungan hidup dan sikap kerja dengan
standar nasional maupun internasional serta dapat melanjutkan ke
jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
e. Misi Bidang Kurikulum
1) Melaksanakan Kurikulum 2013 pada SMK Negeri 6 Malang melalui
pembelajaran noermatif, adaptif, dan produktif yang berorientasi
pada lingkungan hidup dengan penilaian berbasis kompetensi.
2) Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia melalui sertifikasi
kompetensi ,meningkatkan level kualifikasi pendidikan minimal
S1/D4 dan S2, sertifikat asesor dan tenaga kependidikan.
3) Mengembangkan potensi peserta didik melalui kegiatan
ekstrakurikuler dan pembinaan kedisiplinan
4) Meningkatkan akses untuk mendapatkan layanan pendidikan
kejuruan bagi masyarakat melalui program perluasan dan
pengembangan program keahlian
5) Melaksanakan layanan prima dalam pengelolaan sekolah melalui
Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2015
6) Meingkatkan partisipasi warga sekolah terhadap kepedulian
lingkungan hidup

13
3. Paparan Wakil Kepala Sekolah bidang Hubungan Masyarakat (Waka
Humas)
Hari Susanto, S.Pd selaku Waka Humas menyampaikan beberapa hal antara
lain sebagai berikut.

a. Tugas dan fungsi Waka Humas


Tugas dan fungsi Wakil Kepala Sekolah Bidang Hubungan Masyarakat
dan Dunia Usaha/Dunia Industri SMK Negeri 6 Malang adalah
membantu Kepala Sekolah dalam melaksanakan tugas hubungan
masyarakat dan industri, meliputi menyusun dan melaksanakan program
kerja, mengarahkan, membina, memimpin, mengawasi dan
mengkoordinasikan pelaksanaan tugas, khususnya di bidang hubungan
kerjasama dengan dunia usaha/dunia industri yang relevan serta
memasarkan tamatan SMK.
b. Program Kerja Waka Humas
1) Merencanakan program kerja hubungan industri/dunia usaha dan
masyarakat
2) Merencanakan program kerja hubungan industri setiap program
keahlian dalam pelaksanaan praktik kerja industri (prakerin)
3) Mengkoordinasikan dengan ketua program keahlian tentang program
kerja hubungan industri/dunia usaha dan masyarakat serta
pelaksanaannya
4) Membuat peta kerja dunia industri/dunia usaha yang relevan dengan
program keahlian
5) Mempromosikan sekolah dan mengkoordinir penelusuran tamatan
6) Melaksanakan reuni khusus untuk alumni yang sudah bekerja dalam
rangka mencari informasi untuk pelaksanaan kegiatan prakerin
7) Merencanakan program prakerin, validasi kurikulum serta
mengkoordinir pelaksanaannya bersama Wakil Bidang Kurikulum
8) Mengundang dan mengkoordinir guru tamu dari dunia industri/dunia
usaha untuk memberikan bahan ajar di sekolah
9) Mengkoordinir pelaksanaan uji Kompetensi (UKOM) bersama Wakil
Bidang Kurikulum

14
10) Mengawasi pelaksanaan prakerin bersama ketua program keahlian
11) Melaksanakan bimbingan karir/bimbingan kejuruan
12) Mengkoordinir program Bursa Kerja Khusus (BKK)
13) Menciptakan dan memelihara hubungan baik dengan komite sekolah

4. Paparan Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan (Waka Kesiswaan)


Catur Kurniaji, M.Pd selaku Waka Kesiswaan menyampaikan beberapa hal
antara lain sebagai berikut.
a. Tanggungjawab Waka Kesiswaan:
1) Membuat program kerja pembinaan kesiswaan
2) Mengkoordinasikan PSB ( Penerimaan Siswa Baru )
3) Mengkoordinasikan pelaksanaan Masa Orientasi Siswa (MOS) bagi
siswa baru
4) Mengkoordinasikan pemilihan kepengurusan dan diklat OSIS
5) Mengkoordinasikan penjaringan dan pendistribusian semua bentuk
beasiswa
6) Mengkoordinasikan pelaksanaan Ketertiban, Kedisiplinan, Keamanan,
dan Kekeluargaan
7) Membina program kegiatan OSIS
8) Memeriksa dan menyetujui rencana kerja pengurus OSIS
b. Wewenang Waka Kesiswaan:
1) Melakukan tindakan terhadap siswa terkait pelanggaran tata tertib
siswa
2) Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan lomba
3) Mengkoordinasikan Kegiatan ekstra kurikuler
4) Mengkoordinasikan peringatan hari-hari besar

5. Paparan Wakil Kepala Sekolah bidang Sarana Prasarana (Waka


Sarpras).
Arifudin Zuhri, S.Kom Selaku Waka Sarpras menyampaikan program kerja
Waka Sarpras sebagai berikut.
a. Menyusun jadwal pemakaian lab bersama ketua kompetensi keahlian.
b. Membantu guru dalam mempersiapkan bahan, alat, ruang praktek

15
c. Menginventaris bahan dan alat praktek
d. Memelihara/merawat peralatan dan bahan praktek
e. Memelihara kebersihan ruang dan bahan praktek
f. Melayani peminjaman alat dan bahan praktek
g. Melaporkan peralatan yang rusak atau hilang kepada Kepala sekolah
h. Memperbaiki kerusakan ringan peralatan praktek
i. Mengusulkan tambahan alat dan bahan praktek
j. Mengadministrasikan
k. penggunaan bahan praktek dan hasil praktek

6. Paparan Wakil Manajemen Mutu ISO 9001:2015


Rudy Zulkifli, ST selaku WMM ISO 9001:2015 menyampaikan beberapa
hal antara lain sebagai berikut.
a. Sasaran Bidang Manajemen Mutu
1) Menjadi acuan bagi sekolah lain dalam Sistem Manajemen Mutu
2) 100 % menerapkan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2015
b. Jenis Kegiatan WMM
1) Penyusunan Program Kerja TP 2016-2017
2) Menggkoordinir Penyusunan Program Kerja
3) Sosialisasi SMM ISO 9001:2015
4) Menggkoordinir Pelaksanaan Audit Internal I TP 2016-2017
5) Rapat Tinjauan Manajemen I TP 2016-2017.
6) Rapat Evaluasi Realisasi Usulan Perbaikan Pada Tinjauan Manajemen
I TP 2016-2017.
7) Bersama-sama dengan Kepala Sekolah melaksanakan Pemantauan
ketercapaian dan keterlaksanaan program kerja Unit Kerja
8) Evaluasi keterlaksanaan dan ketercapaian Program kerja
9) Diklat Peningkatan Kompetensi Auditor Internal
10) Menggkoordinir Audit Internal II TP 2016-2017.
11) Rapat Tinjauan Manajemen II TP 2016-2017.
12) Rapat Evaluasi Realisasi Usulan Perbaikan Pada Tinjauan Manajemen
II TP 2016-2017.

16
7. Paparan Koordinator Litbang dan PSDM
Drs. M. Guntur Sayekti, M.Pd. menyampaikan tugas Litbang sebagai
berikut.
a. Melakukan laporan dan pengembangan dalam bentuk analisis,
perencanaan, dan evaluasi program peningkatan mutu SMK Negeri 6
Malang.
b. Melakukan laporan dan pengembangan inovasi teknologi pembelajaran
dan memberikan rekomendasi kebijakan peningkatan SDM SMK Negeri
6 Malang dalam bentuk pelatihan ICT.
c. Melakukan laporan dan pengembangan kinerja SMK Negeri 6 Malang
menuju sekolah yang berkualitas dan unggul dalam berbagai bidang
akademik dan non akademik.
d. Melakukan laporan dan pengembangan terhadap program unggulan lokal
dan global yang menjadi ciri khas SMK Negeri 6 Malang.
e. Membentuk dan melaksanakan Rintisan program unggulan berupa kelas
model.

G. Profil SMK Negeri 6 Malang


SMK Negeri 6 Malang merupakan bagian dari sistem pendidikan nasional
yang mengemban Visi dan Misi untuk meningkatkan kualitas sumberdaya
manusia dengan basis teknologi industri.
Dalam mempersiapkan Visi dan Misi SDM tersebut berbagai kegiatan telah dan
sedang dilaksanakan yakni meningkatkan kompetensi pendidik dan tenaga
kependidikan, Meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan,
menyempurnakan kurikulum, meningkatkan kerjasama dengan dunia usaha dan
dunia industri (DU/DI), melakukan studi banding (benchmarking) ke dalam dan
luar negeri, dan meningkatkan kerjasama dengan sekolah atau perguruan tinggi,
baik di dalam maupun luar negeri.
Selain itu, sekolah juga mengembangkan kegiatan Unit Produksi dan Jasa
(UPJ) sesuai dengan Kompetensi Keahlian masing-masing. dengan fasilitas
sarana dan prasarana yang dimiliki, institusi pasangan atau mitra industri, dan
stake-holder yang sesuai dengan dengan visi misi SMK Negeri 6, maka sekolah

17
telah menerapkan sistem manajemen mutu (SMM) ISO 9001 : 2000 terhitung
mulai tanggal 8 Januari 2008 dengan Sertifikat Nomor 28299/A/0001/UK/En 25
Nopember 2009 telah ditetapkan oleh Badan Sertifikasi ISO URS (United
Registrar System) dan telah diperbarui untuk disesuaikan dengan ISO 9001:2015
pada tanggal 25 Juli 2017.
Karena budaya dan kepedulian sekolah terhadap lingkungan hidup telah
mengantarkan SMK Negeri 6 mendapatkan penghargaan Nasional dari Menteri
Lingkungan Hidup dan Mendikbud dan sebagai sekolah Adiwiyata Mandiri
sejak 5 Juni 2012.

1. Sejarah SMK Negeri 6 Malang


SMK Negeri 6 Malang berdiri pada tahun 2002 Sk.Direktur Dikmenjur
Ditjen Dikdasmen Depdiknas No. 1502/C5.2/PS/2002 Tanggal 5 Agustus 2002,
Berdiri di atas lahan yang luasnya 14.500 M2 yang merupakan alih fungsi dari
Balai Latihan Pendidikan (BLP) menjadi SMKN 6 Malang yang berlokasi di
Jalan Ki Ageng Gribig No.28 dengan empat program keahlian:
a. Teknik Mekanik Otomotif
b. Teknik Listrik Pemakaian
c. Teknik Informatika Komersial
d. Teknik Perkayuan
Namun pada Tahun Pelajaran 2002/2003 tersebut, SMK Negeri 6 hanya
melaksanakan dua Kompetensi Keahlian sesuai dengan yang diminati oleh siswa
yaitu: 1) Teknik Mekanik Otomotif; dan 2) Teknik Listrik Pemakaian, yang
jumlah muridnya untuk Mekanik otomotif 30 siswa dan Teknik Listrik
Pemakaian 40 siswa.
Tenaga pengajar pada tahun pertama adalah guru-guru DPK dan guru-
guru teknik yang mengajar di SMP Negeri 19 Malang.
Mulai Tahun Pelajaran 2006/2007, SMK Negeri 6 Malang reenginering
Kompetensi Keahlian baru, yaitu:
a. Teknik Pemesinan
b. Teknik Gambar Bangunan

18
Pada tahun berikutnya, 2007/2008, dibuka kompetensi keahlian baru
untuk memenuhi kebutuan tenaga terampil dalam bidang Pemrograman Komputer
yaitu Rekayasa Perangkat Lunak (RPL).
Pada Tahun Pelajaran 2010/2011 dalam rangka memenuhi tuntutan
perkembangan ilmu dan teknologi, maka dibuka Kompetensi Keahlian Teknik
Ototronik.
Menyambut perkembangan industri nasional maupun internasional
dimana SMKN 6 Malang merupakan institusi pasangannya, maka mulai tahun
2011/2012 dibuka Kompetensi Keahlian Teknik Alat Berat dimana SMKN 6
bermitra khusus dengan United Tractor, yang merupakan perusahaan alat berat
yang selalu merekrut tenaga kerja dari SMKN 6 Malang.
Hingga saat ini, Tahun Pelajaran 2015/2016, SMK Negeri 6 Malang mempunyai
delapan Kompetensi Keahlian. Karena tidak ada peminat maka sejak Tahun
Pelajaran 2010/2011, Kompetensi Keahlian Perabot Kayu dinyatakan di tutup.
Dengan demikian hingga saat ini SMK Negeri 6 Malang memiliki core bisnis
layanan pendidikan delapan Kompetensi Keahlian yang meliputi :
a. Teknik Kendaraan Ringan Otomotif (TKRO)
b. Teknik Instalasi Tenaga Listrik (TITL)
c. Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ)
d. Teknik Pemesinan (TPm)
e. Teknik Desain Pemodelan Dan Informasi Bangunan (TDPIB)
f. Rekaya Perangkat Lunak (RPL)
g. Teknik Ototronik (TOTO)
h. Teknik Alat Berat (TAB)

Pengembangan Unit Produksi sesuai dengan kompetensi keahlian, terdiri dari:


a. Teknik Kendaraan Ringan Otomotif (TKRO) mengembangkan unit
produksi:
(1) Pembuatan Mobil Prototype Mini Bus ”Rosa 1.5i”,
(2) Perakitan sepeda motor Kanzen, perakitan mobil SMK, dan pembuatan
media pembelajaan trainer otomotif seperti trainer kelistrikan, trainer
AC, trainer pengisian, dll. Pada bulan Juli 2012 dilaksanakan perakitan

19
mobil SUV dan telah dirakit sembilan unit. Pada tahun 2013 dirakit
mobil listrik dan telah diresmikan penggunaannya oleh Walikota
Malang.
b. Teknik Instalasi Tenaga Listrik. Kegiatan UPJ yang dilaksanakan adalah
pembuatan trainer otomasi, pembuatan power save, saklar otomatis, dll.
c. Teknik Komputer dan Jaringan. Kegiatan UPJ seperti perakitan laptop Advan,
perbaikan dan pemeliharaan komputer, memberikan pelatihan Komputer
kerjasama dengan Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Malang, dll.
d. Teknik Desain Pemodelan Dan Informasi Bangunan (TDPIB) melaksanakan
intensif program autocad.
e. Teknik Pemesinan. Kegiatan layanan produk las dan fabrikasi, memproduksi
alat-alat rumah tangga.
f. Rekayasa Perangkat Lunak yaitu membuat program aplikasi komputer.
2. Fasilitas Pendidikan SMK Negeri 6 Malang
Fasilitas utama yang berupa Ruang Teori, Ruang Praktik , laboratorium, dan
fasilitas pendukung yang lain seperti berikut:
a. Ruang Teori dengan Fasilitas Pembelajaran Multimedia.
b. Ruang Praktik :
(1) Laboratorium Komputer : Komputer Dasar (KKPI), RPL.
(2) Bengkel Pemesinan
(3) Bengkel Otomotif: Engine, Kelistrikan dan Chassis,
(4) Bengkel Listrik
(5) Bengkel Jaringan
(6) Bengkel Technical Support.
(7) Laboratorium Fisika & Kimia.
(8) Laboratorium RPL.
(9) Laboratirium Multimedia.
(10) Lab. TKJ A, B, C.
(11) Laboratorium bahasa dengan multimedia dengan paket pembelajaran
Dynet dari USA dan telah dilakukan pelatihan guru-guru Bahasa Inggris
beberapa SMK di SMKN 6 Malang.
(12) Laboratorium Gambar Bangunan

20
c. Fasilitas pendukung:
(1) Perpustakaan
(2) Lapangan upacara dan olahraga.
(3) Musholla
(4) Ruang pertemuan (aula) & Gues-house.
(5) Kantin
(6) Hot-spots area.
(7) UKS dengan layanan dokter.
(8) imbingan Konseling.
(9) Pengolahan sampah untuk pupuk kompos.
(10) Lahan produksi jamur tiram dan Pengolahan Gas Metan.
(11) Ruang Terbuka Hijau (RTH).
(12) Taman Anggrek
(13) Penangkaran burung tekukur.
(14) CCTV.
(15) Tower Inter dan intranet dengan fasilitas hots spor area.
(16) UPJ laptop, sepeda motor kanzen.
(17) Bengkel otomotif advance.
(18) Bengkel perakitan mobil assembly line.
(19) Kendaraan roda empat: 1 Bus, 5 mobil Tygo, 1 Mobil Terios, 1 Mobil
Rajawali, 1 Mobil Rosa, 2 Pick-up, 1 Mobil Mattix, 1 Mobil Inova, dan 1
Jip Katana, dan 2 Sepeda motor.
(20) Forklift.

21
STRUKTUR ORGANISASI SMK NEGERI 6 MALANG

Kepala Sekolah
Drs. Eko Pudjimartono
Komite Sekolah Majelis Sekolah
Endang .S.BA Drs. Suharnowo

Kepala Tata Usaha Wakil Manajemen Mutu


Chudori Rudy Zulkifli, ST.

Waka Kurikulum Waka Humas Waka Kesiswaan Waka Sarpras Koordinator LITBANG & PSDM
Agung Priyadi, ST., MM. Hari Susanto, S.Pd. Catur Kurniaji, M.Pd. Arifudin Zuhri, S.Kom. Drs. M. Guntur Sayekti, M.Pd.

Kakomkal Kakomkal Kakomkal Kakomkal Kakomkal Kakomkal Kakomkal Kakomkal


Teknik T Ototronik Listrik Teknik Gambar Pemesinan Alat Berat TKJ RPL
Kendaraan Ricky Andri, Drs. Bangunan Kurnia Gangga Daris Siswa N.. Guyub Raharjo, Aktia Arigiana
Ringan S.Pd. Walistyono, Chairur Rozikin, P., M.Pd. S.Pd. S.Pd, S.Kom U., S.ST., M.T.
Otomotif M.Si S.Pd.
Sahirul Alim,
M.Pd.

22
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Konsep Mutu
1. Pengertian Mutu
Menurut Fandy Tjiptono & Gregorius (2007:308), Mutu suatu produk
adalah kondisi fisik, sifat, dan kegunaan suatu barang yang dapat memberi
kepuasan konsumen secara fisik maupun psikologis sesuai dengan nilai uang
yang dikeluarkan. Menurut Feigenbaum dalam Ariani (2003:8)
mendefinisikan Mutu merupakan keseluruhan karakteristik produk dan jasa
yang meliputi marketing, engineering, manufacture, dan maintenance, dimana
produk dan jasa tersebut dalam pemakainnya akan sesuai dengan kebutuhan
dan harapan pelanggan. Sementara menurut Garvin dan Davis dalam
Nasution (2004:41) menyatakan bahwa kualitas adalah suatu kondisi dinamis
yang berhubungan dengan produk, manusia/tenaga kerja, proses dan tugas,
serta lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan atau
konsumen. Mutu berarti kualitas atau nilai kebaikan suatu hal. Istilah ini
banyak digunakan dalam bisnis, rekayasa, dan manufaktur dalam kaitannya
dengan teknik dan konsep untuk memperbaiki kualitas produk atau jasa yang
dihasilkan.
Perbendaharaan istilah ISO 8420 dan dari Standar Nasional Indonesia
(SNI 19-8402-1991) Mutu adalah keseluruhan ciri dan karakteristik produk
atau jasa yang kemampuannya dapat memuaskan kebutuhan baik yang
dinyatakan secara tegas maupun tersama. Istilah kebutuhan diartikan sebagai
spesifikasi yang tercantum dalam kontrak maupun kriteria-kriteria yang harus
didefinisikan terlebih dahulu. Hal yang penting dipikirkan dalam upaya
pencapaian kesempurnaan produk maupun jasa pelayanan adalah masalah-
masalah yang ada dalam segenap aktivitas penciptaan produk maupun yang
melebihi dari apa yangmenjadi harapan konsumen. Prinsipnya adalah harapan
konsumen terletak pada masalah-masalah harga dan tingkat kualitas yang
ditawarkan. Harapan dapat diartikan sebagai bagian dari indikator pengubah
kinerja kualitas selain sebagai bagian dari indikator segmentasi pasar.

21 23
2. Pengertian Manajemen Mutu
Dasarnya manajemen mutu adalah suatu cara untuk meningkatkan
performasi secara terus menerus atau berkesinambungan (continuous
improvement) pada setiap tingkat fungsional dari suatu organisasi dengan
menggunakan semua sumber daya manusia dan modal yang tersedia.
Nasution (2005: 39) menyebutkan bahwa pengertian sistem manajemen mutu
adalah suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk
memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan berkesinambungan
atas produk, jasa, tenaga kerja, proses dan lingkungannya. Sedangkan
menurut Ishikawa dalam Nasution (2005:18) mengartikan manajemen mutu
sebagai perpaduan semua fungsi manajemen, semua bagian dari suatu
perusahaan dan semua orang kedalam falsafah holistik yang dibangun
berdasarkan konsep kualitas, teamwork, produktivitas dan kepuasan
pelanggan
Berdasarkan ISO 8402 (Quality Vocabulary) dalam Gaspersz (2005:6)
mendefinisikan manajemen mutu adalah semua aktivitas dari fungsi
manajemen secara keseluruhan yang menentukan kebijakan kualitas, tujuan-
tujuan dan tanggung jawab serta mengimplementasikannya melalui
Perencanaan Mutu (Quality Planning), Pengendalian Mutu (Quality Control),
Jaminan Mutu (Quality Assurance) dan Peningkatan Mutu (Quality
Improvement).
Berdasarkan beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa
manajemen mutu adalah suatu pendekatan yang mengarahkan semua elemen
dalam perusahaan untuk melakukan correction and preventive action
(kegiatan pencegahan dan perbaikan) yang menuju kepada continuous
improvement (perbaikan terus-menerus) terhadap semua proses operasi dalam
kegiatan perusahaan untuk mencapai suatu competitive advantage
(keunggulan bersaing) serta keuntungan dari manajemen mutu ini adalah
membantu perusahaan dalam membangun strategi dalam melaksanakan
differentiation.

24
B. Penjaminan Kualitas (Quality Assurance).
1. Konsep Penjaminan Kualitas
Menurut Elliot dalam Ariani (2003:121) Penjaminan Kualitas (Quality
Assurance) adalah seluruh rencana dan tindakan sistematis yang penting
untuk menyediakan kepercayaan yang digunakan untuk memuaskan
kebutuhan tertentu dari kualitas. Sementara itu menurut Gryna dalam Ariani
(2003:122), penjaminan kualitas adalah kegiatan untuk memberikan bukti-
bukti untuk membangun kepercayaan bahwa kualitas dapat berfungsi secara
efektif. Tujuan dari penjaminan kualitas (Quality Assurance) antara lain
sebagai berikut:
a. Membantu memperbaiki dan peningkatan secara terus-menerus dan
berkesinambungan melalui praktek yang terbaik dan mau mengadakan
inovasi.
b. Memudahkan mendapat bantuan, baik pinjaman uang atau fasilitas atau
bantuan lain dari lembaga yang kuat dan dapat dipercaya.
c. Menyediakan informasi pada masyarakat sesuai sasaran dan waktu secara
konsisten, dan bila mungkin, membandingkan standar yang telah dicapai
dengan standar pesaing.
d. Menjamin tidak akan adanya hal-hal yang tidak dikehendaki

2. Elemen-Elemen dalam Penjaminan Kualitas


Kegiatan penjaminan kualitas mempunyai beberapa komponen yang
harus diperhatikan. Menurut Patel dalam Ariani (2003:124-125), terdapat tiga
komponen dalam Quality Assurance yaitu:
a. Kualitas Pelanggan, yang menunjukkan apakah kebutuhan pelanggan
dapat dipenuhi dengan produk atau jasa yang ada. Hal ini dapat diketahui
dengan mengukur tingkat kepuasan pelanggan.
b. Kualitas Professional, yang menunjukkan apakah kebutuhan pelanggan
secara professional, dan apakah prosedurdan standar professional yang
dipercaya untuk menghasilkan produk dan jasa yang diinginkan dapat
tetap terpelihara dengan baik.

25
c. Kualitas Proses, yang merupakan desain dan operasional dalam proses
produksi atau pelayanan dengan menggunakan sumber daya yang ada
secara efisien untuk memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan. Ketiga
komponen tersebut harus dipenuhi dan harus ada dalam kegiatan
penjaminan kualitas yang dilakukan oleh organisasi, terhadap produk
atau jasa yang dihasilkannya.

3. Konsep Sistem Manajemen Mutu ISO 9000


a. Pengertian ISO 9000
International Standards Organization adalah suatu federasi seluruh
dunia yang didirikan pada tahun 1946 untuk meningkatkan standar dunia
bagi produksi, perdagangan, dan komunikasi dan terdiri atas lembaga-
lembaga anggota sekitar 90 negara, James G. Patterson (2010:3). ISO
9000 sebagai salah satu standar yang paling penting, yang dihasilkan oleh
International Organization for Standardization di Jenewa, Swiss. ISO
9000 dapat didefinisikan sebagai sekumpulan standar sistem kualitas
universal, Fandy Tjiptono (2003:88).
Istilah ISO 9000 biasanya menunjuk pada seperangkat standar yang
meliputi ISO 9000, ISO 9001, ISO 9002, ISO 9003 dan ISO 9004.
Standar ini mengacu pada perancangan kualitas, manajemen kualitas, dan
penjaminan kualitas untuk berbagai macam-macam perusahaan yang
berbeda-beda. Standar ISO 9000 mencakup pembicaraan mengenai
resiko, biaya, manfaat, tangggung jawab manajemen, prinsip-prinsip
sistem kualitas, dan blok-blok lain yang membantu memasyarakatkan
standar kualitas sesuai dengan situasi nyata, James G. Patterson
(2010:23).
ISO 9001 adalah bagian ISO yang paling komprehensif. ISO ini
berlaku untuk fasilitas yang mendesain, mengembangkan, memproduksi,
memasang dan memberikan layanan produk atau jasa kepada pelanggan
yang menetapkan bagaimana produk atau jasa harus tampil. ISO ini
paling lazim digunakan perusahaan produksi yang mendesain produknya
sendiri atau membangunnya.

26
b. Penerapan ISO 9001:2015
Penerapan sistem manajemen mutu merupakan keputusan strategis
bagi suatu organisasi yang dapat membantu untuk meningkatkan
kinerjanya secara keseluruhan dan memberikan dasar yang kuat untuk
inisiatif pembangunan berkelanjutan (Final Draft ISO 9001:2015).
Potensi manfaat untuk organisasi menerapkan sistem manajemen mutu
berdasarkan standar ini adalah:
1) Kemampuan untuk secara konsisten menyediakan produk dan
layanan yang memenuhi kebutuhan pelanggan dan persyaratan
hukum dan peraturan yang berlaku
2) Memfasilitasi peluang untuk meningkatkan kepuasan pelanggan
3) Menangani risiko dan peluang yang terkait dengan konteks dan
tujuannya
4) Kemampuan untuk menunjukkan kesesuaian dengan persyaratan
sistem manajemen mutu yang ditetapkan.
Standar ini dapat digunakan oleh pihak internal dan eksternal Ini
bukan maksud dari standar ini menyiratkan perlunya:
1) Keseragaman dalam struktur sistem manajemen mutu yang berbeda
2) Keselarasan dokumentasi dengan struktur klausul standar ini
3) Penggunaan terminologi spesifik standar ini dalam organisasi
Persyaratan sistem manajemen mutu yang ditentukan dalam standar
ini melengkapi persyaratan untuk produk dan layanan.

c. Prinsip – Prinsip Manajemen Mutu


Standar ini didasarkan pada prinsip-prinsip manajemen mutu ISO 9000.
Dijelaskan dalam penjelaskan termasuk pernyataan dari masing-masing
prinsip, dasar pemikiran mengapa prinsip penting bagi organisasi, beberapa
contoh manfaat yang terkait dengan prinsip dan contoh tindakan yang khas
untuk meningkatkan kinerja organisasi ketika menerapkan prinsip (Final
Draft ISO 9001:2015).

27
Prinsip – prinsip manajemen mutu adalah:
1) Fokus Pelanggan
Pernyataan:
Fokus utama dari manajemen mutu adalah untuk memenuhi
kebutuhan pelanggan dan berusaha untuk melebihi harapan pelanggan.
Alasan:
Sukses berkelanjutan dapat dicapai jika sebuah organisasi dapat
menarik dan mempertahankan kepercayaan pelanggan dan pihak
berkepentingan lainnya. Setiap aspek dari interaksi pelanggan
memberikan kesempatan untuk menciptakan nilai lebih bagi pelanggan.
Memahami kebutuhan pelanggan dan pihak berkepentingan lainnya
saat ini dan masa depan akan memberikan kontribusi bagi keberhasilan
berkelanjutan dari organisasi.
Manfaat Utama :
a) Peningkatan value pelanggan
b) Peningkatan kepuasan pelanggan
c) Peningkatan loyalitas pelanggan
d) Bisnis yang berulang ditingkatkan
e) Peningkatan reputasi organisasi
f) Basis pelanggan diperluas
g) Peningkatan pendapatan dan pangsa pasar
Tindakan yang dapat diambil :
a) Mengenali pelanggan langsung dan tidak langsung sebagai orang-
orang yang menerima value dari organisasi.
b) Memahami kebutuhan dan harapan sekarang dan masa depan
pelanggan.
c) Hubungkan tujuan organisasi dengan kebutuhan dan harapan
pelanggan.
d) Komunikasikan kebutuhan dan harapan pelanggan di seluruh
organisasi.

28
e) Rencana, desain, pengembangan, produksi, penyampaian barang dan
jasa dan dukungan untuk memenuhi kebutuhan dan harapan
pelanggan.
f) Mengukur dan memantau kepuasan pelanggan dan mengambil
tindakan yang tepat.
g) Menentukan dan mengambil tindakan pada kebutuhan dan harapan
pihak yang berkepentingan yang dapat mempengaruhi kepuasan
pelanggan.
h) Secara aktif mengelola hubungan dengan pelanggan untuk mencapai
kesuksesan yang berkelanjutan.

2) Kepemimpinan
Pernyataan:
Para pimpinan di semua tingkatan menetapkan kesatuan tujuan dan arah
dan menciptakan kondisi di mana orang-orang yang terlibat dalam mencapai
sasaran-sasaran mutu organisasi.
Alasan :
Menciptakan kesatuan tujuan dan arah dan keterlibatan orang
mengaktifkan sebuah organisasi untuk menyelaraskan strategi, kebijakan,
proses dan sumber daya untuk mencapai tujuannya.
Manfaat Utama:
a) Peningkatan efektivitas dan efisiensi dalam memenuhi sasaran-sasaran
mutu organisasi
b) Koordinasi yang lebih baik dari proses organisasi
c) Peningkatan komunikasi antara tingkatan dan fungsi organisasi
d) Pengembangan dan peningkatan kemampuan organisasi dan orang-orang
untuk memberikan hasil yang diinginkan
Tindakan yang dapat diambil:
a) Komunikasi misi, visi, strategi, kebijakan dan proses organisasi di
seluruh organisasi.
b) Membuat dan mempertahankan nilai-nilai bersama, keadilan dan model
etis untuk perilaku di semua tingkat organisasi.

29
c) Membangun budaya kepercayaan dan integritas.
d) Mendorong komitmen diseluruh organisasi untuk kualitas.
e) Pastikan bahwa para pemimpin disemua tingkatan adalah contoh positif
kepada orang-orang dalam organisasi.
f) Mempersiapkan karyawan dengan sumber daya, pelatihan dan otoritas
yang diperlukan untuk bertindak dengan akuntabilitas.
g) Menginspirasi, mendorong dan mengakui kontribusi orang.

3) Keterlibatan Orang
Pernyataan:
Karyawan yang kompeten, diberdayakan dan terlibat di semua
tingkatan di seluruh organisasi sangat penting untuk meningkatkan
kemampuan untuk menciptakan dan memberikan nilai.
Alasan:
Untuk mengelola organisasi secara efektif dan efisien, penting untuk
melibatkan semua orang di semua tingkatan dan menghormati mereka sebagai
individu. Pengakuan, pemberdayaan dan peningkatan kompetensi
memfasilitasi keterlibatan orang dalam mencapai sasaran mutu organisasi.
Manfaat Utama:
a) Peningkatan pemahaman sasaran mutu organisasi oleh orang-orang
dalam organisasi dan meningkatkan motivasi untuk mencapainya
b) Peningkatan keterlibatan orang dalam kegiatan perbaikan
c) Peningkatan inisiatif pengembangan pribadi dan kreativitas
d) Peningkatan kepuasan masyarakat
e) Peningkatan kepercayaan dan kerjasama seluruh organisasi
f) Peningkatan memperhatikan nilai-nilai dan budaya bersama seluruh
organisasi
Tindakan yang dapat diambil :
a) Berkomunikasi dengan orang-orang untuk mempromosikan pemahaman
tentang pentingnya kontribusi masing-masing.
b) Mempromosikan kolaborasi di seluruh organisasi.
c) Memfasilitasi diskusi terbuka dan berbagi pengetahuan dan pengalaman.

30
d) Memberdayakan orang untuk menentukan kendala untuk kinerja dan
mengambil inisiatif untuk tanpa rasa takut.
e) Mengenali dan mengakui kontribusi orang, belajar dan perbaikan.
f) Aktifkan evaluasi diri kinerja terhadap tujuan pribadi.
g) Melakukan survei untuk menilai kepuasan masyarakat,
mengkomunikasikan hasil, dan mengambil tindakan yang tepat.

4. Pendekatan Proses
Pernyataan:
Hasil yang konsisten dan dapat diprediksi tercapai lebih efektif dan
efisien jika kegiatan dipahami dan dikelola sebagai proses yang saling terkait
yang berfungsi sebagai sistem yang koheren.
Alasan:
Sistem manajemen mutu terdiri dari proses yang saling berkaitan.
Memahami bagaimana hasil yang dihasilkan oleh sistem ini memungkinkan
suatu organisasi untuk mengoptimalkan sistem dan kinerjanya.
Manfaat Utama:
a. Peningkatan kemampuan untuk fokus usaha pada proses kunci dan
peluang untuk perbaikan
b. Hasil yang konsisten dan dapat diprediksi melalui sistem dari proses
yang selaras
c. Kinerja dioptimalkan melalui manajemen proses yang efektif, efisiensi
penggunaan sumber daya, dan mengurangi hambatan lintas fungsional
d. Mengaktifkan organisasi untuk memberikan keyakinan kepada pihak
yang berkepentingan untuk konsistensi, efektivitas dan efisiensi
Tindakan yang dapat diambil:
a. Tentukan tujuan dari sistem dan proses yang diperlukan untuk
mencapainya.
b. Menetapkan wewenang, tanggung jawab dan akuntabilitas untuk
mengelola proses.
c. Memahami kemampuan organisasi dan menentukan kendala sumber daya
sebelum tindakan.

31
d. Tentukan saling ketergantungan proses dan menganalisis pengaruh
modifikasi proses individu pada sistem secara keseluruhan.
e. Mengelola proses dan keterkaitan mereka sebagai sistem untuk mencapai
sasaran mutu organisasi secara efektif dan efisien.
f. Pastikan informasi yang diperlukan tersedia untuk mengoperasikan dan
meningkatkan proses dan untuk memantau, menganalisis dan
mengevaluasi kinerja sistem secara keseluruhan.
g. Mengelola risiko yang dapat mempengaruhi output dari proses dan hasil
keseluruhan dari sistem manajemen mutu.
.

5. Perbaikan (Peningkatan)
Pernyataan:
Organisasi yang sukses memiliki fokus yang berkelanjutan pada perbaikan.
Alasan:
Perbaikan adalah penting bagi suatu organisasi untuk mempertahankan
tingkat kinerja saat ini, untuk bereaksi terhadap perubahan kondisi internal
dan eksternal dan untuk menciptakan peluang baru.
Manfaat Utama :
a. Peningkatan kinerja proses, kemampuan organisasi dan kepuasan
pelanggan
b. Peningkatan fokus pada penyelidikan dan penentuan akar-masalah,
diikuti oleh pencegahan dan tindakan korektif
c. Peningkatan kemampuan untuk mengantisipasi dan bereaksi terhadap
risiko dan peluang internal dan eksternal
d. Pertimbangan peningkatan baik perbaikan inkremental dan terobosan
e. Peningkatan penggunaan pembelajaran untuk perbaikan
f. Peningkatan drive untuk inovasi
Tindakan yang dapat diambil :
a. Mempromosikan pembentukan tujuan perbaikan di semua tingkatan
organisasi.
b. Mendidik dan melatih orang-orang di semua tingkatan pada bagaimana
menerapkan alat dasar dan metodologi untuk mencapai tujuan perbaikan.

32
c. Pastikan orang yang kompeten untuk berhasil mempromosikan dan
proyek-proyek perbaikan menyeluruh.
d. Mengembangkan dan menyebarkan proses untuk melaksanakan proyek-
proyek perbaikan diseluruh organisasi.
e. Telusuri, review dan audit perencanaan, pelaksanaan, penyelesaian dan
hasil proyek perbaikan.
f. Mengintegrasikan pertimbangan perbaikan ke dalam pengembangan baru
atau pengubahan barang, jasa dan proses.
g. Mengenali dan mengakui perbaikan.

6. Pengambilan Keputusan Berbasis Bukti


Pernyataan:
Keputusan berdasarkan analisis dan evaluasi data dan informasi yang
lebih mungkin untuk menghasilkan hasil yang diinginkan.
Alasan:
Pengambilan keputusan dapat menjadi proses yang kompleks, dan
selalu melibatkan beberapa ketidakpastian. Ini sering melibatkan beberapa
jenis dan sumber input, serta interpretasi mereka, yang dapat subjektif. Hal
ini penting untuk memahami hubungan sebab-akibat dan potensi
konsekuensi yang tidak diinginkan. Fakta, bukti dan analisis data akan
mengarahkan objektivitas yang lebih besar dan keyakinan dalam
pengambilan keputusan.
Manfaat Utama :
a. Peningkatan proses pengambilan keputusan
b. Peningkatan penilaian kinerja proses dan kemampuan untuk mencapai
tujuan
c. Peningkatan efektivitas dan efisiensi operasional
d. Peningkatan kemampuan untuk meninjau, tantangan dan mengubah opini
dan keputusan
e. Peningkatan kemampuan untuk menunjukkan efektivitas keputusan masa
lalu

33
Tindakan yang dapat diambil:
a. Menentukan, mengukur dan memonitor indikator kunci untuk
menunjukkan kinerja organisasi.
b. Membuat semua data yang diperlukan tersedia untuk orang-orang yang
relevan.
c. Pastikan bahwa data dan informasi yang cukup akurat, terpercaya dan
aman.
d. Analisis dan mengevaluasi data dan informasi dengan metode yang tepat.
e. Pastikan orang kompeten untuk menganalisis dan mengevaluasi data yang
diperlukan.
f. Membuat keputusan dan mengambil tindakan berdasarkan bukti, seimbang
dengan pengalaman dan intuisi.

7. Manajemen hubungan
Pernyataan:
Untuk sukses berkelanjutan, sebuah organisasi harus mengelola
hubungan dengan pihak yang berkepentingan, seperti pemasok.
Alasan:
Pihak yang berkepentingan mempengaruhi kinerja organisasi.
Keberhasilan berkelanjutan lebih mungkin untuk dicapai ketika organisasi
mengelola hubungan dengan semua pihak yang berkepentingan untuk
mengoptimalkan dampaknya terhadap kinerjanya. Manajemen hubungan
dengan jaringan pemasok dan mitra adalah penting.
Manfaat Utama:
a. Peningkatan kinerja organisasi dan pihak yang berkepentingan melalui
merespon peluang dan hambatan yang terkait dengan masing-masing
pihak yang berkepentingan
b. Pemahaman umum tujuan dan nilai-nilai di antara pihak yang
berkepentingan
c. Peningkatan kemampuan untuk menciptakan nilai bagi pihak yang
tertarik dengan berbagi sumber daya dan kompetensi dan mengelola
risiko-kualitas yang berhubungan

34
d. Sebuah rantai pasokan yang dikelola dengan baik yang menyediakan
aliran stabil barang dan jasa
Tindakan yang dapat diambil:
a. Tentukan pihak yang berkepentingan terkait (seperti pemasok, mitra,
pelanggan, investor, karyawan, dan masyarakat secara keseluruhan) dan
hubungan mereka dengan organisasi.
b. Menentukan dan memprioritaskan hubungan pihak yang berkepentingan
yang perlu dikelola.
c. Membangun hubungan yang menyeimbangkan keuntungan jangka
pendek dengan pertimbangan jangka panjang.
d. Mengumpulkan dan berbagi informasi, keahlian dan sumber daya dengan
pihak terkait yang berkepentingan.
e. Mengukur kinerja dan memberikan umpan balik kinerja untuk pihak
yang berkepentingan, yang sesuai, untuk meningkatkan inisiatif
perbaikan.
f. Membangun pengembangan dan peningkatan kegiatan kolaboratif
dengan para pemasok, mitra dan pihak berkepentingan lainnya.
g. Mendorong dan mengakui perbaikan dan prestasi oleh pemasok dan
mitra.

4. Pendekatan Proses
Standar ini mempromosikan adopsi pendekatan proses saat
mengembangkan, mengimplementasikan dan meningkatkan efektifitas sistem
manajemen mutu, untuk meningkatkan kepuasan pelanggan dengan memenuhi
persyaratan pelanggan. Persyaratan khusus dianggap penting untuk adopsi
pendekatan proses termasuk dalam klausul 4.4 (Final Draft ISO 9001:2015).
Memahami dan mengelola proses yang saling terkait sebagai suatu sistem
kontribusi untuk efektivitas dan efisiensi organisasi dalam mencapai hasil yang
diinginkan. Pendekatan ini memungkinkan organisasi untuk mengontrol
hubungan timbal balik dan saling ketergantungan antara proses dari sistem,
sehingga kinerja keseluruhan organisasi dapat ditingkatkan

35
Pendekatan proses melibatkan definisi sistematis dan pengelolaan proses,
dan interaksi mereka, sehingga mecapai hasil yang diharapkan sesuai dengan
kebijakan mutu dan arah strategis organisasi. Manajemen proses dan sistem
secara keseluruhan dapat dicapai dengan menggunakan siklus PDAC dengan
fokus keseluruhan pada pemikiran berbasis risiko yang bertujuan untuk
mengambil keuntungan dari peluang dan mencegah hasil yang tidak diinginkan.
Penerapan pendekatan proses dalam sistem manajemen mutu memungkinkan:
1) Pemahaman dan konsistensi dalam memenuhi persyaratan
2) Pertimbangan proses dalam hal nilai tambah
3) Pencapaian kinerja proses yang efektif
4) Perbaikan proses berdasarkan evaluasi data dan informasi

5. Siklus Plan – Do – Check – Act


Siklus PDAC dapat diterapkan pada semua proses dan sistem manajemen
mutu secara keseluruhan. Gambar 2.1 menggambarkan bagaimana Klausul 4
sampai 10 dapat dikelompokkan dalam kaitannya dengan siklus PDAC (Final
Draft ISO 9001:2015).
Gambar 2.1 Struktur Standar ISO 9001:2015 dalam siklus PDAC

Sumber : Final Draft ISO/FDIS 9001:2015

Siklus PDAC dapat dijelaskan secara singkat sebagai berikut:


1) Rencana: menetapkan tujuan dari sistem dan proses dan sumber daya yang
dibutuhkan untuk memberikan hasil yang sesuai dengan persyaratan
pelanggan dan kebijakan organisasi

36
2) Laksanakan: menerapkan apa yang direncanakan
3) Periksa: memantau dan (jika ada) proses mengukur produk dan jasa yang
dihasilkan terhadap kebijakan, sasaran dan persyaratan dan melaporkan
hasil
4) Tindakan: mengambil tindakan untuk meningkatkan kinerja yang diperlukan

6. Pemikiran Berbasis Resiko


Risiko berdasarkan pemikiran (klausul A.4) sangat penting untuk
mencapai sistem manajemen mutu yang efektif. Konsep pemikiran berbasis
risiko telah tersirat dalam edisi sebelumnya. Strandar ini termasuk, misalnya,
melakukan tindakan preventif untuk menghilangkan ketidaksesuaian potensial,
menganalisis setiap ketidaksesuaian yang terjadi, dan mengambil tindakan untuk
mencegah terulangnya yang sesuai untuk efek ketidaksesuaian. (Final Draft ISO
9001:2015).
Untuk memenuhi persyaratan standar ini, organisasi perlu untuk
merencanakan dan melaksanakan tindakan untuk mengatasi risiko dan peluang.
Mengatasi risiko dan peluang menetapkan dasar untuk meningkatkan efektivitas
sistem manajemen mutu, mencapai hasil yang lebih baik dan mencegah efek
negatif.
Peluang bisa munculsebagai akibat dari situasi yang menguntungkan untuk
mencapai hasil yang diinginkan, misalnya, satu set keadaan yang memungkinkan
organisasi untuk menarik pelanggan mengembangkan produk dan layanan baru,
mengurangi limbah atau meningkatkan produktivitas. Tindakan untuk peluang
alamat juga dapat mencakup pertimbangan risiko yang terkait.
Risiko adalah efek dari ketidakpastian dan setiap ketidakpastian tersebut
dapat memiliki efek positif atau negatif. Penyimpangan positif yang timbul dari
risiko dapat memberikan kesempatan, tapi tidak semua efek posotif dari hasil
risiko dalam peluang.

37
7. Hubungan dengan Standar Sistem Manajemen Lainnya
Standar ini berlaku kerangka yang dikembagkan oleh ISO untuk
meningkatkan keselarasan antara Standar Internasional untuk sistem manajemen
(klausul A.1). Standar ini memungkinkan organisasi untuk menggunakan
pendekatan proses, ditambah dengan siklus PDAC dan pemikiran berbasis
risiko, untuk menyelaraskan atau memadukan sistem manajemen mutunya
dengan persyaratan standarsistem manajemen lainnya. (Final Draft ISO
9001:2015).
Standar ini berkatian dengan ISO 9000 dan ISO 9004 sebagia berikut:
1) 1.Sistem manajemen mutu ISO 9000 – Fundamentals dan kosataka
memberikan latar belakang penting untuk pemahaman yang tepat dan
pelaksanaan standar ini;
2) 2.ISO 9004 Mengelola bagi keberhasilan berkelanjutan dari suatu organisasi
Pendekatan manajemen mutu memberikan panduan untuk organisasi yang
memilih untuk kemajuan luar persyaratan standar ini.
Standar ini tidak mencakup persyaratan khusus untuk sistem manajemen
lain, seperti untuk pengelolaan lingkungan, kesehatan dan manajemen
keselamatan, atau manajemen keuangan.
Standar sistem manajemen mutu sektor tertentu berdasarkan persyaratan
standar ini telah dikembangkan untuk sejumlah sektor. Beberapa standar ini
menentukan persyaratan sistem manajemen mutu tambahan, sementara yang lain
terbatas untuk menyediakan bimbingan untuk penerapan standar ini dalam sektor
tertentu.

8. Persyaratan Standar (Klausul) Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2015


Pemahaman terhadap persyaratan-persyaratan standar dari ISO 9001 ini
akan mambantu manajemen organisasi dalam mengembangkan sistem
manajemen mutu secara sistematik untuk memenuhi kepuasan pelanggan
(costumers satisfaction) dan peningkatan proses terus menerus (continual
processes improvement). Terdapat sepuluh persyaratan SMM ISO 9001:2015
yang saling berkaitan. (Final Draft ISO 9001:2015) Persyaratan SMM ISO 9001
tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

38
Tabel 2.1 Sepuluh Persyaratan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001
Kode Keterangan Kode Keterangan
1 Ruang Lingkup 8 Operasi
2 Acuan Normatif 8.1 Perencanaan dan Pengendalian
3 Istilah dan Definisi Operasional
4 Konteks Organisasi 8.2 Persyaratan untuk Produk dan
4.1 Memahami Organisasi dan Konteksnya Layanan
4.2 Memahami Kebutuhan dan Harapan 8.2.1 Komunikasi Pelanggan
Pemangku Berkepentingan 8.2.2 Menentukan Persyaratan Berkaitan
4.3 Menetapkan lingkup Sistem Manajemen dengan Produk dan Jasa
Mutu 8.2.3 Tinjauan Persyaratan yang
4.4 Sistem Manajemen Mutu dan Proses- Berkaitan dengan Produk dan Jasa
Prosesnya 8.2.4 Perubahan Persyaratan untuk
5 Kepemimpinan Produk dan Layanan
5.1 Kepemimpinan dan Komitmen 8.3 Desain dan Pengembangan Produk
5.1.1 Umum dan Jasa
5.1.2 Fokus Pelanggan 8.3.1 Umum
5.2 Kebijakan 8.3.2 Perencanaan Desain dan
5.2.1 Mengembangkan Kebijakan Mutu Pengembangan
5.2.2 Komunikasi Kebijakan Mutu 8.3.3 Masukan Desain dan
5.3 Peran Organisasi, Tanggung Jawab dan Pengembangan
Wewenang Perencanaan 8.3.4 Kendali Desain dan Pengembangan
6.1 Tindakan untuk Mengatasi Risiko dan 8.3.5 Hasil desain dan Pengembangan
Peluang 8.3.6 Perubahan Desain dan
6.2 Sasaran Mutu dan Perencanaan untuk Pengembangan
Mencapainya 8.4. Pengendalian Proses Eksternal yang
6.3 Perencanaan PerubahanDukungan Disediakan, Produk dan Jasa
7.1.1 Sumber Daya 8.4.1 Umum
7.1.2 Orang 8.4.2 Jenis dan Jangkauan Pengendalian
7.1.3 Infrastruktur 8.4.3 Informasi untuk Penyedia Eksternal
7.1.4 Lingkungan untuk Pengoperasian Proses 8.5 Produksi dan Penyediaan Jasa
7.1.5 Sumber Daya Pemantauan dan 8.5.2 Identifikasi dan Mampu Telusur
Pengukuran 8.5.3 Properti Milik Pelanggan atau
7.1.5.1 Umum Penyedia Eksternal
7.1.5.2 Ketertelusuran Pengukuran 8.5.4 Penjagaan
7.1.6 Pengetahuan Organisasi 8.5.5 Kegiatan Setelah Pengiriman
7.2 Kompetensi 8.5.6 Pengendalian Perubahan
7.3 Kesadaran 8.6 Pelepasan Produk dan Jasa
7.4 Komunikasi 8.7 Pengendalian Ketidaksesuaian Hasil
7.5 Informasi Dokumentasi 9 -Hasil Evaluasi Kinerja
7.5.1 Umum 9.1 Pemantauan, Pengukuran, Analisis
7.5.2 Membuat dan Memperbarui dan Evaluasi
7.5.3 Pengendalian Informasi 9.1.1 Umum
Didokumentasi 9.1.2 Kepuasan Pelanggan
7.5.3.1 Informasi terdokumentasi diperlukan 9.1.3 Analisis dan Evaluasi
oleh sistem manajemen mutu dan standar ini 9.2 Audit Internal
harus dikendalikan untuk memastikan: 9.3 Tinjauan Manajemen
a) itu tersedia dan cocok untuk digunakan, 9.3.1 Umum
dimana dan kapan diperlukan 9.3.2 Masukan Tinjauan Manajemen
b) itu cukup terlindungi (misalnya dari 9.3.3 Hasil Tinjauan Manajemen
hilangnya kerahasiaan, penggunaan yang 10 Peningkatan
tidak benar, atau kehilangan integritas) 10.1 Umum
7.5.3.2 Untuk mengendalikan informasi 10.2 Ketidaksesuaian dan Tindakan
terdokumentasi, organisasi harus menangani Korektif
kegiatan-kegiatan berikut, sebagaimana 10.3 Perbaikan Berkelanjutan
berlaku: Lampiran A
a) distribusi, akses, pengambilan dan A1 Struktur dan Terminologi Produk dan

39
Kode Keterangan Kode Keterangan
penggunaan A2 Jasa Memahami Kebutuhan dan
b) penyimpanan dan pelestarian, termasuk A3 Harapan Pihak yang
pelestarian keterbacaan Berkepentingan
c) pengendalian perubahan A4 Pemikiran Berbasis Resiko
d) retensi dan disposisi A5 Applicability
A6 Informasi Terdokumentasi
A7 Pengetahuan Organisasi
A8 Pengendalian Proses Eksternal

Sumber : Final Draft ISO/FDIS 9001:2015

C. Penelitian Terdahulu
a. Kholidatunur. 2011. Penelitian ini berjudul “Penerapan Sistem Manajemen
Mutu ISO 9001:2008 dalam Meningkatkan Mutu Pelayanan Pendidikan di
Pondok Pesantren Modern Sahid”. Hasil laporan menunjukkan proses
penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 dalam rangka
meningkatkan mutu pelayanan pendidikan di Pondok Pesantren Modern
Sahid yang dispesifikasikan kepada: pembuatan Job Description yang jelas,
pelaksanaan pendidikan dan pelatihan sumber daya pondok pesantren, perlu
adanya komunikasi internal dan eksternal, dan perlu adanya
supervise/pengawasan, disusun dengan tahap-tahap yang sistematis sesuai
dengan fungsi manajemen mutu yaitu PDAC (Plan, Do, Check, and Act).
b. Kurniawan, Adi. 2015. Penelitian ini berjudul “Dampak Penerapan Sistem
Manajemen Mutu ISO 9001 : 2008 terhadap Kualitas Pelayanan di SMK
Negeri 2 Kendal”. Hasil penelitian menunjukan bahwa Kualitas pelayanan
administrasi sekolah di SMK Negeri 2 Kendal dalam pada kategori cukup
puas sebesar 55,24% merupakan persentase yang paling besar
c. Sari, Widia. 2009. Penelitian ini berjudul “Study Penerapan Sistem
Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Pada Proyek Bandara Kuala Namu
Kabupaten Deli Serdang”. Hasil penilitian menunjukkan Sistem manajemen
mutu ISO 9001:2000 merupakan sistem manajemen mutu yang lengkap dan
terperinci sehingga proses pekerjaan dan bagian-bagian pendukungnya dapat
berjalan dengan terencana dan terkendali, baik ditinjau dari aspek
pembiayaan, mutu dan waktu sehingga lebih efektif dan benar.

40
d. Julianty, Palmeria. 2005. Penelitian ini berjudul “Penerapan sistem
manajemen mutu berbasiskan ISO 9001:2000 dalam jasa konstruksi pada PT
Wijaya Karya Cabang Jawa Barat”. Hasil laporanmenunjukkan bahwa
Dampak penerapan sistem manajemen mutu berbasiskan ISO 9001:2000 PT.
Wijaya Karya adalah peningkatan mutu terus-menerus, peningkatan mutu
yang dilakukan PT. Wijaya Karya antara lain mengenai Prosedur
Penyimpanan Rekaman, Prosedur Pengendalian Dokumen, Instruksi Kerja
Pengendalian Gambar di Bidang Konstruksi. Selain berlangsungnya
perbaikan berkesinambungan, Direksi hendaknya mempertimbangkan
terobosan perubahan pada proses. Hal ini dilakukan sebagai cara untuk
memperbaiki kinerja perusahaan. Selama perubahan berlangsung, direksi
hendaknya mengambil langkah untuk memastikan bahwa sumber daya dan
komunikasi yang dibutuhkan tersedia untuk memelihara SMM. Proses
perbaikan berkesinambungan hendaknya digunakan sebagai alat untuk
perbaikan keefektifan dan efisiensi internal, termasuk peningkatan kepuasan
pelanggan dan pihak yang berkepentingan.

D. Kerangka Berpikir

Gambar 2.2 Kerangka Berpikir

Sumber: Data Olahan Pengamat (2017)

41
BAB III
METODE LAPORAN

A. Lokasi, Populasi, dan Sampel


1. Lokasi
Lokasi dalam laporan ini adalah SMK Negeri 6 Malang di Jl. Ki
Ageng Gribig No.28, Madyopuro, Kedungkandang, Kota Malang, Jawa
Timur Kode Pos 65139, Telpon (0341) 722216.

2. Populasi
Populasi merupakan keseluruhan objek/subyek laporan yang dijadikan
sumber data dalam laporan. Sugiyono (2011: 117) menyatakan “Populasi
adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”. Populasi dalam laporan
ini adalah seluruh Tenaga Pendidik yang ada di Badan Pendidikandan
Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat yang berjumlah 98 orang.
3. Sampel
Sampel merupakan sebagian dari jumlah populasi yang dijadikan
objek/subyek dalam laporan. Sugiyono (2011: 118) menyatakan bahwa:
“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut”.
Dalam pengambilan sampel laporan, sampel laporan tersebut harus
betul-betul representatif, artinya sampel yang diambil harus dapat mewakili
keseluruhan jumlah populasi yang ada. Roscoe dalam buku Sugiyono (2011:
131) memberikan saran-saran tentang ukuran sampel untuk laporan,
diantaranya sebagai berikut:
1. Ukuran sampel yang layak dalam laporan adalah antara 30 sampai
dengan 500.
2. Bila sampel dibagi dalam kategori (misalnya: pria-wanita, pegawai
negeri-swasta dan lain-lain) maka jumlah anggota sampel setiap
kategori minimal 30.
3. Bila dalam laporan akan melakukan analisis dengan multivariate
(korelasi atau regresi ganda misalnya), maka jumlah anggota sampel
minimal 10 kali dari jumlah variabel yang diteliti. Misalnya variabel

42
laporannya ada 5 (independen + dependen), maka jumlah anggota
sampel = 10 x 5 = 50.
4. Untuk laporan eksperimen yang sederhana, yang menggunakan
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, maka anggota sampel
masing-masing antara 10 s/d 20.

Karena jumlah populasi dalam laporan ini berjumlah kurang dari 100
orang, maka sampel yang digunakan dalam laporan ini adalah keseluruhan
jumlah populasi yang ada yang menjadi objek/subyek laporan. Sesuai
dengan yang dikemukakan oleh Sugiyono (2011:126) bahwa: “Jumlah
sampel yang diharapkan 100% mewakili populasi adalah sama dengan
jumlah anggota populasi itu sendiri”. Dengan kata lain, laporan ini
merupakan laporan populasi.
Berdasarkan hal tersebut, maka jumlah sampel dalam peneltian ini
adalah sebanyak 98 orang sesuai dengan jumlah populasi yang ada.

B. Desain Laporan
Desain laporan menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2007: 287)
merupakan “Rancangan bagaimana laporan tersebut dilaksanakan”. Desain
laporan lebih mengarah pada langkah-langkah pengumpulan data. Nana Syaodih
Sukmadinata (2007: 287) menguraikan desain laporan tersebut secara rinci,
yaitu:
-Data apa yang akan dikumpulkan,
-Darimana dan dari siapa data tersebut dikumpulkan, dan
-Dikumpulkan dengan menggunakan teknik dan instrumen apa, bagaimana
langkah
-langkah pengumpulan datanya.

Nana Syaodih Sukmadinata (2007: 287) menyebutkan “Dalam setiap


komponen dan langkah kegiatan, diberi penjelasan singkat disertai rumusan
sasaran yang ingin dicapai serta alasan mengapa digunakan cara/teknik
tersebut”. Selain itu Suharsimi Arikunto (2006: 23) membagi langkah-langkah
laporan sebagai berikut:
-Memilihmasalah
-Studi pendahuluan
-Merumuskan masalah
-Merumuskan anggapan dasar dan merumuskan hipotesis
-Memilih pendekatan

43
-Menentukan variabel dan sumber data
-Menentukan dan menyusun instrumen
-Mengumpulkan data
-Analisis data
-Menarik kesimpulan
-Menyusun laporan

C. Metode Laporan
Metode Laporan merupakan cara yang digunakan peneliti untuk mencapai
tujuan laporan. Ini sejalan dengan pendapat Sugiyono (2011: 3) yang
mengungkapkan bahwa: “Secara umum metode laporan diartikan sebagai cara
ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”.
Adapun yang menjadi metode dalam laporan ini adalah metode deskriptif
dengan pendekatan kuantitatif yang ditunjang oleh studi dokumentasi.
1. Metode Deskriptif
Metode deskriptif merupakan metode yang digunakan untuk
menjelaskan atau menerangkan suatu peristiwa yang terjadi pada saat
sekarang. Sejalan dengan Suharsimi Arikunto (2006: 35) yang menyatakan
bahwa:
Apabila peneliti bermaksud mengetahui keadaan sesuatu mengenai apa
dan bagaimana, berapa banyak, sejauh mana, dan sebagainya, maka
laporannya bersifat deskriptif, yaitu menjelaskan atau menerangkan peristiwa.

2. Pendekatan Kuantitatif
Laporan dengan pendekatan kuantitatif ini merupakan laporan yang
banyak menuntut menggunakan angka, karena pendekatan kuantitatif adalah
suatu pendekatan yang digunakan untuk menjawab permasalahan laporan
dengan menganalisis data menggunakan perhitungan statistik. Menurut
Sugiyono (2011: 14) menyatakan bahwa:
Metode laporan kuantitatif dapat diartikan sebagai metode laporan yang
berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada
populasi atau sampel tertentu, teknik pengumpulan sampel pada umumnya
dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen
laporan, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk
menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

44
3. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi merupakan cara mengadakan laporan yang
bersumber pada tulisan-tulisan atau bukti-bukti yang ada. Ini sejalan dengan
pendapat Suharsimi Arikunto (2006: 158) yang menyatakan bahwa:

Dokumentasi, dari asal katanya dokumen yang artinya barang-barang


tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki
benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-
peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya.

Studi dokumentasi digunakan untuk dapat menunjang proses


berjalannya laporan, karena dengan studi dokumentasi ini peneliti
mendapatkan informasi-informasi mengenai sesuatu hal yang relevan dengan
permasalahan yang akan diteliti. Cara yang dilakukan dalam studi
dokumentasi ini adalah melalui penelaahan berbagai sumber bacaan yang
memenuhi syarat keilmuan, seperti buku-buku, laporan hasil laporan, artikel,
jurnal, peraturan-peraturan, landasan hukum dan sebagainya.

D. Definisi Operasional
Untuk menghindari salah penafsiran pada judul dan ruang lingkup
masalah yang diteliti, perlu dijelaskan beberapa istilah yang terkandung
dalam laporan ini, sehingga terdapat persamaan pandangan atau keseragaman
landasan berfikir antara penulis dengan pembaca. Adapun definisi operasional
yang digunakan dalam laporan ini adalah:
1. Pengaruh
Pengertian pengaruh menurut Suharsimi Arikunto (2006: 37) adalah:

Suatu hubungan antara keadaan pertama dengan keadaan yang kedua


terdapat hubungan sebab akibat. Keadaan pertama diperkirakan menjadi
penyebab yang kedua. Keadaan pertama berpengaruh terhadap keadaan
yang kedua.

Berdasarkan pengertian diatas, maka yang dimaksud pengaruh dalam


laporan ini adalah bentuk hubungan antara variabel X yaitu penerapan
sistem manajemen mutu ISO 9001:2015 yang berpengaruh terhadap
variabel Y yaitu kualitas kinerja tenaga pendidik.

45
2. Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2015
SMM ISO 9001 merupakan pendekatan proses, dimana pendekatan ini
memiliki keterkaitan dengan pendekatan sistem dan pendekatan fakta yang
berfungsi untuk mengukur keberhasilan program secara menyeluruh. Hal ini
sesuai dengan yang diungkapkan Vincent Gaspersz yang dikutip E. Sobana
(2012: 16) yang menyatakan bahwa:

Pendekatan proses bertujuan untuk mencapai siklus dinamik dari


peningkatan terus menerus dan memberikan hasil-hasil yang signifikan
kepada organisasi, terutama dalam bentuk kinerja, produk dan bisnis,
efektifitas, efisiensi dan reduksi biaya.

Sejalan dengan pengertian diatas, penerapan sistem manajemen mutu


ISO 9001:2008 dalam laporan ini adalah penerapan sistem manajemen mutu
pada pendekatan proses yang tertuju pada kinerja organisasi (Widyaiswara,
penyelenggara dan fasilitas), pelayanan dalam manajemen diklat (pelayanan
pra, selama, dan pasca diklat), efektifitas manajemen diklat (perencanaan,
penyelenggaraan, evaluasi diklat) serta kepuasan pelangan (peserta diklat,
stakeholder).

3. Kualitas Kinerja Tenaga Pendidik


Berdasarkan perspektif TQM (Total Quality Management) menurut
Geotsch & Davis (Fandi Tjiptono & Gregorius Chandra, 2007: 110)
mengungkapkan bahwa: “Kualitas dipandang secara lebih komprehensif atau
holistik, dimana bukan hanya aspek hasil saja yang ditekankan, melainkan
juga meliputi proses, lingkungan dan sumber daya manusia”.
Sejalan dengan pengertian diatas, kualitas juga memperhatikan segi
sumber daya manusia baik itu kualitas kompetensi yang dimiliki maupun
kualitas kinerja yang dihasilkan. A. Anwar Prabu Mangkunegara (2001:
67)mengungkapkan bahwa: “Kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara
kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya”.

46
Kualitas kinerja mengajar widyaiswara dalam laporan ini adalah
ketercapaian hasil kerja widyaiswara sesuai dengan tugas dan wewenangnya
yaitu mulai dari perencanaan diklat berkaitan dengan penganalisisan
kebutuhan diklat, penyusunan kurikulum diklat, dan penyusunan bahan diklat.
Pelaksanaan diklat berkaitan dengan pelaksanaan diklat di dalam kelas,
mendidik, mengajar dan melatih peserta diklat. Evaluasi diklat berkaitan
dengan mengadakan ujian diklat. Pembimbingan kepada peserta diklat
berkaitan dengan kegiatan membimbing peserta diklat dalam penyelesaian
tugas dan praktek lapangan, dan membimbing peserta diklat dalam diskusi
kelas.

E. Instrumen
Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap
fenomena sosial maupun alam. Meneliti dengan data yang sudah ada lebih
dinamakan membuat laporan dari pada melakukan laporan. Karena pada
prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur
yang baik. Alat ukur dalam laporan dinamakan instrumen laporan. Menurut
Sugiyono (2011: 148), “instrumen laporan adalah suatu alat yang digunakan
untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik
semua fenomena ini disebut variabel laporan”.
Selain itu, jumlah instrumen laporan harus sesuai dan tergantung pada
jumlah variabel laporan. Ini sesuai dengan pernyataan Sugiyono (2011: 149)
yang menyatakan bahwa: “Jumlah instrumen laporan tergantung pada jumlah
variabel laporan yang telah ditetapkan untuk diteliti”. Jumlah instrumen dalam
laporan ini ada dua instrumen yang sesuai dengan jumlah variabel laporan, yaitu:
1. Instrumen untuk mengukur penerapan sistem manajemen mutu ISO
9001:2008.
2. Instrumen untuk mengukur kualitas kinerja mengajar widyaiswara.

47
Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam membuat instrumen
laporan ini adalah:
1. Menetukan variabel yang diteliti yaitu, varibel X (Penerapan Sistem
Manajemen Mutu ISO 9001:2008) dan varibel Y (Kualitas Kinerja
Widyaiswara).
2. Menetapkan indikator dan sub indikator dari setiap variabel laporan.
3. Menyusun kisi-kisi instrumen dari setiap variabel laporan.
4. Membuat daftar pertanyaan dari setiap variabel disertai dengan alternatif
jawaban dan petunjuk cara menjawabnya untuk membantu dan
mempermudah responden dalam menjawab pertanyaan yang telah
disediakan agar tidak terjadi kekeliruan.
5. Menetapkan kriteria penskoran untuk setiap alternatif jawaban, yaitu dengan
menggunakan skala Likert.
Instrumen laporan digunakan untuk melakukan pengukuran pada variabel
yang akan diteliti dengan tujuan menghasilkan data yang akurat, maka setiap
instrumen harus memiliki skala. Sebagaimana telah diungkapkan Sugiyono
(2011: 134) bahwa: “Dengan skala pengukuran ini, maka variabel yang diukur
dengan instrumen tertentu dapat dinyatakan dalam bentuk angka, sehingga akan
lebih akurat, efisien dan komunikatif.”

Ada beberapa jenis skala yang dapat digunakan untuk laporan sebagai
acuan dalam pengukuran. Berdasarkan variabel yang diteliti, laporan ini
menggunakan skala Likert. Menurut Sugiyono (2011: 134) menjelaskan bahwa:
“Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi
seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial”.
Adapun kriteria skor untuk setiap alternatif jawaban item instrumen
menurut Sugiyono (2011: 135) dengan menggunakan skala Likert yaitu sebagai
berikut:

48
Tabel 3.1 Kriteria Skor Alternatif Jawaban
Alternatif Jawaban Skor
Selalu (SL) 5
Sering (S) 4
Kadang-kadang (KD) 3
Hampir Tidak Pernah (HTP) 2
Tidak Pernah (TP) 1

Sumber: Sugiyono (2011: 135)

Cara mengisi instrumen dalam laporan ini adalah dalam bentuk cheklist,
dimana responden memberi tanda () sesuai dengan pendapatnya pada alternatif
jawaban yang telah tersedia. Instrumen ini digunakan sebagai alat pengumpulan
data laporan dengan teknik angket, karena angket digunakan untuk mencari
informasi yang lengkap mengenai suatu masalah dari responden yang jumlahnya
cukup banyak.

F. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data merupakan langkah utama dalam melakukan
laporan, dimana peneliti mencoba memperoleh data yang diperlukan untuk
laporan. Ini sejalan dengan pendapat Sugiyono (2011: 308) yang menyatakan
bahwa:
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam
laporan, karena tujuan utama dari laporan adalah mendapatkan data. Tanpa
mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan
data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dan diperlukan dalam


laporan ini adalah dengan menggunakan kuesioner (angket). Kuesioner
merupakan seperangkat pertanyaan tertutup maupun terbuka yang diberikan
secara langsung maupun dikirim kepada responden untuk memperoleh informasi
yang ia ketahui. Sejalan dengan pendapat Suharsimi Arikunto (2006: 151) yang
mengungkapkan bahwa:

49
Kuesioner merupakan sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya,
atau hal-hal yang ia ketahui”. Selain itu, Sugiyono (2011: 199) menyatakan
bahwa: Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi seperangkat pertanyaan atau penyataan tertulis kepada responden
untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan yang efisien bila
peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa
diharapkan dari responden.

Lebih lanjut Suharsimi Arikunto (2006: 225) menjelaskan prosedur


dalam penyusunan kuesioner adalah:

1. Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan kuesioner.


2. Mengidentifikasikan variabel yang akan dijadikan sasaran kuesioner.
3. Menjabarkan setiap variabel menjadi sub-variabel yang lebih spesifik dan
tunggal.
4. Menentukan jenis data yang akan dikumpulkan, sekaligus untuk menentukan
teknik analisisnya.

Peneliti memilih menggunakan angket sebagai teknik pengumpulan data


didasarkan pada berbagai pertimbangan-pertimbangan yang tentunya dapat
membantu dalam pengumpulan data. Pertimbangan tersebut sejalan dengan
pendapat Suharsimi Arikunto (2006: 152) yang menyatakan bahwa pengunaan
angket memiliki keuntungan:

a. Tidak memerlukan hadirnya peneliti.


b. Dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden.
c. Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatannya masing-masing, dan
menurut waktu senggang responden.
d. Dapat dibuat anonym sehingga responden bebas, jujur dan tidak malu-malu
menjawab.
e. Dapat dibuat terstandar sehingga bagi semua responden dapat diberi
pertanyaan yang benar-benar sama.

Meskipun demikian, penggunaan angket dalam laporan juga memiliki


kelemahan. Suharsimi Arikunto (2006: 152) menyatakan bahwa:
a. Responden sering kali tidak teliti dalam menjawab sehingga ada
pertanyaan yang terlewati tidak dijawab, padahal sukar diulang untuk
diberikan kembali kepadanya.
b. Sering sukar dicari validitasnya.

50
c. Walaupun dibuat anonim, kadang-kadang responden dengan sengaja
memberikan jawab yang tidak betul atau tidak jujur.
d. Sering tidak kembali, terutama jika dikirim lewat pos. Menurut laporan,
angket
e. yang dikirim lewat pos angka pengembaliannya sangat rendah, hanya
sekitar 20% (Anderson).

51
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Dengan Pelaksanaan kujungan studi banding di SMK Negeri 6 Malang
mahasiswa memperoleh banyak sekali informasi yang dapat dikembangkan
dikembangkan dikemudian hari, misal: 1) dengan adanya penerapan ISO
9001:2015 sistem administrasi sekolah menjadi lebih tertib dan teratur; 2)
kinerja tenaga pendidik (guru), tenaga kependidikan (karyawan), dan siswa
dapat terpantau terarah dengan menggunakan stndar operasional ISO 9001:2015;
3) apabila ada pergantian tenaga pendidik dan tenaga kependidikan, maka tenaga
yang baru tersebut tidak perlu belajar mulai dari awal lagi tetapi melanjutkan
dari kinerja yang terdahulu dengan menggunakan dokumen ISO 9001:2015
Selain melaporkan kunjungan studi banding, penulis juga menyimpulkan
bahwa penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2015 di SMK Negeri 6
Malang sudah berjalan dan diterapkan dengan baik. Hal ini ditunjukkan dengan
proses pelaksanaan diklat yang sudah sesuai dengan prosedur dan standar ISO
yang ada, sehingga hipotesis laporan yaitu: “Penerapan Sistem Manajemen Mutu
ISO 9001:2015 berpengaruh Positif dan Signifikan Terhadap Kualitas Kinerja
Tenaga Pendidik di SMK Negeri 6 Malang”, telah terbukti dan dapat diterima.
Sedangkan secara khusus peneliti menyimpulkan sebagai berikut:
1. Penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2015 yang ada di SMK Negeri
6 Malang dapat dikatakan telah diterapkan dengan baik. Kondisi ini terlihat
dari aspek penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2015 yang meliputi:
kinerja organisasi, pelayanan dalam manajemen diklat, efektifitas manajemen
diklat, kepuasan peserta didik.
2. Kualitas kinerja Tenaga Pendidik di SMK Negeri 6 Malang tergolong dalam
kriteria sangat baik. Kondisi ini terlihat dari aspek kualitas kinerja Tenaga
Pendidik yang meliputi: perencanaan pendidikan, pelaksanaan pembelajaran,
evaluasi pendidikan dan pembimbingan pada peserta didik.
3. Terdapat pengaruh yang signifikan antara penerapan sistem manajemen mutu
ISO 9001:2015 terhadap kualitas kinerja Tenaga Pendidik di SMK Negeri 6

50 52
Malang yang tergolong kuat. Penerapan sistem manajemen mutu ISO
9001:2015 memberikan pengaruh dalam kualitas kinerja mengajar dan
sisanya dipengaruhi oleh faktor lain seperti kepemimpinan, kompetensi,
motivasi, kompensasi.

B. Saran
Berdasarkan hasil pengamatan selama kunjungan studi banding di SMK
Negeri 6 Malang, penulis ingin mengemukakan pendapat sebagai berikut: 1)
sebelum melaksanakan kunjungan studi banding para mahasiswa diharapkan
mensurvei terlebih dahulu tempat yang akan di kunjungi apakah memiliki
keunggulan sesuai dengan issue pendidikan terbaru; 2) mahasiswa
mempersiapkan bahan materi pertanyaan sebelum melakukan kunjungan.
Selain memberikan sarn mengenai studi banding, penulis juga menemukan
bahwa penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2015 di SMK Negeri 6
Malang sudah berjalan dengan baik, selain itu kualitas kinerja Tenaga Pendidik
di SMK Negeri 6 Malang berada dalam kategori sangat baik. Namun penulis
ingin mengemukakan beberapa saran yang mudah-mudahan dapat memberikan
manfaat bagi Sekolah, Tenaga Pendidik maupun bagi pembaca, yaitu sebagai
berikut:

1. Bagi pihak Sekolah dari Sisi ISO


Hasil laporan ini mengenai penerapan sistem manajemen mutu ISO
9001:2015 ini secara umum sudah menunjukkan kondisi yang baik.
Namun, secara khusus perlu adanya peningkatan atau pengembangan yang
lebih baik lagi dalam beberapa hal yaitu:
a. Pimpinan diharapkan dapat mensosialisasikan penerapan ISO 9001:2015
kepada seluruh jajaran Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan secara
berkelanjutan serta memelihara lingkungan internal agar seluruh jajaran
Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan sekolah menjadi terlibat
secara penuh untuk melaksanakannya.
b. Seluruh jajaran Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan sekolah
diharapkan memahami pentingnya kontribusi dalam organisasi sekolah

53
untuk mempertahankan ISO 9001:2015 sehingga tidak hanya beberapa
pihak saja yang memiliki kepentingan yang mempertahankan ISO
9001:2015, tetapi menjadi kewajiban dan tanggung jawab seluruh jajaran
Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan SMK Negeri 6 Malang.
c. Seluruh jajaran Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan sekolah
diharapkan melaksanakan pendekatan proses dalam ISO 9001:2015
secara konsisten agar dapat menunjang kearah tujuan organisasi sekolah
yang ingin dicapai yakni kepuasan pelanggan dan terutama
meningkatkan kinerja Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan
sekolah secara keseluruhan dan kualitas kinerja Tanaga Pendidik
khususnya yang bertinteraksi langsung dengan pelanggan yang dalam hal
ini kaitannya adalah peserta didik.

2. Bagi Tenaga Pendidik dari Sisi Kinerja Tenaga PENDIDIK


Hasil laporan mengenai kualitas kinerja mengajar tenaga pendidik
secara umum sudah menunjukkan kondisi yang sangat baik. Namun,
secara khusus perlu adanya peningkatan atau pengembangan yang lebih
baik lagi dalam beberapa hal yaitu:
a. Diharapkan tenaga pendidik selalu dapat meningkatkan kualitas dalam
menjalankan tugas, pokok dan fungsinya untuk mendidik, melatih dan
mengajar peserta didik.
b. Diharapkan tenaga pendidik dapat mengikuti kegiatan-kegiatan seperti
diklat dan seminar untuk pengembangan diri, meningkatkan
kemampuan dan kinerja sebagai tenaga pendidik di sekolah.
c. Diharapkan tenaga pendidik peka terhadap perkembangan teknologi
dan informasi sehingga dapat memperbaharui ilmu dan
pengetahuannya yang akan diberikan kepada peserta didik sesuai
dengan perkembangan zaman dan kebutuhan peserta didik.

54
3. Bagi Pembaca.
Hal-hal yang perlu diperhatikan bagi peneliti selanjutnya yang
tertarik meneliti penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2015 dan
kualitas kinerja tenaga pendidik adalah sebagai berikut:
a. Peneliti selanjutnya agar mengkaji lebih banyak referensi baik itu buku,
jurnal dan laporan terdahulu agar dapat lebih baik lagi dalam meneliti
penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2015 dan kualitas kinerja
tenaga pendidik dari laporan sebelumnya.
b. Peneliti selanjutnya agar dalam proses pengumpulan data diharapkan
tidak hanya dari angket, tetapi juga ditunjang dengan observasi dan
wawancara dengan orang-orang yang memiliki pemahaman di bidang
penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2015 maupun dengan
pihak tenaga pendidik itu sendiri.

55
DAFTAR PUSTAKA

Akdon. (2008). Aplikasi statistika dan metode laporan untuk administrasi dan
manajemen. Bandung: Dewa Ruchi.

Anwar Prabu Mankunegara, A. A.(2010). Evaluasi kinerja SDM. Bandung: Redaksi


Refika Aditama.

Arikunto, S. (2006). Prosedur laporan suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka


Cipta.

Ariani., & Dorothea, W. (2003). Pengendalian kualitas statistik (pendekatan


kuantitatif dalam manajemen kualitas). Yogyakarta: Penerbit Andi.

Ariani., & Dorothea Wahyu. (2003). Manajemen kualitas pendekatan sisi kualitatif.

Jakarta: Ghalia Indonesia

Atmodiwirio, S. (2002). Manajemen pelatihan. Jakarta: PT. Ardadizya Jaya.

Departemen Pendidikan Nasional, (2003). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003,


Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Depdiknas

Fandy, Tjiptono., & Gregorius, Chandra. (2007). service, quality satisfaction.


Yogyakarta: Andi Ofset.

Gaspersz, Vincent. (2005). Total quality control.Cetakan Keempat, Jakarta:


PT.Gramedia Pustaka Utama..

Gaspersz, V. (2002). ISO 9001:2000 and continual quality improvement. Jakarta: PT


Gramedia Pustaka Utama.

Hardjosoedarmo, S. (1996). Dasar-dasar total quality management. Yogyakarta:


ANDI.

Kurniawan, Adi, (2017, November 30), Dampak penerapan sistem manajemen mutu
ISO 9001 : 2015 terhadap Kualitas Pelayanan di SMK Negeri 2 Kendal.
Retrieved from http://www.eprints.upnjatim.ac.id/4293/1/file1.pdf,

Kholidatunur (2011). Penerapan sistem manajemen mutu iso 9001:2008 dalam


meningkatkan mutu pelayanan pendidikan di pondok pesantren modern sahidd.
jurnal uin syarif hidayatullah 7(2), 35-77

Nasution, M.N. (2004). Manajemen jasa terpadu. Jakarta: PT Ghalia Indonesia.

54
56
Nasution, M. N., (2005). Manajemen mutu terpadu (total quality management).
Bogor: Ghalia Indonesia.

Patterson, James G. 2010. ISO 9000 standar kualitas seluruh dunia. Jakarta: PT
Indeks

Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara No.5 Tahun 2008 Tentang Standar
Kompetensi Widyaiswara

Sari, Widia. 30 November 2017. Study Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO
9001:2000 Pada Proyek Bandara Kuala Namu Kabupaten Deli Serdang.
Retrieved from http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/11763.

Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun Tahun 2012 Tentang Kerangka Kualifikasi


Nasional Indonesia.

Peraturan Pemerintah No. 31 Tahun 2006 Tentang Sistem Pelatihan Kerja Nasional.

Peraturan Pemerintah No. 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan
Pegawai Negeri Sipil.

Permenpan No. 14 Tahun 2009 Tentang Jabatan Fungsional Widyaiswara dan Angka
Kreditnya.

Prosedur Kegiatan Belajar Badiklatda Provinsi Jawa Barat. (2003). Badiklatda


Provinsi Jawa Barat.

Ria Uli Sitanggang, Yuliana. (....).Peningkatan Kinerja Pelayanan Pada Lembaga


Pendidikan Dan Pelatihan (Diklat). [Online]. Tersedia:
pusdiklat.bps.go.id/.../Peningkatan_Kinerja_Pelayanan_Pusdiklat.pdf [03
Maret 2013].

Riduwan dan Akdon. (2010). Rumus Dan Data Dalam Analisis Statistika Untuk
Laporan Administrasi Pendidikan, Bisnis, Pemerintahan, Sosial, Kebijakan,
Ekonomi, Hukum, Manajemen, Kesehatan). Bandung: Alfabeta.Rochaety, E.

Rahayuningsih, P. dan Gusti Yanti, P. (2006). Sistem Informasi Manajemen


Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Semuel, H. (2011). Pengaruh Sistem Manajemen Mutu ISO Terhadap Kinerja


Karyawan Melalui Budaya Kualitas Perusahaan (Studi Kasus PT. Otsuka
Indonesia Malang). [Online]. Vol 13 (2), hal 162-176. Tersedia:
puslit2.petra.ac.id/ejournal/index.php/man/article/download/.../18177 [9 Maret
2013].

Setyaningrum, I. (2012). Dampak Implementasi ISO 9001: 2000 dan Budaya


Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai Di LPMP Jawa Tengah Studi Persepsi
Pada

57
Pegawai LPMP. [Online]. Vol 1 (1), 25 halaman. Tersedia:
journal.unnes.ac.id/sju/index.php/eduman/article/download/59/49 [9 Maret
2013].

Sobana, E. (2012). Tips Memahami Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 Case Study:
Aplikasi Sistem Manajemen Mutu–SMM ISO 9001 Di Badan Diklat Daerah
Provinsi Jawa Barat. Bandung: Alfabeta.

Standar Nasional Indonesia ISO 9001: 2008. (2008).Sistem Manajemen Mutu-


Persyaratan. Parantapa: Management System Consulting.

Sugiyono. (2011). Metode Laporan Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,


dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Suharsaputra, U. (2010). Administrasi Pendidikan.Bandung: PT Refika Aditama.

Syaodih Sukmadinata, N. (2007). Metode laporan pendidikan. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.

Tjiptono, F. & Chandra G. (2007). Servive, quality & satisfaction. Yogyakarta: CV


Andi Offset.

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Usman, H. (2009). Manajemen: teori, praktik, dan riset pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.

Widjaja Tunggal, A. (1992). Audit mutu (quality auditing). Jakarta: PT Rineka Cipta.

Wijaya, D. (2008). Implementasi Manajemen Mutu Terpadu dalam Penyelenggaraan


Pendidikan di Indonesia. Jurnal Pendidikan Penabur. No. 10 Tahun 7, Juni:
hlm. 85.

Yuniarsih, T.dan Suwatno. (2008). Manajemen sumber daya manusia. Bandung:


Alfabet.

58
LAMPIRAN

59

Anda mungkin juga menyukai